Arinta berdiri di balkon kamar menikmati sinar matahari dengan kopi di tangannya. Sedangkan Arman masih terlentang dengan telanjang. Ia membiarkan lelaki itu dalam keadaannya seperti itu semalaman.
Sedangkan dia membuat bercak di tubuhnya yang terlihat agar berkesan menyakinkan bahwa mereka melewati malam panas.
Arinta duduk di sofa dengan malas menunggu bangunnya Arman. Wanita itu jengah dan malas sekali menunggunya. Namun semua demi balas dendam nya
Saat ia memutuskan duduk di sofa ia melihat pergerakan Arman. Buru-buru Arinta memasang dramanya, terisak di sofa tempat duduknya. Ia bersyukur karena tak dapat tidur semalaman karena gelisah, takut aksi nya ketahuan, jadi tampak matanya yang memerah.
Ditambah riasan nampak kesan sembab dan cekung. "Sayang.. " Arman bergegas mengenakan pakaian nya. Saat ini Arinta hanya memakai bathrob.
Matanya terbelalak melihat noda di sprai. Arinta sengaja merobek pakaiannya agar terkesan menyakinkan.
"Maafkan aku.. Aku tidak bermaksud mengganggu istirahat mu Mas. " Di sela isak Arinta.
"Sella, aku yang khilaf dan membuat mu kehilangan kesucian mu. Maaf. _ " Arman menangkup kedua tangan Arinta dan menciumi nya.
Lalu bagaimana hubungan kita Mas? " Tanya Arinta sengajapolos pura-pura polos. "Tentunya kita bisa kawin diri sayang, karena aku sudah nikah negara. " Jawab Arman.
"Kapan mas? Jangan berbuat dosa takut, mas Arman. Karmanya sangat menakutkan di TV juga kata ustadz. " Jawab Arinta manja dengan bersandar di bahu lelaki itu.
"Siang ini sayang. Aku akan keluar mencari orang untuk mengijab kita lalu cari baju untuk kamu. " Sahut Arman.
"Apa aku langsung kau boyong ke rumah mu mas? Aku hanya tinggal sendirian dan mengontrak. Juga kerja serabutan. " Ucap Arinta malu-malu.
"Tentunya sayang. Sekarang aku pergi dulu sebentar mencari keperluan kamu dan kita. " Arman mengecup kening nya berlalu ke kamar mandi tak lupa ia mengambil pakaiannya di almari. Lelaki itu melakukan hal yang diperlukan untuk ijab qobul mereka, juga belanja beberapa pakaiannya Arinta.
Arinta hanya tersenyum melihat periahasan, sebagai mas kawin. Juga bajunya di paperback yang di bawa lelaki itu. Begitu royal nya dia untuk istri mudanya. Sungguh miris dengan sekejap ia melupakan istri di rumah.
"Lelaki itu benar-benar brengsek! Demi sahwat ia melakukan hal tersebut tanpa pikir panjang. " Gumam Arinta kesal, teringat tentang masa lalunya.
"Aku harus dapat bermain cantik dan tak meninggal kan jejak serta waspada selalu. Mereka pasangan iblis harus melihat kemungkinan dan mengadu domba mereka. " Batin Arinta.
Tanpa memperhatikan jika riasan nya selesai dan ia di bimbing menuju ke tempat Arman untuk mengucapkan sumpah ijab qobul.
Usai pesta sederhana secara dadakan di villa itu sore hari menjelang petang. Mereka sampai ke rumah Arman dan Sinta. Lelaki itu membawa nya ke kamar atas paling ujung.
"Ini kamar untuk istri pertama ku dulu, namun ia sudah meninggal dunia. Tak lama kemudian putriku karena infeksi lambung. Semoga kau suka, aku sangat mencintai nya. " Ucap Arman setengah melamun.
"Jika cinta mengapa kau menyakiti dan membunuh ku Mas Arman. " Batin Arinta sedih. Arman tan sengaja melihat nya, "Sayang jangan sedih, terimakasih kau begitu perasa. Aku benar-benar tidak salah, kau seperti mediang Arinta. Yang pemalu dan polos. " Ucap Arman.
Lelaki itu memeluk Arinta lama dengan mencium pelipis nya berulang kali. "Malam ini malam pertama kita sayang, bisa kan kita ulang malam panas kita. " Bisik Arman.
"Masih nyeri Mas.. Sakit. " Jawab Arinta manja. "Tapi lama kelamaan jadi enak kan sayang.. Ayolah sekarang ya? " Rayu Arman.
"Mau magrib juga Mas. Tanggung nanti abis shalat isya ya? " Bujuk Arinta manja. Arman mengangguk paham.
Lelaki itu keluar entah apa yang dilakukannya Arinta buru-buru mengunci kamar. "Fuhh, hampir saja. Ogah layani kamu yang celup sana sini. Ih, jijiknya" Wanita itu tergedik lalu menjalankan shalat maghrib di kamar.
Di lantai bawah Sinta baru saja tiba dari bekerja melihat suaminya turun dengan muka berseri-seri menjadi bingung, pasal nya sejak hamil lelaki itu jarang menyentuh nya.
"Mas Arman di rumah? Senangnya, malam ini kita bersama ya, mas. " Sinta langsung bergelayut di lengan nya.
"Mas, sudah kawin lagi. Istri mas di atas kami akan melakukan malam pertama kami nanti malam jangan ganggu kami. " Jawab Arman datar.
"Apa mas? Aku ga trima mas boleh main di luar tapi tidak beristri lagi. " Sinta meraung-raung menangis sambil menarik baju Arman.
Arinta di lantai atas mendengar nya, karena ia jenuh dan juga lapar maka ia memutuskan duduk di sofa di lantai dua. Ia melihat drama Sinta dan Arman di sana hanya tersenyum tipis.
Arinta memutuskan untuk turun ke bawah. "Mas aku lapar, makan apa kita malam ini. " Tanya Arinta manja. Sinta menatap nyalang ke arah nya.
"Kamu beraninya merayu suami orang dasar pelakor! Enggak tahu malu ya kamu! " Hardik Sinta.
"Pelakor? Kan kita sama Mas. Kamu juga dulu juga pelakor sampai berbulan-bulan bahkan sempat viral di sosmed lupa ya, mbak? " Sindir Arinta.
"Bagaimana kamu tahu itu? " Tanya Arman bingung, karena dia tak menceritakan tentang itu.
"Ya aku lihat di sosmed, awalnya aku pikir mas Arman hanya kebetulan mirip, sekarang setelah melihat nya jadi aku yakin aja, Mas. " Kilah Arinta berbohong.
"Iya kami sempat viral karena vidionya, dan istri ku yang posting tentang itu. " Satut Arman.
"Masa sih mas Arman? Bukannya istri Mas yang pertama itu polos, lugu dan nrima. Engga mungkin dia posting itu, ah. " Arinta mencoba memberi argumentasi agar Arman melihat nya.
"Ada di sosmed nya kok aku lihat sendiri. " Jawab Arman yakin.
"Dilihat di kotak deskripsi itu vidio kiriman atau vidio milik unggah dia sendiri. Mas apa tidak mengerti itu? " Jelas Arinta memberi penjelasan nya.
"Aku enggak bermaksud membela namun coba di selidiki dahulu mas, telat enggak masalah kan daripada salah seterusnya. " Arinta memberi pembelaan nya lagi.
Sinta menatap nya sengit kesal, marah dan benci jelas di wajahnya. Arman duduk di sofa membuka ponselnya. Arinta duduk tak jauh darinya diikuti Sinta duduk di sebelah Arman.
"Ternyata ini vidio kiriman. Ternyata dia benar-benar tak salah. Sinta, kamu sudah menghasut aku! Kamu juga yang meminta ku berbuat sejauh itu. Dasar iblis betina! " Maki nya.
Plak. Tamparan keras melayang ke wajahnya sebanyak dua kali. Arinta tersenyum puas melihat nya. Arinta memeluk lengannya Arman. "Mas, sudah. Jangan begitu! Semuanya sudah lewat tak dapat diperbaiki, katanya dia sudah mati kan? Yuk, makan aja. " Ajak Arinta menuju ke meja makan.
Arman hanya diam tanpa berbicara menurut kata Arinta tanpa menoleh ke arah Sinta. Sinta mengikuti dari belakang. Mereka makan dengan diam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments