Sepuluh

Serena memutuskan untuk ikut datang ke kantor suaminya dan bertemu dengan Monica. Dia ingin melihat sendiri seperti apa gadis itu bekerja. Dia juga ingin memberikan makanan rumahan yang dia buat untuk gadis itu, ya anggap saja sesuatu yang dulu tak pernah dia dapatkan dalam kehidupannya.

Kerena penampilan Serena yang terlalu biasa, banyak karyawan baru yang berbisik dan menatap ingin tahu. Belum lagi bos mereka malah seperti bodyguard yang mengikuti wanita yang berpakaian terlalu biasa itu. Untung saja semua cepat berlalu, salah satu karyawan lama mengatakan kalau wanita tadi adalah nyonya mereka alias pasangan dari bos mereka, Lukas.

Monica yang dipanggil cukup terkejut saat mendongak dan melihat kalau bukan bosnya yang duduk di sana, melainkan seorang wanita yang tak pernah dia temui. Karena Serena memanggil Lukas dengan sebutan sayang, Monica langsung tahu apa identitas yang dimiliki wanita itu. Dia pun memberi salam sekali lagi dan mengatakan senang bertemu dengan nyonya bosnya.

Serena tergelak, dia cukup suka dengan tingkat kepekaan dari gadis di depannya ini.

...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀ೋ...

"Saya juga senang bertemu dengan anda, nona," kata sang nyonya sembari tersenyum hangat. "Dan, tolong diterima." Serena menyodorkan kotak bekal makanan yang telah dia kemas ke arah Monica. "Meski sederhana, tapi itu buatan rumah," tambah wanita itu lagi.

"Saya tak pantas untuk menerima hal seperti itu dari anda, nyonya. Mohon maafkan saya," kata Monica. Dia menerima niat baik istri bosnya itu, tapi dia merasa tak pantas menerima kebaikan seperti itu di saat bersamaan.

Serena diam, wanita itu melirik suaminya, minta bantuan. Lukas menghela napas pelan, lagi-lagi dia yang harus turun tangan. "Terima saja, istri saya sudah membuatkan itu sejak pagi buta," tukas Lukas dengan suara berat. Dia tak berbohong, istrinya memang bangun pagi-pagi sekali. Yah, tapi bukan hanya karena membuatkan bekal, memang istrinya itu biasa bangun di pagi hari dan menyiapkan sarapan untuk mereka.

Monica terlihat ragu, dia bahkan mengambil kotak bekal itu dengan sangat pelan. "Te, te, terima kasih, nyonya bos!" kata Monica merasa tersentuh dengan kebaikan pertama yang dia dapatkan dari orang yang baru saja dikenalnya.

"Sama-sama, saya harap anda menyukai apa yang saya siapkan," balas Serena tersenyum ramah. "Semangat!" kata wanita itu memberi kata penyemangat untuk Monica.

"Astaga, buat aku mana, sayang?" sela Lukas sedikit iri karena sekretarisnya malah diberikan ucapan semangat dari istrinya.

Monica menoleh, sedikit terkejut melihat bosnya yang biasanya datar dan dingin menjelma menjadi sosok yang tak pernah dia lihat selama dia bekerja di sini. "Anda bisa ke luar sekarang, nona!" kata Serena dengan tegas.

Monica tersadar lalu menganggukkan kepalanya, dia berlalu pergi setelah pamit. Dapat dia dengar gelak tawa nyonya bosnya sebelum pintu ruangan tadi tertutup rapat. "Kuharap aku bisa mendapatkan pasangan hidup seperti si bos," gumam Monica memupuk harapan kecil di hatinya.

...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀ೋ...

Setelah Monica pergi, Serena beranjak dari duduknya lalu menghampiri Lukas, sang suami. Pria itu terlihat menekuk wajahnya, jelas kalau dia sedikit kesal. "Jangan marah," tukas Serena mengecup singkat pipi suaminya. "Nanti kamu jadi jelek dan aku kabur," goda wanita itu sambil menahan tawanya.

