Bab 19 meminta tolong.

Aira berjalan menuju kamar mandi, mulai mengendalikan diri, membuka pintu dan tak lupa mengunci kamar mandi. Jantungnya terasa tak karuan, ia beberapa kali memukul mukul dada secara perlahan, agar detakan terkontol.

Menyalakan keran air, Aira mulai membasuh wajah dengan pancuran air yang keluar begitu deras. Segar dan begitu terasa sejuk, mengambil handuk untuk membersihkan air agar menyapu bersih pada wajah.

Menarik napas, Aira mulai membuka gaun perlahan. Sampai dimana," ya tuhan. Ini kacing baju kok bisa kaya begini. "

Aira tak tahu jika membuka kancing baju belakang perlu meminta bantuan, karena dari awal make-up yang memakaikan baju tentulah si perias.

"Kalau aku meminta bantuan pada Edric? "

Aira membayangkan apa yang akan terjadi jika ia meminta bantuan pada suaminya sendiri.

"Ahk, tidak, tidak. "

Memikirkan cara berusaha agar tidak mengandalkan orang lain, "Eh tunggu Edrickan suamiku, tapi."

Aira sepertinya malu meminta bantuan, walau Edric itu sudah menjadi suaminya.

"Ahk, sial. Kenapa coba buka gaun begini harus minta bantuan. "

"AIRA." Kini terdengar Edric berteriak memanggil nama istrinya. Aira yang menyadari semua itu. Berusaha menjawab. " Ya, saya masih di kamar mandi. "

Edric mengerutkan dahinya, melihat jam tangan sudah menujukkan sebelas malam, tapi Aira tak kunjung keluar dari kamar mandi. Rasa tak enak hati masuk ke dalam jiwa Edric, mengkhawatirkan istrinya.

Pada saat itulah, Edric mulai meraih kursi roda untuk turun dari tempat tidur. Perlahan dan ia dengan mudahnya duduk, karena terbiasa.

Edric perlahan menggerakan kursi roda yang ia duduki untuk berjalan ke kamar mandi.

Pintu kamar mandi masih tertutup rapih, membuat Edric perlahan mengetuk pintu. Tok .... Tok ....

"Aira, apa kamu ada di dalam? " teriak Edric.

Mendengar suara Edric dari luar kamar mandi, membuat Aira tentu saja kaget. Ia masih memikirkan cara melepaskan kancing baju yang berada di belakang punggugnya.

"Edric, ke sini lagi. "

"Aira, kamu kenapa? " Terdengar Edric terus memanggil nama Aira, ia mengkhawatirkan istrinya yang sudah lama berada di dalam kamar mandi.

"Aku tidak kenapa kenapa!" Jawaban Aira membuat suaminya tak puas. ada rasa takut terjadi apa apa dengan istrinya.

"Aira, jangan bohong kamu. Kudobrak pintu kamar mandi ini. " Acaman terlontar dari mulut Edric.

"Ya elah, si mesum ngapain coba pakai acara mau dobrak pintu. "

Aira benar-benar panik dengan ancaman yang terlontar dari mulut suaminya, karena ia belum juga melepaskan gaun pengantin yang dari tadi pagi. Masih terpakai pada tubuhnya.

"Aira, cepat keluar. " Teriak lagi Edric.

Sampai di mana Aira harus pasrah membuka pintu kamar mandinya, memberitahu bahwa ia begitu kewalahan membuka kancing pada gaun yang ia kenakan.

"Kamu kenapa? Begitu lama berada di kamar mandi, dan lagi Kenapa kamu belum mengganti pakaianmu itu, Aira."

Aira sedikit ketakutan jika suaminya marah kepada dirinya, terlebih lagi, Aira malu meminta bantuan terhadap Edric untuk membuka gaun yang ia kenakan.

Wanita dengan rambut ikal ujungnya kini sudah berhadapan dengan Edric, hanya menundukkan pandangan. tentulah membuat sang pemilik bola mata biru itu bertanya kembali. " kamu kenapa? Ayo jawab. "

Aira perlahan mulai membalikkan badannya membelakangi sang suami," Apa kamu bisa membuka kancing yang berada di belakang gaun ini?"

Lelaki yang bergelar CEO muda itu malah tertawa di depan istrinya sendiri, membuat Aira memajukan kedua bibirnya.

" Aira, Kenapa tidak dari tadi kamu menyuruh saya membukakan kancing baju kamu ini? padahal tinggal menyuruh saja apa salahnya, saya kan sudah menjadi suami kamu. " Ucap Edric membuat Aira menampilkan pipi merah merona karena malu.

"Saya belum terbiasa. "

Edric mulai menyuruh Aira mendekat walau ada keraguan pada hati wanita itu, ia takut jika Edric menerkam dirinya dari arah belakang yang belum siap memasang aba-aba.

Terlihat Aira ragu-ragu melangkahkan kakinya ke arah belakang, membuat sang pemilik bola mata berwarna biru itu menarik legan Aira.

Hingga tanganya perlahan memegang kancing baju yang akan dibuka, menelan ludah, Aira berusaha berjaga-jaga, jika nanti lelaki di belakangnya membuat sesuatu yang tidak tidak.

Satu persatu kacing baju terbuka, Edric lelaki yang terlihat cool tetap saja takut saat membuka kancing baju Aira. Ini pertama kalinya ia melakukan hal yang membuat dirinya terus menerus menelan ludah.

Aira hanya menutup mata dalam rasa takut, jika tangan sang suami akan meraba punggungnya. Dan tubuh yang selama ini ia jaga akan terekpos juga di depan kedua mata lelaki yang baru pagi tadi mengucap janji suci.

Keringat dingin bercucuran pada akhinya ....

"Selesai."

Edric pergi begitu saja setelah kancing baju Aira sudah terlepas , tentu saja membuat Aira menohok dan kebingungan. Pikiran negatip yang merasuk otaknya ternyata salah.

"Cepat mandi, aku tunggu kamu di atas kasur."

Tetap saja perkataan Edric membuat Aira berkata. " Dasar mesum. "

Selesai membuka baju, Aira mulai membasuh badan dengan air yang begitu dingin. Ia tak mengerti cara mengontrol air agar terasa hangat. Karena ini pertama kalinya Aira berada di hotel.

Melingkarkan handuk pada tubuh, Aira mulai megambil baju yang sengaja diberikan Edric tadi kepadanya. Melebarkan baju ke atas melihat dengan kedua mata Aira, baju yang diberikan Edric berwarna silver begitu terlihat transparan.

"Bagaimana bisa aku memakai baju seperti ini. Yang ada aku masuk angin kali. "

Menarik napas, melihat pada kaca. Aira mencoba memakai baju yang menurutnya kurang bahan, seperti kain yang selalu ia gunakan di desa sebagai alas menanak nasi.

"Manusia jaman sekarang aneh, masa ia bahan kain buat nanak nasi di jadikan baju. "

Lekuk tubuh Aira terlihat begitu seksi. Ia merasa malu jika tidur harus mengenakan baju yang menurutnya kurang bahan itu.

"Aira."

Teriakan Edric kini terdengar kembali oleh kedua telinga Aira. Tentulah membuat Aira sangat kesal.

Dengan memberanikan diri, Aira keluar. Menghampiri Edric yang sudah menunggunya di tempat tidur. Perasaan tak karuan menyelimuti hati Aira, perlahan mendekat dimana sang suami sudah merebahkan tubuhnya di atas kasur.

"Waw, Sexsi. "

Kedua mata Edric membulat, sebagai lelaki normal. Ia begitu suka dengan tubuh Aira yang terpangpang nyata di depanya.

Sedangkan Aira hanya berdiri mematung, sembari menundukkan wajah. Bingung dengan apa yang harus ia lakukan di depan Edric.

"Suamiku, kenapa kamu membelikan baju terawang seperti ini. " Aira mencoba memanggil Edric dengan sebutan mesra, agar lelaki yang menjadi suaminya tak marah lagi seperti tadi.

"Mendekatlah Aira."

Walau sebenarnya Edric juga merasa ragu, tapi ia berusaha mencobanya. Ia tak mau jika nanti Aira menganggapnya tak normal. Karena Edric baru pertama kali berdekatan dengan seorang gadis.

Terpopuler

Comments

Meili Mekel

Meili Mekel

pake malu

2022-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Membawa paksa.
2 Bab 2. Di Perjalanan menuju Rumah CEO
3 Bab 3 Bertemu Ellad Cedric
4 Bab 4 Cemburunya Dwinda Julissa kepada Aira.
5 Bab 5 Bermuka Dua.
6 Bab 6 Aira menampilkan gaya kampungnya.
7 Bab 7 cara makan Aira.
8 Bab 8 Aira kesal.
9 Bab 9 Kelakuan Dwinda.
10 Bab 10 Trauma
11 Bab 11 Satu hari lagi
12 Bab 12 Perjanjian.
13 Bab 13 Egoisnya Ellad.
14 Bab 14 Marahnya Dwinda.
15 Bab 15 Tersenyumnya Edric.
16 Bab 16 Pernikahaan
17 Bab 17 Debaran.
18 Bab 18 Berlari pada tangga darurat.
19 Bab 19 meminta tolong.
20 Bab 20 Terekspos secara nyata.
21 Bab 21 Malu
22 Bab 22 Tiket bulan madu.
23 Bab 23 Mengintip
24 Bab 24 Gagal lagi
25 Bab 25 Apesnya Dwinda
26 Bab 26 Kenapa dengan Dwinda
27 Bab 27 Kebahagiaan untuk Edric
28 Bab 28 Terbang
29 Bab 29 Kegilaan Dwinda.
30 Bab 30 Suntikan.
31 Bab 31 Para pelayan
32 Bab 32 Mengembang.
33 Bab 33 Air panas.
34 Bab 34 Pak Hasan
35 Bab 35 Mencuci otak para pelayan
36 Bab 36 Sok berkuasa.
37 Bab 37 Terpeleset lagi
38 Bab 38 Dwinda menang.
39 Bab 39 Juteknya Edric
40 Bab 40 Jutek Galak
41 Bb 41 Kehidupan Laudia sang sekertaris.
42 Bab 42 Licik
43 Bab 43 Satu pukulan.
44 Bab 44 Poto masa lalu.
45 Nan 45 Kerja sama.
46 Bab 46 Ke desa Aira
47 Bab 47 Ayah tiri Aira
48 Bab 48 Menyanjung sang ayah.
49 Bab 49 Peduli.
50 Bab 50 Pak Hasan dan Bu Aini
51 Bab 51 Senangnya Aini
52 Bab 52 Nasib Aini
53 Bab 53 Teriakan Hasan
54 Bab 54 Perpisahan.
55 Bab 55Menerima
56 Bab 56 Balas dendam.
57 Bab 57 Di ruang UGD
58 Bab 58 Berubah Ellad
59 Bab 59 Yang dilakukan Ellad
60 Bab 60 belum puas.
61 Bab 61 Memakai baju pelayan
62 Bab 62 Sebuah kepercayaan
63 Bab 63 Berlian
64 Bab 64
65 Bab 65 Otopsi
66 Bab 66 Bertemu Pak Sodikin
67 Bab 67 Di penjara
68 Bab 68 Melihat rumah ibu
69 Bab 69 Kemarahan para warga
70 Bab 70 Merasa senang
71 Bab 71 Perkiraan Edric
72 Ban 72
73 Bab 73 Depresinya Dwinda.
74 Bab 74 Kepulangan Ellad
75 Bab 75 Masa lalu Dwinda
76 Bab 76 Masa lalu Dwinda 2
77 Bab 77 Masa lalu Dwinda 3
78 Bab 78 Masa lalu Dwinda 4
79 Bab 79 Masa lalu Dwinda 5
80 Bab 80 Masa lalu Dwinda 5
81 Bab 81 kepemakaman.
82 Bab 82 Masa lalu Dwinda 7
83 Bab 83 Masa Lalu Dwinda 8
84 Bab 84 Masa lalu Dwinda 9
85 Bab 85 Masa lalu Dwinda 10
86 Bab 86 Masa lalu Dwinda 11
87 Bba 87 Masa lalu Dwinda 12
88 Bab 88 Akhir masa lalu
89 Bab 89 Mengejar
90 Bab 90 Mengantar ke rumah sakit
91 Bab 91 Pulangnya Edric dan Aira. Ke rumah
92 Bab 92 Kebusukan terbongkar.
93 Bab 93 Pintu gerbang
94 Bab 94 Dibawa paksa.
95 Bab 96 Penderitaan.
96 Bab 95 Aira tak menyangka.
97 Bab 97 Kebahagian keluarga Ellad yang sesungguhnya.
98 Bab 98
99 Bab 99 Pertama kalinya
100 Bab 100 menjenguk ke rumah sakit jiwa
101 Bab 101 Tak percaya.
102 Bab 102
103 Bab 103 Perjalanan menuju bandara.
104 Bab 104
105 Bab 105 Kelakuan Edric
106 Bab 106
107 Bab 107 Kata Maaf
108 Bab 108 sampai
109 Bab 109 Seorang dokter, bernama Lilia
110 Bab 110 Kecurigaan
111 Bab 111 Menanyakan Lilia kepada ayah mertua.
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114 Pesan dari dosen.
115 Bab 115 video call
116 Bah 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bba 119
120 Bab 120 Kedatangan sahabat.
121 Bab 121
122 Bab 122 Sebuah kado.
123 Bab 123
124 Bab 124 Menelepon.
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128 Welly dan Carlos
129 Bab 129 kekonyolan Lucky
130 Bab 130 Kemarahan Aira.
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134 Mengejutkan
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 142
142 Bab 141 Di rumah Edric
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Bab 1 Membawa paksa.
2
Bab 2. Di Perjalanan menuju Rumah CEO
3
Bab 3 Bertemu Ellad Cedric
4
Bab 4 Cemburunya Dwinda Julissa kepada Aira.
5
Bab 5 Bermuka Dua.
6
Bab 6 Aira menampilkan gaya kampungnya.
7
Bab 7 cara makan Aira.
8
Bab 8 Aira kesal.
9
Bab 9 Kelakuan Dwinda.
10
Bab 10 Trauma
11
Bab 11 Satu hari lagi
12
Bab 12 Perjanjian.
13
Bab 13 Egoisnya Ellad.
14
Bab 14 Marahnya Dwinda.
15
Bab 15 Tersenyumnya Edric.
16
Bab 16 Pernikahaan
17
Bab 17 Debaran.
18
Bab 18 Berlari pada tangga darurat.
19
Bab 19 meminta tolong.
20
Bab 20 Terekspos secara nyata.
21
Bab 21 Malu
22
Bab 22 Tiket bulan madu.
23
Bab 23 Mengintip
24
Bab 24 Gagal lagi
25
Bab 25 Apesnya Dwinda
26
Bab 26 Kenapa dengan Dwinda
27
Bab 27 Kebahagiaan untuk Edric
28
Bab 28 Terbang
29
Bab 29 Kegilaan Dwinda.
30
Bab 30 Suntikan.
31
Bab 31 Para pelayan
32
Bab 32 Mengembang.
33
Bab 33 Air panas.
34
Bab 34 Pak Hasan
35
Bab 35 Mencuci otak para pelayan
36
Bab 36 Sok berkuasa.
37
Bab 37 Terpeleset lagi
38
Bab 38 Dwinda menang.
39
Bab 39 Juteknya Edric
40
Bab 40 Jutek Galak
41
Bb 41 Kehidupan Laudia sang sekertaris.
42
Bab 42 Licik
43
Bab 43 Satu pukulan.
44
Bab 44 Poto masa lalu.
45
Nan 45 Kerja sama.
46
Bab 46 Ke desa Aira
47
Bab 47 Ayah tiri Aira
48
Bab 48 Menyanjung sang ayah.
49
Bab 49 Peduli.
50
Bab 50 Pak Hasan dan Bu Aini
51
Bab 51 Senangnya Aini
52
Bab 52 Nasib Aini
53
Bab 53 Teriakan Hasan
54
Bab 54 Perpisahan.
55
Bab 55Menerima
56
Bab 56 Balas dendam.
57
Bab 57 Di ruang UGD
58
Bab 58 Berubah Ellad
59
Bab 59 Yang dilakukan Ellad
60
Bab 60 belum puas.
61
Bab 61 Memakai baju pelayan
62
Bab 62 Sebuah kepercayaan
63
Bab 63 Berlian
64
Bab 64
65
Bab 65 Otopsi
66
Bab 66 Bertemu Pak Sodikin
67
Bab 67 Di penjara
68
Bab 68 Melihat rumah ibu
69
Bab 69 Kemarahan para warga
70
Bab 70 Merasa senang
71
Bab 71 Perkiraan Edric
72
Ban 72
73
Bab 73 Depresinya Dwinda.
74
Bab 74 Kepulangan Ellad
75
Bab 75 Masa lalu Dwinda
76
Bab 76 Masa lalu Dwinda 2
77
Bab 77 Masa lalu Dwinda 3
78
Bab 78 Masa lalu Dwinda 4
79
Bab 79 Masa lalu Dwinda 5
80
Bab 80 Masa lalu Dwinda 5
81
Bab 81 kepemakaman.
82
Bab 82 Masa lalu Dwinda 7
83
Bab 83 Masa Lalu Dwinda 8
84
Bab 84 Masa lalu Dwinda 9
85
Bab 85 Masa lalu Dwinda 10
86
Bab 86 Masa lalu Dwinda 11
87
Bba 87 Masa lalu Dwinda 12
88
Bab 88 Akhir masa lalu
89
Bab 89 Mengejar
90
Bab 90 Mengantar ke rumah sakit
91
Bab 91 Pulangnya Edric dan Aira. Ke rumah
92
Bab 92 Kebusukan terbongkar.
93
Bab 93 Pintu gerbang
94
Bab 94 Dibawa paksa.
95
Bab 96 Penderitaan.
96
Bab 95 Aira tak menyangka.
97
Bab 97 Kebahagian keluarga Ellad yang sesungguhnya.
98
Bab 98
99
Bab 99 Pertama kalinya
100
Bab 100 menjenguk ke rumah sakit jiwa
101
Bab 101 Tak percaya.
102
Bab 102
103
Bab 103 Perjalanan menuju bandara.
104
Bab 104
105
Bab 105 Kelakuan Edric
106
Bab 106
107
Bab 107 Kata Maaf
108
Bab 108 sampai
109
Bab 109 Seorang dokter, bernama Lilia
110
Bab 110 Kecurigaan
111
Bab 111 Menanyakan Lilia kepada ayah mertua.
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114 Pesan dari dosen.
115
Bab 115 video call
116
Bah 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bba 119
120
Bab 120 Kedatangan sahabat.
121
Bab 121
122
Bab 122 Sebuah kado.
123
Bab 123
124
Bab 124 Menelepon.
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128 Welly dan Carlos
129
Bab 129 kekonyolan Lucky
130
Bab 130 Kemarahan Aira.
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134 Mengejutkan
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 142
142
Bab 141 Di rumah Edric
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!