Workaholic

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Sepertinya aku melihat seseorang yang mirip denganmu |^^^

^^^Tapi sepertinya bukan, aku agak ragu |^^^

^^^Karena aku melihatnya di kejauhan |^^^

| Haha lalu siapa yang kamu lihat hm?

^^^Sepertinya bukan kamu |^^^

^^^Tapi mirip denganmu |^^^

Ignacia menyimpan ponselnya dengan mode pesawat untuk menyimpan banyak energi. Bersiap-siap untuk mengikuti ketiga teman lain yang tengah menunggunya di dekat pintu kelas. Tidak perlu membawa apapun, katanya akan disediakan bulpoin dan kertas jika ingin mencatat.

"Nesya benar tidak akan ikut?" Seorang teman perempuan berkacamata yang tengah memegang ponselnya dengan pandangan yang tertuju pada Ignacia. Yang di tanyai mengangguk, tadi dia sudah menghubungi Nesya sebelum mendapatkan balasan dari Rajendra.

"Dia harus menjadi panitia lomba hari ini. Dia sudah menjadi penanggung jawab, jadi tidak bisa meninggalkan posnya begitu saja. Sepertinya tidak apa-apa jika kita hanya berempat. Toh kita hanya akan diam dan mendengarkan."

Teman yang berkacamata itu mengangguk, mungkin tidak apa-apa baginya. Lagipula guru yang meminta lima orang dari kelas Ignacia hari itu hanya ingin murid-muridnya datang dan mendengarkan penjelasan pasal pajak. Setidaknya ada yang datang meksipun bukan lima orang perwakilan.

"Jadi hanya kita berempat yang datang?" Seorang teman perempuan dengan suara kecil bertanya, juga menatap Ignacia setelah teman yang berkacamata tadi sudah melepaskan tatapannya. Ignacia mengangguk sebagai jawaban.

Ya mau bagaimana lagi. Nesya harus terus menaati perintah ketua OSIS yang memintanya menjadi panitia. Nesya harus tetap menjadi anggota yang baik hingga pensiun nanti.

"Kita pergi sekarang?" Suara teman perempuan terakhir, gadis yang memiliki suara keras, sudah bersiap-siap untuk pergi ke aula kecil. Letak aulanya cukup jauh dari letak kelas keempat gadis yang tengah mengecek ponselnya beberapa kali. Jika saja ada sebuah pesan yang mereka tunggu-tunggu.

Sesampainya di aula, sebagian perwakilan sudah datang. Sudah menempati tempat yang telah di sediakan. Sebelum masuk, Ignacia sempat melakukan panggilan suara dengan Nesya, untuk memastikan bahwa teman baiknya tidak datang ke aula dan tetap berada di posnya.

Seorang guru yang mengajak kelimanya sebagai perwakilan meminta Ignacia menghubungi teman terakhir. Dan hasilnya tetap sama. Nesya harus menjaga posnya.

Di dalam, suasananya dingin. Tidak seperti yang Ignacia bayangkan saat pertama datang. Padahal ini bukan kunjungan pertamanya ke aula.

Harus tanda tangan dulu sebelum duduk. Diberikan sebuah kuisioner dan sebuah bulpoin yang memiliki senter kecil di bagian atasnya. Ignacia mengambil bulpoin yang bisa dibawan pulang itu, mengirimkannya pada Nesya dan membiarkan ponselnya kembali ke mode pesawat.

Toh Rajendra juga sibuk menjadi penanggung jawab lomba futsal di lapangan depan. Hah, andai saja Ignacia bisa datang dan ikut menonton kelasnya bertanding. Diam-diam curi-curi pandang pada Rajendra yang terlihat keren dengan seragam OSIS. Ingin rasanya Ignacia mengajaknya berfoto.

Tapi Ignacia terlalu takut untuk meminta.

...*****...

Acara Pajak bertutur.

Ignacia tidak paham betul, namun tempat ini membantunya agar tidak perlu berpartisipasi dalam lomba tahunan. Lagipula disini tidak akan seramai lapangan basket, pos Rajendra. Hanya ada beberapa orang yang mewakili semua kelas dari angkatan tahun pertama hingga ketiga. Sekitar lima hingga 6 orang. Kemudian banyak orang dari organisasi literasi datang juga.

Di sela-sela menunggu acara dimulai, Ignacia mengisi kuesioner bersama ketiga temannya. Hanya ada beberapa pertanyaan ringan. Setelahnya kertas dikumpulkan, Ignacia melirik ponselnya sekilas. Apa dia mungkin harus bertanya sesuatu pada Rajendra?

