Harus Menerima

Jangan melihat kecantikan dari fisik

- Dita -

.....

Agung tampak berbicara dengan seseorang di telepon, terdengar ia menyuruh orang kepercayaannya untuk mencari seorang gadis bernama Dita Prameswari di daerah Bandung.

"Siap Bos.. saya akan mencarinya sekarang juga."

" Saya tunggu kabar darimu.. Cari dan dapatkan.. Bawa kehadapanku secepatnya!."

Agung sudah sangat tidak sabar ingin tahu gadis seperti apa yang sudah ayahnya pilih untuk jadi menantunya.

" Yah... Bagaimana kalau kita terima saja dengan ikhlas apa yang ayahmu suruh.. Siapa tau itu yang terbaik untuk kita semua." Istrinya memegang pundak Agung, istrinya tahu bahwa Agung akan lemah dengan kata-kata lembut.

" Apa maksudmu bu?."

" Maksud ibu, siapa tau ayahmu itu hanya ingin Barra berubah. Kan kita tidak tau Barra setelah menikah bagaimana, ibu ingin Barra sadar dan menikah terus punya kehidupan yang baik.. Orang tua mana yang tidak mau melihat anaknya bahagia."

Agung meresapi semua perkataan istrinya, hati kecilnya membenarkan. Kenapa ia harus bersikeras menentang toh mungkin ayahnya punya alasan tersendiri mewasiatkan pernikahan untuk Barra. Ayahnya yang juga kakeknya Barra sangat menyayangi Barra sejak kecil, bahkan saat umur Barra baru menginjak satu tahun, kakeknya menghadiahi mobil mewah untuk cucunya itu. Jadi mana mungkin kakeknya Barra melakukan hal yang bisa membuat Barra hancur.

"Benar bu, pernikahan adalah jalan satu-satunya untuk Barra."

Ibunya Barra tersenyum lepas akhirnya suaminya bisa mengerti jalan pikirannya, ia yakin suaminya juga pasti menginginkan hal baik untuk anaknya.

*****

" Bos.. Kemarin saya sudah mencari Dita sampai ke alamatnya di Bandung dan ternyata..." Orang kepercayaan Agung yang bernama Deni itu tak bisa menahan tertawanya.

" Kenapa Den, ada yang lucu?." Agung sangat serius menanggapi Deni.. Wajah terlihat capek, Deni harus seharian mencari alamat Dita yang diberikan Agung di daerah Bandung.

" Bos.. Saya kemaren seharian nyari, muter-muter sampe malem. Alamatnya masih belum ketemu, soalnya itu alamat lama. "

" Terus nggak ketemu?."

" Iya itu Bos, nanyain ke tetangganya di alamat lamanya itu. Terus saya disuruh ke rumah sodaranya, rumahnya lumayan dekat. Tau nggak sih Bos apa yang dikatakan sodaranya itu?."

"Apa sih Den, kamu kalo ngomong yang jelas. Jangan ngasih teka-teki gitu." Agung sudah hilang rasa sabarnya dengan perkataan Deni.

" Katanya Dita Prameswari ada di Jakarta dan bekerja di Perusahaan Barra Group." Ujar Deni dengan logat sundanya yang khas. Deni orang kepercayaan Agung , sudah hampir 6 tahun jadi orang suruhannya.

"Apaaa? Kamu nggak salah Den?." Agung hampir berteriak, gadis yang dicarinya ternyata berada di dalam kandang sendiri. Dita Prameswari, ia mengenal gadis itu dengan baik. Sebagai atasannya dulu Dita sering disuruhnya untuk mengerjakan seluruh pekerjaannya.

"Dita si anak rajin, aku lupa dengan namamu dan tak menyangka itu adalah dirimu." Gumamnya sendiri.

Agung tertawa lepas.. Akhirnya bisa menemukan Dita dengan mudah.. Tidak butuh waktu lama. Agung segera memerintahkan Deni untuk mengatur pertemuannya dengan Dita saat itu juga.

"Kamu anter saya ke perusahaan hari ini juga. Saya ingin bicara dengan Dita."

*****

Salah satu security perusahaan menghampiri Dita yang tengah berkutat dengan komputernya, ia tengah sibuk mengerjakan deadline untuk meeting atasannya.

"Bu Dita, ada yang ingin bertemu dengan Bu Dita sekarang.."

"Siapa pak? Kebetulan saya sedang sibuk nih.."

" Maaf Bu.. Soalnya ini Pak Agung bu.. "

" Pak Agung Pramudya? Atasan saya dulu?."

Dita mengerjap.. Dibenaknya terpikir untuk apa Pak Agung ingin menemuinya.

" Baik pak.. Saya akan temui pak Agung sekarang. Pak Agungnya ada dimana?."

