Naila menunduk dalam menyeka air matanya nyonya Arthur mendekat lalu membaca nama identitas Naila yg di dada melirik Arvin yg hanya diam tanpa berkata
"Saya harap kamu sadar diri jangan lagi mendekati anak saya jika tidak kamu akan saya pecat secara tidak hormat"ujar Nandira lalu berlalu Arvin mengikuti bunda nya
"Nai ngak papa"ucap Dita menyentuh bahu Naila yg gemetar
"Iya ngak papa"ucap Naila tersenyum terpaksa Naila berlalu masuk ke ruangan nya menangis sampai dadanya terasa sesak Naila meneguk air di atas meja nya lalu menghembuskan nafasnya
"Nai yuk"ajak Dita karna masih ada pekerjaan penting untuk staf rumah sakit itu setelah merasa lega Naila beranjak mengikuti Dita
"Naila"panggil Arvin berlari kecil
"Maafkan bunda ku ya ngak tau siapa yg mengatakan ini semua"ujar Arvin berfikir
"Ngak papa kak aku paham kok"ujar Naila tersenyum
"Nai aku tau perkataan bunda ku ngak bagus aku ngak percaya kamu baik baik saja"ujar Arvin cemas menangkup wajah Naila
"Kak aku ngak mau buat nyonya Nandira makin salah paham"ujar Naila menurun kan tangan Arvin
"Maaf kan bunda ku"ujar Arvin dan langsung memeluk Naila membuat Dita melongo merasakan pelukan itu membuat hati Naila tidak mampu dia segera menumpahkan segala rasa menangis di pelukan Arvin
"Apa aku emang ngak pantas jadi dokter"ujar Naila sesegukan
"Tidak kata siapa seorang dokter itu mengunakan hati bukan pantas dan tidak pantas nya "ucap Arvin menghapus air mata Naila
"Tuan ayo nanti nyonya semakin marah"ucap asisten Arvin yg mendekat
"Jangan sedih ya Nai aku ngak mau lihat kamu sedih"ujar Arvin mengusap kepala Naila lalu berlalu pergi bersama asisten nya
"Nai kayak nya dokter Arvin suka deh sama kamu"ujar Dita berlanjut kan langkah nya bersama Naila
"Aku ngak mau salah paham lagi Dita "ujar Naila lalu terdiam banyak hal yg dia pikirkan di otaknya
Arvin mengumpulkan perawat dan dokter karna dia akan mengirim lagi seseorang untuk merawat tuan Mahendra dia adalah seorang yg sangat sukses perusahaan yg dia bangun adalah perusahaan raksasa tidak ada yg bisa menandingi kesuksesan nya tapi sekarang dia hanya mampu berbaring hanya mata nya yg bisa bergerak semua nya tidak berfungsi , Arvin mengirim kan orang sudah 5 orang tapi semua di usir oleh anak tuan Mahendra yg kejam itu dia adalah Kenzo Mahendra orang bilang Kenzo tidak memiliki hati atau pun perasaan nya karna kelakuan nya itu.Keluarga Arthur dan Mahendra sudah sejak lama bersahabat itu kenapa Arvin tetap membantu tuan Mahendra
"Baik semua saya akan mengirim kan lagi seseorang yg akan merawat tuan Mahendra"jelas Arvin serius
"Jadi siapa yg akan mengajukan dirinya soal gaji kalian jangan khawatir lumayan besar tapi pekerjaan nya juga tidak lah mudah"ucap Arvin lagi
"Tuan kami mau saja tapi apa tuan Kenzo tidak akan mengusir kami menjadikan kami orang sekian kali yg terusir"tanya dokter itu
"Ya benar tuan "ucap yg lain
"Maaf dokter Arvin saya mau melaksanakan tugas itu"ujar Naila mengankat tangan nya semua menoleh ke arah nya
"Kamu yakin Nai"ucap Dita cemas
"Ya aku yakin lah kan cuman merawat tuan Mahendra "ucap Naila tersenyum
"Baik jika tidak ada yg mau dokter Naila bisa tapi sebelum itu saya akan menjelaskan penyakit apa yg di derita tuan Mahendra"ucap Arvin serius karna tidak ada yg mau Arvin berdiri
