Perjalanan Cinta Sang Dokter
Perkenalkan nama ku Naila Salsabila aku bekerja sebagai dokter bukan Dokter cantik yg banyak di kagumi bukan pula wanita cantik nan cerdas aku hanya wanita jelek jika menurut orang tapi kakak ku Rafi mengatakan sebenarnya aku sangat cantik hanya saja kulit tubuh ku gelap serta penampilan ku yg tidak terawat apa daya ku karna aku dari keluarga yg pas pasan jadi dokter aja aku sangat bersyukur .Ibu ku seorang ibu rumah tangga dan ayah ku hanya seorang karyawan biasa yg bekerja di pabrik meski begitu ayah ku pria hebat meski dia seorang karyawan pabrik dia bisa membuat kakak ku bekerja di perusahaan besar karena bisa jadi sarjana sedang kan aku dia bisa membuat aku jadi seorang dokter sekarang ini aku tidak akan pernah melupakan dia sosok yg amat aku sayang itu.Awal karir ku jadi dokter juga nggak bagus amat pertama aku magang di klinik sekitar rumah karna aku orang yg ramah yg tidak mempersulitkan aku ,jadi setelah aku lulus dan mendapatkan gelar dokter umum aku bekerja di klinik meski begitu aku sangat senang meski gaji ku ngak besar aku tetap tidak mengeluh karna tujuan aku jadi dokter itu bukan gaji atau pun karir tapi biar aku bisa membantu banyak orang,sebulan aku bekerja aku sudah membuat masalah aku nggak tau siapa dia tapi yg pasti aku telah membuat dia rugi karna aku mengagalkan dia menjual organ tubuh manusia dan aku laporkan dengan polisi karena aku sok pahlawan aku di keluar kan dari rumah sakit itu tapi seperti biasa aku tidak menyerah begitu saja aku bekerja lagi di rumah sakit kecil tidak terlalu besar aku di terima jadi dokter anak tapi 5 bulan bekerja seperti biasa entah takdir apa aku mengagal kan lagi pria yg seperti kasus sebelumnya setelah aku teliti seperti nya dia seorang mafia ya ampun mati aku dua kali aku mengagal kan dia menjual organ tubuh ilegal di rumah sakit karna itu juga aku di keluar kan lagi dari rumah sakit ini sejenak aku berfikir ada apa dengan orang orang masak aku memperjuangkan sesuatu yg benar di benci ini ngak adil apa memang itu jalan nya hidup yg benar dan lemah selalu di tindas ,aku tetap tidak menyerah mencari tempat bekerja tapi sepertinya aku di cap buruk tidak ada yg mau menerima ku membuat aku benar putus asa tapi aku mengigat perjuangan ibu dan ayah yg tidak menyerah membuat semangat ku bangkit sampai suatu ketika aku bertemu dengan teman lama ku semasa SMA dia seorang perawat bekerja di rumah sakit Arthur ada yg tau rumah sakit itu ,itu rumah sakit terbesar di negara ini bahkan terkenal sampai ke luar negri ini waw aku sangat beruntung jika bekerja di sana bekerja di sana itu adalah impian ku.Singkat cerita aku di terima bekerja di sana waw aku senang luar biasa direktur yg sekaligus dokter bedah di sana memuji kejujuran ku dia adalah dokter Arvin dia pria yg tampan seperti pria bule ahh rasanya jika menatap nya membuat aku merasa terlindungi dia juga sangat baik dan ramah tidak hanya tampan tapi dia sangat baik pria yg idaman
Aku menatap diri ku di cermin memang tidak secantik wanita di luar sana mau bagaimana aku juga tidak mengerti perawatan di luar sana aku menghembuskan nafas ku menyambar handuk ku segera keluar dari kamar karna kamar mandi kami terletak di luar kontrakan iya kami tinggal di kontrakan karna kami tidak mau tinggal di rumah ibu tiri kami rumah ayah juga sudah kami jual karna kakak ku mau membantu ku untuk membangun rumah sakit yg akan aku diri kan untuk yg kurang mampu kami juga menabung sama sama kak Rafi sudah menikah dengan gadis biasa juga meski begitu kami sangat dekat kak Rani juga sangat baik cocok untuk kakak ku.Sepertibiasa aku mengantri bersama orang sekitar karna kamar mandi itu hanya ada satu
"Naila cepatan nanti kamu telat"teriak kak Rani mengagetkan aku yg lagi berfikir bagaimana bisa kami mendapat kamar mandi sendiri
"Ehh dokter duluan aja kan mau kerja banyak yg pasti memerlukan dokter"ujar pria yg seumuran ayah ku aku hanya tersenyum lalu masuk ke kamar mandi itu ,Gaji ku di rumah sakit Arthur senilai 5 juta cukup besar aku pun mau menyewa tempat yg sedikit nyaman tapi kakak ku berkata uang gaji ku itu di tabung aja buat membeli bahan untuk rumah sakit jadi karna menurut benar aku pun menurut dan gaji kakak ku senilai 7 juta dia bagi satu juta untuk kontrakan 2 juta uang belanja dan satu juta untuk ongkos jalan nya selebihnya dia berikan untuk ku mengumpulkan untuk tabungan ku jika kak Rani menyangkalnya karna kak Rafi memberi uang nya pada ku kalian salah karna kak Rani juga setuju dia bilang itu hal yg baik tidak boleh berfikir dua kali aku sangat beruntung hidup bersama dia orang yg sangat baik ini
"Nai makan aja telur punya kakak kamu kan butuh tenaga nanti nya"ujar kak Rani memberikan telur dadar nya kami sarapan harus terlur atau tempe goreng karna mau berhemat
"Ngak usah kamu mau ngurus anak dan butuh tenaga aku bagi punya aku aja dan punya mu kita bagi dua"ujar kak Rafi tersenyum rasanya aku ingin menangis akan hal ini
"Kak makasih aku makan nasi aja juga udah cukup makan ku kan ngak banyak"ujar ku tersenyum
"Udah ngak papa kamu makan yg banyak ya kakak ngak mau lihat kamu ujar"ujar kak Rani mengusap kepala ku umur nya sekitar 28 tahun sama seperti kak Rafi dan umur ku baru menginjak 24 tahun masih sangat muda
"Makasih kak"ujar ku tersenyum aku pun mulai sarapan ku lirik jam ponsel hampir terlambat aku segera makan
"Pagi dok"sapa Anandita yg sering di panggil Dita dia perawat sekaligus sahabat ku yg membantu ku melamar bekerja di rumah sakit besar ini
"Pagi Dita"ujar ku tersenyum merangkul nya kami berjalan pelan
"Cih orang jelek lewat"ucap Clara sinis dia adalah mantan adik tiri ku dia juga seorang perawat dan dia yg sering membully ku dan mempersulit ku di sini
"Ya ngak pernah lihat orang jelek dia ,kagum ya sama kita"ujar Dita tertawa kecil
"Naila"panggil pangeran tampan berlari kecil ke arah kami seketika kami menatapnya kagum siapa lagi jika bukan dokter Arvin yg tampan ahh rasanya mau aku peluk dia
"Pagi dok"sapa kami bertiga
"Udah makan"tanya nya pada ku itu udah biasa dia tanya kan semenjak aku kerja di sini itu juga membuat semua orang iri pada ku karna perlakuan nya
"Udah kak"jawab ku dengan tersenyum dia seperti tidak mengangap Clara dan Dita tidak ada lihat saja tatapan nya hanya tertuju pada ku
"Nanti siang makin bareng ya"ujar nya tersenyum ya ampun senyum nya itu lho manis banget ahh aku rasanya mau di peluk sama dia karna aku juga sayang pada nya
"Emm sama Dita ya kak aku ngak enak"ujar ku jujur karna ya emang semua orang jadi tidak menyukai ku karna perlakuan dokter Arvin ini berlebihan terhadap ku
"Ya udah nanti aku tunggu di kantin ya bya"ujar nya mengusap kepala ku lalu lari kecil seperti nya karna dia juga ada jadwal
"Apa sih yg di lihat dokter Arvin itu terhadap kamu udah jelek item kerempeng lagi"kesal Clara lalu pergi aku hanya terduduk sungguh cacian mereka kadang membuat aku minder tidak percaya diri
"Udah jangan dengarin ucapan burung hantu itu"ujar Dita menepuk bahu ku membuat aku tersenyum dengan julukan nya dia juga sama tidak cantik amat cuman kadar percaya diri nya itu lho mau di caci atau di hina dia tetap enjoy dan santai
