Guling Menjadi Tersangka

Happy Reading guys...

*****

" Dit, Pak Barra nya ada gak?." Tanya Pak Doni mantan sekretaris yang sekarang dijabat Dita, sekarang Pak Doni sudah diangkat jadi wakil direktur.

" Mm.... bentar ya pak saya tanyain dulu takutnya pak Barra lagi gak mau diganggu."

" Oke.."

Dita menghubungi Barra lewat interkomnya..

" Pak.. Ada pak Doni mau ketemu, oh iya.. baik pak.."

" Gimana Dit?."

" Katanya pak Doni boleh masuk.."

" Oke.. Makasih Dit,, " Ucap pak Doni sambil mengedipkan sebelah matanya pada Dita dan masuk kedalam ruangan Barra.

Hampir 20 menit pak Doni dan Barra berbincang-bincang di dalam ruangannya, setelah itu Barra dan pak Doni keluar. Lalu pak Doni pamit untuk kembali ke ruangannya, sementara Barra menghampiri Dita yang tengah sibuk dengan beberapa dokumen menumpuk di meja kerjanya.

" Dit, malam ini kamu ikut ya ada acara jamuan makan malam di Hotel Grand Hyatt. Nanti kita pulang dulu ke rumah buat persiapan, kamu punya gaun malam kan?."

" Jamuan makan malam pak? Gaun malam?."

" Ada sih cuma dua buah gaun malam biasa dipake buat acara resmi kantor." Gumam Dita dalam hati.

" Kalo kamu gak ada nanti pulang dari kantor kita nyari dulu.."

" Oh gak usah.. Ada ko di rumah.. Pake yang ada aja.."

" Oke deh kalo gitu.."

Sehabis jam pulang kantor tiba Barra dan Dita segera pulang ke rumah untuk persiapan acara jamuan makan malam. Acara jamuan makan malam kali ini terkesan formal untuk sekedar merayakan kemenangan tender perusahaannya. Walaupun bukan hal baru dan selalu dipastikan menang tender tapi kali ini lawan saingan bisnis perusahaan Barra group adalah perusahaan besar lainnya di Indonesia. Jadi pantas kalau diadakan perayaan khusus sekaligus sebagai penyambutan boss baru di perusahaan Barra group yaitu Barra Pramudya Nitinegoro yang sedari pertama belum mengadakan penyambutan.

Terdengar beberapa selentingan gosip di perusahaan kalau Barra juga mempunyai integeritas yang tinggi dalam memimpin dan juga Barra tidak akan segan menegur langsung apabila terdapat kelalaian yang dilakukan karyawannya. Barra seorang yang disiplin penuh, mungkin karena bawaan dia lulusan sebuah universitas terkenal di luar negeri dan juga kemampuan otak yang cerdas sehingga membuat kredibilitas perusahaan semakin naik.

Karena kabar miring tentang kedekatannya dengan beberapa publik figur tanah air sehingga publik sedikit kurang percaya dengan kemampuaanya mengendalikan perusahaan.

Ternyata kabar HOAX itu terhempas cantik dengan sendirinya saay... Uglala...!

" Ko belum siap-siap?." Kala itu Barra sudah siap dengan stelan jas hitam yang ia kenakan. Dita sudah selesai mandi terlebih dahulu, sementara jam di nakas menunjukan jam 18.30..

" Aku mau sholat dulu.. Takut keburu habis waktunya.."

" Oh iya... Silahkan!."

Setelah selesai jam 19.00 teng Barra dan Dita meluncur ke Hotel Grand Hyatt.. Hanya butuh waktu 20 menit dari rumah untuk sampai kesana.

Dikantor Dita terkenal humble.. Tidak salah kalau ia banyak temannya. Ada beberapa teman wanita dan juga beberapa teman prianya yang sangat akrab.. Bahkan sudah tidak segan-segan bercanda. Karena ini acara jamuan internal kantor tidak salah kalau malam itu seluruh karyawan inti kantor ikut hadir merayakannya.

Banyak pasang mata menangkap sosok cantik Dita, pada malam itu terlihat sangat cantik dibalut gaun panjang berwarna hitam.. Elegan.

Apalagi saat itu hampir seluruh kantor sudah tahu posisi Dita adalah sebagai istri Boss mereka. Tapi ada saja tingkah beberapa orang yang masih saja tidak tahu kalau Dita sudah menikah dengan Barra.

