Kram Perut

" Kamu ko kayak kesakitan gitu?." Dita meringis perutnya sedikit kram.

" Kram mas.. gak nyaman banget.."

Barra tampak bingung tidak tahu harus membantu istrinya bagaimana. Barra teringat alat kompres panas yang disimpannya dalam lemari di dapur, siapa tahu bisa meringankan rasa kram di perut istrinya.

" Nih.. Pake ini yah.. Siapa tau agak mendingan udah diisi air panas ko.."

" Tapi gak bakalan panas banget kan mas?."

" Gak ko.. kan ada karetnya.."

Dita di suruh merebahkan badannya lalu menyimpan alat kompres karet di atas perutnya. Lumayan rasanya tidak terlalu sakit lagi, sampai Dita tertidur pulas.

Barra agak kesal tapi apa boleh buat malam ini rencana untuk mengajak Dita makan malam romantis harus ditunda dulu, tanpa memperdulikan kemarahan Farhat yang sudah membooking restoran khusus malam ini.

Esok hari Barra sudah terlebih dahulu bangun, malah sudah bersiap-siap memakai pakaian kerjanya. Bedanya hari ini setengah jam lebih awal dari biasanya, rencananya Barra akan menjadi salah satu pembicara dalam acara Young Enterpreneur 2020 disiarkan secara live di tv nasional.

" Dit.. Kamu cepetan dandannya ya.. Aku nganterin kamu dulu ke kantor habis itu aku langsung ke stasiun tv."

" Emang acaranya jam berapa mas? Bukannya jam 8.30 ya? Mas gak sarapan dulu?."

" Aku gak mau telat mendingan datang lebih awal, kamu kalau mau sarapan bawa aja makan di mobil bisa kan?."

Dita tidak punya pilihan dari pada kena omel suaminya.

Setelah selesai memasukan beberapa potong sandwich ke dalam lunch box dan juga sebotol susu hangat tawar, Dita segera menyusul Barra masuk ke dalam mobil.

" Tidak boleh canggung, dia itu suami kamu. Kalo kamu canggung bisa-bisa suami kamu nyari kenyamanan pada wanita lain.. Gak mau kan suaminya direbut pelakor."

Dita merutuk dalam hatinya, ia tidak boleh menjaga jarak atau membuat suaminya merasa tidak nyaman di dekatnya. Entah dari mana Dita punya pemikiran seperti itu, wajar suaminya bukan kaleng-kaleng. Banyak yang mendamba dan mengantri bahkan menunggu jadi duren alias duda keren juga ada..

" Tidak.. Jangan...!!." Ucapnya tiba-tiba.

" Kenapa Dit?."

" Ah.. Mmm itu gak apa-apa ko mas. Aku cuma inget cerita sinetron aja ko.." Ujar Dita beralasan.

Dari mana istrinya senang menonton sinetron, yang selalu Barra perhatikan saat beraada di Rumah, Dita sering menghabiskan waktunya untuk masak, bikin kue atau baca buku sambil santai.

" Mas mau?." Dita membuka lunch box berisi sandwich tadi.

" Aku suapin aja yah... " Refleks Barra membuka mulutnya menerima roti sandwich masuk, menggigitnya sedikit demi sedikit sampai habis.

" Mau lagi?."

" Udah.. Segitu juga udah banyak.." Tolak Barra kemudian meneguk susu tawar yang diberikan istrinya.

" Giliran kamu makan... !."

" Iya mas.." Tanpa dikomando pun Dita akan menghabiskan makanannya, ia memang tidak sempat makan malam hingga pagi-pagi sekali perutnya sudah keroncongan.

" Mas.. Habis acara tv mau langsung ke kantor lagi?."

Barra diam sejenak..

" Iyalah.. Hari ini ada pak Gunawan mau berkunjung katanya mau nawarin invest di perusahaan kita.."

" Memangnya kenapa tumben kamu nanya gitu?."

" Mas lupa.. Aku kan sekretaris mas di kantor. Nanti kalo ada yang nanyain jawab apa coba masa sekretarisnya aja gak tau.."

Barra menyunggingkan bibirnya, berpikir kalau wanita yang ada disebelahnya sekarang sudah mulai menunjukan sedikit kemajuan. Tidak terlalu pendiam, seperti goong yang akan berbunyi saat dipukul saja.

" Mas.. boleh gak kalau pulang kantor nanti ikut acara makan malam sama anak-anak kantor. Kebetulan Keke ulang tahun. "

" Nggak boleh..."

" Kenapa?."

" Ya pokonya gak boleh aja...!."

" Cuma acara makan malam ulang tahun.. kenapa pake larang-larang sih.."

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***