Persiapan Hati

Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di kelas tahun terakhir tidak selama yang Ignacia perkirakan. Sekarang saja dia sudah hampir sampai di kehidupan penuh suka duka selama masa putih abu-abu. Yang dia tahu, setelah ini dia akan sibuk dengan segala bentuk tes untuk masuk ke perguruan tinggi. Sebelum itu, Ignacia tidak pernah mengira jika sebelum musim sibuk dia akan mendapatkan kejutan lain.

Rajendra akan pergi keluar pulau untuk sebuah penelitian yang berhubungan dengan lingkungan. Berhubungan pula dengan jurusan yang dia ambil di SMA. Dan berita itu Ignacia dapatkan bukan dari yang bersangkutan. Ada pihak lain yang menuliskannya di sebuah grup dimana Ignacia adalah salah satu partisipannya. Berita yang mengejutkan memang.

Berita itu kemudian diketahui kebenarannya setelah Ignacia yang membahasnya lebih dahulu. Rajendra terkejut karena Ignacia sudah mengetahuinya tanpa dia katakan sebelumnya.

"Aku melihatnya dari pengumuman seseorang di grup. Lalu, selamat karena terpilih untuk pergi," Ignacia tersenyum memberikan semangat. Yang kali ini tulus dari dirinya sendiri. Dia sangat ingin mendukung apapun yang Rajendra lakukan. Suasana di meja pasangan kekasih ini terasa agak dingin. Padahal tadinya ada canda tawa karena foto-foto yang diambil Ignacia bersama Nesya. Juga ada perasaan bersemangat karena akhirnya bisa bertemu kembali setelah beberapa Minggu terganggu kesibukan sekolah.

Berita yang tiba-tiba datang di beberapa saat sebelum Rajendra datang dan menjemput Ignacia untuk pergi ke tempat ini sungguh mengubah suasana hingga beberapa derajat. Tapi apa benar ini hanya hawa dingin dari sebelah pihak dan bukannya dari es krim dan udara malam?

"Kenapa diam? Ini hebat sekali. Pihak sekolah mengakui kehebatanmu dan memintaku melakukan penelitian diluar pulau. Kamu keren sekali, Rajendra." Ignacia kembali bicara karena tidak mendapatkan respon apapun dari Rajendra.

"Kamu sungguh tidak apa-apa?" Akhirnya Rajendra merespon setelah jeda panjang. Rajendra menatap kekasihnya dengan tatapan aneh, sementara itu hadis di depannya terlihat biasa saja sambil terus memakan es krim miliknya perlahan.

"Tentu saja. Aku tidak perlu mengkhawatirkan apapun karena lelakiku ini adalah orang yang sangat hebat." Ignacia mendorong es krim Rajendra, "makanlah sebelum mencair. Rasanya akan berbeda nanti."

"Jika aku benar akan pergi keluar pulau, bagaimana menurutmu, Ignacia?" Suara Rajendra berubah pelan. Ada keraguan dalam sorot mata tegas itu.

"Aku sangat senang." Ignacia terlihat tulus dengan kalimatnya untuk Rajendra.

Tapi masih saja ada yang salah dengan perasaan Rajendra. Apa dia bisa pergi meninggalkan Ignacia selama seminggu penuh dan hanya fokus dengan tugasnya di pulau yang jauh? Apa hatinya akan siap untuk membuat Ignacia kembali kesepian setelah semua kesibukan yang dia berikan beberapa bulan terakhir? Apa dia bisa kembali sibuk setelah sedikit menyisihkan keberatan Ignacia untuk sementara waktu?

"Bersemangatlah, Rajendra. Jika kamu punya waktu luang, jangan lupa berkirim pesan denganku. Aku akan menunggu kamu pulang." Tangan Ignacia perlahan mendekati tangan Rajendra yang ada di atas meja, menggenggamnya lembut untuk menyalurkan kehangatan, "Aku pasti akan menunggu kamu kapanpun itu."

Sekali lagi Ignacia tersenyum, membuat Rajendra akhirnya berhenti bingung dengan hatinya. Tangannya bergerak untuk membahas genggaman tangan si gadis dan membalas tatapan berbinar-binar yang diberikan.v"Terima kasih karena sudah mau pergi denganku malam ini. Aku senang bisa bertemu denganmu lagi, Ignacia. Aku akan sebisa mungkin menghubungi kamu nanti."

Rajendra sebenarnya tidak berjanji, tapi diam-diam Ignacia ingin kekasihnya berjanji untuk memberikan sedikit waktu untuk memberikan kabar. Meskipun hanya satu dua kata saja, kirimkan saja jika memang ada waktu. Kuharap segala urusan disana segera berakhir dan kamu akan kembali menemuiku.

"Setelah ini, aku antar pulang." Ignacia mengangguki ucapan Rajendra dan kembali menyantap es krim masing-masing. Di satu sisi, Ignacia merasa aneh sementara Rajendra sudah kehilangan selera makan akibat pembicaraan barusan.

Jika kamu sungguh menghubungi aku, aku pasti akan menjadi gadis paling bahagia. Karena kamu masih mengingatku meskipun sedang sibuk. Tatapan Ignacia terbang ke luar kafe. Tepat pada jalanan yang ramai kendaraan khas kota malam hari. Rasanya ramai namun kosong. Ignacia tidak merasakan udara dingin lagi. Baik dari es krimnya yang sisa setengah atau angin malam di sekitar.

Padahal aku sudah mulai kembali merasakan getaran setiap Rajendra berada di dekatku. Tapi kenapa dunia ini ingin aku kehilangan semua perasaan yang berhubungan dengan orang lain? Sekali lagi Rajendra akan diambil dariku seperti masa-masa sebelumnya. Ini tidak adil.

Sebuah panggilan kemudian membuyarkan tatapan yang berubah jadi lamunan pada Ignacia. Rajendra mencoba untuk memanggil beberapa kali dan akhirnya berhasil. "Apa yang sedang kamu lihat dengan tatapan kosong begitu?"

...*****...

Di sepanjang perjalanan menuju rumah, Ignacia hanya meletakkan kepalanya pada punggung Rajendra yang tengah mengemudi di depannya. Jika biasanya tangannya akan sedikit melingkar di pinggang Rajendra, kini tidak. Ignacia hanya berpegang pada jaket merah maroon kekasihnya. Sekuat apapun ia menyembunyikan perasaan memuakkan yang ada, Ignacia akan tetap menunjukkannya tanpa sadar.

Meskipun dengan adanya ada helm yang menghalangi kepala Ignacia untuk bersentuhan dengan jaket merah maroon Rajendra. Dia bisa merasakan kehangatan dan hembusan angin pelan di sekitar wajah yang tidak tertutup kaca. Tangannya masih menggenggam kuat ujung jaket Rajendra tanpa laki-laki itu sadari. Ingin rasanya memeluk laki-laki ini seperti biasa, namun yang ada hanya perasaan takut.

"Ignacia, kamu mengantuk?" Rajendra bertanya, sesekali menatap spion untuk memastikan bahwa Ignacia baik-baik saja. Namun tidak ada respon apapun hingga Rajendra akhirnya menepikan sepeda motornya di sisi jalan yang tidak begitu ramai.

"Ignacia," panggil Rajendra lagi sambil melepas helmnya. Mencoba untuk mendapatkan respon. Jujur saja dia agak khawatir karena Ignacia belum pernah bertingkah seperti ini. "Apa kamu tidak enak badan? Apa kamu kedinginan? Kamu ingin memakai jaketku saja? Kita masih setengah jalan menuju rumahmu."

"Sepertinya aku sudah mengantuk." Ignacia tersenyum kecil. Rasa khawatir Rajendra lenyap seketika. Seratus persen percaya dengan akting kekasihnya. Ignacia lalu memeluk Rajendra tanpa pikir panjang agar laki-laki itu berhenti menatapnya. Kode agar dirinya segera diantar pulang juga.

Ignacia bahkan hampir tidak bisa mengatakan apapun saat turun dari sepeda motor Rajendra. Untuk mengangkat kepala saja rasanya berat. Suara dari mulutnya juga tiba-tiba tidak bisa dikeluarkan. Antara dia benar-benar mengantuk setelah kebohongan tadi atau hanya untuk menahan semua emosi.

"Sepertinya kamu sangat mengantuk sekarang. Masuklah dan beristirahat." Rajendra meraih satu tangan Ignacia dan meletakkannya di sebelah pipinya yang terasa dingin, "Maaf jika aku membuatmu sedih karena tidak memberitahu soal kepergianku. Aku takut kamu akan sedih jika aku membahasnya. Aku sungguh minta maaf, Ignacia."

