"Wah kau tidak akan percaya dengan apa yang aku lihat, Athira."
Kali ini Ignacia yang mendatangi kamar adiknya untuk bercerita tentang kegiatan MOP. Tentunya tidak lupa Ignacia membawa camilan juga karena kebetulan diajak untuk menonton film oleh Athira di laptopnya.
"Kelihatannya ada hal bagus yang terjadi. Jika tidak terlalu bagus, kakak tidak akan mengatakannya padaku."
Athira tidak menatap kakaknya yang sudah duduk di atas tempat tidurnya. Dia masih menunggu laptopnya selesai mengunduh beberapa film dan akan membawa dua boneka besar di dalam etalase kaca sebagai sandaran saat menonton.
"Hari ini entah mengapa Rajendra terlihat keren," langsung ke inti pembicaraan. Athira yang tidak menduga ucapan kakaknya pun otomatis melemparkan boneka beruang ukuran besarnya pada sang kakak hingga mengenai wajah tidak berdosa Ignacia.
Ya bagaimana tidak? Seorang kekasih memang akan selalu tampak menarik di mata yang mengaguminya.
"Kakak ini sebenarnya sudah berapa lama berpacaran dengan Kak Rajendra hah? Mana mungkin Kak Rajendra terlihat keren hari ini saja. Kakak ini sebenarnya kekasihnya atau bukan?" kesal Athira.
Ignacia tidak marah ketika wajahnya dilempar boneka, lagipula bonekanya lembut dan baru saja dicuci kemarin. Tapi dia tidak bisa membenarkan ucapan Athira bahwa Rajendra selalu terlihat keren. Ya kan Ignacia hanya melihatnya dari jendela setiap berada di kelas. Hanya terlihat kepalanya saja.
"Rajendra itu lebih sering terlihat tampan daripada keren. Tapi ketika dia serius itu terlihat keren. Kenapa aku baru menyadarinya?"
Ignacia tersenyum lebar, matanya berbinar menatap Athira yang membawa boneka lain di tangannya.
Diletakkannya boneka itu di samping kakaknya.
"Kakak seperti baru mengenal Kak Rajendra beberapa bulan."
Sekarang dia akan mengambil laptopnya. Semua film yang sudah direncanakan sudah terunduh. Sekarang tinggal meletakkannya di atas meja kecil yang sudah disiapkan Ignacia di atas tempat tidur. Dengan begini acara menonton malam mereka sudah siap.
Camilan, minuman dingin, boneka yang lembut, film yang bagus. Semuanya sudah sempurna untuk menikmati malam Minggu yang menyenangkan. Semua tugas sudah diselesaikan, tidak ada yang dapat menganggu keduanya.
"Tapi Rajendra itu agak unik, Athira. Dia tidak selalu terlihat keren meksipun enak di pandang. Tapi saat menjadi panitia, ada aura yang berbeda darinya," Ignacia menjelaskan, masih menatap dengan mata coklat yang disukai Athira. Mata yang sangat mirip dengan ayahnya.
"Apa Kak Rajendra mirip dengan tokoh fiksi yang kakak sukai? Apa mirip dengan seseorang dari dalam novel yang kakak koleksi?" Athira menaikan satu alisnya. Wajahnya tampak semakin menyebalkan jika di tambah dengan smirk kecil di sudut bibir seolah tengah mengejek sang kakak.
"Kau tahu apa maksudku, Athira," dingin Ignacia tiba-tiba dengan wajar datar yang datang dalam seperkian detik.
"Ya aku tahu." Athira akhirnya duduk, memeluk boneka kesayangannya. Di sampingnya ada Ignacia yang bersandar pada boneka lain. Posisinya dibuat senyaman mungkin namun tidak akan membuatnya tertidur dengan cepat.
"Apa kakak pernah mengatakan pada Kak Rajendra jika Kak Rajendra keren?" Iseng saja Athira bertanya sambil menunggu intro film pertama. Dan siapa sangka jika kakaknya akan mengangguk.
"Wah kakak ini blak-blakan sekali jika sedang dalam mood yang baik. Lalu bagaimana respon Kak Rajendra setelah mendengarnya? Wajahnya memerah atau bagaimana?"
"Rajendra tidak menerima pujian ku. Mungkin aku kurang spesifik memujinya. Kudengar laki-laki itu menyukai pujian yang lebih spesifik. Tapi semua orang tentu menyukai pujian."
Si adik tetap mendengarkan meskipun kini matanya hanya tertuju pada layar laptop.
"Atau mungkin dia merasa tidak keren karena dia sudah berada di sekolah lebih lama dan melakukan banyak hal hingga berkeringat. Tapi dia tetap keren di mataku."
"Sepertinya banyak laki-laki yang seperti itu Kak. Mungkin Kak Rajendra itu sebenarnya malu, salah tingkah, namun pura-pura tidak begitu agar terlihat semakin keren."
"Seharusnya jika dipuji keren, terima saja. Mana pernah aku memuji dia selain hari ini. Sepertinya aku kurang perhatian, makanya Rajendra merasa aneh dengan pujianku."
"Tentu saja. Kakak adalah orang aneh yang kadang pemalu. Tiba-tiba bicara blak-blakan bisa membuat seseorang agak canggung. Tapi kenapa Kak Rajendra tidak ingin dipuji?" Obrolan berakhir dengan Ignacia yang tidak menjawab pertanyaan adiknya. Perhatiannya benar-benar terpaku pada film.
"Apa Kakak pernah mendengar Kak Rajendra dipuji oleh temannya? Entah teman laki-laki atau perempuan. Mungkin kakak harus belajar dari mereka cara memuji penampilan laki-laki yang lebih baik."
Athira ini semakin malam jadi semakin penasaran saja.
"Mana kutahu soal itu. Aku hanya selalu mendengar teman-temannya menggoda kami ketika bersama. Aku ragu temannya pernah memuji Rajendra karena mereka itu lebih usil daripada adik-adikmu."
"Hei, mereka juga adik-adik kakak," protes Athira. "Kakak banyak belajar soal membuat laki-laki merasa dicintai, tapi kenapa tidak belajar cara memuji yang baik? Kupikir hal semacam itu tidak akan terlalu sulit."
"Ya ya aku akan mencarinya nanti."
"Omong-omong MOP itu juga memiliki nilai?"
"Tentu saja. Menurutmu kenapa orang-orang tetap datang jika tidak mengambil bagian di dalam rapot, Athira?" Mata keduanya masih terpaku pada film seolah tidak ingin melewatkan apapun.
"Hanya datang dan nanti mendapatkan nilai yang bagus?"
"Tidak. Ada tugas yang harus diselesaikan."
"Tapi kakak kelihatannya tidak melakukan apapun."
"Tugasnya belum datang. Mungkin nanti."
...*****...
"Tugas membuat artikel? Dan tegat pengumpulannya besok malam?!" Ignacia membaca pesan yang baru masuk ke pesannya dari grup kelas pada Nesya yang tengah membersihkan kacamata dari embun.
"Hah?!" Nesya menatap Ignacia tidak percaya. Perlahan dia memakai kacamatanya masih dengan wajah kesal. Hari MOP sudah tiga hari yang lalu, dan tugasnya baru datang dengan tegat yang tidak masuk akal. Syarat untuk mendapatkan nilai A memang tidak mudah. Tapi tidak harus diluar nalar begini.
"Tidak apa-apa, ada teknologi yang bisa membantu kita mengerjakan tugas ini dan mendapatkan nilai A. Mau kerjakan sore ini? Kurasa aku akan mulai mengerjakannya nanti. Ini tugas mendesak yang lebih baik segera dikerjakan."
Tapi jika diingat, Ignacia bisa bekerjasama dengan Rajendra sore ini jika dia tidak sedang sibuk. Buru-buru Ignacia membuka roomchat, mengetikkan pesan singkat. Tapi pesannya baru dibalas oleh si Tuan Sibuk setelah dia sampai di rumah.
...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...
^^^Rajendra, ada tugas membuat artikel |^^^
^^^Mau mengerjakannya bersama? |^^^
| Mengerjakan bersama?
| Bagaimana caranya?
^^^Via telfon saja |^^^
^^^Karena pasti akan melelahkan sepulang sekolah |^^^
^^^Kita mengerjakannya sambil bicara di telfon |^^^
| Kapan? Besok sore?
^^^Tidak, sore ini |^^^
^^^Kamu ada waktu? |^^^
| Jika sore ini aku tidak bisa, Ignacia
| Aku ada bimbingan khusus
Ah benar juga. Bimbingan khusus dimulai Minggu ini. Bimbingan khusus tidak dilakukan pada semua kelas setiap harinya. Hanya Senin sampai Rabu saja. Itu pun dibagi 4 kelas setiap hari. Kebetulan kelas Ignacia bimbingan khusus kemarin sementara Rajendra hari ini.
Ignacia buru-buru menyambar handuk dan mulai melakukan ritual sore untuk menghilangkan rasa suntuk setelah seharian berada di sekolah. Memikirkan hal terbaik yang bisa dia lakukan untuk mengerjakan artikel dengan Rajendra.
Ingin sesekali berkencan seperti yang dia inginkan.
...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...
| Sayang sekali aku tidak bisa
^^^Iya benar, aku lupa soal itu |^^^
| Maafkan aku
| Tapi kamu bisa mengerjakannya sendiri
^^^Padahal aku ingin melakukannya denganmu |^^^
^^^Tapi kamu tidak bisa, Rajendra |^^^
^^^Tidak apa-apa |^^^
^^^Jika ada tugas wajib lagi |^^^
^^^Ayo lakukan bersama |^^^
| Kedengarannya menarik
^^^Kamu ada kegiatan lain hari ini? |^^^
^^^Setelah bimbingan khusus |^^^
| Tidak ada
| Tapi kurasa aku tidak bisa mengerjakan tugasnya hari ini
| Mungkin besok atau sebelum tegatnya
| Tapi sejujurnya aku malas mengerjakannya
^^^Ah begitu rupanya |^^^
Ignacia meletakkan ponselnya di atas meja belajar. Menatap nanar laptop miliknya yang sudah menyala. Layarnya bahkan sudah membuka Microsoft word yang akan digunakan untuk mengerjakan tugas artikel. Sudah tertera judul dengan ukuran font empat belas dengan bold.
"Hah padahal tinggal sedikit lagi aku bisa membuat hariku lebih sempurna," gumam Ignacia, "tapi seharusnya dia tidak mengatakan hal seperti itu pada orang yang ingin mengerjakan tugas. Seperti aku membuang-buang waktu untuk ini."
...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...
| Tapi sejujurnya aku malas mengerjakannya
"Ada sesuatu yang lebih baik tidak kamu katakan pada orang yang mengajakmu untuk melakukan sesuatu, Rajendra. Kau membuatku tidak nyaman."
Ignacia lupa jika tadi Rajendra masih ada di kelas. Rajendra memang biasanya pulang lebih terlambat dari Ignacia karena berbicara banyak dengan teman-temannya. Kebiasaan itu membuat Ignacia salah mengira jika Rajendra tidak ada tanggungan apapun sepulang sekolah.
Tapi mau bagaimana lagi? Ignacia tetap harus mengerjakan tugas ini untuk melengkapi rapotnya. Jika tidak begitu, mungkin dia akan dianggap kurang.
Layar ponsel Ignacia yang tadinya mati, tiba-tiba kembali menyala. Menunjukkan sebuah pesan dari seseorang yang entah dengan tujuan apa. Ignacia hanya melihatnya sekilas, membaca pesan dari notifikasi.
New Message
| Ignacia
| Sibuk?
Ignacia tentu tahu siapa yang sedang mengirimkan pesan itu. Namun dia sedang tidak ingin berkomunikasi dengan siapapun saat ini. Ucapan Rajendra tadi membuatnya sedikit sensitif. Huh padahal tadinya dia juga malas untuk mengerjakan tugas ini. Dia mengajak Rajendra hanya untuk menambah mood saja.
New Message
| Ignacia
| Kau ada disana?
Layar yang mati itu kembali menyala. Baiklah, Mungkin Ignacia akan menanggapi teman yang mengirimkan pesan ini. Mungkin seseorang ini tengah bosan dan sebagainya.
^^^Ignacia disini |^^^
Bukannya mengatakan tujuan mengirimkan pesan, orang ini justru mengirimkan stiker Minions yang sedang tertawa seperti sedang menertawakan Ignacia yang membalas pesannya.
^^^Kenapa kau memanggilku? |^^^
^^^Jika tidak penting, aku pergi |^^^
| Sibuk?
^^^Apa yang kau inginkan? |^^^
| Bisa kau angkat panggilan ku?
Kedua manik mata Ignacia hampir saja membulat sempurna setelah membaca pesan yang datangnya cepat sekali itu. Ya siapa yang tidak terkejut jika mendapatkan pesan yang sedemikian rupa mengejutkannya.
Setelah Ignacia ditolak Rajendra untuk melakukan panggilan suara sambil mengerjakan tugas, tiba-tiba ada seseorang yang datang untuk menawarkan diri?! Kebetulan macam apa ini?!
^^^Tidak, terima kasih |^^^
^^^Jangan membuatku dalam masalah |^^^
| Hanya sebentar saja
| Aku merindukanmu
^^^Kau baru saja dibius? |^^^
^^^Aku sedang sibuk sekarang |^^^
| Ayolah Ignacia
Kenapa Ignacia tidak menerimanya saja? Lagipula Rajendra tidak akan mengetahui tindakannya.
"Aku akan merasa bersalah jika terlihat seperti bermain api di belakang punggung Rajendra lagi," batin Ignacia sambil melirik layar ponselnya yang menunjukkan pesan terakhir teman itu.
| Aku boleh menelfonmu?
Pesan itu kira-kira datangnya setahun yang lalu. Dan saat itu Ignacia dengan senang hati mengiyakan tapi dengan syarat saat dia sudah sampai di rumah. Dianggapnya orang ini sebagai teman yang baik sebelum kepindahannya keluar kota.
Tapi entah mengapa tiba-tiba Ignacia merasa jika rasanya dia tidak boleh terlalu dekat dengan orang lain jika tetap ingin mempertahankan hubungan dengan Rajendra. Berhubungan dengan manusia selalu berat. Dan jika Rajendra tahu, laki-laki itu mungkin akan marah besar dan-
Semua orang tahu bagaimana akhirnya.
"Kak," seseorang memanggil sambil mengetuk.
Apa yang Ignacia pikirkan hingga tidak mendengar ketukan itu sedari tadi? Hah kenapa Ignacia bisa tidak fokus begini? Dibiarkannya Athira yang mengetuk itu untuk masuk, mengutarakan sesuatu yang ingin dia sampaikan.
"Kak, bisa pinjamkan kabel data sebentar? Aku kehabisan memori dan membutuhkan bantuan untuk mengalihkan dokumen penting ke laptop." Athira masuk dengan wajah yang santai meskipun kedengarannya dia membutuhkan kabel data kakaknya dengan cepat.
"Memangnya kenapa dengan kabelmu sendiri, Athira?"
"Ayah mengambilnya untuk mengisi daya ponsel lama. Kakak tahu sendiri jika ayah akan selalu menjaga barang-barang elektronik lamanya jika masih bisa digunakan."
Beruntung kabel yang Athira inginkan berada tepat di samping laptop Ignacia hingga bisa langsung diberikan. Saat mendekat, Athira tidak sengaja melihat layar ponsel kakaknya yang menyala. Sebuah pesan dari seseorang itu lagi.
"Langsung kembalikan setelah selesai. Aku juga membutuhkan itu sebelum jam makan malam." Athira mengangguk-angguk paham, berjanji akan dikembalikan setelah semua urusannya dengan data-data di ponsel selesai.
"Kakak masih berkirim pesan dengan teman kakak itu? Kukira kakak sudah membencinya selama ini. Terima kasih untuk kabelnya." Athira mengambil kabel dari tangan kakaknya dan berjalan keluar kamar. Tidak lupa menutup pintu ruangan yang ada di belakangnya.
"Memangnya siapa yang bilang jika aku membencinya?" Bisik Ignacia sambil menatap pesan yang baru datang itu.
New Message
| Bagaimana jika lain kali?
"Ada apa dengan manusia satu ini?"
Ignacia membalikkan ponselnya agar tidak perlu diganggu dengan layarnya yang selalu menyala karena notifikasi. Kembali pada tugas Pramuka. Untuk sejenak Ignacia lupa akan kekesalannya pada Rajendra yang sudah mengatakan hal tidak enak sebelumnya.
"People come and go, Ignacia. Kenapa kau belum juga mengerti dengan peran masing-masing manusia di sekitarmu?"
Flashback On
| Kau itu harus keluar rumah sesekali, Ignacia
| Ayo datanglah ke taman tengah
| Aku akan membawa banyak teman agar ramai
| Sekarang malam Minggu, sesekali bergaullah
^^^Haruskah? Tapi aku sedang malas |^^^
^^^Ada novel yang ingin kubaca malam ini |^^^
| Teman-teman yang kuundang sudah datang
| Mereka datang karena katanya kau akan datang juga
| Kau harus bergaul dengan manusia juga
| Jangan hanya dengan buku, Ignacia
^^^Kenapa harus mengatasnamakan aku hah? |^^^
| Karena kita teman
| Ayo datang saja, Ignacia
| Aku punya cerita menarik
^^^Hah baiklah, kau berhasil |^^^
^^^Aku akan datang dalam 5 menit |^^^
| Seharusnya sejak tadi begini
| Aku sudah sampai
| Jadi cepatlah datang
| Malam ini cuacanya juga bagus
Flashback Off
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
mama zha
semangat other sayang
2023-07-01
1
canvie
wah, membajak
2023-05-27
1
vina
semangat terus up nya kak, hehe aku nyicil dulu yh bacanya, ditunggu kedatangannya di ANDAI AKU SEMPURNA arigatou
2023-05-25
1