Tugas Pramuka

"Wah kau tidak akan percaya dengan apa yang aku lihat, Athira."

Kali ini Ignacia yang mendatangi kamar adiknya untuk bercerita tentang kegiatan MOP. Tentunya tidak lupa Ignacia membawa camilan juga karena kebetulan diajak untuk menonton film oleh Athira di laptopnya.

"Kelihatannya ada hal bagus yang terjadi. Jika tidak terlalu bagus, kakak tidak akan mengatakannya padaku."

Athira tidak menatap kakaknya yang sudah duduk di atas tempat tidurnya. Dia masih menunggu laptopnya selesai mengunduh beberapa film dan akan membawa dua boneka besar di dalam etalase kaca sebagai sandaran saat menonton.

"Hari ini entah mengapa Rajendra terlihat keren," langsung ke inti pembicaraan. Athira yang tidak menduga ucapan kakaknya pun otomatis melemparkan boneka beruang ukuran besarnya pada sang kakak hingga mengenai wajah tidak berdosa Ignacia.

Ya bagaimana tidak? Seorang kekasih memang akan selalu tampak menarik di mata yang mengaguminya.

"Kakak ini sebenarnya sudah berapa lama berpacaran dengan Kak Rajendra hah? Mana mungkin Kak Rajendra terlihat keren hari ini saja. Kakak ini sebenarnya kekasihnya atau bukan?" kesal Athira.

Ignacia tidak marah ketika wajahnya dilempar boneka, lagipula bonekanya lembut dan baru saja dicuci kemarin. Tapi dia tidak bisa membenarkan ucapan Athira bahwa Rajendra selalu terlihat keren. Ya kan Ignacia hanya melihatnya dari jendela setiap berada di kelas. Hanya terlihat kepalanya saja.

"Rajendra itu lebih sering terlihat tampan daripada keren. Tapi ketika dia serius itu terlihat keren. Kenapa aku baru menyadarinya?"

Ignacia tersenyum lebar, matanya berbinar menatap Athira yang membawa boneka lain di tangannya.

Diletakkannya boneka itu di samping kakaknya.

"Kakak seperti baru mengenal Kak Rajendra beberapa bulan."

Sekarang dia akan mengambil laptopnya. Semua film yang sudah direncanakan sudah terunduh. Sekarang tinggal meletakkannya di atas meja kecil yang sudah disiapkan Ignacia di atas tempat tidur. Dengan begini acara menonton malam mereka sudah siap.

Camilan, minuman dingin, boneka yang lembut, film yang bagus. Semuanya sudah sempurna untuk menikmati malam Minggu yang menyenangkan. Semua tugas sudah diselesaikan, tidak ada yang dapat menganggu keduanya.

"Tapi Rajendra itu agak unik, Athira. Dia tidak selalu terlihat keren meksipun enak di pandang. Tapi saat menjadi panitia, ada aura yang berbeda darinya," Ignacia menjelaskan, masih menatap dengan mata coklat yang disukai Athira. Mata yang sangat mirip dengan ayahnya.

"Apa Kak Rajendra mirip dengan tokoh fiksi yang kakak sukai? Apa mirip dengan seseorang dari dalam novel yang kakak koleksi?" Athira menaikan satu alisnya. Wajahnya tampak semakin menyebalkan jika di tambah dengan smirk kecil di sudut bibir seolah tengah mengejek sang kakak.

"Kau tahu apa maksudku, Athira," dingin Ignacia tiba-tiba dengan wajar datar yang datang dalam seperkian detik.

"Ya aku tahu." Athira akhirnya duduk, memeluk boneka kesayangannya. Di sampingnya ada Ignacia yang bersandar pada boneka lain. Posisinya dibuat senyaman mungkin namun tidak akan membuatnya tertidur dengan cepat.

"Apa kakak pernah mengatakan pada Kak Rajendra jika Kak Rajendra keren?" Iseng saja Athira bertanya sambil menunggu intro film pertama. Dan siapa sangka jika kakaknya akan mengangguk.

