After Marriage

Aku bisa memberikan apapun yang kamu minta..

" Barra jaga Dita baik-baik ya.. Dia sekarang adalah tanggung jawabmu. Sayangi dan hormati dia sepenuhnya.."

Begitulah salah satu pesan dari ibunya Barra tak kala melepas kepergian pengantin baru itu ketika akan pindah ke apartement Barra.

" Tenang aja bu, Barra akan menjaganya."

"Ingat Barr... Apa pesan ayah!."

"Iya ayah.. Barra akan selalu ingat. Ya sudah kami akan pergi dulu sudah terlalu siang."

" Baiklah.. Jaga diri kalian baik-baik.."

" Bye..."

Barra dan Dita menyusuri jalanan ibu kota, seperti biasa tidak ada kata tidak macet untuk kota Jakarta tercinta.

Mobil Barra masuk kesebuah basement apartement mewah masih dikawasan Jakarta Pusat. Setelah itu mereka langsung naik ke lantai 21 dengan menaiki lift.

Barra memasukan passcode untuk masuk kedalam, walapun apartement itu dihuni lelaki tapi cukup membuat Dita takjub. Keadaannya sangat rapi dan bersih, semua perabotan tertata rapi.

" Dit.. Ayo duduk dulu!."

Dita kemudian duduk disebelah Barra, menghadap layar tv berukuran besar yang berada ditengah-tengah ruangan.

" Aku ingin berbicara tentang pernikahan kita."

Dita menelan salivanya, ia menyangka mungkin Barra akan membahas tentang peraturan rumah tangga mereka atau membahas kapan hubungan mereka akan berakhir.

" Pernikahan kita kenapa?."

" Aku hanya ingin diantara kita tidak saling mengatur, pernikahan kita diawali perjodohan jadi aku harap kamu mengerti posisi kamu!."

" Iya aku paham.."

Setelah dirasa pembicaraanya selesai Dita masuk ke kamar yang ditunjuk Barra sebagai kamarnya.. Ya kamar Dita. Barra menyuruh Dita untuk tidur sendiri, di apartement itu ada dua buah kamar. Kamar utama ditempati Barra.

Tidak ada malam pertama..

Sudah bisa ditebak, pengantin baru itu tidak tidur dalam satu ranjang. Kemarin pun setelah acara pesta pernikahan selesai, mereka berdua tidak melakukan hubungan layaknya suami istri. Dita tidur di sofa sedangkan Barra tidur di ranjangnya.

Walaupun Dita dan Barra tidur dalam kamar terpisah masih saja membuat Dita was-was. Bagaimana kalau pas tengah malam Barra masuk kekamarnya dan melakukan hal yang tak ia sangka.

Untuk menghindari hal yang tak ia inginkan, Dita mengunci pintu kamarnya lalu menutup tubuhnya dengan selimut sampai ia tertidur.

Menjalankan kehidupan masing-masing..

Walaupun tidak saling mengusik kehidupan pribadi masing-masing, Dita tetap menjalankan kwajibannya yang lain untuk melayani suaminya yaitu membuatkan sarapan ataupun memasak makanan untuk makan siang dan makan malam. Urusan yang satu itu Dita jagonya. Ia tidak harus membuka video di internet atau majalah. Ia sudah sangat mahir dalam hal pekerjaan di dapur.

" Bagaiamana seorang lelaki bisa menyetok makanan sebanyak ini ya.. " Gumam Dita saat melihat isi kulkas Barra, ia senang karena tidak harus pergi ke supermarket untuk membeli bahan-bahan makanan.

Sebelum menikah Barra memang tinggal seorang diri di apartement yang ditempatinya sekarang.. Lebih menghemat waktu untuk pergi ke kantor.

Barra sibuk dengan aktifitasnya sendiri dan Dita pun sibuk dengan urusannya di dapur. Mereka berdua baru akan bersama ketika berada di meja makan.

Hadiah rumah mewah...

" Nanti habis sarapan kita lihat rumah ya.."

" Rumah? Rumah siapa?." Dita mengernyitkan alisnya.

" Rumah yang akan kita tempati. Kita tidak akan tinggal disini tapi dirumah baru."

" Rumah baru? Kamu beli jadi?."

" Nggak.. Bangun dari awal sesuai keinginan. Udah mau 6 bulan belum selesai, katanya baru selesai satu minggu lagi makanya mau lihat udah sampe mana pengerjaannya."

