Emoticon Stroberi

Sebuah pesan masuk, dari teman dekat Ignacia--Utari yang berada di kelas lain, salah satu anggota OSIS juga seperti Nesya. Tapi keduanya tidak begitu dekat. Ya hanya hubungan kerja organisasi dan saling mengenal dengan nama saja.

| Wah kau akan terkejut dengan apa yang kulihat hari ini

| Kau pasti senang mendengarnya

Begitulah isi pesan seorang teman yang berhasil menarik perhatian Ignacia. Dengan segera Ignacia yang tengah membaca novel di atas tempat tidurnya itu pun menandai halaman novel sebelum beralih membalas pesan yang masuk.

^^^Ada apa? |^^^

^^^Sepertinya aku tidak melakukan apapun |^^^

Tidak butuh waktu lama hingga Utari membalas.

| Biar kuceritakan saja ya

| Jadi hari ini ada technical meeting di aula kecil

Ah benar juga. Ada technical meeting.

| Kami menggunakan laptop Rajendra

| Memasangkannya di proyektor

| Lalu saat membuat WhatsApp di laptop

| Aku dapat melihat dengan jelas kontakmu disana

| Ada di bagian paling atas, disematkan pula

| Lalu kau tahu apa yang kudapatkan dari itu?!

^^^Pesanku yang hanya dia baca? |^^^

| Bukan, bukan itu

| Aku melihat emoticon Stroberi di kontakmu

| Nama kontakmu diberikan emoticon Stroberi

| Wah itu menggemaskan sekali

| Aku tidak tahu jika Rajendra bisa melakukannya

| Maksudku aku tidak tahu jika dia bisa berpikir demikian

Ignacia tersenyum dan tertawa kecil karena pesan bersemangat dari teman baiknya sejak SMP.

^^^Tapi itu aku yang melakukan |^^^

^^^Aku yang memberikan emoticon itu untuk kontakku |^^^

| Yahh aku kecewa mendengarnya

| Kukira dia yang berinisiatif untuk memberikan emoticon

| Rupanya kamu yang memberikannya Ignacia

^^^Iya, aku yang melakukannya |^^^

^^^Karena dahulu rasanya lucu |^^^

^^^Diberikan emoticon seperti itu |^^^

| Padahal kamu memberikan nama yang lucu

| Untuk kontak Rajendra

| Tapi kenapa dia tidak melakukan hal serupa?

^^^Entahlah |^^^

^^^Itu hal yang tidak penting juga |^^^

^^^Jika aku tidak berinisiatif |^^^

^^^Mungkin nama kontakku hanya bertuliskan 'Ignacia' |^^^

| Iya benar

| Rajendra bukan laki-laki fiksi

| Seperti yang ada di novelmu

^^^Haha sayangnya bukan |^^^

Percakapan via chat dengan seorang teman Ignacia itu berlangsung lama. Masing-masing membahas soal hari yang berat, sesuatu yang kadang tidak ingin Ignacia bagi dengan Rajendra yang sibuk. Memang laki-laki itu pasti tidak ada waktu untuk membaca pesan yang berisi keluh kesah Ignacia.

Hari sudah semakin malam, waktunya Ignacia untuk memakai perawatan wajah sebelum tidur. Tapi sebelum dia bisa melakukan ritual malam, sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya. Jika dari suara notifikasinya, sepertinya itu Rajendra.

...Rajendra ఇ ◝‿◜ ఇ...

| Jam berapa kamu pulang tadi?

^^^Kurasa lebih dari pukul 5 sore |^^^

^^^Bagaimana harimu? Ada yang spesial? |^^^

| Hanya aku dapat menemuimu di sekolah

| Kita jarang melakukannya, jadi itu spesial

| Aku masih merindukanmu

^^^Bukankah tadi kita sudah bertemu dan mengobrol? |^^^

| Kita sudah jarang sekali mengobrol seperti itu

| Jadi kurasa aku menginginkan lagi

| Apa kamu tidak merindukan aku?

^^^Bagaimana jika pergi keluar dan makan es krim besok? |^^^

^^^Hari ini kamu pasti lelah karena Technical meeting |^^^

| Wah aku tidak percaya jika kamu tidak lagi menolak

| Aku juga masih tidak percaya jika kamu sudah berubah

| Tentu, ayo bertemu besok sore

| Akan kuberikan es krim yang kamu suka

^^^Haha terima kasih |^^^

^^^Jadi sekarang istirahat saja |^^^

| Ya, kurasa aku butuh itu

| Selamat malam

Hanya sampai disana chat hari itu. Ignacia sibuk dengan novel dan ritual malam, sementara Rajendra mungkin sudah tertidur karena kelelahan. Meksipun dia pulang lebih awal dari Ignacia yang masih melakukan sesi foto dengan teman-teman selama makan rujak buah dan yang lainnya.

"Hari sudah cukup menyenangkan. Biar besok juga menyenangkan setelah bertemu dengan Rajendra," gumam Ignacia sambil mengoleskan krim terakhir sebelum kembali membaca novel di atas tempat tidur. Lampu utama masih menyala hingga waktunya untuk tidur.

Namun sebelum itu, Ignacia mengecek ponselnya. Bukan untuk melihat pesan yang mungkin dikirim oleh Rajendra, ada room chat lain yang dia buka sebelum benar-benar mengakhiri hari.

| Nama kontakmu diberikan emoticon Stroberi

| Wah itu menggemaskan sekali

| Aku tidak tahu jika Rajendra bisa melakukannya

Ignacia tersenyum, memikirkan jika saja benar Rajendra yang memiliki inisiatif untuk memberikan sesuatu yang bisa membuat kontak Ignacia lebih spesial. Tapi sayangnya, Rajendra yang asli tidak akan pernah melakukan hal semacam itu.

| Padahal kamu memberikan nama yang lucu

| Untuk kontak Rajendra

| Tapi kenapa dia tidak melakukan hal serupa?

Mana mungkin Rajendra akan melakukannya. Biar saja Ignacia yang melakukan hal imut untuk membuat kontak kekasihnya lebih spesial dari yang lain. Lagipula Ignacia tidak begitu peduli dengan hal-hal yang berbau romantis. Mereka sudah lama bersama. Bukan hal romantis yang membuat keduanya bertahan.

Meskipun kadang sering kurang komunikasi dan salah satu pihak cenderung menyembunyikan atau tidak menceritakan sesuatu yang dialaminya ke pihak lain. Hanya hal-hal yang berhubungan dengan perhatian kecil dan rasa pengertian atas kesibukan masing-masing saja yang membuat keduanya tetap menjalin hubungan yang sudah lumayan lama ini.

"Baiklah, ayo tetap bersemangat hingga akhir pekan, Ignacia."

...*****...

Sesuai janji, keesokan harinya Ignacia pergi berkencan dengan Rajendra. Keduanya tidak pergi ke kafe jika hanya ingin makan es krim. Rajendra membawa si gadis berambut panjang pergi ke sebuah taman. Tempat dimana mereka bisa menikmati waktu dengan tenang.

Tapi Rajendra katanya terlalu lelah dengan ujian fisika yang ada siang tadi dan membutuhkan sedikit istirahat. Alhasil waktu bertemu keduanya bergeser ke waktu setelah makan malam. Ignacia tidak marah dengan itu, dia mengerti situasi Rajendra yang kepalanya kelelahan.

Fisika mungkin tidak begitu mudah baginya.

"Dingin?" Rajendra bertanya pada si gadis saat berhenti untuk lampu merah. Bisa dirasakannya jika Ignacia sejak tadi agak tidak nyaman karena udara dingin. Dia sudah memakai sweater, namun telapak tangannya masih saja terasa dingin.