Lukas berbalik cepat, melingkarkan tangannya di pinggang sang istri. "Tak akan kubiarkan kamu kabur!" kata pria itu menatap tajam Serena.

Serena tergelak pelan, dia cukup senang membuat suaminya merajuk seperti ini. "Tenang, sayang. Aku gak akan kabur kalau keadaan gak memaksa," tukas Serena kemudian.

"Gak ada yang namanya keadaan memaksa di antara kita, sayang!" timpal Lukas tak mau mengalah.

Serena mengangkat bahunya ringan. "Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan," kata wanita itu. "Mungkin saja ada suatu keadaan yang mengharuskan aku pergi agar kamu bahagia atau selamat," lanjut wanita itu sembari tersenyum kecil. "Aku akan melakukannya tanpa pikir panjang karena aku ingin kamu selalu bahagia," tambah Serena menatap penuh sayang sang suami.

"Dan kebahagiaan aku ada di kamu semuanya, sayang," timpal Lukas merangkul erat istrinya, seakan dia tak ingin berpisah sampai kapan pun.

Serena menepuk-nepuk punggung suaminya pelan. "Baiklah, baiklah. Sekarang lepaskan aku dan biarkan aku kembali," tukas Serena merusak suasana manis yang tercipta. "Kamu harus mulai bekerja agar aku bisa membeli bahan-bahan untuk memasak!" kekeh wanita itu setengah bercanda.

Lukas mendengus pelan, mengecup singkat kening istrinya dan membiarkan sang istri pulang. Serena menolak untuk diantar, katanya dia bisa menemukan pintu keluar meski hanya sendirian. Tinggallah Lukas sendirian di ruangannya dan mulai bekerja, dia duduk di kursinya yang tadi diduduki istrinya.

...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀ೋ...

Saat hampir jam makan siang, Lukas memanggil monica. Pria itu menyuruh sekretarisnya itu membawa bekal yang dibuatkan istrinya untuk Monica. Lukas hanya ingin tahu apa yang disiapkan sang istri untuk sekretarisnya.

"Anda memanggil saya, bos?" kata Monica begitu dia tiba di ruangan bosnya.

"Duduk!" titah Lukas menunjuk sofa yang ada di depannya.

Dengan patuh Monica melaksanakan perintah bosnya meski dia tak tahu dia mau disuruh ngapain ke sini. "Coba buka bekal makanan yang anda miliki!" titah Lukas lagi, matanya terus tertuju pada kotak bekal yang dipegang Monica.

"Ya?" tanya Monica bingung, apa mungkin dia salah dengar.

"Apa saya harus mengulang perintah yang saya berikan?" tatapan tajam menghujani Monica.

Gadis itu sedikit takut, dia segera melakukan apa yang diperintahkan bosnya. "Maaf, bos. Saya hanya sedikit kaget tadi," lirih Monica yang sama sekali tak digubris oleh Lukas.

Monica melirik takut-takut ke arah bosnya, tak lama dia melihat bosnya itu tersenyum puas. Apa yang membuat bosnya tersenyum seperti itu pun Monica tak tahu, dan Monica tak berani untuk bertanya. "Ya, sudah. Anda bisa makan di sini atau di tempat lain," kata Lukas. Pria itu masih tersenyum puas, apalagi saat dia membuka bekal makanan yang dia punya.

Monica meneguk ludah susah payah, dia pamit dan segera pergi dari hadapan bosnya. "Jangan bilang si bos cemburu tadi?" gumam gadis itu melirik kotak makan yang sudah dia rapikan lagi. "Pada isi kotak ini?" gumam gadis itu lagi mengangkat kotak bekal yang ada di tangannya lebih tinggi. Dia tak percaya dia telah dua kali melihat kelakuan aneh bosnya hari ini. Pertama sikap manja si bos yang hanya diperlihatkan di depan nyonya bos. Kedua, bosnya yang penasaran dan merasa cemburu pada isi bekal yang diberikan nyonya bos kepadanya.

"Bos sangat manis dan hangat," lirih Monica menjelma menjadi pengagum rahasia Lukas.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!