12. Kesakitan

Arinta berjalan diruang yang kosong semuanya serba putih. Tak ada benda apalagi makhluk hidup. "Aku harus keluar dari sini, Allah beri hamba petunjuk. Aku harus bertemu dengan Kinanti. Jika tidak mereka akan membunuh anakku. " Seru Arinta.

"Aku tak akan membiarkan dirinya hidup tenang. Mereka sudah berusaha membunuh ku. Putriku harus hidup, dia tak bersalah. Jika lah aku mati paling tidak putriku harus hidup nyaman. " Tekadnya.

Sambil berjalan mencari jalan keluar hingga melihat sebuah pintu ia menyusuri nya. Deg. Arinta terjaga, ia sudah terbaring di brankar dengan peralatan medis menempel di tubuh nya.

Ada seorang dokter datang memeriksa kesehatannya. "Kau sudah sadar? Alhamdulillah. Kau masih diberi kesempatan, dari luka yang kau alami aku sungguh-sungguh pesimis akan peluang untuk hidupmu. " Jelas dokter muda sambil memeriksa semua dan mencatatkan di buku medis.

"Terimakasih." Jawab Arinta pelan. "Berterimakasih pada Allah, kami hanya perantara yang membantu mu. " Jawab lekaki itu. Arinta mengangguk pelan. " Alhamdulillah, terimakasih Allah atas kesempatan yang kau berikan. " Ujarnya lirih.

Dokter muda itu tersenyum dan menatap Arinta yang tertidur lagi. Arinta dapat selamat karena ditemukan di pinggiran sungai oleh seorang pria tua yang kebetulan sedang memandikan ternak nya. Lelaki itu juga yang menjamin nya di rumah sakit, yang melaporkan keadaan Arinta ke pihak kepolisian.

Dua hari setelah Arinta sadar secara alami kesehatan nya membaik. Alat-alat itu sudah dilepaskan dari tubuhnya. Walaupun demikian ia masih dalam taraf pemulihan.

Malam itu gelap hujan deras bersama petirnya menggelegar bersahut-sahutan. Menambah kesan yang mencekam. Arinta melihat bayangan itu ada di luar jendela hendak mendobrak masuk.

Arinta memilih diam dan memejamkan mata. Berdoa surah yang dihafal nya. Ia ingat pesan sahabat nya Rasi. untuk selalu ingat pada Allah SWT. Musuhnya adalah manusia tak kasat mata.

Ia merapal terus do'a terus sambil memejamkan mata, "Allah SWT sudah memberikan keselamatan padaku. Aku harus lebih memperdalam ibadahku. " Batin Arinta.

Dokter muda yang biasa berjaga saat itu kembali berkeliling. Melihat pasien pada malam hari memeriksa dan melihat jika ada pasien yang memerlukan pertolongannya.

"Astaghfirullah. " Lelaki itu terpaku manakala berdiri di brankar Arinta. Wanita itu membuka matanya menatap ke dokter muda itu. Jelas wajahnya yang pucat pasi, sang dokter mengerti. "Jadi ini sebabnya kau terluka? " Ucapnya iba. Arinta hanya menangis dalam diam.

Lelaki itu tak lain dokter Farhan hanya menghela nafas panjangnya. Kemudian menatap makhluk halus itu yang merayap di jendela dan hendak masuk namun tak bisa.

Dokter Farhan juga ikut berdoa di sana dengan menatap makhluk halus itu. Tak lama ada kilat dan suara guntur bersama-sama dengan hilang nya makhluk halus itu.

"Bismillah, semoga dia tak akan berani kembali kemari. " Ujar Dokter Farhan menenangkan Arinta.

"Jangan pernah putus berdoa dan beribadah kepada Allah. " Lanjut Dokter Farhan, Arinta mengangguk pelan. "Dokter Farhan terimakasih. " Ucap Arinta.

Keesokannya Arinta tenang karena makhluk itu tak kembali, ia makin rajin beribadah dan bertanya pada dokter Farhan. Mengenai tata cara sholat yang benar juga murajah sedikit-sedikit.

Ia juga bercerita awal penderitaan nya hingga berakhir pada ambang kematiannya. "Aku hanya ingin hidup damai bersama anakku, dokter Farhan. Tapi mengapa dia memusuhi ku seperti ini. " Keluh Arinta.

"Kau wanita baik. Bahkan suami mu di ambil orang kau berusaha ikhlas walaupun kau kesakitan. Pasti Allah memudahkan semuanya. Percayalah. Yang utama adalah kau berubah menjadi lebih kuat dan bertawakal terhadap Nya. " Hibur dokter Farhan.

"Setelah bangkit dan mandiri aku akan menjemputnya putriku. Ia akan tinggal bersama ku. Maukah dokter Farhan mencari tahu tentang putriku? " Tanya Arinta.

"Aku akan minta tolong pada polisi yang mengurus kasus mu. Dan.. " Belum selesai dokter Farhan berbicara Arinta memotong kalimat nya.

