Kejutan Untukmu

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Apa yang akan kamu lakukan? |^^^

^^^Lebih baik jangan lakukan ini lagi |^^^

| Aku hanya ingin memberikan plester luka padaku

| Kamu terluka, benar?

| Jadi ingin kubawakan plester lukanya

^^^Kamu berlebihan, Rajendra |^^^

^^^Ini hanya luka kecil yang mudah sembuh |^^^

| Kamu menolakku, Ignacia?

| Entah luka kecil atau besar, tetap saja

| Aku peduli padamu, tidak ada yang lain

Ini salah satu sikap yang tidak disukai Ignacia soal kekasihnya. Rajendra bisa dengan mudahnya membuat janji temu sesuka hati tanpa peringatan sebelumya. Ignacia tidak pernah bisa belajar tentang pertemuan yang sangat mendadak.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Maafkan aku, Rajendra |^^^

^^^Aku tidak bisa dengan pertemuan mendadak |^^^

^^^Kita bertemu lain kali saja ya? |^^^

^^^Lukaku akan segera sembuh |^^^

| Sepertinya kamu memang tidak bisa diberikan kejutan

| Kamu tidak pernah suka dengan kejutan yang aku berikan

| Kamu selalu menolak kejutan yang aku siapkan untukmu

^^^Rajendra, ini hanya luka kecil |^^^

^^^Kamu tidak perlu datang |^^^

| Aku peduli padamu, Ignacia

| Tapi kenapa kamu menolak niat baikku?

"Apa kamu tahu betapa gugupnya aku setiap kamu meminta bertemu? Apa kamu tahu betapa gugupnya aku setiap kali kamu ingin membuat janji mendadak? Kamu tidak akan mengerti kenapa aku harus terus belajar untuk menjalani hubungan ini, Rajendra," bisik Ignacia sambil melihat layar ponsel.

Sudah lebih dari 1 menit sudah layar ponselnya dibiarkan menyala hingga akhirnya mati dengan sendirinya karena tidak adanya sentuhan apapun.

Apa yang harus Ignacia lakukan jika berada di situasi seperti ini? Dia sungguh tidak bisa berpikir. Tapi orang tuanya baru saja pergi bekerja satu jam yang lalu. Dia mungkin bisa tiba-tiba pergi keluar rumah dan meninggalkan ketiga adiknya di rumah sendirian sebentar.

Ignacia memiliki seorang adik perempuan yang hanya berbeda 2 tahun, dan dia bisa menjaga kedua adik lainnya yang masih berada di bangku sekolah dasar. Sebaiknya Ignacia menemui kekasihnya sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi.

"Lakukan seperti biasa saja, Ignacia. Terima dia dengan senang hati dan buat dia puas. Dengan begitu kau tidak akan ditinggalkan seperti yang dilakukan seseorang di masa lalu."

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Kalau begitu ayo bertemu di suatu tempat |^^^

^^^Kita bisa pergi berdua nanti malam |^^^

| Tumben sekali kamu seperti ini

^^^Aku akan bersiap-siap |^^^

^^^Bagaimana jika bertemu pukul 7? |^^^

| Tentu, akan kujemput jam 7 tepat

| Pakailah jaket yang hangat

| Malam ini akan agak dingin

^^^Baiklah, aku mengerti |^^^

Ignacia segera melepas headset yang baru dia gunakan sebelum menyalakan data ponselnya tadi. Segera dia menemui di adik pertama dan menjelaskan apa yang akan dia lakukan dengan Rajendra malam ini. Adiknya tidak keberatan, dengan catatan bahwa kakaknya tidak pulang terlalu malam.

"Tapi tumben sekali Kakak pergi dengan Kak Rajendra tanpa membuat janji jauh-jauh hari," bahkan perilaku kakaknya ini juga aneh di mata si adik. Ignacia tidak menjawab dan hanya berkeliaran di dalam kamarnya untuk bersiap-siap.

"Aku tahu jika kalian berpacaran lebih dari 3 tahun, hampir 4 tahun kurasa. Tapi kenapa kakak belum pernah membahas soal sesuatu yang kakak rasakan? Kakak bisa menolak jika kakak tidak ingin bertemu. Bukankah perasaan seperti itu wajar?"

Adik perempuan Ignacia berdiri di dekat pintu, melipat tangan sambil memperhatikan sang kakak. Ucapannya barusan membuat Ignacia tersenyum mencurigakan. "Wajar dia meminta bertemu, Athira. Itu karena Rajendra sangat menyukaiku," kata Ignacia.