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Hari ini kamu akan pulang terlambat lagi? |^^^

Hanya pesan singkat kemudian kembali ke mode pesawat.

Ignacia tahu jika Rajendra tidak akan bisa dihubungi hingga pertandingan berakhir. Laki-laki itu akan benar-benar bertanggungjawab sebagai seorang ketua MPK dan tidak membiarkan apapun mengacaukan tugasnya.

Ignacia suka tipe ini. Tapi kesibukan Rajendra membuatnya muak setiap harinya. Selalu saja soal pekerjannya di sekolah, selalu tentang tugas-tugas dari organisasi dan sebagainya. Orang sibuk, wajar saja. Tapi entah mengapa Ignacia menganggapnya sebagai workaholic.

Acara dimulai sejak lomba dimulai hingga akhirnya selesai di tengah hari. Tepat dimana matahari sudah duduk di takhta tertinggi. Semua lomba sudah berakhir begitu Ignacia dan ketiga temannya selesai dengan acara pajak. Rasanya seperti keluar dari tempat persembunyian.

"Kukira kita tidak akan memiliki waktu untuk menonton pertandingan futsal. Padahal aku sangat ingin menonton," geram seorang teman Ignacia yang kini berjalan di sisinya. Ignacia juga sama kesalnya. Mana tahu dia jika acaranya akan berlangsung sangat lama.

Hari mereka berakhir begitu saja.

Meskipun ada sedikit game, hadiah untuk yang aktif, juga drama singkat dari anggota literasi, tetap saja rasanya tidak adil. Materi yang diberikan tidak begitu penting layaknya permainan yang dimainkan beberapa kali di dalam aula. Rasanya Ignacia sedikit kecewa.

Di tengah-tengah permainan, Ignacia sempat mengirimkan beberapa pesan pada Nesya. Mengatakan kondisi aula kecil yang dia lewatkan untuk fokus pada organisasi OSIS. Tidak lupa juga Ignacia bertanya soal Rajendra, tapi sayangnya Nesya tidak ikut berada di area pertandingan futsal seharian.

Dengan bulpoin di tangannya selama acara, yang Ignacia lakukan hanya mencatat sesuatu yang menurutnya penting soal materi pajak. Siapa tahu dia akan menggunakan rangkuman kecil yang dia buat suatu hari nanti.

Ignacia menyalakan kembali data ponselnya. Pesan yang di tunggunya masih belum datang. Mungkin sedang membersihkan area pertandingan futsal dan sebagainya.

"Bagaimana jika pergi ke kelas saja?" Ajak teman yang memakai kacamata pada tiga yang lainnya. Tapi begitu kedua teman lain sudah selesai memakai sepatu, Ignacia masih saja di posisinya dengan sepatu yang talinya tidak diikat sempurna, pandangannya tertuju pada ponselnya.

"Ignacia," tegur teman itu hingga berhasil mengembalikan Ignacia dari lamunan yang membuat tatapannya berubah kosong dalam beberapa detik. Entah apa yang dia pikirkan sebelum akhirnya mengikuti teman-temannya menuju kelas.

"Ada yang menganggumu?" Tanya salah seorang teman, si suara kecil. Ignacia menggeleng, dia menyimpan ponselnya seolah memang tidak terjadi apapun. Padahal ya dia tengah merasa kesepian dan kembali diacuhkan oleh si kekasih.

Taman yang membelakangi kelas kelihatannya tidak terlalu panas. Karena ada di bawah bayang-bayang pohon yang rindang dan udaranya cukup sejuk. Duduk-duduk disana sambil mengobrol hingga pagar depan dibuka mungkin tidak masalah.

Tas keempatnya dibawa, benar hanya duduk-duduk disana dan membahas soal keseharian atau mungkin soal teman-teman yang memiliki cerita seru. Tapi ya kadang tidak jauh-jauh dari teman-teman sekelas yang diluar nalar.

"Oh ya, Ignacia, kau memiliki pacar bukan?" Tiba-tiba saja seorang teman bersua keras itu bertanya pada Ignacia, membuat kedua teman lain mulai memperhatikan Ignacia yang sedang di tanyai. "Anak kelas Mipa itu? Apa kalian pernah pergi berkencan selama tahun-tahun hubungan?"

"Apa yang kau bicarakan? Mereka sudah berkencan cukup lama. Hampir empat tahun malah," sahut si teman bersuara kecil yang ada di sampingnya. Cukup mengejutkan karena berita soal berapa lama hubungannya dengan Rajendra bisa sampai di telinga teman-teman di hadapannya.

