Bagaimana mungkin dirinya memberitahu Melin kalau ia dan Barra belum pernah sekalipun melakukan hubungan suami istri semenjak menikah. Ketika akan memulai pun ia kedatangan tamu sampai harus menunda kegiatan tanggung mereka sampai beberapa hari kedepan.
Barra dan Farhat berbincang ringan di sebuah Caffee, selama ini yang sering mendengarkan keluh kesah Barra mulai dari permasalahan kantor, keluarga dan percintaan adalah Farhat tempatnya. Sedikit banyak Farhat tahu hubungan yang terjadi dalam rumah tangga bos rasa sahabatnya itu.
" Jadi lo mau salahin siapa kalo udah gitu? Masa mau nyalahin dateng bulan yang tidak tau malu itu sih... Malu Barr ama kumis lo yang udah mulai ikutan nongol tuh.." Farhat berkomentar setelah Barra menceritakan kejadian tadi malam bersama istrinya.
" Jadi menurut lo gue lebay gitu?."
" Iyalah.. Kenapa jadi marah sama istri lo.. Emangnya tuh tamu bisa di usir terus disuruh nanti aja gitu datengnya.. "
Barra mengacak rambutnya dan mengusap wajahnya kasar..
" Terus gue mesti gimana?."
" Yaelah Barr.. Lo itu mantan pemain cinta. Lo kayak ginian masih nanya sama gue, gue aja yang masih lajang tau mesti gimana. Lo sekarang tinggal nunggu sabar dan berdoa minta sama Allah biar cepet tuh tamu cabutnya.." Jelas Farhat menimpali sambil mengusap-usap dada Barra secara halus.
" Bisa aja lo ngomong gitu ke gue ya.. Maksud gue bukan itunya, maksudnya gue harus gimana baikin Dita. Lama-lama lo harus gue pindahin ke Papua ya tugasnya biar jauh dari penglihatan gue.." Runtuk Barra kesal. Benar kata Farhat sebagai mantan pemain cinta, Barra kali ini merasa sedikit bingung harus memperlakukan istrinya bagaimana.. Ketika berhadapan dengan Dita masih ada perasaan canggung. Entah karena belum terbiasa atau karena sikap Dita yang masih pemalu menghadapi dirinya.
" Gampanglah bro.. Lo tinggal kasih coklat, bunga, berlian atau ajakin makan malam aja pasti hatinya udah meleleh.. Percaya deh.."
" Yakin lo?."
" Lo masih gak yakin sama gue? Masalah perusahaan aja lo bisa yakin sama gue gak takut gue bikin ancur, ini masalah ginian lo malah terus nanya bolak-balik.. Barra..Barra.."
" Ya udah.. lo pesenin gue tempat di restoran terserah dimana lo.. Buat malam ini..!." Barra beringsut dari tempat duduknya, di tangan kirinya menenteng jas hitam yang dipakainya sedari pagi dan di tangan kanannya kunci mobil serta ponselnya. Farhat segera mengekor Barra kemudian ikut masuk ke mobil dan duduk disebelah bos nya itu.
Kali ini Barra sedang berbaik hati, amarahnya mulai redam karena malam ini berencana akan mengajak Dita makan malam romantis sebagai permintaan maaf. Sebelum kembali ke kantor, Barra mampir terlebih dahulu ke sebuah toko cokelat, membeli sekotak kecil cokelat import untuk istrinya.
Saat Barra tiba di kantor, Dita tengah sibuk mengarsip dokumen ke buku besar sampai kedatangan suaminya yang berdiri pun tidak disadarinya. Barra mengetok meja perlahan hingga membuat Dita mendongakan kepalanya ke arah Barra.
" Pak....!!."
" Kamu udah makan?."
" Udah pak.. Di kantin."
" Oh gitu.. Maaf ya tadi buru-buru gak sampe ngajakin kamu. " Barra beralasan takut kalau Dita akan merasa kecewa.
" Ini.. makan sebagai cemilan anti ngantuk." Barra menyimpan sekotak cokelat di meja Dita yang dibelinya tadi. Kemudian berlalu menuju ruangannya. Dita segera menyimpannya di dalam laci mejanya untuk sesekali ia makan saat pekerjaannya sudah mulai senggang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Nurul Lestari
lanjut thor... makin penasaran..... buat bara dan dita bahagia thorr
2020-06-10
1