"Tapi kenapa kakak terlihat tertekan setiap pertemuan mendadak. Seperti kakak tidak siap dan gugup. Hubungan macam apa yang kakak jalani bersama Kak Rajendra selama ini? Kakak membuatku takut sesekali."

Adik perempuan Ignacia--Athira ini memang paling mengenal sifat dan kebiasaan kakaknya dengan baik.

"Kau tidak perlu mengetahuinya. Kekasih Rajendra itu aku, bukan kau. Biar aku mengurus semuanya seperti kekasih yang baik." Ignacia masuk ke dalam toilet untuk berganti pakaian. Dan adiknya masih setia di dekat pintu.

"Kenapa kau masih ada disini? Bukankah kau tadinya sibuk menggambar, Athira? Kau bisa kembali ke kamarmu sekarang. Kumohon jaga adik-adik mu sehingga aku kembali, mengerti?"

"Baiklah. Nikmati saja kencan kalian."

Athira pergi, menemui kedua adiknya yang ada di ruang keluarga. Tengah menonton tv dengan siaran kartun. Tidak ada yang menyadari jika kakak tertua mereka akan pergi keluar rumah dengan terburu-buru.

Rajendra menjemput Ignacia sesuai janjinya. Tidak lupa si gadis memakai jaket sesuai saran Rajendra agar tidak kedinginan di malam yang entah mengapa memang begitu dingin.

"Terima kasih sudah menjemputku." Ignacia menyambutnya dengan senyuman hangat.

...*****...

Jalanan malam itu lumayan padat karena besok sudah akan masuk akhir pekan. Orang-orang tentu tidak akan melewatkan waktu yang berharga ini hanya untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan yang sudah menunggu untuk diselesaikan. Lebih baik menikmati angin malam dan bersantai.

Keduanya pergi ke alun-alun kota.

Tempat yang disukai Ignacia jika sedang tidak begitu ramainya. Ada sebuah titik dimana tempat itu akan menjadi sangat ramai, namun bukan itu tempat yang akan mereka tuju. Jauh-jauh saja dari tempat para anak kecil dan orang tuanya bermain.

Baik Ignacia maupun Rajendra tidak ada yang bersuara. Hanya duduk bersebelahan di sebuah bangku taman dan menatap keramaian yang terjadi di sisi lain alun-alun. Suasananya agak canggung setelah kesalahpahaman kecil sore tadi.

"Aku benar-benar merusak suasana hatinya, benar? Lihatlah tingkah konyol yang kau lakukan, Ignacia," geram Ignacia pada dirinya sendiri. Kepalanya terus menyalahkan dirinya sendiri.

Diam-diam dia melirik ke arah Rajendra yang masih tidak fokus. Laki-laki itu tampak memilih kata sebelum membiarkan Ignacia mendengarnya. Hening, keduanya diam. Saling menunggu, mungkin. Hingga salah satunya siap membuka suara.

"Kadang aku berpikir bahwa aku belum cukup baik untukmu, Ignacia," Rajendra bersuara. Namun bukan dengan kalimat yang sudah diperkirakan oleh Ignacia. "Kamu tidak pernah suka dengan kejutan mendadak yang ingin kuberikan. Kamu selalu menolak."

Ignacia melirik Rajendra yang masih bicara, memperhatikan setiap kalimat yang ditujukan untuknya. Semuanya tentang dia yang seolah menolak keberadaan Rajendra. Ignacia bukannya menolak, hanya saja dia belum tahu harus bersikap seperti apa di hadapan kekasihnya.

"Bagaimana lukamu?" Rajendra bergerak untuk mengambil salah satu tangan Ignacia yang terluka di jari manis. Kelihatannya memang luka kecil, bukan masalah bagi Ignacia. Tapi tidak bagi Rajendra. Luka itu tetaplah luka. "Bagaimana bisa kamu terluka? Rasanya perih?"

Mata keduanya bertemu. Membuat Ignacia hanya bisa mengangguk tanpa suara.

"Aku tahu kamu tidak suka memakai plester jika tidak benar-benar terganggu dengan darahnya. Tapi sebaiknya kamu menggunakan ini agar tidak terinfeksi."

Rajendra mengeluarkan obat luka dari dalam sakunya. Meneteskannya beberapa di luka Ignacia sebelum menutupnya dengan plester yang dibawanya. Ditiupnya luka itu lembut seolah ingin menghilangkan rasa perihnya.