"Wah kakak ini blak-blakan sekali jika sedang dalam mood yang baik. Lalu bagaimana respon Kak Rajendra setelah mendengarnya? Wajahnya memerah atau bagaimana?"

"Rajendra tidak menerima pujian ku. Mungkin aku kurang spesifik memujinya. Kudengar laki-laki itu menyukai pujian yang lebih spesifik. Tapi semua orang tentu menyukai pujian."

Si adik tetap mendengarkan meskipun kini matanya hanya tertuju pada layar laptop.

"Atau mungkin dia merasa tidak keren karena dia sudah berada di sekolah lebih lama dan melakukan banyak hal hingga berkeringat. Tapi dia tetap keren di mataku."

"Sepertinya banyak laki-laki yang seperti itu Kak. Mungkin Kak Rajendra itu sebenarnya malu, salah tingkah, namun pura-pura tidak begitu agar terlihat semakin keren."

"Seharusnya jika dipuji keren, terima saja. Mana pernah aku memuji dia selain hari ini. Sepertinya aku kurang perhatian, makanya Rajendra merasa aneh dengan pujianku."

"Tentu saja. Kakak adalah orang aneh yang kadang pemalu. Tiba-tiba bicara blak-blakan bisa membuat seseorang agak canggung. Tapi kenapa Kak Rajendra tidak ingin dipuji?" Obrolan berakhir dengan Ignacia yang tidak menjawab pertanyaan adiknya. Perhatiannya benar-benar terpaku pada film.

"Apa Kakak pernah mendengar Kak Rajendra dipuji oleh temannya? Entah teman laki-laki atau perempuan. Mungkin kakak harus belajar dari mereka cara memuji penampilan laki-laki yang lebih baik."

Athira ini semakin malam jadi semakin penasaran saja.

"Mana kutahu soal itu. Aku hanya selalu mendengar teman-temannya menggoda kami ketika bersama. Aku ragu temannya pernah memuji Rajendra karena mereka itu lebih usil daripada adik-adikmu."

"Hei, mereka juga adik-adik kakak," protes Athira. "Kakak banyak belajar soal membuat laki-laki merasa dicintai, tapi kenapa tidak belajar cara memuji yang baik? Kupikir hal semacam itu tidak akan terlalu sulit."

"Ya ya aku akan mencarinya nanti."

"Omong-omong MOP itu juga memiliki nilai?"

"Tentu saja. Menurutmu kenapa orang-orang tetap datang jika tidak mengambil bagian di dalam rapot, Athira?" Mata keduanya masih terpaku pada film seolah tidak ingin melewatkan apapun.

"Hanya datang dan nanti mendapatkan nilai yang bagus?"

"Tidak. Ada tugas yang harus diselesaikan."

"Tapi kakak kelihatannya tidak melakukan apapun."

"Tugasnya belum datang. Mungkin nanti."

...*****...

"Tugas membuat artikel? Dan tegat pengumpulannya besok malam?!" Ignacia membaca pesan yang baru masuk ke pesannya dari grup kelas pada Nesya yang tengah membersihkan kacamata dari embun.

"Hah?!" Nesya menatap Ignacia tidak percaya. Perlahan dia memakai kacamatanya masih dengan wajah kesal. Hari MOP sudah tiga hari yang lalu, dan tugasnya baru datang dengan tegat yang tidak masuk akal. Syarat untuk mendapatkan nilai A memang tidak mudah. Tapi tidak harus diluar nalar begini.

"Tidak apa-apa, ada teknologi yang bisa membantu kita mengerjakan tugas ini dan mendapatkan nilai A. Mau kerjakan sore ini? Kurasa aku akan mulai mengerjakannya nanti. Ini tugas mendesak yang lebih baik segera dikerjakan."