"Oh gitu ya.. Aku akan segera bersiap setelah sarapan."

*****

" Ini rumahnya Barr?." Dita terperangah melihat rumah besar mewah berdiri kokoh, tinggal beberapa detail saja masih belum terlihat sempurna sampai finishing.

" Iya.. Rumah ini. Ini awal rencananya aku bangun karena niat buat aku tinggali, pindah dari apartement. Tapi karena sekarang ada kamu, maka rumah ini aku hadiahkan untukmu saja.." Dengan gampangnya Barra menyerahkan sebuah rumah bak istana megah pada istrinya. Entah berapa puluh milyar ia habiskan untuk rumah yang ia bangun itu.

Dita melihat-lihat seisi ruangan yang ada dalam rumah itu, hampir tidak ada cela baginya. Ia sangat menyukai rancangan yang dibangun oleh arsitek kenamaan negeri ini.

Rumah mewah yang terdiri dari 3 lantai, ada 6 kamar. 1 kamar utama dan ada 5 kamar lagi bisa dipakai apabila dijadikan kamar anak, kamar sanak saudara ataupun bisa untuk kamar tamu yang menginap disana. Sedangkan kamar assisten rumah tangga berbeda lagi ada dilantai bawah.

Sayangnya Dita kurang menyukai ukuran rumah yang begitu luas. Gerasi mobil pun bisa memuat lebih dari 6 mobil, belum lagi terdapat fasilitas lain seperti lapangan khusus yang dibangun untuk olahraga pribadi. Kolam renang besar dan indah dengan view langsung melihat ke alam sekitar. Dita lebih menyukai rumah minimalis hanya itu saja.

" Gimana kamu suka?."

Dita terpaksa mengangguk, ia hanya tidak mau jika harus berdebat dengan suaminya.

" Kamu harus pilih beberapa interior rumah yang kamu suka!."

" Kamu bisa menggunakan seorang design interior, mereka pasti lebih paham untuk urusan yang satu itu."

" Kamu yakin?."

" Ya aku yakin.. Aku akan menerimanya."

" Oke."

" Dia selalu berubah-ubah kadang cuek, kadang dia selalu cerewet menanyaiku ini itu. Sebenarnya seperti apa lelaki ini?." Banyak pertanyaan berkecamuk dalam pikiran Dita.. Konyol kenapa Dita harus memikirkan tentang Barra.

" Kita akan pergi ke kontrakanmu yang lama sekarang!."

*****

" Kenapa kamu tidak tinggal di apartement saja sebelum tinggal disini?." Tanya Barra saat Dita selesai berpamitan pada pemilik kontrakan. Dita hanya membawa barang-barang dalam koper besar, dua koper besar. Sebelumnya Dita sudah membawa dua koper besar pakaian sebelum hari pernikahannya.

" Uang gajiku harus dibagi-bagi untuk berbagai keperluan, kalo harus tinggal di apartement biaya sewanya mahal."

" Kan lebih murah kalo nyicil bisa jadi milik pribadi kan?."

" Bisa sih.. Tapi itu tadi, uangnya tidak cukup."Seutas senyum mengembang dari pemilik bibir mungil itu.

"Kamu ini apa kurang paham atau bodoh ya.. Bukannya kamu itu kerja di perusahaanku ya, kamu lupa kalo perusahaan utama kita bergerak di bidang properti, salah satunya apartement. Kamu tinggal bilang ada bunga ringan bahkan nol bunga khusus untuk karyawan kalo ingin nyicil apartement."

Dita malah menahan tawanya, ia malah lucu saat mendengar penjelasan Barra, seperti seorang salles marketing yang sedang meyakinkan calon pembelinya.

" Kenapa ketawa ada yang lucu?."

Dita menggelengkan kepalanya.. Jangan sampai Barra tahu kalau ia menertawakan dirinya.

" Pokonya mulai sekarang kalo kamu butuh sesuatu tinggal bilang! Aku tidak mau kalo ada orang yang menyangka aku kurang memperhatikan istriku. "

" Iya.. Mulai saat ini aku akan bilang. "

Terpopuler

Comments

Anugrah Cinta

Anugrah Cinta

Itu yg mlm abis resepsi pngennya detail mereka ngapain aja..

2020-10-02

0

hany

hany

next.....

2020-05-20

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!