In The Name Of Love

In The Name Of Love

Chapters 1

Jam sudah lewat tengah malam. Di tempat yang sepi terdengar suara, suara tawa dan juga erangan yang terdengar begitu menyiksa.

Di dalam sebuah gedung terbengkalai segerombolan orang tengah memukuli seseorang secara bergantian. Suara gelak tawa mereka menggema di seluruh ruangan, terdengar menakutkan. Mereka menertawakan seorang laki-laki yang sudah tersungkur di lantai dengan luka hampir di sekujur tubuhnya.

"Tinggalkan dia! Biarkan dia mati secara perlahan di sini," ucap salah satu pria di tempat itu.

"Ayo," imbuh yang lainnya.

Puas menyiksa, segerombolan pria itu pergi tanpa belas kasih meninggalkan si pria begitu saja. Bukan hanya itu saja, mereka tak segan-segan membuang air ludah di dekat si pria yang sudah tidak berdaya.

"Sial! Awas saja aku tidak akan memaafkan kalian. Kini aku memang kalah tapi lain kali aku akan membuat perhitungan dengan kalian," batin pria itu.

Ruangan terasa sunyi, pria itu merasa itu adalah kesempatannya untuk kabur. Setelah memastikan tidak ada orang, pria itu mencoba berdiri. Dengan sisa tenaganya pria itu berusaha berdiri sambil menahan rasa sakit yang luar biasa di tubuhnya.

Pria itu berjalan dengan menyeret kakinya mencoba keluar dari tempat itu. Namun, ketika ia berhasil keluar salah satu dari orang yang menyiksanya melihatnya. Mata pria itu membulat, sontak ia memutar arah mencari jalan lain untuk melarikan diri.

"Dia kabur," seru salah seorang pria pengeroyok.

"Ayo kita kejar! Jangan biarkan dia pergi," ucap pria yang lainnya.

Mereka pun berlari mengejarnya. Pria itu berlari terpincang-pincang dengan darah mengalir dari pelipisnya. Namun akhirnya ia bisa sampai di jalan raya. Pria itu bersembunyi di balik dinding sebuah mini market, matanya terpejam sambil menarik napas panjang menetralkan napasnya yang tersengal-sengal.

"Semoga mereka tidak menemukanku. Aku tidak ingin mati sebelum aku menghabisi mereka," harapnya.

Setelah beristirahat sejenak pria itu menoleh kesana kemari, orang-orang itu tidak terlihat sepertinya mereka tertinggal jauh.

"Aku harus segera pergi dari sini. Sebelum mereka menemukanku lagi," ucapnya

Setelah napasnya mulai normal, pria itu kembali berjalan dengan sisa tenaganya. Pria itu berjalan berharap bertemu seseorang yang bisa membantunya. Doanya terkabul, tidak jauh di hadapannya ia melihat seseorang. Matanya menyipit untuk mempertajam penglihatannya, ternyata seorang wanita.

"Aku harus segera meminta bantuannya." Dengan semua sisa tenaganya, pria itu berlari menghampiri seorang wanita yang sedang membuka pintu mobilnya. "Tolong, tolong selamatkan aku," pinta pria itu.

Situasi yang gelap dan sunyi, tiba-tiba ada seseorang datang dengan wajah yang tertutupi oleh darah. Wanita itu langsung menjerit.

"Aaaa! Siapa kau?" jerit wanita itu.

Wanitai itu berteriak, ia merasa ketakutan melihat keadaan orang itu.

"Sttt, diamlah!" Si pria menaruh jari telunjuk di bibirnya meminta si wanita untuk diam.

Si wanita mengecilkan volume suaranya sambil menatap si pria dengan rasa takut bercampur rasa bingung.

"Tolong bawa aku pergi!" pinta si pria sekali lagi.

"Katakan dulu kau siapa?" tanya wanita itu lagi.

Wanita itu tidak mendapatkan jawaban justru terkejut mendengar teriakan seseorang. Wanita itu menoleh ke asal suara, dari kejauhan segerombolan orang datang dan berlari ke arah mereka. Mata si wanita membulat, ada ketakutan di sorot matanya. Bersyukur isi kepalanya tidak berhenti bekerja, si wanita membantu si pria yang terluka itu ke dalam mobilnya lalu dengan cepat si wanita masuk ke mobil dan segera menguncinya. Pergerakan wanita itu sangat cepat, terlambat sedikit saja sudah dipastikan dia akan terkena masalah.

Brak

"Buka pintunya!" Pria yang berjumlah lebih dari lima orang menggedor-gedor kaca mobil dan juga memaksa untuk membuka pintu mobil. Dengan sigap wanita itu menyalakan mobilnya lalu menginjak pedal gas, mobil melesat jauh seketika. Wanita itu memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi, beruntung saat itu jalanan dalam keadaan kosong.

"Ya Tuhan siapa orang-orang tadi? Mereka begitu menakutkan," gumamnya.