"Iya kerja yuk"ajak ku berlalu kami segera melaksanakan pekerjaan kami yg menumpuk
Singkat cerita entah kebetulan atau apa dokter Arvin melihat ku yg lagi membantu orang miskin yg kekurangan biaya setelah selesai dia tersenyum pada ku menghampiri ku
"Ini yg aku suka dari mu jujur dan baik"ujar nya tersenyum
"Makan yuk udah selesai kan"ucap nya menatap ku
"Iya kak"ujar ku membalas tersenyum kami beriringan menuju kantin karna seperti biasa Dita menunggu ku di kantin
"Ohh ya nanti bunda ku akan berkunjung kamu siapa siap ya"ucap nya tersenyum what aku kaget mendengar nya dia adalah Nandira Arthur ya nyonya Arthur sebelumnya aku sudah ketemu sama dia di saat dia sakit beberapa bulan yg lalu tapi kali ini berbeda karna dia akan datang aku menemui pada saat dia ngak sadar dan sekarang beda aku sangat gugup pada nya
Selama kami makan aku sangat gugup dan gelisah akan bertemu dan menyambut nyonya Nandira terlihat jelas di wajah ku Dita hanya mengeleng melihat ku sangat cemas hal berlebihan.Saat selesai makan ku lihat semua staf berbaris dengan rapi aku makin gugup tanpa ku sadari aku meremas jas dokter putih ku yg sedikit kumel karna aku cuman punya satu
"Ayo ikut dengan ku"ujar dokter Arvin menarik ku yg ternyata menuju ruangan nya yg begitu besar aku melihat nya dia menuju meja nya lalu mengambil sesuatu
"Aku tau kami gugup jadi aku sengaja membeli kan kamu baju tugas ini jangan khawatir bunda ku wanita baik kamu tidak akan di makan oleh nya"ujar nya tersenyum lalu dengan pelan melepaskan jas dokter ku dan memakai kan yg dia beli sangat bagus terlihat dari bahan nya aku menyukai nya
"Makasih kak aku sangat senang"ucap ku tersenyum manis padanya
"Nah gitu dong kan jadi cantik dari pada cemberut"ujar nya terkekeh mengacak kepala ku lalu kami berjalan menuju ke luar.Setela sampai aku di perintah kan dokter Arvin berdiri di samping nya jadi aku hanya berdiri ku lihat ada sebuah mobil berhenti di depan rumah sakit dokter Arvin membuka nya keluar lah wanita elegan dan sangat cantik dia memakai kaca matanya ku lihat dokter Arvin memeluk nya
"Bun"ujar nya tersenyum
"Kedatangan bunda kesini mau melihat keadaan rumah sakit dan kamu Arvin"tegas nya jantung ku berdetak dengan cepat mendengar suaranya yg tegas
"Aku kenapa bun"ujar Dokter Arvin binggun pasal nya setiap hari mereka selalu bertemu lalu kenapa harus dia di jenguk bunda nya
"Selain bunda mau memeriksa rumah sakit bunda dengar kamu dekat sama perempuan yg tidak baik"ujar nya membuat semua menuduk melihat mimik wajah nya aku pun begitu
"Maksud bunda apa "ucap dokter Arvin dengan binggun
"Mana cewek yg nama nya Naila yg menggoda kamu dengan tubuh nya itu"ujar nya dengan lantang rasanya jantungku akan berhenti berdetak aku takut pada nya
"Apa"ucap dokter Arvin kaget menghembuskan nafas nya kasar
"Bun Naila itu wanita baik bunda jangan salah paham dan marah di depan semua orang"ujar dokter Arvin dengan lembut
"Itu tujuan bunda datang ke sini mau mempermalukan nya dan juga membuat dia sadar diri untuk menjauhi mu dia harus sadar diri jika dia hanya seorang penggoda mau dekat sama kamu yg pewaris Arthur apa itu pantas Arvin"ujar nya dengan lantang bisa di dengar desas desus orang di belakang yg ku yakini tengah membicarakan aku astaga kenapa karir dokter ku tidak bagus amat apa aku emang ngak pantas jadi dokter tanpa ku sadari air mata ku jatuh mendengar kata penggoda hati ku benar sakit amat sakit mendengar nya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments