9. Sakit

Arinta fokusnya ke putri semata wayang. Itulah yang dipikirkan nya, tak mau lagi mengurus suami dan madu nya itu. Mereka belum resmi bercerai secara hukum negara. Rencana beberapa hari lagi, karena Arman sudah melakukannya sendiri. Dengan alasan apa juga Arinta tak mengambil pusing tentang hal itu. "Terserah mau kamu apa Mas Arman. Toh siapa yang menanam akan menuai nya. " Gumamnya lirih.

"Assalamu'alaikum, Ma. Aku pulang! " Seru Kinanti langsung begitu menginjak halaman. Bergegaslah Arinta menghampiri putri tersayang nya. "Naik apa kak? Kok Mama tidak mendengar suara motor Paman Ezra? " Tanya Arinta menghampiri Kinanti.

Wanita itu mengambil tas punggung Kinanti, anak itu langsung takzim dan berlalu dengan murung. Wanita bingung dengan ekspresi muka Kinanti yang lesu.

Walaupun menyapa nya dan berkata sopan namun wajah nya nampak lesu. Arinta menunggu di meja makan dan menyiapkan makan siang nya. "Anak mama makan dulu, biar tetap semangat, sehat selalu. " Kata Arinta dengan senyuman mengembang.

Kinanti, anak yang penurut walaupun baru kelas dua SD. Ia duduk dan memulai makan makanannya, " Ada apa sayang? Apa masakan Mama tidak enak, ya? " Tanya Arinta sambil membelai surainya.

"Mama.. Pelakor itu apa seh artinya? Kenapa teman-teman bilang bahwa Papa pergi di hasut pelakor? Semua teman ku bertanya padaku, Ma? " Tanya Kinanti.

Arinta tercekat menatap sang anak. " Ya, Allah. Mengapa aku tak ingat dampak dari internet itu, ya Allah. " Batin Arinta.

"Sayang, jangan dengar apa kata orang-orang. Yang terpenting kamu sama Mama hidup bahagia. Juga ada Paman dan Bibi yang selalu bersama kita. " Bujuk Arinta.

"Tidak sama seperti dahulu, Ma. Papa berubah jadi pemarah. Terlebih ada tante yang ngaku jadi istri Papa. Papa sudah tak sayang, memaki Mama dan kasar. Aku benci keduanya. " Umpat Kinanti sambil terus makan makanannya dengan ekspresi sedih.

"Maafkan Mama sayang. Mama tak dapat menjaga hati dan kebahagiaanmu. " Arinta memeluk putri kecilnya dengan tersedu-sedu.

"Mama jangan menangis lagi, ya? Mulai sekarang Kinan tak akan menjadi anak manja lagi. Mama boleh kok nyuruh Kinanti bantu beresin rumah. " Ucap gadis cilik itu.

Arinta memeluk putrinya dan mengangguk pelan. "Terimakasih sayang. " Katanya dengan mencium puncaknya.

Malamnya setelah membantu Kinanti mengerjakan PR nya, wanita itu bersih-bersih rumahnya seperti biasanya. Namun ada yang janggal waktu itu.

Terdengar suara benda merayap dekat dengan nya, saat itu Arinta sedang berada di dapur. Saat dia berbalik alangkah terkejutnya Arinta. Menatap ke arah langit-langit rumahnya.

Ada seorang nenek tengah merayap di sana. Kepalanya memutar, menatap nya dengan tajam. Matanya merah menyala, menyeringai dengan mengerikan karena mulut nya robek besar.

Rambut panjang putih itu menjuntai ke bawah sungguh-sungguh pemandangan yang mengerikan, "Akhh.. Astaghfirullah apa itu! " Pekik Arinta hingga terjerembab karena terkejut dan shock melihat hal itu.

Ini pertama kalinya dia melihat hal ini sungguh menakutkan. Makhluk halus itu hanya sekejap detik berikutnya sudah menghilang dengan sendirinya.

Kejadian ini pun juga tak dia cerita kan pada siapapun. Takut kalau tidak ada yang mempercayai nya. Keesokannya hari seperti biasa tak ada kejadian yang aneh.

Hingga suatu malam ia melihat ada orang di depan rumahnya menebarkan tanah, Arinta berusaha untuk menegurnya namun gagal karena orang itu sudah kabur dengan motornya.

"Ya Allah, lindungi hamba mu. Hamba hanya ingin hidup tenang bersama putriku saja. Dan semoga tidak menyusahkan orang lain. " Doa Arinta sambil menutup pintu.

