Tiga

Serena memanggil manager keuangan untuk bertemu dengannya, manager itu pun berjanji akan datang setelah pekerjaannya selesai.

Lukas memilih Monica sebagai sekretarisnya, dia memutuskan sepihak tanpa perundingan dengan pewawancara lainnya.

Monica yang awalnya ragu, kini malah bersemangat dan menantikan dirinya bisa bebas dari jeratan sang paman yang sudah seperti parasit sekarang.

...ೋ❀❀ೋ═══ • ═══ೋ❀❀ೋ...

Senin datang dengan cepat, Monica sudah berpakaian rapi, dia pergi dengan cepat sebelum pamannya mengomel tengah ini-itu dan hal lainnya.

"Selamat pagi, saya Monica yang akan menjadi sekretaris mulai hari ini!" sapa Monica saat tiba di perusahaan. Orang-orang menatap aneh gadis itu, sesaat kemudian semuanya menjadi tak peduli kembali. Seolah Monica tak penting sama sekali.

""Nona Monica, sebagai pegawai di sini, anda tidak boleh terlalu berisik. Tak ada peraturan yang mengharuskan anda menyapa karyawan lain, jadi tak usah melakukan hal sia-sia seperti tadi. Anda hanya harus menyapa Pak Lukas, atasan kita!" ucap mantan sekretaris Lukas memberi arahan. Yah, bisa dibilang ini termasuk sesi serah-terima jabatan dari sekretaris lama ke sekretaris baru.

"Akan saya ingat, tuan!" balas Monica penuh semangat.

"Bos kita suka semuanya ter-agenda dengan rapi. Jangan lakukan kesalahan sekecil apa pun kalau bisa. Mungkin Pak Lukas akan membiarkan dan memaafkan satu atau dua kesalahan yang anda lakukan karena anda baru di sini, tapi jangan harap ada keringanan untuk yang seterusnya!" kata mantan sekretaris Lukas mengingatkan.

Si sekretaris lama mengajak Monica berkeliling, dia menjelma sebagai tour guide dadakan untuk gadis itu. "Dan ini yang paling penting, pemilik sebenarnya dari perusahaan ini adal ...," ucapan pria itu terputus karena sering ponselnya yang berbunyi. "Tunggu sebentar," kata pria itu memutuskan untuk menerima panggilan telepon yang masuk di ponselnya.

Monica mengangguk, dengan sabar dia menunggu seniornya berbicara melalui telepon. "Cukup di sini saja, kamu bisa langsung ke meja kerja kamu dan mulai bekerja. Untuk yang lainnya bisa kamu pelajari pelan-pelan!" ucap pria yang dianggap Monica sebagai senior setelah dia selesai berbicara di telepon.

Monica mengangguk dengan cepat. "Siap, pak!" katanya langsung meluncur ke ruangan yang diberikan padanya. Gadis itu mulai mengerjakan tugasnya sebagai sekretaris di hari pertama.

"Bagaimana rasanya bekerja di sini?" tanya Lukas saat dia memanggil Monica ke ruangannya.

"Sangat baik, pak. Semua sangat ramah dan mengajari saya saat saya bertanya atau tak tahu tentang sesuatu," balas Monica dengan sigap.

"Santai saja, kita bukan sedang upacara," kata pria itu. Monica melirik bos pertamanya itu, sangat dan sangat tampan, itulah yang gadis itu tangkap saat pertama kali melihat Lukas.

Lukas mengangkat kepalanya, bertanya pada Monica dengan kening berkerut tipis. "Ada apa?" tanya pria itu dengan suara tegas. "Apa ada yang ingin anda tanyakan?" lanjut pria itu menatap lurus sekretaris barunya.

"Maaf, pak," ucap Monica sadar kalau dia sudah bersikap kurang sopan dengan terus memperhatikan penampilan bosnya.

"Saya bertanya, bukan meminta ucapan maaf dari anda," kata Lukas lagi.

Monica memutar otaknya, akhirnya dia mendongak sambil tersenyum tipis. "Apa saya bisa tinggal di asrama yang di sediakan kantor, pak?" tanya gadis itu menemukan pertanyaan yang tepat untuk melalui masalah kali ini. Dia tak berniat mencuri pandang penampilan atasannya itu, hanya saja matanya tak bisa berhenti menatap ciptaan Tuhan yang menurut gadis itu teramat sangat sempurna. Baik dari segi tampang hingga kekayaan.