"Tidak.Jangan berita keselamatan ku dikabarkan pada mereka. Aku ingin memberi mereka kejutan. Cukup cari tahu keadaan putriku Kinanti. " Sergah Arinta.

"Baiklah akan kucari tahu tentang nya. Dan setelah ini kau akan tinggal dimana? " Tanya Dokter Farhan.

"Aku akan mencari pekerjaan dan rumah untuk tinggal. Bagaimanapun juga dokter sudah membantu membayar biaya medis ku. " Ucap Arinta.

"Aku ada kenalan yang memiliki klinik, kau bisa bekerja di sana sebagai tukang bersih-bersih dan resepsionis. "Kata dokter Farhan. Arinta mengangguk paham, " Terimakasih untuk semuanya dokter. "

Semenjak dia terjaga hingga kini ia didampingi oleh dokter Farhan, tak hanya itu dokter Farhan mengajarkan agama yang dia tak dia pahami. Arinta mulai bangkit dan bersemangat untuk berubah menjadi lebih baik daripada sebelumnya.

****

"Arinta aku membawa kabar duka. Aku turut sedih karena itu. Putri mu Kinanti meninggal karena infeksi lambung. Maaf, tujuh harinya minggu lalu. " Kata dokter Farhan pada Arinta.

"Tidak.Tidak mungkin dokter Farhan bohong kan? " Arinta shock mendengar kabar duka tentang putri semata wayang.

"Tidak. Astaghfirullah, ya Allah apalagi yang kau berikan padaku? " Tangis pilu Arinta terguguk di tempat nya duduk.

"Aku akan mengantarkan mu ke sana. " Ucap dokter Farhan terbata. "Kita ke sana sekarang dokter. " Seru Arinta tak sabar.

Sore itu juga mereka ke pemakaman umum di sana. Dekat dengan lingkungan tempat tinggal mantan suaminya. "Mereka kejam dokter Farhan. Dia diberi makan bangkai ayam cemani yang dibuat ritual untuk menyerang ku. "

"Putriku yang malang. Aku akan membalas dendam kepada mereka. Aku tak terima dia membunuh putriku yang tidak berdosa. " Ucap Arinta.

"Apa yang akan kau lakukan? " Tanya dokter Farhan. "Tapi aku tak memiliki uang dan harta untuk membalas dendam. Aku harus bekerja dan mengumpulkan dana dulu. " Jelas Arinta.

"Apa rencana mu? " Desak dokter Farhan. "Aku ingin operasi wajah dan membuat identitas baru. Lalu merayu Mas Arman dan merebutnya lagi. Kita lihat saja seperti apa reaksinya. " Ucap Arinta.

"Aku bisa membantu mu untuk operasi wajah. Juga mendapatkan identitas baru. Kau tak perlu mengembalikan uang nya secara bertahap. " Ucap Dokter Farhan.

"Mengapa kau selalu membantu ku dokter? " Tanya Arinta menatap nya sendu. "Kamu wanita baik dan tulus hanya saja kau bertemu dengan seorang yang salah. " Ujar dokter Farhan.

"Aku turut rasakan kesakitan mu itu. Terlebih lagi putri mu juga dilibatkan. Sungguh tak memiliki hati dan nurani. Menghilangkan nyawa seperti ini sungguh biadap. " Lanjut dokter Farhan.

"Kau sendirian aku juga hidup sendiri. Mengapa tak kau lupakan dendamnya dan hidup bersama ku. Kita mulai dengan identitas mu yang baru. " Ucap dokter Farhan.

Mereka masih duduk di depan pusara Kinanti. Arinta menatap batu nisan yang bertuliskan Kinanti. "Kau saksinya putri ku. Jika ibu berhasil mengalahkan nya dan membawanya ke pengadilan. Maka ibu akan kembali pada dokter Farhan. Dan menjadi pendamping nya. Walaupun hanya menjadi pesuruh nya saja ibu terima."

"Kinanti putriku.. Ibumu sangat tidak layak untuk menjadi istri seorang dokter. Dan sudah selayaknya hanya sebagai pengasuh anak-anak nya nantinya. Bukan begitu dokter? " Arinta menatap dokter Farhan.

Lelaki itu terlalu sempurna untuk dirinya dan ia sudah bertekad akan melakukan hal itu. Jika dia berhasil maka ia akan kembali ke dokter Farhan sebagai pesuruh nya itu sudah cukup bagi nya.

Dokter Farhan hanya diam tak menjawab pertanyaan wanita di hadapan nya ia hanya mengulurkan tangannya mengusap air matanya yang terus menerus berjatuhan tiada hentinya. Wanita itu kesakitan bukan hanya raga namun hati nya juga.

Terpopuler

Comments

Tri Soen

Tri Soen

Duuuh sampai Kinanti anak nya menjadi korban ...camkan ya Arman seumur hidup mu pasti akan menyesal ....

2022-11-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!