Pada saat hendak merebahkan diri lagi-lagi ia melihat makhluk aneh yang dilihat nya dua hari lalu.

Parah nya Ia merambat ke arah nya. Arinta tidak dapat bergerak ataupun bersuara. Wanita itu hanya tergedik ngeri dan jijik melihatnya yang merayap mendekati nya.

Dan akhirnya duduk di perut nya. Wanita itu bahkan tak dapat bergerak untuk menghindari makhluk itu, suaranya tercekat. "Ya, Allah lindungi hamba mu ini. " Batin Arinta.

Dan makhluk itu menghilang dari pandangan Arinta, wanita itu menghela nafasnya dan berusaha beristirahat. Hingga akhirnya ia pun tertidur. Esok hari nya Arinta tidak dapat bangkit dari tempat tidurnya.

"Untung saja Kinanti bersama dengan mbak Maya, Jadi aku tak membuat dia kelaparan karena aku tak dapat turun dari ranjang. " Batin Arinta.

Wanita itu terbujur kaku, tidak dapat menggerakkan tubuhnya entah kenapa Arinta juga bingung. Wanita itu merasakan tubuhnya kaku dan terasa panas menjalar ke seluruh tubuh nya.

Tak lama terdengar suara Maya dan Esra memanggilnya dari luar rumah. Wanita itu tak dapat bergerak dan hanya diam saja. Karena frustasi dia memejamkan mata karena keletihan berusaha bergerak namun tak ada hasilnya.

Saat ia membuka mata Arinta terbelalak menatap sosok itu lagi. Dan makhluk itu duduk lagi di perutnya. Antara takut, ngeri dan jijik ia tak dapat berkutik karena adanya makhluk itu.

Brak. Pintu pun di diobrak dari luar nampak Maya, Esra dan keponakan juga Kinanti masuk ke kamar nya.

Mereka terkejut karena menatap Arinta yang kurus kering dengan mata cekung serta bola matanya berwarna merah.

"Ya Allah, kau sakit dik? Kenapa rak memberikan kabar pada kami? " Seru Maya karena terkejut.

Esra hanya menatap iba. "Mengapa kau diam saja? Jika sakit kau boleh mengatakan dan meminta bantuan pada kami dik. " Ucap Esra.

"Tidak kak, aku di ganggu makhluk aneh. Dia di sini duduk di perutku kak. " Seru Arinta. Namun suaranya tak dapat keluar dan makhluk itu tertawa terbahak. "Kau tak akan dapat mengatakan apapun dan meminta bantuannya karena kau sudah dalam pengaruh ku! " Ucap makhluk itu dengan tertawa, yang pasti suaranya sangat mengerikan jika terdengar.

Maya menangis sesegukan tak dapat berbuat banyak. Karena ia sudah memanggil dokter juga tak ada perubahan. Sudah hampir satu bulan Arinta terkulai tak berdaya di peraduan nya.

Pada akhirnya Arman datang menjenguk nya. Lelaki itu shock menatap mantan istrinya yang terbujur kaku. Dengan badan kurus kering dengan mata cekung seperti mumi.

"Sayang. Kenapa kau menjadi seperti ini? Maaf kan aku, aku tidak ingin menceraikan mu. Namun kau selalu saja melawan ku. Seandainya kau mau hidup rukun dengan Sinta semuanya akan baik-baik saja. " Ucap Arman dengan membelai rambut Arinta.

"Justru wanita itu lah yang membuat aku menjadi seperti ini. Kau sampai kapan buta karena cinta itu? " Maki Arinta.

Lagi-lagi suaranya tercekat dan tak dapat terdengar oleh mereka semuanya. Maya, Esra dan Arman tidak dapat mendengar jeritan ataupun ucapan dari mulut Arinta.

Makhluk itu telah menyulap apa yang bisa dilihat dan apa yang bisa di dengar. Arinta hanya menyesalinya, seharusnya ia beribadah tekun agar tidak di ganggu oleh makhluk seperti ini.

Terpopuler

Comments

DN

DN

dan knp setiap MLM GK baca Al-Qur'an

2025-01-28

0

DN

DN

knp GK baca ayat kursi Arin.

2025-01-28

0

Tri Soen

Tri Soen

Sungguh jahat ya Sinta ....suatu saat kejahatan nya akan kembali pada nya...

2022-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!