"Kurasa tidak," jawab Ignacia. Berbohong.

Ketiga teman yang mendengar itu jadi agak kebingungan dan juga terkejut. Terlihat dari wajah ketiganya yang seakan bertanya-tanya alasannya.

"Strict Parents?" Si suara kecil menerka-nerka dengan sorot mata ingin tahu.

"Tidak, hanya aku saja yang tidak mau." Kebohongan lainnya.

Di atas meja, sebuah pesan masuk ke ponsel Ignacia. Seseorang yang tadinya menjadi topik pembicaraan keempat gadis.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Hari ini kamu akan pulang terlambat lagi? |^^^

| Sepertinya tidak

| Aku lelah sekali hari ini

| Apa kamu sudah pulang?

Setelahnya Rajendra kembali offline.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Tidak, aku masih ada di sekolah |^^^

^^^Di taman baru yang ada di dekat kelas |^^^

^^^Kapan kamu pulang? Segera? |^^^

Tumben sekali. Tidak membutuhkan lebih dari 10 menit hingga balasan dari Rajendra datang.

| Aku akan pulang begitu semua urusan disini selesai

| Entah kapan itu, aku tidak tahu

Ignacia hanya membacanya. Tidak berminat kembali menunggu pesan yang mungkin di kirimkan saat ada waktu luang. Bukan meluangkan waktu untuk mengirimkannya. Ada perbedaan dari dua kalimat yang Ignacia tekankan dalam hati.

Lebih baik kembali mengobrol dengan teman-temannya. Sekarang mereka membahas soal kejadian menegangkan yang dihadapi oleh di berkacamata. Truk besar hampir menabraknya yang akan menyebrang jalan dengan menggunakan sepeda motor. Untung saja si berkacamata tidak terluka dan truk besar itu cepat-cepat berhenti sebelum menyentuhnya.

Di akhir cerita, sebuah pesan lain datang.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

| Kamu ada dimana?

^^^Masih di taman baru |^^^

^^^Sepertinya kamu akan lembur hari ini |^^^

| Kurasa juga begitu

Seharusnya Ignacia tidak berharap untuk bisa bertemu sebentar dengan Rajendra. Harapannya agar untuk sekedar bertemu tatap dengan Rajendra sudah hilang tertiup angin di siang yang panas. Mengecewakan, tapi tidak apa-apa.

...*****...

Sebelum memutuskan untuk pulang, Ignacia mengirimkan pesan pada Rajendra. Mengatakan bahwa semoga Rajendra bisa cepat pulang dan beristirahat. Dengan begitu Ignacia tidak perlu lagi menunggu balasan pesan yang entah kapan datang.

Rajendra membalas saat Ignacia baru saja sampai di rumah. Sudahlah. Ignacia malas harus berurusan lagi dengan Rajendra. Padahal dia ingin membanggakan diri setelah hadir di acara Pajak meskipun harus melewatkan pertandingan futsal. Tapi semua keinginannya hilang karena Rajendra bahkan tidak bisa hadir untuk membaca pesannya.

"Kak, apa aku boleh masuk?" Sebuah suara datang dari luar setelah ketukan pintu terdengar. Ignacia menemukan Athira dengan ponsel juga headset yang tersemat di telinganya saat perlahan memasuki kamar dingin sang kakak.

"Aku membutuhkan ketenangan," ucap Athira memberitahu sebelum Ignacia sempat bertanya soal maksud kedatangannya. Kabarnya ayah juga mamanya tengah menonton tv dengan volume keras di ruang keluarga sementara kedua adik laki-laki mereka tengah melakukan bermain game online bersama.

Kamar Ignacia adalah satu-satunya yang hening dan bebas dari gangguan apapun. Sementara kamar Athira dekat dengan ruang keluarga, jadi disana terdengar berisik.

"Kakak membeli buku baru?" Tanya Athira saat mendapati sebuah novel yang belum pernah dia lihat di tangan kakaknya yang bersandar di atas tempat tidur. Ignacia mengangguk saja sambil mendengarkan lagu menenangkan dari headset miliknya.

Dia hanya ingin fokus dengan dirinya sendiri.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

| Kamu tadi mengikuti lomba apa?

Sialnya Ignacia harus menyadari pesan masuk yang ada di ponselnya. Seharusnya tadi dia matikan saja datanya agar Rajendra tidak menganggu waktu sendirinya setelah diabaikan selama sehari. Di malam hari dia baru mengirimkan pesan.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Seharian ini aku berada di aula kecil |^^^

^^^Tadi kamu mencariku, Rajendra? |^^^

| Untuk acara Pajak itu?

| Aku mencarimu setelah pertandingan futsal selesai

| Tapi kemudian teman-teman mengajakku bersih-bersih

^^^Kamu benar mencariku? |^^^

^^^Apa kamu sempat melakukannya? |^^^

| Bagaimana jika kita pergi berdua besok?

| Sore hari setelah semuanya selesai

^^^Besok masih ada lomba |^^^

^^^Kamu seharusnya beristirahat saja |^^^

^^^Kita bisa pergi ketika sama-sama tidak sibuk |^^^

| Tapi aku tidak sibuk besok sore

^^^Jangan mengatakannya sekarang |^^^

^^^Kamu bisa sibuk sewaktu-waktu |^^^

^^^Aku tidak ingin sendirian lagi |^^^

| Apa maksudmu dengan sendirian?

^^^Tidak perlu dibahas |^^^

^^^Aku juga lelah hari ini |^^^

^^^Kita beristirahat saja |^^^

| Baiklah kalau begitu

| Besok akan aku hubungi jika aku tidak sibuk

^^^Baiklah |^^^

Pesan hanya berakhir disana.

Ignacia langsung menyalakan mode pesawat untuk menghindari apapun yang berhubungan dengan Rajendra malam itu. Dia mungkin masih sensitif, tapi siapa yang tidak kesal jika di abaikan selama seharian? Meskipun Ignacia tahu jika perasan kesal miliknya yang salah, tapi tetap saja.

"Kakak bertengkar dengan Kak Rajendra?" Rupanya Athira tidak hanya fokus dengan drama yang dia tonton di ponsel. Dia masih sempat melihat wajah kesal kakaknya saat diam-diam melempar ponselnya menjauh. Lupakan saja soal mendengarkan musik ketika membaca buku tadi.

"Tidak," jawab Ignacia dingin kemudian kembali pada novel bergenre drama miliknya. Dia hanya ingin tahu apa yang dilakukan tokoh utama untuk menghadapi lawan bicara yang mencoba untuk menjebaknya.

"Kalian selalu seperti itu. Jika bukan Kak Rajendra yang kesal karena kakak terlalu sibuk dengan dunia kakak, ya Kak Ignacia yang merasa kesal karena diabaikan oleh Kak Rajendra saat sibuk dengan organisasi. Kalian kurang banyak berkomunikasi. Kakak tahu?"

"Jangan sok tau, Athira." Balas Ignacia semakin dingin.

Tapi hal itu tidak mempengaruhi Athira. Gadis yang tengah duduk di single sofa dalam ruangan Ignacia itu sudah biasa dengan semua ucapan dingin dan kejam kakaknya.

"Aku heran dengan hubungan kalian. Sudah lama kalian bersama namun tetap saja sulit berkomunikasi. Padahal hanya tinggal bilang jika kakak kesal ditinggalkan. Apa sulitnya?"

"Jangan sok tahu. Kau tidak mengerti apapun."

"Kakak terlalu sibuk membuat kesan baik untuk dilihat Kak Rajendra selama bertahun-tahun tanpa membiarkan hati kakak yang mengambil alih. Kenapa kakak ingin tampak sangat sempurna? Kak Rajendra menyukai kakak bahkan sebelum kakak menyadarinya."

Ignacia tidak lagi ingin membalas ucapan adiknya. Athira benar. Tapi jika Ignacia tidak berusaha tampak sempurna, Rajendra bisa saja meninggalkannya seperti orang yang pernah datang ke kehidupan Ignacia di masa lalu. Ignacia tidak ingin terluka.

"Aku tidak ingin kembali dipermainkan, Athira. Mendengarkan banyak pertanyaan soal putusnya hubungan membuatku tertekan. Aku harus mempertahankan hubungan yang ini semampuku," lirih Ignacia.

Athira menatap kakaknya yang berubah lemah. Melihat jelas jika bibir gadis dengan novel di tangannya itu agak bergetar.

Terpopuler

Comments

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

hidupnya nggaak bisa santai...

2023-09-21

1

Moonlight

Moonlight

Selalu sibuk:')

2023-08-30

1

Ara Julyana

Ara Julyana

iklan aja ya kk, gk punya hadiah😊

2023-07-30

1

lihat semua
Episodes
1 Hadiah Kecil
2 Persiapan Hati
3 Kejutan Untukmu
4 Hanya Ingin
5 Aku Antar
6 Emoticon Stroberi
7 Agak Sensitif
8 Workaholic
9 Pertandingan
10 Backstreet?
11 Simpan Sendiri
12 Happy Anniversary
13 Kurang Dewasa
14 Panitia Keren
15 Tugas Pramuka
16 Teman Perempuan
17 Bukan Egois
18 Waktunya Istirahat
19 Menit Berharga
20 Dasar Mimpi
21 Ingatan Lampau
22 Tidak Sengaja
23 Aku Menyukaimu
24 Terus Terang
25 Aku Cemburu
26 Teman Lama
27 Keluar Kota
28 Kita beruntung
29 Bahaya Besar
30 Tidak Adil
31 Depan Rumah
32 Ditinggal Sendiri
33 Jadi Ketahuan
34 Informasi Penting
35 Sebelum Pergi
36 Panggilan Singkat
37 Keadaan Mendadak
38 Dia Monster
39 Tidak Boleh
40 Situasi Aneh
41 Rahasia Lagi?
42 Kekanak-kanakan
43 Janji Kabar
44 Debut Perdana
45 Saturday Night
46 Bulan Sibuk
47 Sedang Manja
48 Study Awalnya
49 Tertangkap Basah
50 Akan Ku pastikan
51 Tidak Peduli
52 Timbal Balik
53 Situasi Aneh
54 Malam Puncak
55 Laki-laki Kontes
56 Terima Kasih
57 Terlalu Khawatir
58 Buket Bunga
59 Mahasiswa Baru
60 Datang Pergi
61 Teman Baru
62 Kerja Paruh Waktu
63 Kesibukan Lain
64 Kabar Darimu
65 Panggilan Video
66 Tentang Buku
67 Ajakan Kecil
68 Bukan Berita Bagus
69 Girls Day
70 Penuh Semangat
71 Sebelum Bertemu
72 Perhatian Kecil
73 Lima Tahun
74 Double Date
75 Panas Dingin
76 Percaya Padaku
77 Datang Dan Pergi
78 Sayang Kakak
79 Truth or Dare
80 Manito Game
81 Cerita Rahasia
82 Kembali Lagi
83 Mug Bergambar
84 Pasar Malam
85 Mengantarmu Kembali
86 Kupon Hadiah
87 Bulan Bahasa
88 Kamu Bersamaku
89 Curi-curi Waktu
90 Rencana Besar
91 Penulis Cream
92 Makan Bersama
93 Teman Baik
94 Datang Padamu
95 Kencan Lain
96 Coklat Vanila
97 Akhir Hari
98 Menurutmu Kenapa?
99 Tokoh Utama
100 Jadi Dewasa
101 Teman Curhat
102 Waktunya Liburan
103 Tentang Danita
104 Sedikit Cerita
105 Yang Terbaik
106 Agak Menyebalkan
107 Sekarang Gantian
108 Mungkin Salahku
109 Perubahan Jadwal
110 Topik Berat
111 Mimpi Buruk
112 Satu Tahun
113 Kakak Pulang
114 Kenapa Bertanya?
115 Mengantar Athira
116 Penjelasan Dariku
117 Tiga Rasa
118 Harus Dirahasiakan
119 Jalan-jalan Sore
120 Berubah Hati
121 Pergi Berenang
122 Wisuda Lagi
123 Foto Bersama
124 Terasa Familier
125 Reuni Kecil
126 Kabar Baik
127 Ajakan Datang
128 Tamu Rajendra
129 Kakak Perempuan
130 Diluar Rencana
131 Undangan Bertamu
132 Persiapan Kejutan
133 Minta Tolong
134 Pelanggan Aneh
135 Berkunjung Lagi
136 Gantungan Kunci
137 Habis Sudah
138 Rencana Selanjutnya
139 Kenangan Buruk
140 Efek Positif
141 Bertemu Athira
142 Pekerjaan Pertama
143 Rekan Kerja
144 Kabar Mendadak
145 Kenapa Begini?
146 Aku Kembalikan
147 Lega Rasanya
148 Demi Ignacia
149 Gadis Beruntung
150 Berangkat Liburan
151 Gangguan Eksternal
152 Makin Ganjil
153 Inti Liburan
154 Sepuluh Tahun
155 Ayo Berhenti
156 Aku Berusaha
157 Undangan Ignacia
158 Latar Belakang
159 Hari Kita
160 Sesuai Keinginanku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Hadiah Kecil
2
Persiapan Hati
3
Kejutan Untukmu
4
Hanya Ingin
5
Aku Antar
6
Emoticon Stroberi
7
Agak Sensitif
8
Workaholic
9
Pertandingan
10
Backstreet?
11
Simpan Sendiri
12
Happy Anniversary
13
Kurang Dewasa
14
Panitia Keren
15
Tugas Pramuka
16
Teman Perempuan
17
Bukan Egois
18
Waktunya Istirahat
19
Menit Berharga
20
Dasar Mimpi
21
Ingatan Lampau
22
Tidak Sengaja
23
Aku Menyukaimu
24
Terus Terang
25
Aku Cemburu
26
Teman Lama
27
Keluar Kota
28
Kita beruntung
29
Bahaya Besar
30
Tidak Adil
31
Depan Rumah
32
Ditinggal Sendiri
33
Jadi Ketahuan
34
Informasi Penting
35
Sebelum Pergi
36
Panggilan Singkat
37
Keadaan Mendadak
38
Dia Monster
39
Tidak Boleh
40
Situasi Aneh
41
Rahasia Lagi?
42
Kekanak-kanakan
43
Janji Kabar
44
Debut Perdana
45
Saturday Night
46
Bulan Sibuk
47
Sedang Manja
48
Study Awalnya
49
Tertangkap Basah
50
Akan Ku pastikan
51
Tidak Peduli
52
Timbal Balik
53
Situasi Aneh
54
Malam Puncak
55
Laki-laki Kontes
56
Terima Kasih
57
Terlalu Khawatir
58
Buket Bunga
59
Mahasiswa Baru
60
Datang Pergi
61
Teman Baru
62
Kerja Paruh Waktu
63
Kesibukan Lain
64
Kabar Darimu
65
Panggilan Video
66
Tentang Buku
67
Ajakan Kecil
68
Bukan Berita Bagus
69
Girls Day
70
Penuh Semangat
71
Sebelum Bertemu
72
Perhatian Kecil
73
Lima Tahun
74
Double Date
75
Panas Dingin
76
Percaya Padaku
77
Datang Dan Pergi
78
Sayang Kakak
79
Truth or Dare
80
Manito Game
81
Cerita Rahasia
82
Kembali Lagi
83
Mug Bergambar
84
Pasar Malam
85
Mengantarmu Kembali
86
Kupon Hadiah
87
Bulan Bahasa
88
Kamu Bersamaku
89
Curi-curi Waktu
90
Rencana Besar
91
Penulis Cream
92
Makan Bersama
93
Teman Baik
94
Datang Padamu
95
Kencan Lain
96
Coklat Vanila
97
Akhir Hari
98
Menurutmu Kenapa?
99
Tokoh Utama
100
Jadi Dewasa
101
Teman Curhat
102
Waktunya Liburan
103
Tentang Danita
104
Sedikit Cerita
105
Yang Terbaik
106
Agak Menyebalkan
107
Sekarang Gantian
108
Mungkin Salahku
109
Perubahan Jadwal
110
Topik Berat
111
Mimpi Buruk
112
Satu Tahun
113
Kakak Pulang
114
Kenapa Bertanya?
115
Mengantar Athira
116
Penjelasan Dariku
117
Tiga Rasa
118
Harus Dirahasiakan
119
Jalan-jalan Sore
120
Berubah Hati
121
Pergi Berenang
122
Wisuda Lagi
123
Foto Bersama
124
Terasa Familier
125
Reuni Kecil
126
Kabar Baik
127
Ajakan Datang
128
Tamu Rajendra
129
Kakak Perempuan
130
Diluar Rencana
131
Undangan Bertamu
132
Persiapan Kejutan
133
Minta Tolong
134
Pelanggan Aneh
135
Berkunjung Lagi
136
Gantungan Kunci
137
Habis Sudah
138
Rencana Selanjutnya
139
Kenangan Buruk
140
Efek Positif
141
Bertemu Athira
142
Pekerjaan Pertama
143
Rekan Kerja
144
Kabar Mendadak
145
Kenapa Begini?
146
Aku Kembalikan
147
Lega Rasanya
148
Demi Ignacia
149
Gadis Beruntung
150
Berangkat Liburan
151
Gangguan Eksternal
152
Makin Ganjil
153
Inti Liburan
154
Sepuluh Tahun
155
Ayo Berhenti
156
Aku Berusaha
157
Undangan Ignacia
158
Latar Belakang
159
Hari Kita
160
Sesuai Keinginanku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!