Ignacia tidak mengaku saat Rajendra bertanya. Menurutnya dia bisa mengatasinya. Jika dia bilang dingin, mungkin Rajendra tidak akan membiarkannya untuk makan es krim malam ini. Padahal dia ingin keluar untuk makan es krim dengan Rajendra agar tidak perlu membeli banyak jika saja adiknya juga ingin.

"Masukkan tanganmu ke dalam saku jaketku saja," saran Rajendra sebelum sepeda motornya kembali berjalan di jalanan yang tidak begitu ramai. Ignacia menggeleng, dia tidak ingin rencana makan es krimnya batal karena angin malam yang terbilang dingin jika berada di jalanan.

Tanpa aba-aba Rajendra kemudian menarik kedua tangan Ignacia masuk ke dalam saku jaketnya untuk menghangatkan diri. Benar saja telapak tangan Ignacia agak dingin. Rajendra diam saja, masih mengemudi dengan satu tangan dan tangan lainnya dia gunakan untuk menghangatkan tangan Ignacia.

"Maaf karena aku memundurkan waktu kencan kita. Aku seharusnya bisa mengerti jika malam ini akan dingin. Aku minta maaf, Ignacia," sesal Rajendra.

Keduanya sampai di taman. Padahal Ignacia baru saja turun, langsung diberikan permohonan maaf dengan tatapan mata tulus Rajendra. Tidak lupa kedua tangan Ignacia yang di genggam Rajendra untuk menyalurkan kehangatan.

"Tidak masalah. Yang penting kita bisa makan es krim hari ini. Aku yang akan membelinya, biar kamu mengurus sepeda motornya sekarang. Tunggu sebentar ya."

Ignacia memberikan helm yang dia gunakan pada Rajendra yang masih berdiri di samping motor, berlari-lari kecil ke arah sebuah minimarket yang berdiri tak jauh dari sana. Dari tempatnya, Rajendra dapat melihat semangat si gadis yang berada di balik balutan sweater berwarna biru dan pink pastel itu.

"Menggemaskan," bisiknya entah sadar atau tidak.

Di dalam minimarket, Ignacia langsung mendekati mesin pendingin yang menyimpan es krim. Matanya tertuju pada es krim cone dengan rasa vanila kesukaannya. Baru saja akan mengambil es krim yang berada paling atas, namun kemudian tangannya bersentuhan dengan seseorang yang juga akan mengambil es krim serupa.

"Eh maaf," Ignacia langsung mundur satu langkah dan menarik tangannya dari dalam pendingin. "Oh Rajendra?"

Tapi rupanya si laki-laki sudah sampai. Sengaja Rajendra ingin membuat Ignacia seolah-olah tidak sengaja menghalangi seseorang yang akan meraih es krim. Tapi kenapa Rajendra bisa datang kemari dengan cepat? Ignacia saja yang tidak harus memikirkan motor baru datang.

"Sudah kukatakan jika aku saja yang membeli es krim. Kamu bisa menitipkan sesuatu padaku jika ada yang kamu inginkan. Kamu tidak perlu jauh-jauh kemari," Ignacia kembali mendekat, akan mengambil es krim dari pendingin.

"Kenapa tidak? Aku sedang ingin berada di dekatmu."

Rajendra serius mengatakannya? Ungkapan sederhana itu langsung diterima Ignacia dengan baik. Si gadis mengangguk-angguk dan meraih es krim yang dia inginkan. Tapi sebelum itu dia menunggu Rajendra yang masih sibuk memilih.

Ada lebih banyak variasi rasa untuk rasa coklat, jadi biarkan saja Rajendra bingung. Tapi ujung-ujungnya dia juga memilih es krim coklat kesukaannya. Es krim yang bisa Ignacia bawakan untuknya tanpa harus datang ke minimarket juga.

"Aku bisa bawakan es krim itu tadi," bisik Ignacia tepat di telinga Rajendra kemudian mendahului menuju kasir.

...*****...

Taman suasananya lebih tenang dari Alun-alun kota. Anak-anak lebih menyukai alun-alun yang luas dan memiliki banyak mainan daripada taman. Itu membuat para orang tua lebih sering membawa mereka bermain di alun-alun kota.

"Ada kabar baik apa hari ini?" Tanya Ignacia memulai obrolan.

Dia sudah mulai membuka es krim cone miliknya, begitu pula dengan Rajendra yang sudah mulai makan es krim. Laki-laki di samping Ignacia mengangkat bahu tidak tahu. Rasanya tidak ada sesuatu yang bisa dia bagikan.

"Bagaimana denganmu, Ignacia? Ada yang menarik hari ini?"

"Rasanya aneh kita bicara seperti ini," Ignacia tidak bisa menahan tawanya, "padahal kita biasanya tidak bertanya seperti ini. Benar?"

"Iya, kita tidak biasa bicara seperti ini. Mau mencoba es krim milikku?" Rajendra menawarkan es krim miliknya, tapi Ignacia menolak. Dia lebih menyukai vanila daripada coklat.

"Technical meeting kemarin itu menggunakan laptop milikmu, Rajendra?" Tiba-tiba Ignacia langsung membahas hal lain begitu cepat seolah lupa jika tadinya mereka tengah merasa aneh dengan pertanyaan orang awam yang aneh bagi keduanya.

"Iya, kemarin menggunakan laptopku. Bagaimana kamu bisa tahu? Aku bahkan tidak mengatakannya." Tentu saja tidak. Laki-laki ini pasti menganggap bahwa Ignacia tidak perlu tahu hal-hal remeh tentangnya di dalam organisasi.

"Hehe, seorang temanku memberitahuku soal itu kemarin. Saat kamu masih offline lama sekali."

"Benarkah? Bagaimana ceritanya?"

Rajendra menunjukkan ketertarikannya pada cerita yang akan Ignacia katakan. Persis seperti apa yang teman Ignacia katakan padanya kemarin. Pasal roomchat yang dipikir adalah inisiatif pemilik laptop.

"Tapi dia terlihat kecewa saat tahu bahwa yang memberikan emoticon Stroberi itu adalah aku dan bukannya kamu. Dia mengira jika kamu memiliki inisiatif yang menggemaskan untuk membuat roomchat ku menjadi lebih istimewa. Lebih dari hanya petunjuk bahwa roomchat ku disematkan."

Ignacia masih fokus dengan es krimnya selama bercerita, dia tidak begitu berani untuk membalas tatapan mata yang begitu memperhatikan. Rasanya sangat aneh saat mendapatkan banyak perhatian.

"Haha rupanya ada seseorang yang bisa salah paham. Tapi memang begitu adanya. Aku tidak begitu romantis dan hanya menerima apa yang kamu lakukan pada kontakmu sendiri."

Rajendra yang awalnya menatap Ignacia ini mengalihkan pandangan pada pemandangan di sekitar. Taman yang terang ini hanya diisi oleh beberapa orang yang menikmati malam dan berkencan. Tidak ada begitu banyak orang yang datang.

"Ignacia, aku akan menjadi panitia di perlombaan di sekolah nanti. Aku akan pulang malam, tidak bisa dihubungi dan-"

"Aku sudah menduga itu." Ignacia memotong ucapan Rajendra dengan cepat, memberikan senyuman dan menatap Rajendra selama seperkian detik. "Ku tahu jika kamu akan begitu. Karena tugasmu selalu begitu," lanjutnya.

"Sepertinya temanmu ini mengatakan banyak hal padaku, benar? Bahkan kamu tahu soal itu." Rajendra terkekeh pelan.

Ignacia menggeleng, air wajahnya tampak berbeda. "Aku tahu jika kamu pasti akan menjadi panitia. Aku tahu perlombaan yang datang setiap tahun ini tidak mungkin membiarkan para anggota OSIS dan MPK istirahat. Kau tahu kalian semua akan sibuk dengan persiapan dan laporan."

Hening. Keduanya berhenti memakan es krim yang masih lumayan banyak di tangan masing-masing. Seolah pembicaraan soal panitia ini merusak malam yang seharusnya menyenangkan.