Mata Barra menangkap Dita sedang mengobrol dengan seorang pria dengan senyum menyungging dibibirnya. Sementara Barra tengah disibukan dengan beberapa petinggi perusahaan lainnya.

Barra sepertinya kegerahan melihat keakraban Dita dengan seorang karyawan kantor yang bernama Rully. Malah Dita terlihat sudah dua kali menepuk bahu Rully sambil tertawa.

Barra pun mendatangi meja Dita dan Rully..

" Maaf .. Aku pinjam Dita nya dulu ya.."

" Oh.. Iya pak.. Silahkan!." Rully terlihat gelagapan, Barra menunjukan rasa tidak sukanya saat itu membuat Rully merasa bersalah dan takut akan mempengaruhi pekerjaannya di kantor.

Barra menarik tangan Dita ke meja kosong yang ada di belakang..

" Kenapa sih.."

" Kamu apa-apaan ngobrol akrab gitu sama cowok gak dikenal."

" Cowok gak dikenal? Itu kan Rully, dulu sewaktu aku belum jadi sekretaris ayah, Aku dan Rully satu divisi jadi wajarlah kalo akrab kan kenal."

" Pokonya aku gak mau tau.. mau dia satu divisi sama kamu atau bukan kamu jangan ngbrol sembarang gitu sama cowok lain termasuk semua cowok yang ada di kantor!."

" Ini orang tumben banget larang-larang. Biasanya dia kan super cuek minta ampun gak ketulungan.." Gerutu Dita dalam hati melihat tingkah aneh suaminya yang tiba-tiba.

" Kamu denger gak?." Matanya kini melotot tajam membuat Dita tidak bisa berkutik sama sekali.

" Iya.. Denger ko.. "

" Ya udah.. Kamu disini ikut jamuan itu untuk nemenin aku, bukan mau nganggurin aku dengan ngobrol gak guna kaya tadi."

" Iya pak.. iya.. maaf."

" Mending diiyain ajalah biar cepet gak kepanjangan.." Dita merutuk lagi..

Selepas pulang dari acara jamuan makan malam, Barra menunjukan sikap aneh selanjutnya. Tidak seperti biasanya yang ia lakukan pada Dita sebelumnya.

Selesai bersih-bersih Barra merebahkan dirinya di ranjang samping Dita. Melihat keanehan itu membuat Dita bertanya dengan rasa ingin tahunya yang besar.

" Kenapa gak boleh aku tidur di sini?." Belum juga Dita mengucapkan pertanyaan dalam dirinya, Barra sudah terlebih dahulu melontarkan pertanyaan padanya.

" Bukan.. tapi kan kata kamu kita-."

" Iya emang kita gak bakalan ngapa-ngapain cuma tidur bersebelahan aja.. Ya udah kalo gitu aku bikin pembatasnya.. Niiih gulingnya."

Barra meletakan sebuah guling sebagai pembatas antara dirinya dengan Dita agar mereka tidak khilap.. Suami istri mah udah sah kan ih Barra..

" Ini orang gak di kantor gak di rumah tetep aja ngeselin. Sabar Dita.. Gitu-gitu juga laki-laki tampan yang ada disebelah kamu itu adalah suami kamu, imam dunia akhirat kamu loh.." Dita mengelus dadanya perlahan.. Sementara Barra dipastikan sudah tenang tertidur di alamnya.

Keesokan paginya tanpa sadar keduanya, Dita sudah berada dipelukan Barra.. Nah pertanyaannya kemanakah si guling yang jadi tersangka untuk dijadikan pembatas?

Dita menggeliat perlahan.. Betapa kagetnya ia sudah berada dipelukan Barra, semalaman lagi pikirannya. Barra menatap Dita dengan kesal dan menuduh Dita sudah mencuri kesempatan agar ia memeluk istrinya itu hingga gulingnya ditendang ke lantai.

Azan subuh memang sudah lama berkumandang tapi terlihat hari akan mulai cerah tidak menyurutkan langkah Dita untuk mengambil wudhu dan segera sholat, dari pada tidak sama sekali. Cara itu aman untuk membuat Barra tidak mendeskriminasi dirinya dengan pertanyaan yang menyudutkan.

《》《》《》《》《》《》《 》《》《》

Berikan komen, like dan votenya ya.. 😊

Terpopuler

Comments

A.0122

A.0122

guling oh guling kemana kau hilang

2021-02-04

0

sumarti

sumarti

gulingnya jalan sendiri😃😃

2020-11-14

1

Rini Widyaningsih

Rini Widyaningsih

Guling....oh...guling

2020-11-09

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!