"Sepertinya bisa, minta saja kunci pada bagian pemeliharaan, mereka yang mengurus semua kamar untuk karyawan di sini," balas Lukas menjawab sesuai dengan yang dia ketahui. Ini juga salah satu ide dari istrinya, sang istri meminta dibuatkan bangunan terpisah layaknya asrama dengan banyak kamar untuk karyawan yang tak memiliki tempat tinggal. Tentu saja tak semua bisa tinggal di sana, harus benar-benar karyawan yang memenuhi persyaratan dan memiliki alasan khusus yang bisa tinggal di sana. Semisal rumahnya jauh atau hal lainnya yang menjadi alasan mengapa karyawan itu lebih memilih tinggal di sana. Mereka juga di haruskan menjaga kebersihan dan jangan sampai berkelahi. Kalau ada yang melanggar maka akan diberi surat peringatan, saat tak berubah juga hingga tiga kali peringatan. Orang yang bersangkutan akan diusir dan tak diperbolehkan lagi tinggal di asrama.

Karena inilah juga Monica memilih menyerahkan lamaran saat ada lowongan perkejaan. Asrama terpisah yang bisa dia dapatkan, lumayan uang untuk ngekost atau sewa rumah bisa ditabung jadinya.

"Kalau boleh tahu kenapa anda ingin tinggal di asrama perusahaan?" tanya Lukas ingin tahu sedikit tentang sekretaris barunya.

Monica menggenggam erat kepalan tangannya di sisi tubuhnya. "Kalau anda tak bisa mengatakannya, saya tak akan bertanya," tukas Lukas yang melihat sekretarisnya itu seperti kesusahan untuk berbicara.

"Bulan begitu, pak. Hanya saja ini masalah pribadi dan sedikit memalukan kalau diceritakan kepada anda," timpal gadis itu tak ingin atasannya salah paham pada dirinya.

Lukas mengangguk paham. "Makanya saya tak akan bertanya," kata pria itu.

Monica menghela napas panjang sambil memejamkan matanya. "Saya anak yatim-piatu, orang tua saya meninggal dalam kecelakaan mobil. Saya dibesarkan oleh paman saya, tapi hanya dalam kata DIBESARKAN, nyatanya saya harus berusaha sendiri. Saya butuh tempat untuk melarikan diri agar tak lagi dianggap benalu oleh paman saya, pak," aku Monica jujur. Tentu saja dia tak bisa menceritakan semua keluh kesahnya.

"Saat jam makan siang, mintalah kunci dan segera pindah kalau memang anda ingin melarikan diri dan hidup mandiri!" tukas Lukas memberi saran. "Katakan saja kalau saya yang menyetujui semua!" lanjut pria itu lagi.

"Terima kasih, pak!" kata Monica dengan wajah yang terlihat sangat senang, seakan beban berat di pundak kecilnya telah terangkat semuanya.

"Kamu bisa pergi sekarang," kata Lukas menyerahkan kembali dokumen yang tadi dibawa oleh Monica.

"Sekali lagi terima kasih, pak. Saya permisi," ucap gadis itu kemudian pergi dari hadapan Lukas.

"Yatim-piatu, ya?" gumam Lukas menatap kepergian Monica. "Serena pasti setuju dengan keputusan dadakan yang aku buat ini," katanya lagi.

Serena, istrinya juga seorang yatim-piatu. Sejak kecil hidup di panti asuhan dan terus bekerja sampingan di sela waktunya sepanjang hari. Dari situlah istrinya itu memiliki jiwa sederhana dan kuat, teliti dan bisa membuat keputusan dengan kepala dingin. Perusahaan besar inipun didirikan istrinya dengan modal yang tak seberapa, hingga akhirnya mereka bisa meraup banyak keuntungan dan kesuksesan dari sini. Lukas merasa bersyukur telah bertemu dan berjodoh dengan wanita seperti Serena. Hanya sedikit hal yang tidak disukai Lukas dari istrinya itu, salah satunya masalah pakaian dan hal-hal yang selalu dijadwalkan sesuai rencana.

Lukas seroang pria dewasa, masa dia harus menunggu jadwal untuk bermesraan dengan istrinya sendiri. Tapi semua selalu berjalan seperti itu dan sepertinya tak akan berubah sampai kapanpun.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!