Naila mengidap penyakit hati jadi dia harus menerima donor hati dari seseorang Ririn berteman dengan Naila sejak kuliah hanya Ririn dan Dita sahabat Naila hanya saja keduanya tidak terlalu dekat karna memang Dita dan Ririn jarang ketemu.Ririn dokter pribadi Naila dia lah yg menangani kasus Naila , sangat sulit menerima donor hati tidak hanya itu golongan darah Naila juga sangat sulit saat Naila memeriksakan pada Ririn dan mengatakan keluhan nya dan melalui proses pemeriksaan Ririn menyatakan Naila sakit yg cukup serius sejak itu Ririn membantu Naila untuk sembuh Ririn juga dokter bedah dia cukup berpengalaman tapi donor Naila tidak bisa di temukan,soal penyakit hanya Ririn Rafi dan Rani yg mengetahui penyakit Naila dia terlihat sehat tapi nyatanya Naila menahan rasa yg amat sakit Naila sering sakit kepala jika dia stres dan mimisan jika dia kecapekan masih banyak lagi yg mempengaruhi kesehatan Naila
Clara berusaha mempengaruhi Nandira agar membenci Naila dia membuat cerita jika Naila sangat jahat dan Nandira terpengaruh akan hal itu membuat Nandira sangat membenci Naila bahkan Nandira melarang Arvin menemui Naila
"Aku ngak percaya ya dengan semua cerita kamu"ujar Arvin datar menatap Clara
"Arvin yg cerita itu adik kamu masak kamu ngak percaya jika Naila itu emang perempuan busuk"ujar Nandira
"Bun aku kenal sama Naila dia ngak kayak gitu Naila perempuan baik dan aku sayang pada nya "ujar Arvin
Plak
"Sadar kamu Arvin bahkan dia itu istri Kenzo kamu ini otak nya sudah hilang lagian buat apa kamu sayang sama perempuan busuk itu"ucap Nandira kesal menampar anak nya
"Terserah bunda mau bilang apa"ujar Arvin lalu berlalu pergi
"Naila itu emang kayak gitu bun baik di depan saja aku yakin kak Arvin sudah terpengaruh"ujar Clara tersenyum jahat
"Iya kita harus secepatnya urus wanita ular itu"ujar Nandira tersenyum mengelus kepala Clara
"Nai sebenarnya kamu dan Clara itu punya masalah apa sih kenapa dia ngomong seperti itu "ujar Arvin menatap Naila yg duduk di taman
"Ada masalah kecil sih kak cuman aku ngak mau membesar kan masalah itu"ujar Naila dia yakin Clara ngomong hal yg tidak tidak
"Kenapa seperti itu Nai itu ngak baik untuk mu "ucap Arvin mengengam tangan Naila mata mereka saling menatap entahlah Arvin memperlakukan nya seperti itu Naila merasa hangat
"Kak biarin aja lagian banyak urusan yg harus aku urus tidak hanya ngurusin Clara"ujar Naila tersenyum
"Ya sudah deh tapi kamu sekarang kerja di mana"tanya Arvin mengelus kepala Naila
"Ada deh pokoknya aku udah kerja"ujar Naila tersenyum
"Aku senang dengar nya"ucap Arvin tersenyum
"Senang kenapa"ucap Kenzo datar mendekati mereka
"Aku merasa ada orang yg tidak tau harga dirinya mau menggoda istri orang"ujar Kenzo santai
"Apa maksud mu"ucap Arvin berdiri
"Aku rasa kamu tidak terlalu bodoh menanggapi ucapan ku kamu tau sendiri Naila itu istri ku masih saja kamu goda itu nama nya apa jika ngak tau diri"ujar Kenzo mencibir
"Istri ,kamu lupa Naila ini hanya istri sementara kamu menikahi nya hanya hutang jadi jika bisa aku yg akan lunasi semua nya dan cerai kan Naila"ujar Arvin datar
"Lalu apa jika aku cerai kan kamu mau miliki nya cih"ujar Kenzo sinis
"Kamu itu emang suka mengambil punya ku dulu Dela sekarang Naila aduh apa kamu suka sekali milik orang"ujar Kenzo
"Sialan kamu selalu membuat aku kesal"geram Arvin marah
"Kak udah"ujar Naila menarik tangan Arvin
"Tuan Kenzo jangan mengatakan itu aku sayang sama kak Arvin"ujar Naila serius
"Tuh dengar kami itu saling menyayangi"ujar Arvin memeluk Naila sayang tangan Kenzo terkepal dia merasakan tubuhnya terbakar sampai kepalanya terasa terbakar
"Kamu pilih aku atau dia"tegas Kenzo
"Ya kak Arvin lah"ucap Naila cepat memeluk lengan Arvin
"Aku akan membunuh kalian berdua jika lama aku berdiam seperti ini"batin Kenzo lalu berlalu dengan rasa kesal melihat keduanya
"Ngak apa kak "ucap Naila tersenyum mengajak Arvin kembali duduk untuk bicara
"Sialan bisa bisa nya mereka selingkuh di depan ku lihat saja nanti aku akan kasih mereka berdua pelajaran "batin Kenzo sangat kesal
###
Rumah sakit Naila sudah resmi terdaftar di rumah sakit kota nya tentu itu menjadi kebahagiaan untuk Naila sampai tidak bisa di tafsir kan betapa dia sangat bahagia kini dia menetap bekerja di sana Rafi juga sudah mengundurkan diri di Mahendra grub karna ingin serius mengurus rumah sakit,kaki tuan Mahendra juga lumayan sembuh dia tidak lagi memakai kursi roda tapi tongkat untuk membantu nya berjalan meski kaki nya harus dengan pelan jalan nya Nandira juga setiap kali bertemu Naila selalu mencela Naila tapi Naila tidak berkata hanya kadang menuduk atau menatap Nandira,Naila sudah pasrah dengan hidup nya ya karna sebentar lagi mungkin dia akan tiada karna penyakit nya itu jadi Naila ingin sisa hidupnya tidak membenci dia akan selalu melakukan kebaikan
"Dokter sudah menikah ya"tanya pasien Naila
"Iya"ucap Naila tersenyum menunjuk kan cincin nya dia ingat banget Kenzo sampai mengamuk marah karna saat itu Naila mengatakan belum nikah dan Kenzo dengar hal hasil dia harus di hukum oleh Kenzo
"Ya sayang sekali padahal saya mau jodoh kan dokter sama anak saya"ucap nya kecewa
"Maaf ya bu sekarang pokus pada kesehatan ibu banyak istirahat dan makan makanan sehat"ujar Naila menulis kan resep nya
"Makasih dok saya permisi"ucap nya tersenyum lalu pergi
"Huh capek juga"gumam Naila memejamkan matanya merasakan kepalanya berdenyut Naila membuka laci mengambil botol obat nya tapi ternyata habis
"CK mau keluar lagi kan"gumam Naila lalu beranjak keluar untuk membeli obat nya karna Naila tidak bisa jauh dari obat nya itu supaya membantu Naila
"Naila"panggil Arvin tidak sengaja bertemu dengan Arvin karna obat Naila ini tidak bisa di beli sembarang tempat
"Kak Arvin"ujar Naila tersenyum
"Kamu sakit beli obat ke apoteker Arthur"tanya Arvin cemas
"Biasa kak bantu beli obat untuk pasean"ucap Naila beralasan dengan senyuman nya
"Oh ya Nai aku butuh bantuan mu jadi di rumah sakit kami ini punya kasus di temukan seorang gadis meninggal seperti di lecehkan gitu tapi polisi tidak bisa mendapat kan bukti soal kematian juga belum tau penyebab nya apa jadi jika kamu ngak sibuk bisa bantu otopsi mayat nya"ujar Arvin serius
"Bisa sih kak"ucap Naila melirik jam nya
"Sekarang aja kak 30 menit lagi aku ada beberapa pasien dan mau pulang capek banget"ujar Naila karna beberapa hari ini dia lembur
"Ya udah ayo"ujar Arvin mengajak Naila mereka segera masuk ke rumah sakit Arvin segera mengajak Naila ke ruang otopsi nya
###
Kenzo lagi lagi kesal dengan kebersamaan Naila dan Arvin tadi Toni memberi tau nya jika Naila bersama Arvin tentu itu mengundang amara Kenzo dia marah tidak jelas di kantor sampai memutuskan pulang cepat akan memberi Naila pelajaran karna mengabaikan peringatan nya.Melihat Naila masuk kamar Kenzo berdiri memasang wajah dingin
"Kamu ngak dengar ya apa yg aku kata kan"bentak Kenzo murka
"Tuan Kenzo nanti aja marah ya aku sangat pusing"ujar Naila pelan memijit kepalanya Kenzo baru sadar jika wajah Naila snagat pucat seperti tidak ada darah
"Kamu sakit"tanya Kenzo dengan datar wajah itu berubah
"Tidak hanya kecapekan aja dan juga sangat pusing"ujar Naila meletakkan tas nya
"Naila"panggil Kenzo melihat Naila menyiapkan tikar karna rasa nya Naila tidak sanggup ingin segera memejamkan matanya karna seperti nya sakit nya kambuh
"Iya tuan"ucap Naila pelan
"Tidur di kasur aja biar enakan"ujar Kenzo datar dan dingin
"Makasih tuan"ucap Naila pelan lalu menuju kasur berbaring
"Ya ampun kepala ku sangat pusing terasa kepala ku akan meledak"batin Naila
"Dia sakit kah"batin Kenzo lalu duduk di samping Naila menatap wajah Naila yg seperti menahan sakit
"Kenapa aku sangat cemas melihat wajah nya seperti ini"batin Kenzo menatap wajah Naila mengusap wajah itu dengan sangat lembut lalu Kenzo berbaring memeluk Naila
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments