Libur semester Alex dan Stefani memutuskan untuk berlibur ke Negeri Sakura. Stefani sudah lama tidak bertemu dengan ayahnya yang menetap di sana bersama keluarga barunya.
Di tempat itu pula Alex mulai melatih Stefani seni bela diri. Kegigihan dan dendam yang dirasakannya membuat Stefani sangat ambisius untuk menguasai seni bela diri. Terbukti dalam waktu singkat Stefani menguasai seni dasar dari bela diri.
"Kau hebat, Stefi. Kau sangat cepat belajar." Alex memberikan air mineral kepada Stefani.
"Terima kasih." Stefani meminum air mineral yang diberikan oleh Alex.
"Jadi … siapa yang ingin kau kalahkan untuk pertama kali?" tanya Alex.
"Laki-laki yang sudah menjualku. Aku sangat ingin mematahkan tulang-tulangnya," jawab Stefani.
"Sepertinya aku sudah memberikan pengaruh buruk padamu." Alex menggelengkan kepalanya sembari tersenyum tipis.
"Jadi ... apa bisa kita pulang hari ini?" tanya Alex.
"Kau sudah tidak betah di sini?" tanya Stefani.
"Aku hanya tidak ingin membuat kedua orang tuamu salah paham dengan kita," jawab Alex.
"Ya, kau benar juga. Mereka selalu mengira kita memiliki hubungan. Maaf Alex aku membuatmu merasa tidak nyaman," imbuh Stefani.
"Jangan seperti itu," ucap Alex
"Jujur saja aku juga sudah merasa tidak betah di sini. Ayo kita pergi dan bereskan barang-barang kita," ajak Stefani.
"Dan bersiaplah untuk pembalasan dendammu pada laki-laki bajingan itu," ajak Alex disambut anggukkan kepala Stefani.
Tiga minggu keduanya menghabiskan waktu di negeri sakura dan mereka memutuskan untuk pulang. Stefani juga sudah tidak ingin berlama-lama di tempat itu, ia merasa muak dengan saudari tirinya yang bernama Clara. Saudari tirinya itu selalu saja menggoda Alex membuat Alex merasa tidak nyaman.
Stefani dan Alex tiba di Bandara kota London. Ada sesuatu yang berbeda dari Stefani. Penampilannya jauh lebih segar dan mulai berani berpakaian yang menampilkan lekuk tubuhnya.
Alex benar-benar berhasil mengembalikan sisi ceria Stefani yang hilang.
Stefani dan Alex berjalan beriringan keluar dari bandara. Keduanya berjalan lebih cepat saat melihat Bobi melambaikan tangan di samping sebuah mobil.
Seharusnya Bobi ikut berlibur bersama mereka, tetapi Bobi menolak untuk ikut. Laki-laki itu ingin memberi waktu berdua kepada Stefani juga Alex. Bobi sangat ingin melihat Alex dan Stefani bisa saling membuka hati, tetapi hasilnya tidak sesuai ekspetasi Bobi.
Bobi tidak habis pikir keduanya sangat dekat, terkadang tidur satu ranjang dan mereka tidak pernah merasa canggung, tetapi kenapa sangat sulit untuk menyatukan hati mereka.
"Ayolah kapan kalian akan menjalin hubungan percintaan?" Bobi terlihat sangat frustrasi.
"Berhentilah memaksa kami untuk itu, Bobi," ucap Alex.
"Ayo, antar aku pulang. Aku sudah sangat lelah," imbuh Stefani.
"Baiklah, Tuan putri," sahut Bobi.
"Kau manis sekali," goda Stefani.
"Jangan mencoba merayuku," kelakar Bobi. "Aku mendengar dari Alex jika kau sekarang menjadi wanita jagoan."
"Jangan dengarkan dia," ucap Stefani.
*****
Setelah mengantar Stefani pulang, Alex juga kembali ke rumahnya. Saat sedang memasukan pakaiannya ke dalam lemari, tidak sengaja Alex menjatuhkan sesuatu. Sebuah kotak berwarna biru yang Alex tidak tahu apa isinya. Merasa penasaran Alex membuka kotak itu dan terkejut melihat isinya. Sebuah calung dengan liontin blue safir berbetuk bulat. Alex jelas mengenali kalung itu.
Alex berjalan menuju balkon lalu duduk di kursi yang ada di balkon. Alex merebahkan tubuhnya di kursi malas dan menjadikan tangannya sebagai bantal. Sejenak ia menatap kembali kalung itu lalu memejamkan matanya. Serpihan kisah masa lalunya yang kelam datang kembali.
"Tolong, jangan lakukan itu, jangan, jangan! Arrrhaaaagh!"
Alex merasa gelisah, keringatnya mulai muncul di keningnya. Tidak lama Alex membuka matanya.
"Tidak!" Alex berteriak lalu bangun dari tidur sejenaknya. Untung saja rumahnya begitu besar membuat orang tidak mendengar teriakannya.
Tarikan napas Alex terlihat tidak beraturan. Alex merasa sesak seperti ada yang mencekik lehernya. Perasaan gelisah menguasai dirinya. Tidak ingin berlanjut Alex memilih bersandar mencoba untuk menetralkan napasnya.
Alex tidak tahu mengapa masa lalunya kembali datang setelah ia berhasil melupakan kejadian itu. Masa lalu di mana Alex melihat dengan mata kepalanya sendiri, gadis yang dia cintai dinodai oleh teman sekolahnya sendiri yang berjumlah empat orang.
Kejadian itu terjadi sekitar 3 tahun yang lalu. Sore hari, Alex berdiri di pintu gerbang sekolahnya. Alex sedang menanti Lisa, adik kelasnya. Semua orang tahu jika Alex menyukai gadis itu, tetapi Alex belum berani mengungkap isi hatinya secara langsung kepada Lisa. Sudah lama rasa itu Alex pendam. Hari itu Alex berencara ingin mengatakan isi hatinya kepada Lisa.
Jam sekolah sudah selesai dan gerbang sekolah sudah dikunci, namun Alex belum melihat Lisa keluar dari gedung sekolah. Alex berulangkali melihat pada jam yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore.
Alex mencoba menghubungi orang terdekat Lisa, tetapi mereka mengatakan jika Lisa sudah pulang. Alex juga terus menghubungi nomor Lisa, tetapi Lisa tidak menjawab.
Saat Alex ada dalam kebingung, ada pesan masuk ke ponselnya dan itu dari nomor Lisa. Awalnya Alex merasa lega, tetapi saat melihat isi pesan itu Alex menjadi murka.
Alex mengepalkan tangannya dan langsung berlari ke belakang sekolahnya. Alex langsung memanjat tembok belakang sekolah yang cukup tinggi.
Alex berlari dengan menahan amarahnya. Kemarahan Alex bagai bom waktu yang bisa meledak kapanpun. Ternyata orang yang mengirim pesan dengan menggunakan ponsel Lisa adalah Ronald. Pesan berupa foto itu memperlihatkan Lisa yang sedang duduk terikat di sebuah kursi.
Ronald menyuruh Alex untuk datang ke gudang sekolahnya. Sesampainya di tempat itu seseorang tiba-tiba menyerang Alex dengan menancapkan sesuatu di tubuh Alex. Alex tidak tahu itu apa. Alex merasa terkejut seketika seluruh tubuhnya mengalami mati rasa.
"Alex, apa yang kalian lakukan pada Alex?" teriak Lisa.
Alex masih terkapar di lantai, Meskipun masih sadar, Alex terlihat begitu lemah, karena tubuhnya mati rasa.
"Inilah akibatnya jika kau bermain-main denganku, Alex," ucap Ronald. "Kau bodoh sekali melaporkan apa yang tengah kami lakukan di sini dan membuat kami dikeluarkan dari sekolah."
Alex jelas tahu maksud dari ucapan Ronald. Dirinya tidak sengaja melihat Ronald dan teman-temanya berpesta obat-obatan terlarang. Alex mengabari kegiatan terlarang itu lalu melaporkannya kepada pihak sekolah.
Pihak sekolah langsung memberi sanksi kepada Ronald dengan mengeluarkan Ronald dan teman-temannya dari sekolah itu. Apa yang dilakukan oleh Alex ternyata menumbuhkan dendam pada diri Ronald dan teman-temannya.
"Kau telah bermain-bermain dengan kami, Alex. Jadi kami juga akan sedikit bermain-bermain dengan gadis yang kau cintai ini," ucap Ronald.
Alex merasa terkejut, ia tahu Ronald akan melakukan hal buruk terhadap Lisa. Benar saja Alex melihat dengan mata kepalanya sendiri apa yang dilakukan oleh Ronald dan teman-temannya kepada Lisa. Alex tidak bisa melakukan apapun dalam kondisinya saat itu.
Setelah beberapa jam, tubuh Alex kembali normal. Segera Alex menghampiri Lisa. Akan tetapi sudah terlambat, Lisa sudah terbujur kaku dengan kondisi yang sangat memprihatinkan.
Alex menjadi seperti mayat hidup setelah kematian Lisa. Alex mengalami trauma berat saat itu. Alex akan mengamuk saat kembali mengingat kejadian itu.
Sang kakak yang merasa frustrasi dengan kondisi Alex memutuskan untuk mengirim Alex kepada saudaranya yang lain di Amerika. Setelah satu tahun dirinya berhasil bangkit dari keterpurukannya. Mungkin itu juga yang menjadi alasan Alex ingin membalas dendam perbuatan Marco terhadap Stefani.
Ada yang penasaran siapa kakaknya Alex yang satu lagi gak?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
Musyarafah Alqadrie
Bos nya Marco
2023-03-27
0