" Pak Agungnya ada di restoran bu, sedangkan yang datang orang suruhan pak Agung."

"Ooh gitu, ya udah saya beresin ini dulu ya pak nanti saya turun."

Dengan cekatan Dita segera membereskan pekerjaannya, untung saja saat itu hampir jam makan siang. Jadi tidak masalah kalau ia keluar kantor sedikit kurang dari waktunya toh Pak Agung yang menyuruh menemuinya.

*****

"Dit.. Apa kabar kamu?." Agung menunjukan sikap ramah, watak keras kepalanya sejenak dihilangkan.

" Baik pak.. Duh jadi deg-degan bapak mau ketemu saya. " Dita memang akrab dengan Agung, bahkan Agung sudah menganggapnya seperti putrinya sendiri.

" Ada yang lebih deg-degan lagi Dit, Maksud saya ingin ketemu kamu ingin menyampaikan satu hal penting."

" Apa pak.." Dita mengernyitkan kedua alisnya.

" Kita langsung ke intinya saja ya.. Jadi gini Dit, kakeknya Barra, ayahnya saya. Ingin kamu menikah dengan Barra, anak saya.."

Wajah Dita cengo.. Ia tak percaya penuturan Agung. Mana mungkin ia menikah.. Memikirkannya saja tidak pernah.

"Menikah pa?."

"Iya Dit, Menikah dengan Barra.. Di wasiat kakeknya Barra harus menikah dengan kamu." Agung menegaskan supaya Dita mengerti dengan ucapannya.

" Tapi kenapa saya pak?."

" Katanya orang tuamu sahabat kakeknya Barra? Apa benar?."

" Sahabat?."

" Gini aja Dit, kamu cerna setiap perkataan saya baik-baik ya.. Saya kasih kamu waktu sampai besok. Hubungi saya, kamu masih nyimpan kan no.hape saya?."

" Masih pak.. Saya masih simpan."

" Baiklah kalau begitu saya tunggu kabarnya besok, sekarang kita makan saja dulu.. Sayang kalau makanannya tidak dimakan.."

*****

Sudah hampir separuhnya Dita mengerjakan dokumen saat atasannya menyuruhnya lembur, sudah jam 7 malam lewat dari jam pulang kantor. Hanya Dita dan dua orang temannya disuruh untuk lembur, atasannya terkadang semena-mena menyuruhnya, dikenal galak dan arogansinya tinggi. Dita adalah karyawan baru, posisinya sebagai sekretaris perusahaan Barra Group, banyak yang mengincar posisinya sekarang. Sudah genap setahun Dita dipekerjakan disana, sejak masih masa kepemimpinan Agung Pramudya.

Dita dikenal gadis yang ramah, perilakunya baik dan ia dikenal banyak orang karena kecantikannya pantas saja kalau ia jadi gadis paling cantik di perusahaan. Berawal dari perkampungan di Bandung, Dita mencoba mengadu nasib ke ibu kota. Beruntung nasib yang baik membuatnya diterima bekerja.

Daerah periangan memang dikenal sebagai surganya perempuan cantik, tapi bukan itu yang membuat Dita diterima bekerja, ia adalah seorang Sarjana lulusan Institut Teknologi Bandung. Di Indonesia ITB menduduki peringkat ke dua, sudah pasti otak seperti apa yang bisa berkuliah disana.

Dita Prameswari, anak satu-satunya dari pasangan Bambang Dewandono dan Triwulandari. Sayangnya kedua orang tuanya meninggal ketika Dita baru saja lulus sidang sarjananya, terbayang jelas bagaimana perasaannya ketika wisuda tanpa didampingi orang terkasih. Dita bukan berasal dari kalangan berada, ia hanya berasal dari keluarga sederhana. Usaha keluarganya mengandalkan dari bisnis kue, ibunya memang hobi membuat berbagai macam kue. Alhasil kemampuan ibunya diwariskan pada Dita.

Dita menghidupi diri sendiri setelah kepergian orang tuanya dari berjualan kue ketika di Bandung yang ia titipkan ke beberapa toko kecil, lumayan cukup untuk biaya sehari-hari sedangkan dulu biaya kuliahnya dia dapatkan dari beasiswa.

Ia tersenyum getir mengingat perjuangannya sampai ketitik sekarang.

Terpopuler

Comments

A.0122

A.0122

kayaknya seru nie

2021-02-04

0

Rini Widyaningsih

Rini Widyaningsih

Thor, kenapa Dita gadis baik baik dpt Barra yg suka ganti ganti perempuan

2020-11-08

0

Kordilia Oktaviani Logis

Kordilia Oktaviani Logis

vusualx dong thor 🙏👍😇❤

2020-09-28

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!