"Berjanjilah padaku untuk tidak terluka, Ignacia."

Si gadis masih tidak mengeluarkan suara apapun. Dia terpanah dengan pemandangan tidak biasa yang ada di depan mata. Seorang Rajendra yang biasanya sibuk sekarang datang padanya hanya untuk menutup luka kecilnya.

"Terima kasih," ucap Ignacia pelan pada Rajendra.

Jika begini, Ignacia jadi ingat kejadian mengejutkan di kelas tahun kedua SMA saat Minggu Drama. Minggu dimana semua kelas di tahun kedua harus mempersiapkan drama untuk mendapatkan nilai di mata pelajaran Bahasa Indonesia wajib.

Semua kelas mempersiapkan yang terbaik. Mulai dengan membagi peran menjadi aktor, sutradara, dan para staff yang berkerja di belakang layar. Semuanya sibuk hingga sepertinya hanya sibuk memikirkan soal drama yang setiap kelasnya dibagi menjadi 3 kelompok.

Di akhir pekan, kurang sekitar 5 kelompok yang belum tampil. Tepat di hari dimana akan diumumkan para pemenang di beberapa kategori tertentu. Setelah penampilan terakhir dan guest star yang entah siapa, para guru yang menjadi juri drama akan mengumumkan hasil akhirnya.

Ignacia kebetulan menjadi sutradara waktu itu. Sama seperti Rajendra yang berasal dari kelas lain.

Mereka jarang bicara selama persiapan drama. Berkirim pesan pun mungkin hanya dua pesan setiap harinya. Paling banyak mungkin ya beberapa baris selanjutnya. Itu pun hanya untuk berkeluh kesah atas hari berat menjadi sutradara.

Ignacia merasa tidak harus terlalu berlebihan menanggapi kekasihnya yang menghilang. Kekasihnya tengah berjuang sama kerasnya seperti dia. Tidak ada salahnya untuk menjadi sangat sibuk layaknya karyawan di kantor.

Semua orang ingin mendapatkan nilai terbaik.

Di hari pengumuman, Ignacia bingung akan datang dengan pakaian bagaimana karena acaranya seperti semi formal. Ada pertunjukan drama yang akan dinilai oleh tiga guru, juga ada guest star yang katanya akan datang, kemudian tidak lupa dengan hal yang paling penting, pengumuman pemenang.

Ignacia bicara dengan Rajendra untuk menentukan pakaian apa yang sebaiknya dia pakai. Dan karena kata Rajendra dia bisa menggunakan apa saja, jadilah Ignacia datang menggunakan Hoodie berwarna kuning fire, bandana berwarna kuning, dan celana coklat, penampilannya resmi seperti anak bebek.

Begitu sampai di aula, drama sudah berlangsung. Karena urutan kelas diacak, jadi sekarang waktunya kelas Mipa 2 saat Ignacia dan Nesya datang. Keduanya duduk di dekat para guru duduk di atas karpet dengan membawa kertas penilaian.

Drama dilaksanakan di panggung bawah, jadi duduk di karpet saja sudah cukup untuk menikmati keseluruhan drama selama seminggu penuh. Ignacia dan Nesya beruntung karena masih kebagian tempat duduk meskipun tidak begitu luas.

Pesan dari Rajendra datang setelah beberapa detik Ignacia menikmati drama yang masih di tahap pengenalan. Laki-laki itu hanya bertanya ada dimana Ignacia berada. Kemudian dia langsung tahu jika kekasihnya ada di dekat barisan guru karena warna Hoodie nya tidak ada yang menyamai.

"Oh kamu membuatku terkejut," kaget Ignacia saat tiba-tiba Rajendra langsung duduk di sampingnya yang tengah kosong. Nesya yang tidak tahu apapun juga terkejut karena tiba-tiba laki-laki yang adalah ketua MPK nya itu muncul.

"Seperti anak bebek apanya? Kamu terlihat menggemaskan dengan Hoodie ini," bisik Rajendra. Ignacia terkekeh mendengarnya. Untuk pertama kalinya Rajendra memujinya untuk pakaian yang dia gunakan.

Berakhir dengan ketiganya duduk bersama sambil menonton drama kelas lain. Ignacia dan Nesya sibuk menonton dan bicara soal apapun yang dapat mereka lihat selama pertunjukan, sementara Rajendra menanggapi teman-temannya yang terus menggodanya karena duduk di samping Ignacia.

Selalu ada teman yang menganggu keduanya jika sudah bersama. Entah untuk apa tujuannya. Dengan orang lain tidak begini, tapi jika soal Rajendra dan Ignacia, mereka akan gencar membuat pasangan kekasih ini tampak malu-malu.

Jujur saja, semenjak Rajendra mengatakan soal kebenaran bahwa dia memiliki hubungan dengan Ignacia saat melakukan acara kecil dengan anggota OSIS dan MPK, hubungan keduanya jadi tersebar cukup luas. Bahkan tidak sedikit anggota organisasi yang menganggu keduanya ketika terlihat bersama.

Ignacia tidak kebenaran jika Rajendra mengakui hubungan keduanya di depan banyak orang, namun kadang itu agak mengganggu. Tapi apa boleh buat. Rajendra memang begitu orangnya.

Acaranya berjalan seharian. Selera makan Ignacia hilang karena gugup dan berharap kelompoknya mendapatkan hadiah utama dan nilainya akan terjamin. Dia hanya ikut dengan Nesya yang katanya akan membeli makanan namun dia tidak ikut makan. Sungguh perutnya tidak terasa lapar dan hanya ingin tetap dibiarkan saja hingga pengumuman datang.

Selama itu Ignacia tidak membuka ponselnya. Dia hanya fokus dengan drama kelompok lain bersama Nesya. Saat menemani Nesya makan pun Ignacia sejujurnya masih khawatir. Jika dia dan Nesya yang sama-sama memiliki gelar sutradara menang sebagai kelompok terbaik pertama dan kedua, itu akan sangat hebat dan membanggakan.

Namun di tengah obrolan Ignacia dan Nesya tentang drama di aula setelah makan siang, Rajendra kemudian muncul dengan membawa sesuatu di tangannya. Langsung diberikannya pada Ignacia tanpa banyak bicara.

"Makanlah," ucap Rajendra yang lebih mirip dengan perintah, "kamu tidak boleh melewatkan jam makan. Jika perutmu memang tidak ingin diisi, aku membelikan makanan yang lebih ringan. Habiskan." Setelahnya dia pergi ke suatu tempat bersama temannya keluar aula.

Ignacia kebingungan juga merasa tidak enak, sementara Nesya menahan hatinya yang berbunga-bunga saat melihat teman terbaiknya mendapatkan perhatian yang menyenangkan. Dia jadi ikut terbawa suasana melihat Rajendra yang begitu baik pada Ignacia di aula yang lumayan ramai.

Takoyaki dan minuman dingin. Mau tidak mau Ignacia harus memakan pemberian Rajendra karena makanannya akan tidak enak jika sudah dingin. Tapi kenapa dia pergi sebelum Ignacia sempat berterima kasih?

Tapi Rajendra pada akhirnya kembali dan duduk di samping Ignacia yang kebetulan kosong. Orang-orang yang tadinya duduk di samping si gadis yang tadinya berada disana sekarang entah pergi kemana. Dan waktu tepat sekali untuk berterima kasih pada si pemberi makanan.

"Terima kasih untuk makanannya. Aku akan menjaga pola makanku, jadi kamu jangan khawatir dan melakukannya lagi. Seharusnya kamu tidak pergi sebelum aku berterima kasih tadi." Si gadis selesai bicara dan atensinya diambil oleh suara sutradara kelompok kesekian yang akan memulai drama mereka.

Rajendra hanya mengangguk-angguk saja kemudian ikut mengalihkan pandangannya dari Ignacia. "Padahal aku hanya ingin bersikap romantis. Aku ingin menjadi lebih pengertian dan memberikan banyak kejutan. Lagipula kenapa kamu tidak ingin makan apapun?" Rajendra berbisik.

"Aku gugup. Karena aku ingin menang," jawab Ignacia singkat.

Terpopuler

Comments

Moonlight

Moonlight

Cheer up Rajendra yg sabar ya pacaran sm ignacia

2023-08-30

2

ANBU

ANBU

semangat kak

2023-08-24

1

Ara Julyana

Ara Julyana

tak punya hadiah cuma bisa kasih iklan😁

2023-07-26

1

lihat semua
Episodes
1 Hadiah Kecil
2 Persiapan Hati
3 Kejutan Untukmu
4 Hanya Ingin
5 Aku Antar
6 Emoticon Stroberi
7 Agak Sensitif
8 Workaholic
9 Pertandingan
10 Backstreet?
11 Simpan Sendiri
12 Happy Anniversary
13 Kurang Dewasa
14 Panitia Keren
15 Tugas Pramuka
16 Teman Perempuan
17 Bukan Egois
18 Waktunya Istirahat
19 Menit Berharga
20 Dasar Mimpi
21 Ingatan Lampau
22 Tidak Sengaja
23 Aku Menyukaimu
24 Terus Terang
25 Aku Cemburu
26 Teman Lama
27 Keluar Kota
28 Kita beruntung
29 Bahaya Besar
30 Tidak Adil
31 Depan Rumah
32 Ditinggal Sendiri
33 Jadi Ketahuan
34 Informasi Penting
35 Sebelum Pergi
36 Panggilan Singkat
37 Keadaan Mendadak
38 Dia Monster
39 Tidak Boleh
40 Situasi Aneh
41 Rahasia Lagi?
42 Kekanak-kanakan
43 Janji Kabar
44 Debut Perdana
45 Saturday Night
46 Bulan Sibuk
47 Sedang Manja
48 Study Awalnya
49 Tertangkap Basah
50 Akan Ku pastikan
51 Tidak Peduli
52 Timbal Balik
53 Situasi Aneh
54 Malam Puncak
55 Laki-laki Kontes
56 Terima Kasih
57 Terlalu Khawatir
58 Buket Bunga
59 Mahasiswa Baru
60 Datang Pergi
61 Teman Baru
62 Kerja Paruh Waktu
63 Kesibukan Lain
64 Kabar Darimu
65 Panggilan Video
66 Tentang Buku
67 Ajakan Kecil
68 Bukan Berita Bagus
69 Girls Day
70 Penuh Semangat
71 Sebelum Bertemu
72 Perhatian Kecil
73 Lima Tahun
74 Double Date
75 Panas Dingin
76 Percaya Padaku
77 Datang Dan Pergi
78 Sayang Kakak
79 Truth or Dare
80 Manito Game
81 Cerita Rahasia
82 Kembali Lagi
83 Mug Bergambar
84 Pasar Malam
85 Mengantarmu Kembali
86 Kupon Hadiah
87 Bulan Bahasa
88 Kamu Bersamaku
89 Curi-curi Waktu
90 Rencana Besar
91 Penulis Cream
92 Makan Bersama
93 Teman Baik
94 Datang Padamu
95 Kencan Lain
96 Coklat Vanila
97 Akhir Hari
98 Menurutmu Kenapa?
99 Tokoh Utama
100 Jadi Dewasa
101 Teman Curhat
102 Waktunya Liburan
103 Tentang Danita
104 Sedikit Cerita
105 Yang Terbaik
106 Agak Menyebalkan
107 Sekarang Gantian
108 Mungkin Salahku
109 Perubahan Jadwal
110 Topik Berat
111 Mimpi Buruk
112 Satu Tahun
113 Kakak Pulang
114 Kenapa Bertanya?
115 Mengantar Athira
116 Penjelasan Dariku
117 Tiga Rasa
118 Harus Dirahasiakan
119 Jalan-jalan Sore
120 Berubah Hati
121 Pergi Berenang
122 Wisuda Lagi
123 Foto Bersama
124 Terasa Familier
125 Reuni Kecil
126 Kabar Baik
127 Ajakan Datang
128 Tamu Rajendra
129 Kakak Perempuan
130 Diluar Rencana
131 Undangan Bertamu
132 Persiapan Kejutan
133 Minta Tolong
134 Pelanggan Aneh
135 Berkunjung Lagi
136 Gantungan Kunci
137 Habis Sudah
138 Rencana Selanjutnya
139 Kenangan Buruk
140 Efek Positif
141 Bertemu Athira
142 Pekerjaan Pertama
143 Rekan Kerja
144 Kabar Mendadak
145 Kenapa Begini?
146 Aku Kembalikan
147 Lega Rasanya
148 Demi Ignacia
149 Gadis Beruntung
150 Berangkat Liburan
151 Gangguan Eksternal
152 Makin Ganjil
153 Inti Liburan
154 Sepuluh Tahun
155 Ayo Berhenti
156 Aku Berusaha
157 Undangan Ignacia
158 Latar Belakang
159 Hari Kita
160 Sesuai Keinginanku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Hadiah Kecil
2
Persiapan Hati
3
Kejutan Untukmu
4
Hanya Ingin
5
Aku Antar
6
Emoticon Stroberi
7
Agak Sensitif
8
Workaholic
9
Pertandingan
10
Backstreet?
11
Simpan Sendiri
12
Happy Anniversary
13
Kurang Dewasa
14
Panitia Keren
15
Tugas Pramuka
16
Teman Perempuan
17
Bukan Egois
18
Waktunya Istirahat
19
Menit Berharga
20
Dasar Mimpi
21
Ingatan Lampau
22
Tidak Sengaja
23
Aku Menyukaimu
24
Terus Terang
25
Aku Cemburu
26
Teman Lama
27
Keluar Kota
28
Kita beruntung
29
Bahaya Besar
30
Tidak Adil
31
Depan Rumah
32
Ditinggal Sendiri
33
Jadi Ketahuan
34
Informasi Penting
35
Sebelum Pergi
36
Panggilan Singkat
37
Keadaan Mendadak
38
Dia Monster
39
Tidak Boleh
40
Situasi Aneh
41
Rahasia Lagi?
42
Kekanak-kanakan
43
Janji Kabar
44
Debut Perdana
45
Saturday Night
46
Bulan Sibuk
47
Sedang Manja
48
Study Awalnya
49
Tertangkap Basah
50
Akan Ku pastikan
51
Tidak Peduli
52
Timbal Balik
53
Situasi Aneh
54
Malam Puncak
55
Laki-laki Kontes
56
Terima Kasih
57
Terlalu Khawatir
58
Buket Bunga
59
Mahasiswa Baru
60
Datang Pergi
61
Teman Baru
62
Kerja Paruh Waktu
63
Kesibukan Lain
64
Kabar Darimu
65
Panggilan Video
66
Tentang Buku
67
Ajakan Kecil
68
Bukan Berita Bagus
69
Girls Day
70
Penuh Semangat
71
Sebelum Bertemu
72
Perhatian Kecil
73
Lima Tahun
74
Double Date
75
Panas Dingin
76
Percaya Padaku
77
Datang Dan Pergi
78
Sayang Kakak
79
Truth or Dare
80
Manito Game
81
Cerita Rahasia
82
Kembali Lagi
83
Mug Bergambar
84
Pasar Malam
85
Mengantarmu Kembali
86
Kupon Hadiah
87
Bulan Bahasa
88
Kamu Bersamaku
89
Curi-curi Waktu
90
Rencana Besar
91
Penulis Cream
92
Makan Bersama
93
Teman Baik
94
Datang Padamu
95
Kencan Lain
96
Coklat Vanila
97
Akhir Hari
98
Menurutmu Kenapa?
99
Tokoh Utama
100
Jadi Dewasa
101
Teman Curhat
102
Waktunya Liburan
103
Tentang Danita
104
Sedikit Cerita
105
Yang Terbaik
106
Agak Menyebalkan
107
Sekarang Gantian
108
Mungkin Salahku
109
Perubahan Jadwal
110
Topik Berat
111
Mimpi Buruk
112
Satu Tahun
113
Kakak Pulang
114
Kenapa Bertanya?
115
Mengantar Athira
116
Penjelasan Dariku
117
Tiga Rasa
118
Harus Dirahasiakan
119
Jalan-jalan Sore
120
Berubah Hati
121
Pergi Berenang
122
Wisuda Lagi
123
Foto Bersama
124
Terasa Familier
125
Reuni Kecil
126
Kabar Baik
127
Ajakan Datang
128
Tamu Rajendra
129
Kakak Perempuan
130
Diluar Rencana
131
Undangan Bertamu
132
Persiapan Kejutan
133
Minta Tolong
134
Pelanggan Aneh
135
Berkunjung Lagi
136
Gantungan Kunci
137
Habis Sudah
138
Rencana Selanjutnya
139
Kenangan Buruk
140
Efek Positif
141
Bertemu Athira
142
Pekerjaan Pertama
143
Rekan Kerja
144
Kabar Mendadak
145
Kenapa Begini?
146
Aku Kembalikan
147
Lega Rasanya
148
Demi Ignacia
149
Gadis Beruntung
150
Berangkat Liburan
151
Gangguan Eksternal
152
Makin Ganjil
153
Inti Liburan
154
Sepuluh Tahun
155
Ayo Berhenti
156
Aku Berusaha
157
Undangan Ignacia
158
Latar Belakang
159
Hari Kita
160
Sesuai Keinginanku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!