Merasa sudah jauh dan aman, wanita itu mengurangi kecepatan laju mobilnya sebelum akhirnya mobil itu berhenti melaju. Ia menoleh ke belakang melihat apakah orang-orang tadi masih mengejar.

"Akhirnya lolos juga!" Si wanita menarik napas lega melihat tidak ada lagi yang mengejar.

Pandangan wanita itu mengarah pada kaca spion di depannya melihat kondisi pria di kursi belakang. Ada banyak pertanyaan di benaknya.

Siapa pria itu?

Kenapa dia sampai seperti itu?

Bagaimana jika dia itu seorang penjahat?

Dan segudang pertanyaan lainnya.

Wanita itu kembali melajukan mobilnya sambil sesekali melihat keadaan pria itu dari kaca spion di hadapannya

"Hai, siapa namamu? Kenapa kau bisa sampai dikejar oleh orang-orang tadi? Apa kau penjahat? Apa kau melakukan sesuatu yang membuat mereka marah?" tanya si wanita.

Tidak ada jawaban. Si wanita pun mencoba bertanya pertanyaan lain.

"Di mana rumahmu?" tanyanya.

Lagi-lagi tak ada respon dari pria itu, hanya erangan yang didengarnya. Wanita itu melihat kembali ke kaca spion mobilnya kondisi pria itu terlihat lemah tak berdaya. Wanita itu berpikir untuk membawanya ke rumah sakit saja. Ia takut jika pria itu mati di dalam mobilnya.

Si wanita kembali duduk dengan posisi siap untuk mengemudi. Mobil itu kembali melaju menuju rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit wanita itu langsung membawanya ke ruang UGD sebelum akhirnya dibawa masuk ke ruang operasi. Ia merasa ngeri melihat banyak luka di badan dan wajah pria itu, benar-benar menyakitkan.

Waktu sudah menujukkan pukul 1 malam, wanita itu masih setia menunggu di depan ruang operasi sampai waktu operasi selesai. Ia berjalan mondar-mandir dengan kecemasan tergambar jelas di wajahnya.

"Bagaimana jika dia mati? Apa nanti aku yang akan disalahkan?" batinnya.

Selang dua jam kemudian pintu ruangan operasi dibuka dari dalam, memunculkan Dokter dari balik pintu. Wanita itu langsung menghampiri sang Dokter.

"Dokter, bagaimana keadaan pria itu? Dia baik-baik saja, 'kan?" tanya sang wanita.

"Operasinya berjalan dengan lancar, kondisinya masih belum stabil. Saat ini dia masih belum sadarkan diri karena pengaruh obat," jawab Dokter.

"Baguslah!" ucap wanita itu seraya menghembuskan napas lega.

"Nona, sepertinya kita harus memanggil polisi. Ini sudah masuk tindakan kriminal," saran Dokter yang membuat mata wanita itu membulat.

"Tidak, tunggu dulu! Saya tidak mengenal pria itu. Sebaiknya Anda hubungi keluarganya dulu," kata wanita itu gugup.

"Lalu Anda siapa? Kenapa Anda bisa bersama laki-laki itu?" tanya Dokter.

"Saya Stefani Angelina. Saya tidak mengenal pria itu. Saya bertemu dengan dia di jalan dalam kondisi sudah seperti tadi," jawab Stefani. "Sebaiknya periksa barang-barangnya, mungkin ada identitasnya," ucap Stefani.

"Baiklah, saya akan menyuruh perawat untuk memeriksa barang-barangnya," ucap Dokter. "Saya tinggal dulu," ucap Dokter.

"Tunggu, Dok! Boleh saya melihat kondisinya?" tanya Stefani.

"Tentu, tapi setelah kami memindahkannya ke ruang perawatan," jawab Dokter disambut anggukkan Stefani.

Stefani masih menunggu di depan ruang operasi. Ia duduk di kursi tunggu yang ada di sana. Selang beberapa menit ruangan itu kembali terbuka, beberapa perawat mendorong brankar sepertinya akan memindahkan pria itu ke ruang perawatan.

Salah seorang perawat menghampirinya dan memberikan beberapa barang-barang pria itu, sebuah dompet kulit berwarna cokelat.

Dibukanya dompet itu, ada foto dan juga kartu nama bertuliskan Mattew Alexander Alden.

"Nama yang bagus," gumam Stefani.

Terpopuler

Comments

Maricha

Maricha

bukan kak. ini karya lama lagi coba di tulis ulang mbok bisa kontrak 😂😂😂

2022-10-04

1

Adi Kusma

Adi Kusma

wahhh ... sudah menelurkan karya baru lagi nih ...

2022-10-03

1

Diana Susanti

Diana Susanti

lanjut kak up nya sehari tiga kali kak yaaaaa,, kayaknya seru

2022-10-01

1

lihat semua
Episodes
1 Chapters 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 Chapter 86
87 Chapter 87
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Chapters 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
Chapter 86
87
Chapter 87

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!