“Hai."
Ignacia melambaikan tangan pada dia yang kebetulan sedang menatap keluar jendela. Si gadis dengan tali sepatu yang tidak terikat itu tahu jika Rajendra tengah menatap ke arahnya yang baru keluar kelas. Tanpa bicara—hanya ingin melambaikan tangan dengan bahagia untuk menarik perhatiannya.
Rajendra tentu tidak membalasnya, tapi Ignacia tahu jika laki-laki disana melihatnya dengan jelas. Jika saja Rajendra membalas lambaian tangan Ignacia dan tersenyum, mungkin hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan bagi Ignacia.
Tapi Rajendra tidak lakukan. Rajendra tipe orang yang lebih terlihat dewasa daripada Ignacia. Padahal dari keseharian, Ignacia yang paling diam daripada Rajendra. Ignacia yang paling irit bicara dengan orang-orang yang menurutnya tidak dekat daripada Rajendra.
Tapi siapa sangka jika Ignacia yang terlihat begitu kaku di mata teman-temannya rupanya memiliki sikap yang agak kekanak-kanakan di depan Rajendra?
Mungkin Rajendra yang melihat aksi bahagia Ignacia saat itu sedang tidak percaya jika perempuan yang melambaikan tangan padanya itu adalah Ignacia. Mungkin dia tengah menerka-nerka kenapa seseorang itu begitu senang dan bahkan tidak merasa malu untuk melambaikan tangannya seperti itu.
"Padahal aku ingin dia membalas lambaian tanganku atau mungkin memberikan reaksi," bisik Ignacia.
Rajendra menempati kelas yang Ignacia gunakan untuk ujian akhir semester, sementara kelas si gadis ini ada di arah jam 2 dari kelasnya. Dekat, sangat dekat malah. Jika saja kelas yang Ignacia gunakan ini adalah ruangan dimana Rajendra juga melakukan ulangan, mungkin rasanya seperti bertukar kelas.
Rajendra memilih tempat dimana Ignacia duduk selama ujian, dan Ignacia dapat langsung melihatnya melalui jendela meksipun tempat duduknya sendiri ada di bagian belakang. Sama-sama dari arah jam 2, Ignacia dapat melihat rambutnya. Haha rasanya konyol karena beberapa kali melihat keluar jendela hanya untuk memastikan apa Rajendra ada di dalam kelas atau tidak.
Tapi setidaknya Ignacia bisa lebih sering melihat kekasihnya daripada tahun-tahun sebelumnya. Dia bisa melambaikan tangan ketika Rajendra kebetulan melihat ke arahnya, bisa melihat apakah Rajendra sudah datang atau belum. Ya hanya itu yang bisa dilakukan Ignacia jika berada di sekolah.
Ignacia sungguh menyukainya.
Gadis ini tidak terlalu menyukai kedekatannya dengan Rajendra yang hanya menyisakan sedikit jarak. Menurutnya jarak sejauh tempat mereka masing-masing duduk di dalam kelas saja sudah membuatnya senang. Menjadi romantis dan menyenangkan bukan hanya didapatkan dari jarak dekat bukan?
"Ketika aku ulang tahun, kamu memberikan hadiah yang tidak kuminta dan seperti merepotkanmu. Tapi ketika aku ingin mendapatkan hadiah kecil dengan mengambil perhatianmu, aku malah tidak mendapatkan respon," batin Ignacia.
Rajendra sudah berhenti menatap Ignacia, kembali fokus pada pembelajaran di dalam kelas yang sibuk. Ignacia menarik tangannya perlahan dari udara, masih memandangi jendela berteralis hijau yang tirainya ditutup setengah.
Hah, kenapa Rajendra seolah tidak melihatnya disana?
“Apa yang kau lakukan?” Nesya muncul, dialah alasan kenapa Ignacia pergi keluar kelas.
“Rajendra tadi melihat keluar kelas, jadi aku melambaikan tanganku padanya. Apa menurutmu dia tadi melihatku?” Nada bicara Ignacia berubah ragu. Tempat ini tidak ramai, tapi tetap saja. Rajendra mungkin tidak benar-benar melihatnya. Mungkin tadi Rajendra tidak menyadarinya bahkan.
“Rajendra tidak mungkin tidak mengenalimu. Dia pasti bisa mengenalimu meskipun berada di jarak yang jauh."
Nesya benar. Rajendra yang sudah bersamanya selama bertahun-tahun tidak mungkin tidak mengenali gadisnya. Tapi jika Ignacia ingat kembali, Rajendra memang kadang tidak mengenali dia di lingkungan ini. Ignacia merasa melihatnya, tapi Rajendra tidak. Ignacia merasa jika keduanya bersitatap mata, tapi pihak lainnya tidak.
“Tapi dia bisa saja salah, benar? Maksudku mungkin dia tidak sadar jika itu aku dan memilih untuk tidak peduli.” Nesya mengangkat bahu tidak tahu, dia terlalu sibuk dengan kegiatannya di ponsel daripada membantu temannya memikirkan segala kemungkinan tentang Rajendra.
Hadiah kecil Ignacia sendiri saja masih meragukan. Karena Rajendra tidak pernah membahasnya seolah memang tidak melihat apapun. Membahas hal yang membuat Ignacia merasa istimewa contohnya. Apa ini masih pantas untuk disebut hadiah kecil? Salah satunya saja tidak menyadarinya.
"Oh ya, aku tahu seharusnya aku mendatangi kucing yang ada di dekat laboratorium biologi dahulu sebelum pergi ke kelas pagi ini," tempat duduk Ignacia dan Nesya tidak dekat, jadi dia baru bercerita soal paginya di jam istirahat pertama.
"Aku melihat 'hantu' di dalam kelas," lanjut Ignacia setelah Nesya menyimpan ponselnya di dalam saku. Nesya tahu hantu apa yang sedang disebutkan oleh teman dekatnya ini, jadi dia hanya tertawa kecil. Mendukung jika mendekati kucing adalah sesuatu yang harus dilakukan sebelum pergi ke kelas.
Itu sebutan istimewa bagi para pasangan yang memulai pagi mereka dengan kencan. Ada tiga dari empat hantu yang dilihat Ignacia pagi ini. Memang seharusnya dia datang lebih terlambat agar tidak merasa seperti menganggu kegiatan kencan para hantu di bagian belakang kelas.
"Aku beruntung karena datang lebih terlambat," bangga Nesya. Tapi dia sampai di kelas tiga menit sebelum gerbang sekolah ditutup. Bisa sangat panik Ignacia jika dia mengikuti jejak kebanggaan Nesya.
"Aku akan mulai datang agak terlambat sekarang kalau begitu. Aku akan mendekati kucing yang kutemui sebelum masuk ke kelas. Jika perlu, aku tidak perlu masuk ke kelas dan hanya menunggu orang-orang datang."
Seperti bukan Ignacia jika tidak datang pagi. Tapi demi menghindari para hantu, Ignacia mungkin akan mencobanya. Hanya perlu datang beberapa menit lebih terlambat dari jam biasanya dia berangkat, benar?
"Hantu-hantu ini membuatku merasa berbeda karena tidak bisa mendapatkan kesempatan seperti mereka," jujur Ignacia dalam dirinya sendiri. Meksipun begitu, kencan pagi hari sebelum orang-orang datang bukanlah ide bagus.
Tujuan keduanya adalah untuk pergi ke koperasi, membeli buku LKS yang baru saja datang. Jarak koperasi yang cukup jauh membuat keduanya bisa mengobrol banyak soal pagi mereka. Dari pengalaman Nesya yang pernah melihat hantu serupa tahun lalu dan kegiatan sebelum berangkat sekolah yang layaknya pembalab bersertifikat di jalanan.
"Jadi hari ini kita akan pulang pukul berapa? Kita harus membersihkan kelas dan kemudian acara makan-makan itu. Apa mungkin kita akan pulang sangat terlambat?" Ignacia bertanya, mendapatkan anggukan ragu dari seseorang yang berjalan di sebelahnya. Tapi kemungkinan besar akan pulang hampir malam.
"Kegiatan-kegiatan seperti ini selalu mengambil banyak waktu, Ignacia. Apalagi jika sudah menyangkut soal acara makan-makan. Aku yakin akan ada banyak orang yang lebih memilih membawa pulang makanan mereka daripada berada disini hingga sore," jelas Nesya.
...*****...
Saat kembali, kelas Rajendra tengah senggang. Guru mata pelajaran tadi sudah pergi dan membiarkan murid-muridnya untuk menikmati jam istirahat. Tapi sebenarnya kelas Ignacia saja yang kosong lebih awal hingga dia bisa menikmati jam istirahat sedikit lebih awal.
Karena mengambil jalan yang berbeda, Ignacia bisa melihat kekasihnya tengah mengobrol dengan seorang perempuan di dalam sana. Tenang saja, Ignacia tidak merasa cemburu atau apapun. Pemandangan seperti ini sudah biasa. Lagipula mana bisa Ignacia memisahkan Rajendra dengan teman-teman sekelasnya. Ignacia baik-baik saja.
Rajendra itu kupu-kupu.
...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...
^^^Aku melihatmu dengan seorang perempuan di dalam kelas |^^^
^^^Sepertinya kamu sedang sibuk mengobrol tadi |^^^
Sengaja Ignacia menggoda kekasihnya.
Setelah Ignacia sampai di kelas, barulah pesan balasan dari Rajendra datang. Omong-omong ini bukan pertama kalinya Ignacia melihat kekasihnya tengah bersama dengan seorang perempuan atau mengatakan pada Rajendra bahwa Ignacia melihatnya bersama dengan seorang perempuan.
Jadi rasanya candaan ini sudah berlangsung lama.
...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...
| Hah kenapa kamu harus melihatku saat itu?
| Kenapa saat harus bersama perempuan?
^^^Kebetulan sekali kamu sedang bersama perempuan |^^^
^^^Dan juga perempuan itu bukan aku |^^^
...*****...
Jam istirahat terlewati dengan begitu cepatnya.
Ignacia sibuk dengan Nesya membahas tugas yang baru didapatkan hari ini sambil menunggu guru jam berikutnya datang. Lebih baik segera selesaikan sebelum niat belajarnya hilang. Tepat waktu sekali. Guru jam pelajaran selanjutnya datang setelah tugas Ignacia dan Nesya selesai.
Waktu terus berjalan hingga-
...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...
| Sampai sekarang aku belum melihatmu
Pesan lain dari Rajendra datang di jam istirahat kedua. Jam istirahat di tengah hari.
Ignacia hanya membaca pesannya. Entah dorongan darimana, dirinya menjadi lebih berani. Datang keinginan sesekali mencoba muncul di hadapan Rajendra dengan sengaja ketika laki-laki itu akan pergi ke kantin yang jalannya harus melewati kelasnya.
Kebetulan sekali Rajendra benar keluar dari kelas untuk pergi ke kantin bersama banyak teman laki-lakinya. Dengan tangan gemetar, Ignacia berjalan mendekati pintu kelas, bersembunyi di balik sana hingga rombongan besar itu berjalan.
Begitu Rajendra semakin dekat, Ignacia muncul dan hanya menatapnya tanpa suara. Yang melihatnya tentu terkejut meksipun tidak bermaksud untuk dikejutkan. Ignacia hanya ingin tampil di depannya saja.
Dia bertanya pada Ignacia, apa yang sedang dia lakukan atau apa yang ingin dia katakan padanya. Namun Ignacia hanya menggeleng dan menatapnya. Butuh banyak keberanian bagi Ignacia untuk bertahan disana hingga hampir satu menit sebelum akhirnya rombongan Rajendra pergi.
Ignacia membalas pesan Rajendra kemudian.
...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...
^^^Kamu sudah melihatku hari ini |^^^
| Iya, sudah
| Terima kasih
^^^Terima kasih? Untuk apa? |^^^
| Terima kasih
| Karena sudah membiarkan aku melihatmu
Sebuah balasan yang agak tidak biasa, namun Ignacia menyukainya. Biarkan saja Rajendra mengatakan apapun sesukanya. Yang jelas, setidaknya Ignacia pernah melakukan hal seperti itu pada Rajendra.
"Sebenarnya aku ini pemberani dan kreatif, namun jarang menunjukannya saja," bangga Ignacia.
Sekolah tentu akan segera berakhir. Namun rupanya masih ada beberapa hal yang harus dilakukan Rajendra siang menjelang sore itu. Katanya dia masih berada di aula kecil. Mungkin urusan soal organisasi atau yang lainnya.
Itu bagus.
Di kelas, Ignacia dan teman-temannya akan bergotong royong membersihkan kelas, Rajendra ada di aula yang letaknya agak sedikit jauh, memberikan kemungkinan bahwa nanti Ignacia bisa bertemu dengan laki-laki itu lagi. Seperti kebetulan yang tidak memberatkan.
Beberapa kali Rajendra bertanya apa Ignacia sudah pulang karena langit sudah menunjukkan perubahan warnanya. Tapi jawaban yang diberikan oleh si gadis tetap saja belum. Ya karena bukan hanya bersih-bersih yang mereka lakukan. Ada acara makan-makan rujak buahnya juga.
Orang-orang mulai terpecah menjadi dua. Yang satu sibuk membersihkan hiasan-hiasan di dalam kelas, sementara sisanya yang didominasi oleh perempuan sedang mengupas dan memotong-motong buah. Tapi ya begitu, Ignacia bukan bagian dari keduanya. Orang-orang sudah mengambil alih kedua tugas pokok.
Tidak semua yang hadir di acara sampai akhir. Beberapa ada yang memutuskan untuk membawa rujaknya pulang di pertengahan kerja bakti dengan alasan tidak bisa pulang terlalu malam. Tidak masalah, masih ada banyak orang disini.
"Ignacia," seseorang muncul. Rajendra.
"Kapan kamu akan pulang? Apakah masih lama?"
Adalah sebuah keajaiban karena Rajendra muncul di tengah-tengah keramaian teman-teman Ignacia yang berada di depan kelas. Dan dia tidak terlihat canggung atau ragu sedikitpun.
"Sepertinya masih lama. Urusanmu sudah selesai?"
Rajendra menggeleng. Katanya setelah ini dia masih ada urusan. Dia datang menemui Ignacia untuk memastikan kapan dia pulang. Jarak rumah gadis ini lebih jauh daripada rumah Rajendra ke sekolah. Jadi lebih baik dia tidak pulang malam.
"Jika aku akan pulang, aku akan menghubungi kamu, Rajendra."
"Baiklah. Aku akan pergi menemui temanku sebentar." Dan hanya sampai itu saja pertemuan singkat itu.
"Wah rupanya diam-diam Ignacia lancar dalam urusan berpacaran," seseorang bicara. Seorang teman sekelas Ignacia yang memiliki suara keras. Entah maksudnya itu pujian atau ejekan, Ignacia tidak begitu peduli.
...*****...
Pada akhirnya pekerjaan kedua kubu tadi cepat selesai dan sudah sampai di waktu makan. Ignacia tentu bersama dengan Nesya, duduk di bagian paling ujung agar tidak perlu membaur dengan teman-teman lainnya. Bukannya apa-apa, keduanya ingin mendapatkan sedikit space setelah hari yang panjang.
"Ignacia, Nesya, ayo bergabung dengan kami makan rujak buahnya," panggil banyak teman-teman mereka saat menyadari bahwa sejak tadi sepasang teman itu hanya minum. Yang keduanya butuhkan memang minuman sirup dingin dengan sedikit es batu. Mereka masih dalam proses sebelum makan.
"Ayo Ignacia, Nesya, ikut makan juga." Posisi piring-piring berubah bersamaan dengan panggilan yang masih saja di gaungkan. Haha rasanya Ignacia dan Nesya menjadi tokoh utamanya sore itu meskipun tidak banyak membantu membersihkan kelas pada awalnya.
Hanya membersihkan papan tulis putih yang sudah kusam.
...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...
| Kamu masih ada di kelas?
^^^Tentu saja masih |^^^
| Sedari tadi belum pulang?
^^^Belum |^^^
| Aku ada di samping kelasmu
| Kamu ada di sebelah mana?
| Aku tidak enak jika menganggumu di tengah teman-teman
^^^Tunggu sebentar, aku akan pergi kesana |^^^
Ignacia mungkin sudah cukup makan buah hari ini.
"Nesya, aku akan pergi sebentar," pamitnya dengan perlahan, memakai sepatunya kembali dan tidak melihat reaksi Nesya yang seolah tidak ingin ditinggalkan namun membiarkan Ignacia pergi kemanapun yang dia inginkan. Beberapa detik kemudian si gadis rambut panjang sudah meninggal teman berkacamatanya.
Di sisi kelas Ignacia ada sebuah jalan panjang yang mirip seperti lorong. Disana tidak ada siapa-siapa, jadi Ignacia terus melanjutkan langkahnya, hingga-
Rajendra muncul.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 160 Episodes
Comments
Rere Sativa
sampe sini dulu ya☺
2023-10-01
1
𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ
waaah... ikonik bgt ini... jadi inget jaman sekolàh bikin rujak sekelas dibagi2 yg bawa peralayan dan bahan.
2023-09-18
1
Moonlight
hayoloh
2023-08-30
1