Apa ini akhirnya? Hanya dengan melihat Rajendra yang mengkhawatirkan perasannya saja sudah membuat Ignacia lebih baik. Gejolak yang menumpuk hingga menciptakan kebohongan tadi lenyap terbawa angin. Rajendra tidak melakukan kesalahan. Rajendra sudah berusaha dan Ignacia terlalu cepat membahasnya.

Ignacia mengangguk, memberikan senyuman terbaik. "Tidak masalah. Terima kasih sudah memikirkan aku." Ignacia akan menyayangkan jika malam ini berakhir dengan tidak enak. Pertemuan ini akan jadi yang terakhir sebelum Rajendra berangkat keluar pulau. Dalam waktu sebulan lebih dari Minggu Rajendra akan meninggalkan Ignacia.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Sudah sampai di rumah? |^^^

| Masih berkumpul dengan teman-teman

| Kamu sendiri, sudah sampai di rumah?

^^^Sudah, baru saja sampai |^^^

Dalam waktu sebulan lebih seminggu itu Rajendra masih sempat menghabiskan waktu dengan teman-teman dekatnya. Mereka akan pergi keluar dan mematikan ponsel selain untuk keadaan penting. Jujur saja Ignacia merasa diabaikan. Selain fakta bahwa dirinya juga tidak bisa sering menemui Rajendra karena kesibukannya sendiri, ia juga tidak seharusnya membebani Rajendra.

Beruntung Rajendra masih sempat membalas pesannya meskipun itu berarti Rajendra sudah sampai di rumah. Tahan sekali dia tidak membuka ponsel sama sekali seharian ini. Malamnya ada waktu yang Rajendra korbankan agar bisa berkirim pesan dengan Ignacia. Gadis itu tidak sepenuhnya diabaikan. Perasannya saja yang berkata demikian.

Ketika sudah waktunya untuk berangkat, Rajendra sepertinya lupa mengirimkan kabar. Pasti ada banyak hal yang harus dilakukan sebelum sampai di bandara. Ignacia menunggu dan terus menunggu. Tidak ada pesan terbaru. Perasaan kesal dan khawatir itu ia alihkan untuk membaca novel pada akhirnya.

Satu dua jam berlalu tanpa membawa hasil apapun. Rajendra terlalu sibuk. Masih permulaan namun aku sudah merasa sejengkel ini. Ignacia meraih kembali ponselnya. Membuka media sosial untuk sekedar mengecek postingan terbaru teman-temannya. Lalu yang nampak di bagian paling atas dari beranda adalah kisah yang Rajendra bagikan.

Rupanya disini tempat Rajendra memberikan kabar. Bukan hanya untuk Ignacia, melainkan juga bagi semua orang yang mengikuti akunnya. Foto yang jelas-jelas menunjukkan sebuah bandara di kota sebelah. Dari foto itu terlihat jelas jika Rajendra sudah meninggalkan pulau ini. Hati Ignacia sekaam ikut pergi bersama pesawat yang sudah terbang tiga jam lalu.

...*****...

Rajendra sangat sulit dihubungi pada dua hari pertama. Pesan Ignacia terkirim, namun tidak ada balasan. 'Rajendra pasti sibuk', 'Rajendra sedang mengerjakan penelitian dengan penuh konsentrasi', 'Rajendra pasti akan membalas pesanku sebentar lagi', semua itu Ignacia ucapkan beberapa kali guna menenangkan diri sendiri. Meskipun hasilnya kadang tetap nihil.

Akun media sosial Rajendra jadi ramai dengan banyak kisah karena perjalanan ini. Observasi, proses pembuatan Karya tulis ilmiah, dan begadang adalah perpaduan yang didapatkan Rajendra selama berada di pulau asing. Bersama dengan kelompoknya, Rajendra hanya fokus dengan apa yang harus dia lakukan.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

| Aku kembali di akhir pekan

| Di pagi hari

Setelah penantian panjang akhirnya pesan Rajendra membangkitkan semangat yang sempat padam. Akhirnya Rajendra akan pulang. Satu Minggu yang hanya menyimpan beberapa gelembung pesan itu akhirnya berakhir. Ignacia berencana untuk datang ke bandara untuk menjemput kekasihnya, "Aku merindukan kamu jadi aku ingin datang."

"Tidak perlu. Orang tuaku akan datang menjemput. Lagipula bandara ini terlalu jauh dari rumah. Aku tidak ingin merepotkan. Akan aku hubungi setelah sampai di rumah. Pesawatnya akan segera datang. Sampai jumpa lagi, Ignacia." Sayang sekali. Padahal Ignacia sudah mendapatkan izin dengan susah payah dari mamanya.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

| Kamu mendapatkan salam

| Dari temanku disana

^^^Teman perempuan? |^^^

| Iya, teman perempuan

| Dia tahu kamu karena melihat media sosialku

Benar juga. Rajendra pernah memasang fotonya bersama anggota kelompok penelitian ini di media sosialnya. Pasti salah satu dari mereka yang memberikan salam. Rajendra tampak senang mendapatkan teman baru. Perempuan ini katanya anak asli pulau itu yang mendampingi kelompok Rajendra untuk melakukan penelitian. Bisa dikatakan mereka adalah rekan.

Meksipun sudah kembali, kesibukan tetap saja kesibukan. Berkencan dengan laki-laki yang selalu sibuk dan hampir selalu memiliki kegiatan di waktu-waktu tertentu cukup membuat kesepian. Tidak apa. Ignacia senang menggunakan semua waktu luang untuk dirinya sendiri. Masih ada banyak novel baru yang belum dia baca juga hal-hal lain yang bisa ia lakukan tanpa melibatkan orang lain.

"Aw," tapi terluka bukanlah rencana Ignacia selama sisa liburan sebelum naik ke kelas tahun ketiga. Fokusnya yang tiba-tiba terpecah mengakibatkan luka kecil di jari telunjuk. Awalnya hanya goresan khas dari pisau biasa. Namun lama kelamaan mulai muncul darah. "Dimana aku harus mencari plester?"

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

| Ignacia, ada yang ingin kutanyakan padamu

^^^Tunggu sebentar, aku akan pergi keluar sebentar |^^^

| Akan pergi kemana?

^^^Membeli plester luka |^^^

Ignacia langsung pergi ke sebuah tempat yang dia tahu pasti memiliki plester yang dia cari. Sayangnya Ignacia harus kembali dengan tangan kosong. Plester yang dia cari sudah habis dan tidak tahu apakah stoknya akan datang atau tidak. Ignacia tidak ingin ambil pusing karena darahnya juga sudah berhenti. Acara makan buah yang sudah dikupas sambil membaca novel akan berlanjut.

...*****...

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

| Bisa kamu keluar sebentar?

| Ignacia, ada yang ingin kuberikan padamu

| Hanya keluar rumah saja

| Apa kamu sedang tidur?

| Ignacia, kamu pergi kemana?

Mata lelah Ignacia langsung terasa segar begitu mendapati banyak pesan dari Rajendra pada layar ponselnya. Dengan segera Ignacia membalas pesan-pesan yang datang sekitar tiga jam yang lalu. Rajendra tidak akan menunggu di tempat yang ia sebutkan dalam pesannya kan?

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

^^^Rajendra, maafkan aku |^^^

^^^Aku tidak melihat ponsel tadi |^^^

^^^Apa yang kamu lakukan? |^^^

^^^Kamu tidak menungguku bukan? |^^^

| Menurutmu bagaimana?

| Aku menyerah dan pulang

| Masih mau bertemu denganku?

| Hanya sebentar saja

Terpopuler

Comments

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

tak ambil pusing.... rajendra... harusnya pelankan dulu motornya... minggir dulu, cari angkringan, teh aanget gitu loh... tiba-tiba dia nggak peka.

2023-09-15

1

Moonlight

Moonlight

santai banget jawabannya, pdhl si Rajendra udh ngerasa bersalah :)

2023-08-30

2

Ara Julyana

Ara Julyana

ceritanya bikin baper😊

2023-07-26

1

lihat semua
Episodes
1 Hadiah Kecil
2 Persiapan Hati
3 Kejutan Untukmu
4 Hanya Ingin
5 Aku Antar
6 Emoticon Stroberi
7 Agak Sensitif
8 Workaholic
9 Pertandingan
10 Backstreet?
11 Simpan Sendiri
12 Happy Anniversary
13 Kurang Dewasa
14 Panitia Keren
15 Tugas Pramuka
16 Teman Perempuan
17 Bukan Egois
18 Waktunya Istirahat
19 Menit Berharga
20 Dasar Mimpi
21 Ingatan Lampau
22 Tidak Sengaja
23 Aku Menyukaimu
24 Terus Terang
25 Aku Cemburu
26 Teman Lama
27 Keluar Kota
28 Kita beruntung
29 Bahaya Besar
30 Tidak Adil
31 Depan Rumah
32 Ditinggal Sendiri
33 Jadi Ketahuan
34 Informasi Penting
35 Sebelum Pergi
36 Panggilan Singkat
37 Keadaan Mendadak
38 Dia Monster
39 Tidak Boleh
40 Situasi Aneh
41 Rahasia Lagi?
42 Kekanak-kanakan
43 Janji Kabar
44 Debut Perdana
45 Saturday Night
46 Bulan Sibuk
47 Sedang Manja
48 Study Awalnya
49 Tertangkap Basah
50 Akan Ku pastikan
51 Tidak Peduli
52 Timbal Balik
53 Situasi Aneh
54 Malam Puncak
55 Laki-laki Kontes
56 Terima Kasih
57 Terlalu Khawatir
58 Buket Bunga
59 Mahasiswa Baru
60 Datang Pergi
61 Teman Baru
62 Kerja Paruh Waktu
63 Kesibukan Lain
64 Kabar Darimu
65 Panggilan Video
66 Tentang Buku
67 Ajakan Kecil
68 Bukan Berita Bagus
69 Girls Day
70 Penuh Semangat
71 Sebelum Bertemu
72 Perhatian Kecil
73 Lima Tahun
74 Double Date
75 Panas Dingin
76 Percaya Padaku
77 Datang Dan Pergi
78 Sayang Kakak
79 Truth or Dare
80 Manito Game
81 Cerita Rahasia
82 Kembali Lagi
83 Mug Bergambar
84 Pasar Malam
85 Mengantarmu Kembali
86 Kupon Hadiah
87 Bulan Bahasa
88 Kamu Bersamaku
89 Curi-curi Waktu
90 Rencana Besar
91 Penulis Cream
92 Makan Bersama
93 Teman Baik
94 Datang Padamu
95 Kencan Lain
96 Coklat Vanila
97 Akhir Hari
98 Menurutmu Kenapa?
99 Tokoh Utama
100 Jadi Dewasa
101 Teman Curhat
102 Waktunya Liburan
103 Tentang Danita
104 Sedikit Cerita
105 Yang Terbaik
106 Agak Menyebalkan
107 Sekarang Gantian
108 Mungkin Salahku
109 Perubahan Jadwal
110 Topik Berat
111 Mimpi Buruk
112 Satu Tahun
113 Kakak Pulang
114 Kenapa Bertanya?
115 Mengantar Athira
116 Penjelasan Dariku
117 Tiga Rasa
118 Harus Dirahasiakan
119 Jalan-jalan Sore
120 Berubah Hati
121 Pergi Berenang
122 Wisuda Lagi
123 Foto Bersama
124 Terasa Familier
125 Reuni Kecil
126 Kabar Baik
127 Ajakan Datang
128 Tamu Rajendra
129 Kakak Perempuan
130 Diluar Rencana
131 Undangan Bertamu
132 Persiapan Kejutan
133 Minta Tolong
134 Pelanggan Aneh
135 Berkunjung Lagi
136 Gantungan Kunci
137 Habis Sudah
138 Rencana Selanjutnya
139 Kenangan Buruk
140 Efek Positif
141 Bertemu Athira
142 Pekerjaan Pertama
143 Rekan Kerja
144 Kabar Mendadak
145 Kenapa Begini?
146 Aku Kembalikan
147 Lega Rasanya
148 Demi Ignacia
149 Gadis Beruntung
150 Berangkat Liburan
151 Gangguan Eksternal
152 Makin Ganjil
153 Inti Liburan
154 Sepuluh Tahun
155 Ayo Berhenti
156 Aku Berusaha
157 Undangan Ignacia
158 Latar Belakang
159 Hari Kita
160 Sesuai Keinginanku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Hadiah Kecil
2
Persiapan Hati
3
Kejutan Untukmu
4
Hanya Ingin
5
Aku Antar
6
Emoticon Stroberi
7
Agak Sensitif
8
Workaholic
9
Pertandingan
10
Backstreet?
11
Simpan Sendiri
12
Happy Anniversary
13
Kurang Dewasa
14
Panitia Keren
15
Tugas Pramuka
16
Teman Perempuan
17
Bukan Egois
18
Waktunya Istirahat
19
Menit Berharga
20
Dasar Mimpi
21
Ingatan Lampau
22
Tidak Sengaja
23
Aku Menyukaimu
24
Terus Terang
25
Aku Cemburu
26
Teman Lama
27
Keluar Kota
28
Kita beruntung
29
Bahaya Besar
30
Tidak Adil
31
Depan Rumah
32
Ditinggal Sendiri
33
Jadi Ketahuan
34
Informasi Penting
35
Sebelum Pergi
36
Panggilan Singkat
37
Keadaan Mendadak
38
Dia Monster
39
Tidak Boleh
40
Situasi Aneh
41
Rahasia Lagi?
42
Kekanak-kanakan
43
Janji Kabar
44
Debut Perdana
45
Saturday Night
46
Bulan Sibuk
47
Sedang Manja
48
Study Awalnya
49
Tertangkap Basah
50
Akan Ku pastikan
51
Tidak Peduli
52
Timbal Balik
53
Situasi Aneh
54
Malam Puncak
55
Laki-laki Kontes
56
Terima Kasih
57
Terlalu Khawatir
58
Buket Bunga
59
Mahasiswa Baru
60
Datang Pergi
61
Teman Baru
62
Kerja Paruh Waktu
63
Kesibukan Lain
64
Kabar Darimu
65
Panggilan Video
66
Tentang Buku
67
Ajakan Kecil
68
Bukan Berita Bagus
69
Girls Day
70
Penuh Semangat
71
Sebelum Bertemu
72
Perhatian Kecil
73
Lima Tahun
74
Double Date
75
Panas Dingin
76
Percaya Padaku
77
Datang Dan Pergi
78
Sayang Kakak
79
Truth or Dare
80
Manito Game
81
Cerita Rahasia
82
Kembali Lagi
83
Mug Bergambar
84
Pasar Malam
85
Mengantarmu Kembali
86
Kupon Hadiah
87
Bulan Bahasa
88
Kamu Bersamaku
89
Curi-curi Waktu
90
Rencana Besar
91
Penulis Cream
92
Makan Bersama
93
Teman Baik
94
Datang Padamu
95
Kencan Lain
96
Coklat Vanila
97
Akhir Hari
98
Menurutmu Kenapa?
99
Tokoh Utama
100
Jadi Dewasa
101
Teman Curhat
102
Waktunya Liburan
103
Tentang Danita
104
Sedikit Cerita
105
Yang Terbaik
106
Agak Menyebalkan
107
Sekarang Gantian
108
Mungkin Salahku
109
Perubahan Jadwal
110
Topik Berat
111
Mimpi Buruk
112
Satu Tahun
113
Kakak Pulang
114
Kenapa Bertanya?
115
Mengantar Athira
116
Penjelasan Dariku
117
Tiga Rasa
118
Harus Dirahasiakan
119
Jalan-jalan Sore
120
Berubah Hati
121
Pergi Berenang
122
Wisuda Lagi
123
Foto Bersama
124
Terasa Familier
125
Reuni Kecil
126
Kabar Baik
127
Ajakan Datang
128
Tamu Rajendra
129
Kakak Perempuan
130
Diluar Rencana
131
Undangan Bertamu
132
Persiapan Kejutan
133
Minta Tolong
134
Pelanggan Aneh
135
Berkunjung Lagi
136
Gantungan Kunci
137
Habis Sudah
138
Rencana Selanjutnya
139
Kenangan Buruk
140
Efek Positif
141
Bertemu Athira
142
Pekerjaan Pertama
143
Rekan Kerja
144
Kabar Mendadak
145
Kenapa Begini?
146
Aku Kembalikan
147
Lega Rasanya
148
Demi Ignacia
149
Gadis Beruntung
150
Berangkat Liburan
151
Gangguan Eksternal
152
Makin Ganjil
153
Inti Liburan
154
Sepuluh Tahun
155
Ayo Berhenti
156
Aku Berusaha
157
Undangan Ignacia
158
Latar Belakang
159
Hari Kita
160
Sesuai Keinginanku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!