"Bohong!"
Sontak saja Alesya dan Edrik langsung menoleh ke arah sumber suara. Siapa lagi jika bukan Daniel pelakunya. Dengan wajah tidak bersahabat, Daniel berjalan mendekati Edrik dan langsung mengambil es jeruk milik Alesya dan langsung menenggaknya hingga tandas.
"Apa maksud lo?" tanya Edrik.
"Ale sudah punya pacar jika itu yang mau lo tahu."
"Cckkk, apaan sih lo, Da." Alesya langsung protes kepada Daniel. Tentu saja dia tidak terima dengan ucapan Daniel. Bisa-bisa, pamornya akan jatuh hanya karena ucapan Daniel. Alesya tidak mau jika ada yang tahu jika dia sudah punya pacar padahal sebenarnya dia sedang jomblo.
"Serius, Sya?" tanya Edrik sambil menoleh ke arah Alesya.
"Nggak. Itu nggak bener. Kuda nih yang aneh-aneh kalau ngomong," jawab Alesya sambil mendelik ke arah Daniel.
Melihat kedua orang di depannya yang saling menatap tajam, Edrik hanya bisa mendesahkan napas berat. Sepertinya, dia akan gagal lagi mendekati Alesya.
Sebenarnya, dulu saat masih duduk di bangku SMA, Edrik pernah menaruh hati kepada Alesya. Hanya saja, usahanya selalu gagal karena adanya Daniel di sekitar Alesya. Bahkan, dia semakin menjauh saat Alesya jadian dengan salah seorang teman sekelas Daniel waktu itu.
Hingga tadi saat mereka bertemu kembali setelah beberapa tahun tidak bertemu, Edrik sepertinya kembali tertarik kepada Alesya. Maklum, mereka jarang sekali bertemu karena Edrik melanjutkan kuliah di Jogjakarta. Namun, sepertinya usaha Edrik untuk mendekati Alesya harus terhenti bahkan sebelum mulai karena sepertinya Daniel tidak akan membiarkan niatnya berjalan lancar.
Setelah mendesahkan napas beratnya, Edrik langsung berpamitan. Dia tidak ingin memperkeruh suasana dengan bertengkar dengan Daniel.
Sepeninggal Edrik, Alesya langsung menatap tajam ke arah Daniel. Tak lupa juga cubitan-cubitan kecil Alesya berikan pada lengan sang sahabat.
"Aduuhh duuhh, apaan sih, Le. Sakit, ih." Daniel terus berusaha menghindar dari serangan cubitan Alesya.
"Rasain, nih. Nih. Nih. Enak saja lo bilang gue sudah punya pacar. Mau turunin pasaran gue, hah?!" Alesya masih menyerang Daniel dengan cubitan-cubitannya.
"Pasaran apaan sih, Le? Pasar wage, pasar pon, atau pasar apa?" Daniel masih menghindar dari serangan Alesya.
"Biar tau rasa!"
Daniel langsung bernapas lega setelah Alesya menghentikan cubitannya dan kembali duduk. Setelahnya, Daniel segera mengambil sebotol air mineral dan memberikannya kepada Alesya.
Alesya segera menerima botol air mineral tersebut dan langsung menenggaknya dengan cepat. Sementara Daniel, langsung mengambil tempat duduk di depan Alesya sambil mengamati tingkah laku sahabatnya tersebut.
"Sorry, Le. Bukan maksud gue jatuhin pamor lo di depan Edrik. Hanya saja, lo nggak tahu siapa Edrik sebenarnya." Daniel mencoba meredakan kekesalan Alesya.
Alesya yang masih kesal kepada Daniel pun hanya bisa mendelik kesal.
"Cckkk. Emang lo tahu siapa Edrik sebenarnya? Lo kan nggak pernah dekat sama Edrik saat SMA. Lo juga nggak pernah jalan bareng sama dia. Jadi, jangan ngomong seenaknya, Da."
Daniel hanya bisa mendesahkan napas berat sebelum menjelaskan apa yang diketahuinya.
"Gue memang nggak kenal dekat sama Edrik. Tapi, setidaknya gue tahu bagaiman gaya pacaran Edrik."
Kening Alesya berkerut saat mendengar ucapan Daniel. Dia mulai penasaran dengan apa yang diucapkan sahabatnya itu.
"Apa maksud lo?"
Sebelum menceritakan apa yang dulu pernah dilihatnya, Daniel berusaha mengatur ekspresi wajahnya agar Alesya tidak menganggapnya berbohong.
"Dengarkan cerita gue dulu. Sebelumnya, gue nggak menuntut lo percaya atau tidak. Semua itu, terserah lo. Tapi, gue akan menceritakan apa yang gue lihat."
"Hhhmmm." Alesya menganggukkan kepala dengan cepat. Dia mulai penasaran.
"Waktu kita kenaikan kelas sebelas, ada acara pensi di sekolah. Saat itu, lo jadi pengisi acara di kegiatan pensi tersebut. Entah lo ingat atau tidak, saat itu Edrik sudah memiliki pacar anak X-4, Erlita." Daniel menjeda ceritanya untuk membiarkan Alesya mengingat masa-masa SMA nya.
"Iya, sepertinya gue ingat." Alesya mulai mengingat apa yang dibicarakan Daniel. "Lalu, apa hubungannya dengan ucapan lo tadi?" lanjut Alesya.
"Awalnya, gue mengira gaya pacaran Edrik sama seperti anak-anak lainnya yang sehat, seperti nonton, jalan, atau nongkrong kemana gitu. Tapi ternyata, hal itu tidak sepenuhnya benar. Saat acara pensi setelah bagian lo dan Erlita selesai, gue nggak sengaja lihat Edrik dan Erlita di UKS. Gue kira mereka disana karena ada salah satu diantara mereka yang tidak enak badan. Tapi ternyata, Edrik sedang jadi juru pijat dadakan." Daniel menceritakan pengalaman tidak mengenakkan yang semoat dilihatnya sambil mendengus kesal.
Alesya yang masih bingung pun langsung mengerutkan kening.
"Juru pijat dadakan? Maksudnya apa itu?"
Daniel menghela napas beratnya sebelum menjawab ucapan Alesya. "Dia jadi juru pijat pabrik susu alami Erlita alias pentol tapi pakai i."
"Heh, apa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 166 Episodes
Comments
Kafie73
ah paraaah..... mata Kudaniel telah ternodai adegan pijat memijat😆
2022-12-01
0
Sunarty Narty
pantesan marah si danil
2022-09-29
1
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
oooooo begitu ceritanya makannya Daniel terpaksa melakukan itu karena tak ingin Caca mendapatkan pria yang tidak baik
2022-09-12
1