20. Kesakitan

Esok hari. Arinta menyiapkan sarapan pagi lengkap dengan secangkir kopi. "Pagi sekali sudah rapi sayang. " Sapa Arman langsung memeluknya dan mengecup nya lembut.

"Aku jalan duluan Mas. Ada janji sama teman biasa bisnis. "Pamit Arinta manja hendak berlalu, berhenti mendapat peluk dan cium dari Arman.

" Baiklah. Jangan sampai telat makan jaga kesehatan, kau calon ibu anak-anakku. " Ucap Arman sambil mengelus pipi Arinta dan di balas dengan senyuman.

Wanita itu berlalu dengan tas cantik nya. Dengan taksi online ia meninggalkan rumah Arman.

"Aku sudah sampai." Isi notifikasi pesan dari dokter Farhan diterima oleh Arinta. Wanita itu tersenyum bahagia.

Arinta janjian dengan dokter Farhan hari itu. "Assalamualaikum, sudah lama Mas? " Tanya Arinta begitu tiba di tempat mereka janjian.

"Baru saja. " Jawab lelaki itu tersenyum bahagia. Sudah lama mereka tak bertemu, digenggam nya tangan Arinta.

"Bagaimana kabar mu di sana? Apa mereka menyulitkan mu? " Tanya Farhan.

"Alhamdulillah sejauh ini berkat bantuan Mas, aku bisa mengatasi nya. " Ucap Arinta.

Farhan lah yang memberikan resep obat penenang dan obat tidur untuk menyiasati Arman dan Sinta. Memang itu menyalahi kode etik nya tapi dia mengajar kan agar tidak berlebihan. Arinta juga menggunakan itu jika Arman meminta haknya sebagai suami, Arinta yang terluka dan dendam tak mau di setubuhi oleh suaminya.

"Mas Farhan, aku mau minta tolong. Dia, ibu Sinta ia mulai mengusik aku. Aku juga mendengar mereka akan menggunakan cara sama menyingkirkan aku lagi. Ini tanah kuburan. Bisakah kau sebarkan di rumah nya?

"Astaghfirullah. Itu musyrik dik. " Seru Farhan. "Aku bisa apa mas. Ini milik mereka, Aku cuma mengembalikan saja, apa salah? " Tanya Arinta menatap memelas pada lelaki pujaan nya.

"Jika semuanya berakhir aku akan memulai hidup baru mas. Damai tanpa ada rasa denki dan nafsu untuk balas dendam. " Ucap Arinta menunduk.

"Baik akan aku simpan. " Ujar Farhan. "Bukan di simpan tapi sebarkan di depan rumah ibunya Sinta. Mas cari tahu tempat tinggal nya. " Sahut Arinta.

"Baik, aku akan mencari tahu lewat rekan ku tenang saja. " Kata Farhan. "Berhati-hatilah jangan lupa berdoa dan shalat tepat waktu. " Farhan mengingatkan Arinta.

"Iya mas. InsyaAllah semoga aku diberikan kemudahan menjalankan ibadah. " Jawab Arinta. "Amin." Sahut Farhan.

Mereka tersenyum bahagia, lalu Farhan bercerita tentang situasi tempat kerjanya. Karena Arinta menanyakan soal itu. Juga bercerita hal-hal yang ringan.

Hari menjelang siang Farhan berpamitan pada Arinta. " Sebentar lagi waktu aku jaga siang. Makasih ya, kau datang bertemu dengan aku. " Kata Farhan berpamitan sambil menggenggam jemari Arinta.

Mereka pun berpisah, Arinta pergi ke bengkel. Sedangkan Farhan harus dinas di rumah sakit. Mereka pun sudah menyediakan tempat nya.

***

"Bagaimana? " Hilda duduk di minivan saat sang anak buahnya kembali duduk di kursi pengemudi.

"Maaf, bu. Nampaknya wanita itu sangat tertutup dan tidak berinteraksi dengan tetangganya. Selain itu dia tak pernah keluar rumah. Dan tak ada tetangga nya yang curiga."

"Karena pada dasarnya ia wanita baik-baik. Tidak ada tamu juga tak ada keluarga. Di laporan RT juga ia sebatang kara bu. " Jelas lelaki bayaran Hilda.

Wanita itu mencengkram tas mewah di pangkuannya, geramnya. "Bagaimana bisa ada orang yang tak memiliki masa lalu? Juga riwayat hidup yang dapat ia gunakan untuk melawan balik."

"Kita ke rumah Arman. " Titahnya. Selama beberapa hari ini Hilda mencari tahu tentang keberadaan Arinta yang dikenal dengan nama Sella Artha Ningsih. Dan tak ada data yang bisa ia gunakan untuk mengancam balik.

Wanita itu bersih tak ada kecacatan sedikit pun. Hilda mendapatkan fc kk dari Sinta yang menyelinap di kamarnya Arinta.

Mobilnya membawa Hilda ke rumah Arman dan wanita itu berjalan santai menemui putrinya Sinta. "Kenapa sepi? Dimana Sinta? " Tanya Hilda pada Art.

"Nyonya tidak keluar lagi setelah memberikan si kecil Nyonya Hilda. Beliau di kamar. " Jawab wanita itu.

Hilda pun naik dan masuk ke kamar Sinta. Wanita itu di ranjang sambil garuk-garuk alat vitalnya. "Kamu kenapa? Ini masih pagi lo, kau sudah gatelnya. " Tegur Hilda sengit.

"Ma, ini memang gatal. Tapi bukan mau itu. Entah mengapa aku juga tidak tahu. Kalau buat melayani Mas Arman juga rasanya tambah tidak karuan, sakit banget. " Keluh Sinta.

"Sudah ke dokter saja. Mau apa lagi? Ini bukan keahlian mu. Kau butuhkan saat ini adalah dokter kesehatan organ tubuh wanita. Apa tuh namanya obygen?Atau dokter kandungan? " Apalah itu tanya saja ke rumah sakit." Perintah Hilda.

"Ayo kita berangkat sekarang daripada berlarut sakitnya! " Ajak Hilda, mereka pun pergi ke rumah sakit.

Dan menurut keterangan dokter ia menderita iritasi akibat jamur. "Kamu sih abis begituan dicuciin dengan sabun sereh atau sebelum nya. Seperti orang mau makan itu lo dasarnya kamu pemalas. " Runtuk Hilda.

Sinta meringis menerima omelan ibunya seperti anak kecil yang nakal di tegur sang ibu.

Sinta akui memang sedikit malas merawatnya karena selama ini suaminya enjoy saja saat melakukannya. Dan ia juga menikmatinya saat bersama Arman.

Malamnya mereka masih melakukannya lebih bersemangat. Karena Arman kesal, maksudnya ia pulang awal ingin bermanja-manja dengan Sella namun yang merayu dan nempel ke dia malah Sinta.

Sinta sendiri tak menginginkan jika Sella hamil, takutnya Arman makin cinta dan posisi nya di geser oleh wanita itu.

"Mass... Akh.. Akh.. Aku sudah banjir banyak.. Akh.. " Suara nyaring Sinta berteriak pada Arman maksudnya agar lelaki itu berhenti.

"Tapi aku belum puas.. Akh... Masih belum .. " Arman masih beringas menyetubuhi nya. Lelaki itu tak menjeda kegiatannya. Karena ia sudah meminum obat kuat sebelum pulang.

Maksudnya ingin bersama istri muda nya yang lama tak ditidurin nya. Karena sibuk mengurus Sinta, bayi dan usaha barunya.

"Cukup terlentang saja kau ini protes saja! " Umpat Arman kesal. "Toh aku yang bergerak. "

Setelah sekian lama akhirnya Arman ambruk di sisi Sinta.

Karena tak merasakan nyaman di organ intinya Sinta pun turun dari ranjang dengan terseok-seok ia ke kamar mandi. Arman mengacuhkan nya, ia memilih tidur.

Sinta merasakan ingin buang air kecil. Ia terkejut karena selain air seni ia juga mengeluarkan darah bersama dengan rasa gatal menyeruak di organ intinya.

"Kenapa seperti ini, ampun deh rasanya sakit sekali.. " Ia membasuh dengan sabun sesuai anjuran dokter.

Tak lupa juga obatnya ia minum dengan rutin, Ia merasakan ada lendir di sana, ia mengusap dengan tisu dan membuangnya di tempat sampah.

Ia melihat nya sekilas lendir yang keruh dan bau itu. Alisnya mengerut. "Kenapa seperti ini? Aku belum pernah keputihan seperti ini? " Batinnya bertanya-tanya.

Lagi ia merasakan nyeri di sana seperti ditusuk beribu jarum rasanya gatal dan nyeri. Ia menahannya agar sang suami tak mengetahui nya, kembali ke ranjang mencoba untuk tidur.

Terpopuler

Comments

Tri Soen

Tri Soen

Jangan2 Sinta kena penyakit k*l*m"n ya ....maklum Arman suka celup sana sini sich 🤭

2022-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!