Tapi jika diingat, Ignacia bisa bekerjasama dengan Rajendra sore ini jika dia tidak sedang sibuk. Buru-buru Ignacia membuka roomchat, mengetikkan pesan singkat. Tapi pesannya baru dibalas oleh si Tuan Sibuk setelah dia sampai di rumah.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Rajendra, ada tugas membuat artikel |^^^

^^^Mau mengerjakannya bersama? |^^^

| Mengerjakan bersama?

| Bagaimana caranya?

^^^Via telfon saja |^^^

^^^Karena pasti akan melelahkan sepulang sekolah |^^^

^^^Kita mengerjakannya sambil bicara di telfon |^^^

| Kapan? Besok sore?

^^^Tidak, sore ini |^^^

^^^Kamu ada waktu? |^^^

| Jika sore ini aku tidak bisa, Ignacia

| Aku ada bimbingan khusus

Ah benar juga. Bimbingan khusus dimulai Minggu ini. Bimbingan khusus tidak dilakukan pada semua kelas setiap harinya. Hanya Senin sampai Rabu saja. Itu pun dibagi 4 kelas setiap hari. Kebetulan kelas Ignacia bimbingan khusus kemarin sementara Rajendra hari ini.

Ignacia buru-buru menyambar handuk dan mulai melakukan ritual sore untuk menghilangkan rasa suntuk setelah seharian berada di sekolah. Memikirkan hal terbaik yang bisa dia lakukan untuk mengerjakan artikel dengan Rajendra.

Ingin sesekali berkencan seperti yang dia inginkan.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

| Sayang sekali aku tidak bisa

^^^Iya benar, aku lupa soal itu |^^^

| Maafkan aku

| Tapi kamu bisa mengerjakannya sendiri

^^^Padahal aku ingin melakukannya denganmu |^^^

^^^Tapi kamu tidak bisa, Rajendra |^^^

^^^Tidak apa-apa |^^^

^^^Jika ada tugas wajib lagi |^^^

^^^Ayo lakukan bersama |^^^

| Kedengarannya menarik

^^^Kamu ada kegiatan lain hari ini? |^^^

^^^Setelah bimbingan khusus |^^^

| Tidak ada

| Tapi kurasa aku tidak bisa mengerjakan tugasnya hari ini

| Mungkin besok atau sebelum tegatnya

| Tapi sejujurnya aku malas mengerjakannya

^^^Ah begitu rupanya |^^^

Ignacia meletakkan ponselnya di atas meja belajar. Menatap nanar laptop miliknya yang sudah menyala. Layarnya bahkan sudah membuka Microsoft word yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas artikel. Sudah tertera judul dengan ukuran font empat belas dengan bold.

"Hah padahal tinggal sedikit lagi aku bisa membuat hariku lebih sempurna," gumam Ignacia, "tapi seharusnya dia tidak mengatakan hal seperti itu pada orang yang ingin mengerjakan tugas. Seperti aku membuang-buang waktu untuk ini."

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

| Tapi sejujurnya aku malas mengerjakannya

"Ada sesuatu yang lebih baik tidak kamu katakan pada orang yang mengajakmu untuk melakukan sesuatu, Rajendra. Kau membuatku tidak nyaman."

Ignacia lupa jika tadi Rajendra masih ada di kelas. Rajendra memang biasanya pulang lebih terlambat dari Ignacia karena berbicara banyak dengan teman-temannya. Kebiasaan itu membuat Ignacia salah mengira jika Rajendra tidak ada tanggungan apapun sepulang sekolah.

Tapi mau bagaimana lagi? Ignacia tetap harus mengerjakan tugas ini untuk melengkapi rapotnya. Jika tidak begitu, mungkin dia akan dianggap kurang.

Layar ponsel Ignacia yang tadinya mati, tiba-tiba kembali menyala. Menunjukkan sebuah pesan dari seseorang yang entah dengan tujuan apa. Ignacia hanya melihatnya sekilas, membaca pesan dari notifikasi.

New Message

| Ignacia

| Sibuk?

Ignacia tentu tahu siapa yang sedang mengirimkan pesan itu. Namun dia sedang tidak ingin berkomunikasi dengan siapapun saat ini. Ucapan Rajendra tadi membuatnya sedikit sensitif. Huh padahal tadinya dia juga malas untuk mengerjakan tugas ini. Dia mengajak Rajendra hanya untuk menambah mood saja.

New Message

| Ignacia

| Kau ada disana?

Layar yang mati itu kembali menyala. Baiklah, Mungkin Ignacia akan menanggapi teman yang mengirimkan pesan ini. Mungkin seseorang ini tengah bosan dan sebagainya.

^^^Ignacia disini |^^^

Bukannya mengatakan tujuan mengirimkan pesan, orang ini justru mengirimkan stiker Minions yang sedang tertawa seperti sedang menertawakan Ignacia yang membalas pesannya.

^^^Kenapa kau memanggilku? |^^^

^^^Jika tidak penting, aku pergi |^^^

| Sibuk?

^^^Apa yang kau inginkan? |^^^

| Bisa kau angkat panggilan ku?

Kedua manik mata Ignacia hampir saja membulat sempurna setelah membaca pesan yang datangnya cepat sekali itu. Ya siapa yang tidak terkejut jika mendapatkan pesan yang sedemikian rupa mengejutkannya.

Setelah Ignacia ditolak Rajendra untuk melakukan panggilan suara sambil mengerjakan tugas, tiba-tiba ada seseorang yang datang untuk menawarkan diri?! Kebetulan macam apa ini?!

^^^Tidak, terima kasih |^^^

^^^Jangan membuatku dalam masalah |^^^

| Hanya sebentar saja

| Aku merindukanmu

^^^Kau baru saja dibius? |^^^

^^^Aku sedang sibuk sekarang |^^^

| Ayolah Ignacia

Kenapa Ignacia tidak menerimanya saja? Lagipula Rajendra tidak akan mengetahui tindakannya.

"Aku akan merasa bersalah jika terlihat seperti bermain api di belakang punggung Rajendra lagi," batin Ignacia sambil melirik layar ponselnya yang menunjukkan pesan terakhir teman itu.

| Aku boleh menelfonmu?

Pesan itu kira-kira datangnya setahun yang lalu. Dan saat itu Ignacia dengan senang hati mengiyakan tapi dengan syarat saat dia sudah sampai di rumah. Dianggapnya orang ini sebagai teman yang baik sebelum kepindahannya keluar kota.

Tapi entah mengapa tiba-tiba Ignacia merasa jika rasanya dia tidak boleh terlalu dekat dengan orang lain jika tetap ingin mempertahankan hubungan dengan Rajendra. Berhubungan dengan manusia selalu berat. Dan jika Rajendra tahu, laki-laki itu mungkin akan marah besar dan-

Semua orang tahu bagaimana akhirnya.

"Kak," seseorang memanggil sambil mengetuk.

Apa yang Ignacia pikirkan hingga tidak mendengar ketukan itu sedari tadi? Hah kenapa Ignacia bisa tidak fokus begini? Dibiarkannya Athira yang mengetuk itu untuk masuk, mengutarakan sesuatu yang ingin dia sampaikan.

"Kak, bisa pinjamkan kabel data sebentar? Aku kehabisan memori dan membutuhkan bantuan untuk mengalihkan dokumen penting ke laptop." Athira masuk dengan wajah yang santai meskipun kedengarannya dia membutuhkan kabel data kakaknya dengan cepat.

"Memangnya kenapa dengan kabelmu sendiri, Athira?"

"Ayah mengambilnya untuk mengisi daya ponsel lama. Kakak tahu sendiri jika ayah akan selalu menjaga barang-barang elektronik lamanya jika masih bisa digunakan."

Beruntung kabel yang Athira inginkan berada tepat di samping laptop Ignacia hingga bisa langsung diberikan. Saat mendekat, Athira tidak sengaja melihat layar ponsel kakaknya yang menyala. Sebuah pesan dari seseorang itu lagi.

"Langsung kembalikan setelah selesai. Aku juga membutuhkan itu sebelum jam makan malam." Athira mengangguk-angguk paham, berjanji akan dikembalikan setelah semua urusannya dengan data-data di ponsel selesai.

"Kakak masih berkirim pesan dengan teman kakak itu? Kukira kakak sudah membencinya selama ini. Terima kasih untuk kabelnya." Athira mengambil kabel dari tangan kakaknya dan berjalan keluar kamar. Tidak lupa menutup pintu ruangan yang ada di belakangnya.

"Memangnya siapa yang bilang jika aku membencinya?" Bisik Ignacia sambil menatap pesan yang baru datang itu.

New Message

| Bagaimana jika lain kali?

"Ada apa dengan manusia satu ini?"

Ignacia membalikkan ponselnya agar tidak perlu diganggu dengan layarnya yang selalu menyala karena notifikasi. Kembali pada tugas Pramuka. Untuk sejenak Ignacia lupa akan kekesalannya pada Rajendra yang sudah mengatakan hal tidak enak sebelumnya.

"People come and go, Ignacia. Kenapa kau belum juga mengerti dengan peran masing-masing manusia di sekitarmu?"

Flashback On

| Kau itu harus keluar rumah sesekali, Ignacia

| Ayo datanglah ke taman tengah

| Aku akan membawa banyak teman agar ramai

| Sekarang malam Minggu, sesekali bergaullah

^^^Haruskah? Tapi aku sedang malas |^^^

^^^Ada novel yang ingin kubaca malam ini |^^^

| Teman-teman yang kuundang sudah datang

| Mereka datang karena katanya kau akan datang juga

| Kau harus bergaul dengan manusia juga

| Jangan hanya dengan buku, Ignacia

^^^Kenapa harus mengatasnamakan aku hah? |^^^

| Karena kita teman

| Ayo datang saja, Ignacia

| Aku punya cerita menarik

^^^Hah baiklah, kau berhasil |^^^

^^^Aku akan datang dalam 5 menit |^^^

| Seharusnya sejak tadi begini

| Aku sudah sampai

| Jadi cepatlah datang

| Malam ini cuacanya juga bagus

Flashback Off

Terpopuler

Comments

mama zha

mama zha

semangat other sayang

2023-07-01

1

canvie

canvie

wah, membajak

2023-05-27

1

vina

vina

semangat terus up nya kak, hehe aku nyicil dulu yh bacanya, ditunggu kedatangannya di ANDAI AKU SEMPURNA arigatou

2023-05-25

1

lihat semua
Episodes
1 Hadiah Kecil
2 Persiapan Hati
3 Kejutan Untukmu
4 Hanya Ingin
5 Aku Antar
6 Emoticon Stroberi
7 Agak Sensitif
8 Workaholic
9 Pertandingan
10 Backstreet?
11 Simpan Sendiri
12 Happy Anniversary
13 Kurang Dewasa
14 Panitia Keren
15 Tugas Pramuka
16 Teman Perempuan
17 Bukan Egois
18 Waktunya Istirahat
19 Menit Berharga
20 Dasar Mimpi
21 Ingatan Lampau
22 Tidak Sengaja
23 Aku Menyukaimu
24 Terus Terang
25 Aku Cemburu
26 Teman Lama
27 Keluar Kota
28 Kita beruntung
29 Bahaya Besar
30 Tidak Adil
31 Depan Rumah
32 Ditinggal Sendiri
33 Jadi Ketahuan
34 Informasi Penting
35 Sebelum Pergi
36 Panggilan Singkat
37 Keadaan Mendadak
38 Dia Monster
39 Tidak Boleh
40 Situasi Aneh
41 Rahasia Lagi?
42 Kekanak-kanakan
43 Janji Kabar
44 Debut Perdana
45 Saturday Night
46 Bulan Sibuk
47 Sedang Manja
48 Study Awalnya
49 Tertangkap Basah
50 Akan Ku pastikan
51 Tidak Peduli
52 Timbal Balik
53 Situasi Aneh
54 Malam Puncak
55 Laki-laki Kontes
56 Terima Kasih
57 Terlalu Khawatir
58 Buket Bunga
59 Mahasiswa Baru
60 Datang Pergi
61 Teman Baru
62 Kerja Paruh Waktu
63 Kesibukan Lain
64 Kabar Darimu
65 Panggilan Video
66 Tentang Buku
67 Ajakan Kecil
68 Bukan Berita Bagus
69 Girls Day
70 Penuh Semangat
71 Sebelum Bertemu
72 Perhatian Kecil
73 Lima Tahun
74 Double Date
75 Panas Dingin
76 Percaya Padaku
77 Datang Dan Pergi
78 Sayang Kakak
79 Truth or Dare
80 Manito Game
81 Cerita Rahasia
82 Kembali Lagi
83 Mug Bergambar
84 Pasar Malam
85 Mengantarmu Kembali
86 Kupon Hadiah
87 Bulan Bahasa
88 Kamu Bersamaku
89 Curi-curi Waktu
90 Rencana Besar
91 Penulis Cream
92 Makan Bersama
93 Teman Baik
94 Datang Padamu
95 Kencan Lain
96 Coklat Vanila
97 Akhir Hari
98 Menurutmu Kenapa?
99 Tokoh Utama
100 Jadi Dewasa
101 Teman Curhat
102 Waktunya Liburan
103 Tentang Danita
104 Sedikit Cerita
105 Yang Terbaik
106 Agak Menyebalkan
107 Sekarang Gantian
108 Mungkin Salahku
109 Perubahan Jadwal
110 Topik Berat
111 Mimpi Buruk
112 Satu Tahun
113 Kakak Pulang
114 Kenapa Bertanya?
115 Mengantar Athira
116 Penjelasan Dariku
117 Tiga Rasa
118 Harus Dirahasiakan
119 Jalan-jalan Sore
120 Berubah Hati
121 Pergi Berenang
122 Wisuda Lagi
123 Foto Bersama
124 Terasa Familier
125 Reuni Kecil
126 Kabar Baik
127 Ajakan Datang
128 Tamu Rajendra
129 Kakak Perempuan
130 Diluar Rencana
131 Undangan Bertamu
132 Persiapan Kejutan
133 Minta Tolong
134 Pelanggan Aneh
135 Berkunjung Lagi
136 Gantungan Kunci
137 Habis Sudah
138 Rencana Selanjutnya
139 Kenangan Buruk
140 Efek Positif
141 Bertemu Athira
142 Pekerjaan Pertama
143 Rekan Kerja
144 Kabar Mendadak
145 Kenapa Begini?
146 Aku Kembalikan
147 Lega Rasanya
148 Demi Ignacia
149 Gadis Beruntung
150 Berangkat Liburan
151 Gangguan Eksternal
152 Makin Ganjil
153 Inti Liburan
154 Sepuluh Tahun
155 Ayo Berhenti
156 Aku Berusaha
157 Undangan Ignacia
158 Latar Belakang
159 Hari Kita
160 Sesuai Keinginanku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Hadiah Kecil
2
Persiapan Hati
3
Kejutan Untukmu
4
Hanya Ingin
5
Aku Antar
6
Emoticon Stroberi
7
Agak Sensitif
8
Workaholic
9
Pertandingan
10
Backstreet?
11
Simpan Sendiri
12
Happy Anniversary
13
Kurang Dewasa
14
Panitia Keren
15
Tugas Pramuka
16
Teman Perempuan
17
Bukan Egois
18
Waktunya Istirahat
19
Menit Berharga
20
Dasar Mimpi
21
Ingatan Lampau
22
Tidak Sengaja
23
Aku Menyukaimu
24
Terus Terang
25
Aku Cemburu
26
Teman Lama
27
Keluar Kota
28
Kita beruntung
29
Bahaya Besar
30
Tidak Adil
31
Depan Rumah
32
Ditinggal Sendiri
33
Jadi Ketahuan
34
Informasi Penting
35
Sebelum Pergi
36
Panggilan Singkat
37
Keadaan Mendadak
38
Dia Monster
39
Tidak Boleh
40
Situasi Aneh
41
Rahasia Lagi?
42
Kekanak-kanakan
43
Janji Kabar
44
Debut Perdana
45
Saturday Night
46
Bulan Sibuk
47
Sedang Manja
48
Study Awalnya
49
Tertangkap Basah
50
Akan Ku pastikan
51
Tidak Peduli
52
Timbal Balik
53
Situasi Aneh
54
Malam Puncak
55
Laki-laki Kontes
56
Terima Kasih
57
Terlalu Khawatir
58
Buket Bunga
59
Mahasiswa Baru
60
Datang Pergi
61
Teman Baru
62
Kerja Paruh Waktu
63
Kesibukan Lain
64
Kabar Darimu
65
Panggilan Video
66
Tentang Buku
67
Ajakan Kecil
68
Bukan Berita Bagus
69
Girls Day
70
Penuh Semangat
71
Sebelum Bertemu
72
Perhatian Kecil
73
Lima Tahun
74
Double Date
75
Panas Dingin
76
Percaya Padaku
77
Datang Dan Pergi
78
Sayang Kakak
79
Truth or Dare
80
Manito Game
81
Cerita Rahasia
82
Kembali Lagi
83
Mug Bergambar
84
Pasar Malam
85
Mengantarmu Kembali
86
Kupon Hadiah
87
Bulan Bahasa
88
Kamu Bersamaku
89
Curi-curi Waktu
90
Rencana Besar
91
Penulis Cream
92
Makan Bersama
93
Teman Baik
94
Datang Padamu
95
Kencan Lain
96
Coklat Vanila
97
Akhir Hari
98
Menurutmu Kenapa?
99
Tokoh Utama
100
Jadi Dewasa
101
Teman Curhat
102
Waktunya Liburan
103
Tentang Danita
104
Sedikit Cerita
105
Yang Terbaik
106
Agak Menyebalkan
107
Sekarang Gantian
108
Mungkin Salahku
109
Perubahan Jadwal
110
Topik Berat
111
Mimpi Buruk
112
Satu Tahun
113
Kakak Pulang
114
Kenapa Bertanya?
115
Mengantar Athira
116
Penjelasan Dariku
117
Tiga Rasa
118
Harus Dirahasiakan
119
Jalan-jalan Sore
120
Berubah Hati
121
Pergi Berenang
122
Wisuda Lagi
123
Foto Bersama
124
Terasa Familier
125
Reuni Kecil
126
Kabar Baik
127
Ajakan Datang
128
Tamu Rajendra
129
Kakak Perempuan
130
Diluar Rencana
131
Undangan Bertamu
132
Persiapan Kejutan
133
Minta Tolong
134
Pelanggan Aneh
135
Berkunjung Lagi
136
Gantungan Kunci
137
Habis Sudah
138
Rencana Selanjutnya
139
Kenangan Buruk
140
Efek Positif
141
Bertemu Athira
142
Pekerjaan Pertama
143
Rekan Kerja
144
Kabar Mendadak
145
Kenapa Begini?
146
Aku Kembalikan
147
Lega Rasanya
148
Demi Ignacia
149
Gadis Beruntung
150
Berangkat Liburan
151
Gangguan Eksternal
152
Makin Ganjil
153
Inti Liburan
154
Sepuluh Tahun
155
Ayo Berhenti
156
Aku Berusaha
157
Undangan Ignacia
158
Latar Belakang
159
Hari Kita
160
Sesuai Keinginanku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!