Persiapan Hari H

Alesya langsung melongo setelah mendengar ucapan Daniel.

"Apa maksud ucapan lo, Da?" tanya Alesya dengan ekspresi menyelidik. "Jangan bilang lo sengaja mengintip aktivitas pijat memijat Edrik," lanjut Alesya dengan ekspresi kesal.

"Sembarangan. Kalaupun sengaja, gue juga pilih-pilih kali, Le. Ngapain juga gue ngintipin milik Erlita yang hanya sebesar 'bluluk' kelapa. Mending ngintipin punya kamu yang sebesar kelapa cengkir."

Alesya langsung melongo setelah mendengar ucapan Daniel. Begitu juga dengan Daniel yang tampak terkejut karena sudah keceplosan. Dia buru-buru hendak mengklarifikasi ucapannya, namun sudah keduluan Alesya yang melemparkan tasnya ke arah Daniel.

Bruukkk.

"Aduuhh!" Daniel langsung terlonjak kaget saat tas Alesya mengenai keningnya. "Sakit, Le." Daniel merengek sambil menggosok-gosok keningnya.

"Rasain! Itu akibat dari otak gesrek lo!" Alesya langsung ngegas sambil mendelikkan matanya.

Tentu saja Daniel harus mengelak tuduhan Alesya meskipun apa yang dikatakan sahabatnya itu ada benarnya.

"Apaan sih, Le? Mana ada otak gue gesrek?" ucap Daniel tanpa rasa bersalah. Dia sama sekali tidak berani melirik ke arah Alesya. Daniel takit jika pandangan matanya kepleset turun ke dadanya. 

Belum sempat Alesya menanggapi ucapan sang sahabat, suara ponselnya berbunyi. Alesya segera meraih ponsel yang ada di depannya dan memeriksa siapa yang telah menghubunginya siang itu. Keningnya berkerut setelah melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Mama? Ada apa mama telepon gue, Da?" Alesya bertanya sambil menoleh ke arah Daniel.

"Mana gue tau," ucap Daniel sambil menyeruput minuman yang baru saja diantar oleh Pak Usman.

Setelah itu, Alesya buru-buru mengangkat panggilan telepon tersebut. Dia khawatir jika ada yang penting ingin disampaikan oleh mama Daniel tersebut.

"Hallo, Assalamu'alaikum, Ma." Alesya langsung menyapa.

"Wa'alaikumsalam, Ca. Kalian dimana? Sudah selesai apa belum di butik tadi?" tanya mama Daniel begitu panggilan telepon tersebut terhubung.

"Sudah kok, Ma. Tadi Daniel sudah di ukur juga ukuran yang pas. Ini kami masih di kedai."

"Oh, syukurlah. Kalian pulang jam berapa nanti?"

Alesya langsung menatap ke arah Daniel dan bertanya tanpa bersuara kepada Daniel. Setelah mendapatkan jawaban, Alesya langsung menjawab pertanyaan mama Daniel.

"Habis gini mau pulang kok, Ma. Tadi Daniel bantuin Pak Usman benerin lampu yang rusak."

"Baguslah kalau begitu. Nanti, sekalian mampir ke toko kue langganan Mama, ya. Mama mau pesen beberapa kue. Nanti Mama chat kamu apa-apa yang harus di pesan."

"Iya, Ma. Kalau begitu, kami berangkat sekarang."

"Hati-hati, Sayang. Bilangin Daniel nggak usah kebut-kebutan. Dia bonceng anak gadis orang."

Alesya hanya terkekeh setelah mendengar ucapan mama Daniel. Setelah berpamitan, keduanya langsung memutuskan panggilan telepon tersebut. Tak lama setelahnya, Alesya dan Daniel langsung berpamitan kepada Pak Usman dan Bu Aan. Mereka segera menuju toko kue langganan mama Daniel.

Tak sampai tiga puluh menit kemudian, Alesya dan Daniel sudah sampai di toko kue tersebut. Alesya segera bergegas memesan semua pesanan kue yang sudah di chat oleh mama Daniel. Sementara Daniel, dia menunggu Alesya di depan toko kue sambil memainkan game.

Tak sampai dua puluh menit kemudian, Alesya sudah selesai. Karena jam sudah menunjukkan pukul satu lebih, keduanya memutuskan untuk langsung pulang. Siang itu, waktu Alesya dihabiskan untuk menemani Daniel.

***

Sekitar satu minggu kemudian, aktivitas di rumah Daniel sudah cukup ramai sejak pagi. Pihak WO yang sudah bersiap untuk mendekorasi temoat dilaksanakannya prosesi ijab kabul, sudah mulai bekerja.

Ijab kabul? Siapa yang akan menikah? Jawabannya adalah Desi, kakak Daniel. Desi yang berusia hampir dua puluh lima tahun dan saat ini sedang melanjutkan kuliah S2 nya di Jogjakarta. Dia akan menikah dengan Angga Prayoga, kakak kelasnya saat duduk di bangku SMA. 

Baik Desi dan Angga menjalani hubungan jarak jauh karena Desi berada di Jogjakarta, sementara Angga bekerja di Jakarta. Selama ini, hubungan mereka tampak adem ayem. Baik Daniel dan keduanya, jarang mendengar pertengkaran diantara keduanya.

Pagi itu, Alesya sedang sibuk membantu sang ibu di dapur rumah keluarga Daniel. Ibu Alesya yang memang pandai memasak, membuat beberapa makanan karena katering pun ibu Alesya yang menghandlenya.

"Ca, tolong kamu bantuin Desi dulu, gih. Dia kesulitan memasang hiasan atau apa itu di dalam kamar," ucap mama Daniel saat menghampiri Alesya di dapur.

"Eh, iya, Ma." Alesya langsubg beranjak meninggalkan dapur dan bergegas menuju kamar Desi yang ada di lantai dua rumah tersebut.

Alesya sempat berpapasan dengan Daniel yang kebetulan baru keluar dari kamarnya. Sepertinya, Daniel baru saja mandi karena baju dan rambutnya masih tampak basah.

"Habis mandi rambut di keringin dulu kali, Da. Kebiasaan masih basah juga langsung jalan-jalan. Basah tahu, lantainya." Alesya langsung mengomel saat melihat rambut Daniel yang masih basah.

"Cckkk. Sudah gue keringin ini, nih." 

"Mana ada? Itu buktonya masih netes di lantai."

"Aisshh, berisik." Daniel langsung ngeloyor pergi tanpa menanggapi ucapan Alesya setelahnya.

Alesya hanya bisa mendengus kesal mendapati tanggapan Daniel. Dia kembali melangkahkan kakinya menuju kamar Desi, kakak Daniel.

Tok tok tok. 

Alesya mengetuk pintu kamar Desi terlebih dahulu sebelum memasuki kamar tersebut. Setelah mendapat izin, baru Alesya membuka pintu kamar tersebut dan berjalan memasukinya.

"Kak," sapa Alesya saat berjalan memasuki kamar tersebut.

"Eh, Ca. Mama yang meminta kamu kesini?"

"Iya. Ada yang bisa dibantu?"

"Iya, nih. Masangin ini tuh susah banget. Tadi sudah minta bantuan si Daniel, tapi dia nggak telaten, jadi lepas-lepas mulu," jawab Desi sambil menunjukkan beberapa hiasan yang terlepas dari tempatnya.

Alesya hanya bisa mendesahkan napas beratnya. Dia sudah sangat hafal dengan tingkah Daniel yang pasti tidak akan telaten mengerjakan pekerjaan seperti ini. Setelah itu, Alesya langsung bergegas membantu Desi memasak beberapa pernak pernik kamar pengantinnya.

Acara akad nikah Desi dan Angga akan digelar keesokan hari pada pukul sepuluh pagi. Sementara untuk resepsi pernikahan, akan digelar tiga hari setelahnya di sebuah gedung yang memang sudah disiapkan oleh keluarga Daniel.

Tak butuh waktu lama, akhirnya pekerjaan Desi dan alesya sudah selesai. Setelah itu, mereka kembali membantu para orang tua untuk melakukan persiapan acara.

Seharian itu, Alesya dan kedua orang tuanya sibuk di rumah Daniel. Ayah Alesya pun langsung ikut membantu begitu pulang dari mengajar. Hingga malam hari, persiapan acara ijab kabul pun sudah hampir rampung dilakukan.

Namun, ada beberapa printilan yang masih kurang. Salah satunya adalah bunga hidup yang kelupaan belum diambil oleh mama Daniel. Alhasil, malam itu hampir pukul sepuluh, Daniel terpaksa berangkat ke toko bunga untuk mengambil pesanan sang mama. Beruntung toko tersebut buka dua puluh empat jam.

Menjelang pukul sebelas, Alesya berpamitan kepada sang ibu yang masih menata beberapa makanan ringan di atas meja. Alesya sudah merasa sangat mengantuk. Dia tidak sanggup lagi untuk mempertahankan agar kedua matanya tetap terjaga.

Setelah mendapat izin dari sang ibu, Alesya segera beranjak pulang. Dia langsung mengambil air wudlu dan melaksakan sholat isya' yang belum dilaksanakannya. Begitu selesai, Alesya langsung merebahkan diri dan terlelap. Dia tidur begitu nyenyak, tanpa tahu apa yang akan dihadapinya esok hari.

***

Tinggalkan jejak buat othor ya. Klik like, komen, dan vote. Banyakin komen biar rame, ya. Jadi othor nggak merasa sendiri 🤧

Terpopuler

Comments

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

eng ing eng.. apa yg bakal terjadi besok

2023-06-18

0

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

꧁☬𝕸𝖔𝖔𝖓𝖑𝖎𝖌𝖍𝖙☬꧂

nahlo Daniel ketahuan suka ngintip in punya ale

2023-06-18

0

Drew 1

Drew 1

mo lompat ke next part...
ntar dl deh.. ninggalin jejak dl 🤭

hmm.. jd penasaran.. bakalan ada apa ya besok?

2022-10-08

2

lihat semua
Episodes
1 Numpang Sarapan
2 Ulah Kudanil
3 Debat Lagi
4 Menuju Lokasi KKN
5 Perkara Gagang Cangkul
6 Kampus
7 Rengekan Daniel
8 Butik
9 Kedai
10 Cerita Daniel
11 Persiapan Hari H
12 Kejutan Dini Hari
13 Permintaan Keluarga
14 Alhamdulillah Sah
15 Numpang Mandi
16 Mulai Dari Awal
17 Canggung
18 Penjelasan Daniel
19 Daniel Minta Dirukiah
20 Pacaran Halal
21 Sudah Tahu Pemenangnya
22 Nafkah Daniel
23 Permintaan Tolong
24 Aktivitas di Rumah
25 Rencana Daniel
26 Alasan Daniel
27 Tindakan Tiba-Tiba
28 Mengantar Mertua
29 Pertemuan
30 Menunggu Daniel
31 Berusaha Menjelaskan
32 Cicilan Daniel
33 Pacaran Halal Jilid Dua
34 Jamu
35 Hari H Bagian 1
36 Hari H Bagian 2
37 Mau Ngapain?
38 Bertemu Teman
39 Kamu Mau?
40 Obat Pilek
41 Kenapa Sekarang?
42 Selimut Kulit
43 Belajar dari Mana?
44 Berangkat KKN
45 Pelan-pelan
46 Boleh Kenalan?
47 Telepon Daniel
48 Pertanyaan Nick
49 Dapur
50 Pengakuan
51 Kangen?
52 Tugas Pertama
53 Jamur
54 Ikut Pulang Saja
55 Hubungannya Apa?
56 Temani Aku
57 Ini Istri Saya
58 Keputusan Daniel
59 Klarifikasi Daniel
60 Menuruti Daniel
61 Pemanasan
62 Sensasi Awal
63 Sensasi Inti
64 Sensasi Penutup
65 Kok Sudah Bangun?
66 Sarapan Dulu
67 Ada Yang Baper
68 Kembali Ke Pos
69 Telepon
70 Bukan Udang, Tapi Lobster
71 Tidak Tinggal Diam
72 Tidak Sabar Lagi
73 Kedatangan Daniel
74 Malu
75 Ariel Dan Briana
76 Mengamuk
77 Kerusuhan Pagi
78 Penjelasan
79 Kecurigaan Daniel
80 Kecolongan
81 Ajakan Galih
82 Tumbal
83 Cerita Galih dan Nick
84 Kecelakaan
85 Mulai Terungkap
86 Kaget
87 Cerita Gea 1
88 Cerita Gea 2
89 Pulang
90 Jangan Bermimpi
91 Bukan Balapan
92 Hendak Balik
93 Kembali Pulang
94 Minta Ritual
95 Telepon Tengah Malam
96 Butuh Wadahnya
97 Mengunjungi Desi
98 Tawaran untuk Daniel
99 Tidak Sengaja Bertemu
100 Pertemuan
101 Obrolan
102 Mampir ke Tempat Kakak
103 Penjelasan Kakak 1
104 Penjelasan Kakak 2
105 Penjelasan Kakak 3
106 Mantri
107 Cerita Sebenarnya
108 Belajar Praktik
109 Rem Blong
110 Kejutan Pagi
111 Tidak Capek
112 Hattrick
113 Galau
114 Perkara Sarapan
115 Telepon Alesya
116 Balik ke Jakarta
117 Tamu?
118 Ada Hal Penting?
119 Panggil Nama Saja
120 Tidak Bisa
121 Kami Sudah Tahu
122 Saya Akan Datang
123 Persiapan
124 Penghilang Stress
125 Tambah Semangat
126 Sah!
127 Dijalani Saja
128 Sudah Halal, Kan?
129 Makan Malam
130 Pembiasaan
131 Biar Semua Tahu
132 Gempa
133 Wisuda?
134 Tidak Sabar
135 Malu Jika Dilihat
136 Anak Siapa?
137 Nunggu Apa Lagi?
138 Jangan Ditahan
139 Pagi Pertama
140 Kedondong
141 Trauma Daniel
142 Hasil Tes
143 Kejutan 1
144 Kejutan 2
145 Kejutan 3
146 Reka Ulang
147 Mengunjungi Dokter
148 Kembali Bekerja
149 Tambah Usaha
150 Baterai Habis
151 Sarapan
152 Membantu Anggi
153 Pokoknya Ikut
154 Kehilangan Bayi
155 Ke Jogja
156 Ke Dokter
157 Kebetulan
158 Teman Kantor
159 Bertemu Senior
160 Obrolan Dengan Senior
161 Kamu Tidak Apa-apa?
162 Cerita Alesya
163 Meminta Bantuan
164 Makan Malam Terlambat
165 Rekaman Video
166 Pengintai
Episodes

Updated 166 Episodes

1
Numpang Sarapan
2
Ulah Kudanil
3
Debat Lagi
4
Menuju Lokasi KKN
5
Perkara Gagang Cangkul
6
Kampus
7
Rengekan Daniel
8
Butik
9
Kedai
10
Cerita Daniel
11
Persiapan Hari H
12
Kejutan Dini Hari
13
Permintaan Keluarga
14
Alhamdulillah Sah
15
Numpang Mandi
16
Mulai Dari Awal
17
Canggung
18
Penjelasan Daniel
19
Daniel Minta Dirukiah
20
Pacaran Halal
21
Sudah Tahu Pemenangnya
22
Nafkah Daniel
23
Permintaan Tolong
24
Aktivitas di Rumah
25
Rencana Daniel
26
Alasan Daniel
27
Tindakan Tiba-Tiba
28
Mengantar Mertua
29
Pertemuan
30
Menunggu Daniel
31
Berusaha Menjelaskan
32
Cicilan Daniel
33
Pacaran Halal Jilid Dua
34
Jamu
35
Hari H Bagian 1
36
Hari H Bagian 2
37
Mau Ngapain?
38
Bertemu Teman
39
Kamu Mau?
40
Obat Pilek
41
Kenapa Sekarang?
42
Selimut Kulit
43
Belajar dari Mana?
44
Berangkat KKN
45
Pelan-pelan
46
Boleh Kenalan?
47
Telepon Daniel
48
Pertanyaan Nick
49
Dapur
50
Pengakuan
51
Kangen?
52
Tugas Pertama
53
Jamur
54
Ikut Pulang Saja
55
Hubungannya Apa?
56
Temani Aku
57
Ini Istri Saya
58
Keputusan Daniel
59
Klarifikasi Daniel
60
Menuruti Daniel
61
Pemanasan
62
Sensasi Awal
63
Sensasi Inti
64
Sensasi Penutup
65
Kok Sudah Bangun?
66
Sarapan Dulu
67
Ada Yang Baper
68
Kembali Ke Pos
69
Telepon
70
Bukan Udang, Tapi Lobster
71
Tidak Tinggal Diam
72
Tidak Sabar Lagi
73
Kedatangan Daniel
74
Malu
75
Ariel Dan Briana
76
Mengamuk
77
Kerusuhan Pagi
78
Penjelasan
79
Kecurigaan Daniel
80
Kecolongan
81
Ajakan Galih
82
Tumbal
83
Cerita Galih dan Nick
84
Kecelakaan
85
Mulai Terungkap
86
Kaget
87
Cerita Gea 1
88
Cerita Gea 2
89
Pulang
90
Jangan Bermimpi
91
Bukan Balapan
92
Hendak Balik
93
Kembali Pulang
94
Minta Ritual
95
Telepon Tengah Malam
96
Butuh Wadahnya
97
Mengunjungi Desi
98
Tawaran untuk Daniel
99
Tidak Sengaja Bertemu
100
Pertemuan
101
Obrolan
102
Mampir ke Tempat Kakak
103
Penjelasan Kakak 1
104
Penjelasan Kakak 2
105
Penjelasan Kakak 3
106
Mantri
107
Cerita Sebenarnya
108
Belajar Praktik
109
Rem Blong
110
Kejutan Pagi
111
Tidak Capek
112
Hattrick
113
Galau
114
Perkara Sarapan
115
Telepon Alesya
116
Balik ke Jakarta
117
Tamu?
118
Ada Hal Penting?
119
Panggil Nama Saja
120
Tidak Bisa
121
Kami Sudah Tahu
122
Saya Akan Datang
123
Persiapan
124
Penghilang Stress
125
Tambah Semangat
126
Sah!
127
Dijalani Saja
128
Sudah Halal, Kan?
129
Makan Malam
130
Pembiasaan
131
Biar Semua Tahu
132
Gempa
133
Wisuda?
134
Tidak Sabar
135
Malu Jika Dilihat
136
Anak Siapa?
137
Nunggu Apa Lagi?
138
Jangan Ditahan
139
Pagi Pertama
140
Kedondong
141
Trauma Daniel
142
Hasil Tes
143
Kejutan 1
144
Kejutan 2
145
Kejutan 3
146
Reka Ulang
147
Mengunjungi Dokter
148
Kembali Bekerja
149
Tambah Usaha
150
Baterai Habis
151
Sarapan
152
Membantu Anggi
153
Pokoknya Ikut
154
Kehilangan Bayi
155
Ke Jogja
156
Ke Dokter
157
Kebetulan
158
Teman Kantor
159
Bertemu Senior
160
Obrolan Dengan Senior
161
Kamu Tidak Apa-apa?
162
Cerita Alesya
163
Meminta Bantuan
164
Makan Malam Terlambat
165
Rekaman Video
166
Pengintai

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!