"Meeting nya sampai di sini dokter Naila ikut saya"ucap Arvin lalu berlalu Naila segera mengikuti Arvin menuju ruangan teratas banyak sekali ruangan yg mereka lalui sampai Naila melihat sebuah ruangan yg banyak sekali orang berbadan besar
"Nai apa kamu yakin"tanya Arvin melirik Naila membukakan pintu segera mereka masuk
"Iya dok aku yakin"ujar Naila tersenyum mereka mendekati paru baya yg terbaring
"Jadi tuan Mahendra ini kecelakaan membuat seluruh tubuh nya tidak bisa di gerakan hanya mata nya yg bisa"jelas Arvin
"Tuan Mahendra lagi pemeriksaan nanti besok dia harus pulang kamu harus tetap di sana dari jam 7 pagi membantu tuan Mahendra dari sarapan menemani nya sampai jam 8 malam dia tertidur kamu rawat dia dengan sebaikya"jelas Arvin
"Dan juga kamu nanti tau melalui kode mata nyaa apa yg haruss kamu lakukan"ucap Arvin menjelaskan semua nya dan menyerahkan buku agar Naila gampang menghapalkannya
"Aku ngerti"ucap Naila membuka catatan itu
"Nai ingat jangan mencari masalah dengan Kenzo yg lain terusir karna membuat masalah kamu hati hati aku percaya kamu bisa"ujar Arvin tersenyum
"Aku ngerti kak"ucap Naila tersenyum
"Ohh ya nanti besok kamu langsung saja ke museum Mahendra tau kan"ucap Arvin menatap Naila
"Emang tuan Mahendra punya museum"tanya Naila pada Arvin
"Punya la"ucap Arvin cepat
"Museum apa kak"tanya Naila serius
"Museum rumah Nai emang kamu pikir apa"ucap Arvin geli
"Aku kira Musem kayak yg sering di kunjungi itu seperti mesum pahlawan museum barang antik"ucap Naila , Arvin habya tertawa geli
"Ya udah kamu balik ya "ucap Arvin mengeleng lalu mengajak Naila pergi
###
Seperti yg di bilang Arvin Naila datang di Museum Mahendra tepat waktu setelah menyerah kan surat dari Arvin dan pemeriksaan identitas dia di persilahkan masuk Naila sangat merasa takjub dengan rumah itu seperti istana sampai membuat Naila menganga maklum baru pertama kali dia melihat keindahan rumah itu
"Dokter Naila ya"ucap kepala pelayan mengagetkan Naila
"I...iya"ucap Naila gugup
"Silahkan masuk"ajak nya Naila berjalan melihat tuan Mahendra memakai kursi roda di dorong oleh istri nya yg sibuk bicara di telpon wanita yg cantik itu memberi kode pada kepala pelayan untuk menganti kan wanita bernama Siti itu mendorong pelan kursi tuan Mahendra mengerakkan mata tidak suka
"Masak tuan Mahendra sudah tidak suka pada ku "gumam Naila
"Dokter tunggu saya ambilkan sarapan tuan Mahendra"ucap nya lalu berlalu
"Selamat pagi tuan Mahendra"ucap Naila berjongkok dan tuan Mahendra hanya menatap Naila
Kreok
"Hehe maaf tuan saya belum sarapan"cengir Naila merasa perut nya berbunyi tuan Mahendra menarik bibir nya meski senyum itu tipis tapi membuat Naila malu karna tuan Mahendra pasti tertawa
"Aduh Nai santai santai karna gugup jadi cacing di perut mu bunyi"ucap Naila menepuk jidatnya
"Kamu siapa"karna suara itu keras membuat Naila kaget dia segera berdiri
"Saya dokter yg di kirim tuan Arvin tuan"ucap Naila pelan
"Kamu ingat lakukan tugas mu dengan baik saya tidak suka kesalahan jika kamu melakukan kesalahan kamu sudah tau apa yg akan saya lakukan"ucap nya dengan wajah garangnya
"Emang apa yg tuan lakukan"tanya Naila
"Kamu tau siapa saya"ujar nya sudah geram.
"Tidak tau"jawab Nalia memang dia tidak tau siapa pria di depannya ini
"Saya adalah Kenzo kamu tau Kenzo jika tidak cari tau"ketus Kenzo berjalan dengan pelan Naila segera mengeluar ponselnya
"Kamu Kenzo"ujar Naila spontan membuat Kenzo berbalik menatap Naila
"Iya apa kamu sekarang sudah tau"ujar Kenzo dingin
"Kenzo yg membunuh istri nya karna selingkuh"ujar Naila melihat berita yg nama Kenzo
"Apa kamu bilang"suara Kenzo sudah memenuhi museum itu
"Ini"ucap Naila menunjukkan ponsel jadulnya melihat kan pelaku K atau Kenzo membunuh istrinya karna cemburu
"Mencari nya Kenzo Mahendra"teriak Kenzo kesal sampai Naila menutup telinganya kesal
"Tuan saya tidak budek bicara nya santai aja jika tuan ngomong dari awal jika tuan anak tuan Mahendra tidak perlu menghabiskan internet saya mencari tentang tuan"ucap Naila mengambil ponselnya yg di pegang Kenzo
"Kenzo kenapa kamu menghabiskan tenaga mu ayo sana istirahat"ujar nyonya Mahendra ,Kenzo segera pergi karna dia memang butuh istirahat
"Kami rawat suami saya dengan baik jika kamu berani saya akan memberi mu pelajaran"ucap nya lalu berlalu
"Dokter ini sarapan tuan besar"ucap nya menyerahkan piring nya Naila memegang nya dan tersenyum mendorong kursi roda tuan Mahendra menuju sofa Naila duduk
"Waw sofa nya empuk banget lebih empuk dari kasur ku"batin Naila takjub tapi dia segera menyuapi tuan Mahendra yg seperti nya menolak sampai mulut nya belepotan
"Tuan ngak suka ya makanannya"ucap Naila dengan teliti membersihkan mulut tuan Mahendra
"Tuan makan lah minum obat biar cepat sembuh"ujar Naila menyuapi lagi tapi tuan Mahendra tetap menolak karna tuan Mahendra hanya ingin istri atau anak nya yg merawat nya bukan perawat atau pun dokter
"Ohh tuan ngak mau saya suapin pasti tuan mau di suapin istri atau anak nya"ujar Naila
"Tuan ngak appa saya kan di gaji besar lagi jadi saya akan mengurus tuan Mahendra dengan baik kok sama seperti ayah saya dulu"ujar Naila menyuapi dengan telaten dengan pelan tuan Mahendra makan meski pelan dan belepotan tapi Naila tetap merawat nya
####
Satu hari bekerja merawat tuan Mahendra membuat Naila sedikit capek karna ada penolakan dari tuan Mahendra tapi Naila dengan sabar merawat nya entah kenapa Naila merasa damai perasaannya tenang saat bersama tuan Mahendra sangat aneh tidak ingin berfikir macam macam Naila segera tidur
☀️☀️☀️
Pagi sekali Naila sudah bangun karna harus pagi sekali berangkat Naila sudah siap tapi saat akan sarapan malah meja makan kosong membuat Naila keheranan tidak biasa kakak nya tidak membuat sarapan lalu Naila mengintip melihat kakak nya menangis
"Kak kok nangis"ucap Naila cemas
"Naila"ucap Rani memeluk Naila
"Kakak kamu"ucap nya menangis
"Ada apa dengan kak Rafi kak"ucap Naila rasa cemas mulai melanda hati nya
"Dia di tahan oleh tuan Kenzo karna ada yg mengambil uang atas nama nya"ucap Rani menangis
"Apa"ucap Naila kaget
"Berapa nilai nya kak"tanya Naila cemas dengan kakak nya
"500 juta padahal kakak kamu ngak pernah merasa meminjam uang itu dia ngak pulang semalaman karna di tahan sebelum kakak bayar uang nya maka kakak kamu ngak akan di bebaskan"ujar Rani menangis
"Ayo kak kita temui kak Rafi"ujar Naila cemas dengan Rafi mereka segera berangkat selama ini uang nya sudah dia beli kan tanah untuk di jadikan rumah sakit mereka akan membeli bahan bangunan jika uang nya 100 juta dan uang Naila hanya tersisa 10 juta karna bulan kemarin mereka membeli alat bangunan
"Gimana apa ada uang nya"ucap pria datar itu bernama John dia adalah asisten Mahendra grub
"Kami mau ketemu dulu sama kak Rafi"ucap Naila membuat John berdiri dan mengajak nya masuk ke ruangan bos nya setelah dapat izin mereka segera masuk
"Tuan Kenzo bebas kan kakak saya"ujar Naila serius
"500 juta mana"ujar Kenzo memejamkan matanya
"Apa tuan udah periksa kakak saya ngak mungkin pinjam uang sebanyak itu"ujar Naila kurang yakin seketika mata Kenzo terbuka seperti menusuk leher Naila
"Kamu pikir saya ini penipu iya"triak Kenzo
"Nai kita turuti saja nanti kita bicara pada kakak mu apa yg terjadi"bisik Rani
"Saya yg akan membayar nya ambil lah di ATM saya ini ada 10 juta anggap saja saya menyicil tuan"ucap Naila meletakkan kartu ATM nya
"10 juta"ujar Kenzo berdiri
"10 juta itu seperti makanan kucing saya di rumah"ucap Kenzo meremehkan
"Emang tuan Kenzo punya kucing"tanya Naila pasal nya kemarin dia tidak melihat kucing
"Kamu itu mau bayar apa ngak sih jangan banyak bicara"kesal Kenzo
"Ya saya mau bayar cuman tuan yg ngak mau"ucap Naila
"Saya mau 500 juta bukan 10 juta"ucap Kenzo tegas
"Tuan saya kan bekerja dengan tuan Mahendra nanti potong gaji saya saja tuan"ucap Naila
"Kamu kerja di gaji satu bulan 10 juta sedangkan hutang kakak mu itu 500 juta berarti kamu harus kerja 50 bulan bisa membayar hutang kakak mu dalam satu tahun ada 12 bulan berarti kamu harus bekerja 4 tahun 2 bulan baru bisa membayar semua nya bagaimana jika dalam satu tahun ayah saya sembuh"jelas Kenzo dengan datar
"Aduh harus bagaimana ini"ucap Naila kehabisan ide
"Nai lakukan sesuatu"bisik Rani, Kenzo memberi kode John pergi tidak lama dia kembali
"Rafi apa kamu bisa membayar hutang mu itu"ujar Kenzo santai
"Tuan maaf saya hanya pria miskin sebanyak itu saya mana ada uang nya"ucap Rafi memelas
"Saya mohon tuan ampuni saya sungguh saya tidak merasa meminjam uang itu"mohon Rafi
"John baca kan"ucap Kenzo kembali duduk John mengambil berkas itu lalu membuka nya
"Saya Rafi akan meminjam uang pada tuan Kenzo senilai 500 juta dan jika saya tidak bisa membayar nya saya akan memberikan adik saya sebagai jaminan"baca John dan menunjuk kan surat itu ada juga tanda tangan Rafi di sana
"Apa"ucap Rani dan Naila kaget sebenarnya Rafi sudah membaca nya tapi di jujur dia tidak merasa meminjam uang sebanyak itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments