Bab 17 Debaran.

Acara pernikahan telah selesai, desain sederhana tak ada yang menarik dan tak sedap dipandang kedua mata. Kedua insan itu mulai pergi dari gedung sederhana yang di sewa oleh sang ayah, Aira keluar dengan wajah kurang menyenangkan membuat lelaki lumpuh yang menjadi suaminya bertanya? "Apa ada yang kamu pikirkan saat ini, Aira. Dari tadi wajahmu cemberut terus."

"Sebenarnya saya tidak kenapa kenapa, hanya saja saya merasa sedih melihat seorang CEO seperti kamu, harus di Privasi segala, padahal kamu ini jenius bisa berbisnis dan juga mempunyai beberapa perusahaan diluaran sana. Dan lagi kenapa .... "

Edric menempelkan jari tangan pada bibir tipis Aira, dan menjawab. " Sudahlah tak usah membahas hal yang tak penting, sekarangkan kita sudah menikah. Malam ini waktunya kita menghabiskan malam yang sangat panjang."

"Malam yang sangat panjang, maksud .... "

"Kamu ini nggak peka ya, mm. Jangan jadi gadis bodoh deh, sok soan lugu. "

Aira memutar bola matanya, mendengarkan kata kata CEO Edric berbicara, hatinya kian mengerutu kesal, di usia delapan belas tahun, remaja mana yang tak tahu jika setelah menikah akan melakukan hal yang selalu di sebut orang desa Bercocok tanam.

"Heh, ngelamun lagi, " ucap Edric. Mencubit pipi istri kecilnya, melihat bibir mungil itu mengkerut. Tak tahan rasanya sang CEO muda ingin menekram mangsanya malam ini juga, menelusuri lembah alam surgawi yang akan ia nikmati.

Lamunan itupun kini membuyar, membuat kata kata kesal Aira terlontar dari bibit tipis sang pemilik bulu mata lentik, " Dasar mesum. Memangnya saat lumpuh begitu masih bisa melakukannya. "

Sang CEO terdiam, menatap manik manik bola mata berbinar itu. Tangan mulus putih nan mengoda memukul mukul perlahan bibir tipisnya, tak biasanya Aira berkata seberono didepan Edric.

"Oh, jadi kamu ingin menantang aku yang lumpuh ini, " suara menantang itu, kini keluar dari mulut sang CEO Edric. Membuat Aira menyesal dengan mulut nya yang asal jeplak itu.

"Ti-d-ak, buk-an begitu maksud saya." Suara ragu ragu, terdengar. Aira mengaruk rambutnya yang tak terasa gatal, bingung dengan apa yang harus ia jawab di depan Edric.

"Aira, saya mengira kamu itu Gadis Desa yang polos, lugu. Dan bodoh tapi ternyata kamu ini menarik. " Gumam hati Edric, mengusap pelan dagu yang terlihat belah. Mempelihatkan betapa tampannya lelaki yang begelar sebagai CEO muda itu.

Tid ....

Suara kelakson berbunyi, tanda mobil pribadi sang CEO datang. Mobil yang di sediakan Ellad untuk Aira dan juga Edric yang akan membawa mereka ke hotel bintang lima.

"Mobil sudah datang." Kedua tangan mulai mendorong kursi roda yang diduduki Ellad. Aira hanya menarik napas kasar, entah apa yang akan terjadi di hotel nanti setelah mereka berdua sampai. Ketegangan dirasakan gadis dari desa yang kini sudah bersetatus sebagai istri CEO.

Ada bayangan malam pertama yang akan dirasakan Aira itu sakit, dimana teman teman sebayanya di desa yang sudah menikah selalu bercerita jika malam pertama adalah sesuatu yang menyakitkan, dimana seorang gadis melepaskan kesucianya untuk sosok lelaki yang menjadi seorang suami.

Sopir mulai membantu Edric untuk duduk di atas kursi mobil, terlihat wajah santai Edric ia tampilkan di depan Aira. Berbeda dengan sang istri mempelihatkan ketegangan dan juga rasa kuatir, akan ritual malam pertama yang ia jalani nanti.

"Kenapa Aira? "

"Mm, ah! Saya? Tidak kenapa kenapa. "

Edric memperlihatkan senyum kecilnya, mengusap perlahan pipi putih Aira, dimana gadis itu masih terlihat takut disentuh oleh sang CEO muda.

"Ternyata kamu begitu cantik natural, Aira. "

Kata kata pujian baru terdengar dari lelaki yang kini menjadi suami Aira, kedua pipinya memerah seperti buah ceri, bola mata berbinar itu semakin indah di pandang dengan dagu bulat dan bibir mungil sang gadis desa.

Bukan Aira saja yang takut dan ragu, Edric juga merasakan hal yang sama, karena ia tak pernah menyentuh satu wanita mana pun. Apalagi mencium bibir seorang wanita, karena ketidak yakinannya menikah membuat ia selalu tak percaya diri. Akan kekurangan kedua kaki yang lumpuh.

Wanita yang selalu ia lihat hanyalah ibu tirinya, wanita muda bernama Dwinda dipercaya mengurus Edric sampai kelumpuhanya membaik. Agar Edric bisa kembali lagi berjalan seperti sedia kala.

Awalnya Edric begitu suka dengan terapi yang diajarkan Dwinda pada dirinya, begitupun dengan tutur kata Dwinda yang lembut, karena Ceo muda itu tahu jika Dwinda bergelar dokter ternama.

Ia selalu menurut, hingga ada titik yang tak menyenangkan yang diajarkan Dwinda kepada Edric.

Ajaran Dwinda semakin lama semakin terasa sesat bagi Ceo muda itu, bagaimana tidak, terkadang saat sang ayah tak ada di rumah. Dwinda selalu menyentuh daerah sensitif seorang lelaki, membuat Edric risih.

Apalagi ditengah terapi berlajar berjalanpun Dwinda selalu mencoba meraba dada kekar Edric, menyosor untuk mencium bibir tipis anak tirinya.

Perlakuan yang tidak baik, dan membuat Edric tak nyaman.

Berulang kali Edric meminta kepada sang ayah, untuk mengganti Dwinda dengan dokter lain, beralasan Edric tak mau membuat ibu tirinya lelah. Padahal Dwinda seperti sengaja ingin membuat Edric jatuh kepelukannya, membuat kepuasan bagi Dwinda bisa memiliki kedua lelaki di hidupnya.

Lelaki muda yang kini menjadi pengusaha sukses sering membangkang kepada sang ayah. Tidak ada jalinan dan kedekatan antara anak dan ayah semestinya pada Edric dan Ellad, semenjak sang ayah selalu percaya akan perkataan Dwinda.

Ellad menjadi lelaki pediam, dan terkadang bertanya dengan hal penting saja, kepada Edric. Karena lelaki tua itu kini bergantung bisnis pada sang anak yang sudah mencapai penghasilan terliuanan.

Hanya saja ada rasa sepi dan kosong di hati Edric, menjadi seorang CEO muda, ia meminta kepada sang ayah untuk mencarikan seorang gadis. Karena di umurnya yang duapuluh delapan tahun, serasa sudah matang untuknya menikah. Terlebih lagi untuk bisa perlahan menjauh dari Dwinda.

Awalnya Ellad tak yakin, jika para gadis akan sudi menikahi anaknya yang lumpuh. Hingga sang ayah menolak permintaan anaknya, Edric selalu ingat dengan kata kata Ellad. " mana ada wanita yang sudi menikahi kamu Edric. "

Sakit walau tak berdarah, perkataan itu akan selalu di ingat oleh Edric. Hingga dimana Edric menekan sang ayah, " jika tidak bisa mencarikan seorang gadis, Edric yakinkan, Dadi. Tidak akan bisa mengembangkan bisnis dadi lagi, semua akan di tarik oleh Edric hingga perusahaan dadi bangkrut. "

Hanya karena urusan ingin menikah, Edric dan Ellad sampai berdebat, hingga Edric nekad mengancam dengan membuat sang ayah menjadi gelandangan.

Perkataan sang anak membuat Ellad tentu saja takut, sampai akhirnya Ellad hanya bisa mencari seorang gadis di desa dengan cara membelinya.

Terpopuler

Comments

Meili Mekel

Meili Mekel

papax edric lupa akan cintax

2022-11-19

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Membawa paksa.
2 Bab 2. Di Perjalanan menuju Rumah CEO
3 Bab 3 Bertemu Ellad Cedric
4 Bab 4 Cemburunya Dwinda Julissa kepada Aira.
5 Bab 5 Bermuka Dua.
6 Bab 6 Aira menampilkan gaya kampungnya.
7 Bab 7 cara makan Aira.
8 Bab 8 Aira kesal.
9 Bab 9 Kelakuan Dwinda.
10 Bab 10 Trauma
11 Bab 11 Satu hari lagi
12 Bab 12 Perjanjian.
13 Bab 13 Egoisnya Ellad.
14 Bab 14 Marahnya Dwinda.
15 Bab 15 Tersenyumnya Edric.
16 Bab 16 Pernikahaan
17 Bab 17 Debaran.
18 Bab 18 Berlari pada tangga darurat.
19 Bab 19 meminta tolong.
20 Bab 20 Terekspos secara nyata.
21 Bab 21 Malu
22 Bab 22 Tiket bulan madu.
23 Bab 23 Mengintip
24 Bab 24 Gagal lagi
25 Bab 25 Apesnya Dwinda
26 Bab 26 Kenapa dengan Dwinda
27 Bab 27 Kebahagiaan untuk Edric
28 Bab 28 Terbang
29 Bab 29 Kegilaan Dwinda.
30 Bab 30 Suntikan.
31 Bab 31 Para pelayan
32 Bab 32 Mengembang.
33 Bab 33 Air panas.
34 Bab 34 Pak Hasan
35 Bab 35 Mencuci otak para pelayan
36 Bab 36 Sok berkuasa.
37 Bab 37 Terpeleset lagi
38 Bab 38 Dwinda menang.
39 Bab 39 Juteknya Edric
40 Bab 40 Jutek Galak
41 Bb 41 Kehidupan Laudia sang sekertaris.
42 Bab 42 Licik
43 Bab 43 Satu pukulan.
44 Bab 44 Poto masa lalu.
45 Nan 45 Kerja sama.
46 Bab 46 Ke desa Aira
47 Bab 47 Ayah tiri Aira
48 Bab 48 Menyanjung sang ayah.
49 Bab 49 Peduli.
50 Bab 50 Pak Hasan dan Bu Aini
51 Bab 51 Senangnya Aini
52 Bab 52 Nasib Aini
53 Bab 53 Teriakan Hasan
54 Bab 54 Perpisahan.
55 Bab 55Menerima
56 Bab 56 Balas dendam.
57 Bab 57 Di ruang UGD
58 Bab 58 Berubah Ellad
59 Bab 59 Yang dilakukan Ellad
60 Bab 60 belum puas.
61 Bab 61 Memakai baju pelayan
62 Bab 62 Sebuah kepercayaan
63 Bab 63 Berlian
64 Bab 64
65 Bab 65 Otopsi
66 Bab 66 Bertemu Pak Sodikin
67 Bab 67 Di penjara
68 Bab 68 Melihat rumah ibu
69 Bab 69 Kemarahan para warga
70 Bab 70 Merasa senang
71 Bab 71 Perkiraan Edric
72 Ban 72
73 Bab 73 Depresinya Dwinda.
74 Bab 74 Kepulangan Ellad
75 Bab 75 Masa lalu Dwinda
76 Bab 76 Masa lalu Dwinda 2
77 Bab 77 Masa lalu Dwinda 3
78 Bab 78 Masa lalu Dwinda 4
79 Bab 79 Masa lalu Dwinda 5
80 Bab 80 Masa lalu Dwinda 5
81 Bab 81 kepemakaman.
82 Bab 82 Masa lalu Dwinda 7
83 Bab 83 Masa Lalu Dwinda 8
84 Bab 84 Masa lalu Dwinda 9
85 Bab 85 Masa lalu Dwinda 10
86 Bab 86 Masa lalu Dwinda 11
87 Bba 87 Masa lalu Dwinda 12
88 Bab 88 Akhir masa lalu
89 Bab 89 Mengejar
90 Bab 90 Mengantar ke rumah sakit
91 Bab 91 Pulangnya Edric dan Aira. Ke rumah
92 Bab 92 Kebusukan terbongkar.
93 Bab 93 Pintu gerbang
94 Bab 94 Dibawa paksa.
95 Bab 96 Penderitaan.
96 Bab 95 Aira tak menyangka.
97 Bab 97 Kebahagian keluarga Ellad yang sesungguhnya.
98 Bab 98
99 Bab 99 Pertama kalinya
100 Bab 100 menjenguk ke rumah sakit jiwa
101 Bab 101 Tak percaya.
102 Bab 102
103 Bab 103 Perjalanan menuju bandara.
104 Bab 104
105 Bab 105 Kelakuan Edric
106 Bab 106
107 Bab 107 Kata Maaf
108 Bab 108 sampai
109 Bab 109 Seorang dokter, bernama Lilia
110 Bab 110 Kecurigaan
111 Bab 111 Menanyakan Lilia kepada ayah mertua.
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114 Pesan dari dosen.
115 Bab 115 video call
116 Bah 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bba 119
120 Bab 120 Kedatangan sahabat.
121 Bab 121
122 Bab 122 Sebuah kado.
123 Bab 123
124 Bab 124 Menelepon.
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 127
128 Bab 128 Welly dan Carlos
129 Bab 129 kekonyolan Lucky
130 Bab 130 Kemarahan Aira.
131 Bab 131
132 Bab 132
133 Bab 133
134 Bab 134 Mengejutkan
135 Bab 135
136 Bab 136
137 Bab 137
138 Bab 138
139 Bab 139
140 Bab 140
141 Bab 142
142 Bab 141 Di rumah Edric
143 Bab 143
144 Bab 144
145 Bab 145
146 Bab 146
147 Bab 147
148 Bab 148
149 Bab 149
150 Bab 150
151 Bab 151
152 Bab 152
153 Bab 153
154 Bab 154
155 Bab 155
156 Bab 156
157 Bab 157
158 Bab 158
Episodes

Updated 158 Episodes

1
Bab 1 Membawa paksa.
2
Bab 2. Di Perjalanan menuju Rumah CEO
3
Bab 3 Bertemu Ellad Cedric
4
Bab 4 Cemburunya Dwinda Julissa kepada Aira.
5
Bab 5 Bermuka Dua.
6
Bab 6 Aira menampilkan gaya kampungnya.
7
Bab 7 cara makan Aira.
8
Bab 8 Aira kesal.
9
Bab 9 Kelakuan Dwinda.
10
Bab 10 Trauma
11
Bab 11 Satu hari lagi
12
Bab 12 Perjanjian.
13
Bab 13 Egoisnya Ellad.
14
Bab 14 Marahnya Dwinda.
15
Bab 15 Tersenyumnya Edric.
16
Bab 16 Pernikahaan
17
Bab 17 Debaran.
18
Bab 18 Berlari pada tangga darurat.
19
Bab 19 meminta tolong.
20
Bab 20 Terekspos secara nyata.
21
Bab 21 Malu
22
Bab 22 Tiket bulan madu.
23
Bab 23 Mengintip
24
Bab 24 Gagal lagi
25
Bab 25 Apesnya Dwinda
26
Bab 26 Kenapa dengan Dwinda
27
Bab 27 Kebahagiaan untuk Edric
28
Bab 28 Terbang
29
Bab 29 Kegilaan Dwinda.
30
Bab 30 Suntikan.
31
Bab 31 Para pelayan
32
Bab 32 Mengembang.
33
Bab 33 Air panas.
34
Bab 34 Pak Hasan
35
Bab 35 Mencuci otak para pelayan
36
Bab 36 Sok berkuasa.
37
Bab 37 Terpeleset lagi
38
Bab 38 Dwinda menang.
39
Bab 39 Juteknya Edric
40
Bab 40 Jutek Galak
41
Bb 41 Kehidupan Laudia sang sekertaris.
42
Bab 42 Licik
43
Bab 43 Satu pukulan.
44
Bab 44 Poto masa lalu.
45
Nan 45 Kerja sama.
46
Bab 46 Ke desa Aira
47
Bab 47 Ayah tiri Aira
48
Bab 48 Menyanjung sang ayah.
49
Bab 49 Peduli.
50
Bab 50 Pak Hasan dan Bu Aini
51
Bab 51 Senangnya Aini
52
Bab 52 Nasib Aini
53
Bab 53 Teriakan Hasan
54
Bab 54 Perpisahan.
55
Bab 55Menerima
56
Bab 56 Balas dendam.
57
Bab 57 Di ruang UGD
58
Bab 58 Berubah Ellad
59
Bab 59 Yang dilakukan Ellad
60
Bab 60 belum puas.
61
Bab 61 Memakai baju pelayan
62
Bab 62 Sebuah kepercayaan
63
Bab 63 Berlian
64
Bab 64
65
Bab 65 Otopsi
66
Bab 66 Bertemu Pak Sodikin
67
Bab 67 Di penjara
68
Bab 68 Melihat rumah ibu
69
Bab 69 Kemarahan para warga
70
Bab 70 Merasa senang
71
Bab 71 Perkiraan Edric
72
Ban 72
73
Bab 73 Depresinya Dwinda.
74
Bab 74 Kepulangan Ellad
75
Bab 75 Masa lalu Dwinda
76
Bab 76 Masa lalu Dwinda 2
77
Bab 77 Masa lalu Dwinda 3
78
Bab 78 Masa lalu Dwinda 4
79
Bab 79 Masa lalu Dwinda 5
80
Bab 80 Masa lalu Dwinda 5
81
Bab 81 kepemakaman.
82
Bab 82 Masa lalu Dwinda 7
83
Bab 83 Masa Lalu Dwinda 8
84
Bab 84 Masa lalu Dwinda 9
85
Bab 85 Masa lalu Dwinda 10
86
Bab 86 Masa lalu Dwinda 11
87
Bba 87 Masa lalu Dwinda 12
88
Bab 88 Akhir masa lalu
89
Bab 89 Mengejar
90
Bab 90 Mengantar ke rumah sakit
91
Bab 91 Pulangnya Edric dan Aira. Ke rumah
92
Bab 92 Kebusukan terbongkar.
93
Bab 93 Pintu gerbang
94
Bab 94 Dibawa paksa.
95
Bab 96 Penderitaan.
96
Bab 95 Aira tak menyangka.
97
Bab 97 Kebahagian keluarga Ellad yang sesungguhnya.
98
Bab 98
99
Bab 99 Pertama kalinya
100
Bab 100 menjenguk ke rumah sakit jiwa
101
Bab 101 Tak percaya.
102
Bab 102
103
Bab 103 Perjalanan menuju bandara.
104
Bab 104
105
Bab 105 Kelakuan Edric
106
Bab 106
107
Bab 107 Kata Maaf
108
Bab 108 sampai
109
Bab 109 Seorang dokter, bernama Lilia
110
Bab 110 Kecurigaan
111
Bab 111 Menanyakan Lilia kepada ayah mertua.
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114 Pesan dari dosen.
115
Bab 115 video call
116
Bah 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bba 119
120
Bab 120 Kedatangan sahabat.
121
Bab 121
122
Bab 122 Sebuah kado.
123
Bab 123
124
Bab 124 Menelepon.
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 127
128
Bab 128 Welly dan Carlos
129
Bab 129 kekonyolan Lucky
130
Bab 130 Kemarahan Aira.
131
Bab 131
132
Bab 132
133
Bab 133
134
Bab 134 Mengejutkan
135
Bab 135
136
Bab 136
137
Bab 137
138
Bab 138
139
Bab 139
140
Bab 140
141
Bab 142
142
Bab 141 Di rumah Edric
143
Bab 143
144
Bab 144
145
Bab 145
146
Bab 146
147
Bab 147
148
Bab 148
149
Bab 149
150
Bab 150
151
Bab 151
152
Bab 152
153
Bab 153
154
Bab 154
155
Bab 155
156
Bab 156
157
Bab 157
158
Bab 158

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!