"Maaf jika aku harus membuatmu merasa ditinggalkan lagi, Ignacia. Kamu mengerti situasi ku saat ini."

Ignacia jauh lebih tahu daripada siapapun. Sekuat tenaga dia tidak akan bilang pada seseorang di sampingnya ini bahwa dia akan menunggu pesan yang mungkin akan Rajendra kirimkan. Sekuat tenaga dia terlihat biasa saja, seolah tampak biasa dengan segala kesibukan yang sungguh menyita waktu keduanya untuk berkomunikasi.

Ignacia paling benci ini.

"Rajendra kemungkinan besar akan menjadi panitia di perlombaan nanti," begitu berita yang Ignacia dengar.

"Menurutmu kenapa aku bilang untuk bertemu denganmu hari ini, Rajendra?" Ignacia menoleh pada si laki-laki, mata keduanya bertemu beberapa detik hingga kalimat tadi dilanjutkan

"Karena aku tahu jika setelah ini aku akan sangat sulit untuk bertemu denganmu. Berkirim pesan saja sudah semakin jarang setiap tahunnya karena kesibukan mu. Apalagi bertemu, itu sebuah hal yang mustahil karena kamu masih menjadi ketua organisasi. Aku sedang mengambil waktumu sekarang."

"Kau menyadarinya, Rajendra?" Ignacia bertanya karena Rajendra tidak segera memberikan respon.

"Kurasa aku hanya datang karena merindukanmu, Ignacia. Aku tidak berpikir bahwa kamu mencuri waktuku."

Terpopuler

Comments

Moonlight

Moonlight

bucin banget kalian 🥰

2023-08-30

1

Ara Julyana

Ara Julyana

sosweet sih kata-katanya itu lho...

2023-07-29

1

Vellysia

Vellysia

Aaaalamaaak...Aku suka bab ini.

semangat, kak. Cerita kebucinan nya amat sweet di mataku.

2023-07-21

1

lihat semua
Episodes
1 Hadiah Kecil
2 Persiapan Hati
3 Kejutan Untukmu
4 Hanya Ingin
5 Aku Antar
6 Emoticon Stroberi
7 Agak Sensitif
8 Workaholic
9 Pertandingan
10 Backstreet?
11 Simpan Sendiri
12 Happy Anniversary
13 Kurang Dewasa
14 Panitia Keren
15 Tugas Pramuka
16 Teman Perempuan
17 Bukan Egois
18 Waktunya Istirahat
19 Menit Berharga
20 Dasar Mimpi
21 Ingatan Lampau
22 Tidak Sengaja
23 Aku Menyukaimu
24 Terus Terang
25 Aku Cemburu
26 Teman Lama
27 Keluar Kota
28 Kita beruntung
29 Bahaya Besar
30 Tidak Adil
31 Depan Rumah
32 Ditinggal Sendiri
33 Jadi Ketahuan
34 Informasi Penting
35 Sebelum Pergi
36 Panggilan Singkat
37 Keadaan Mendadak
38 Dia Monster
39 Tidak Boleh
40 Situasi Aneh
41 Rahasia Lagi?
42 Kekanak-kanakan
43 Janji Kabar
44 Debut Perdana
45 Saturday Night
46 Bulan Sibuk
47 Sedang Manja
48 Study Awalnya
49 Tertangkap Basah
50 Akan Ku pastikan
51 Tidak Peduli
52 Timbal Balik
53 Situasi Aneh
54 Malam Puncak
55 Laki-laki Kontes
56 Terima Kasih
57 Terlalu Khawatir
58 Buket Bunga
59 Mahasiswa Baru
60 Datang Pergi
61 Teman Baru
62 Kerja Paruh Waktu
63 Kesibukan Lain
64 Kabar Darimu
65 Panggilan Video
66 Tentang Buku
67 Ajakan Kecil
68 Bukan Berita Bagus
69 Girls Day
70 Penuh Semangat
71 Sebelum Bertemu
72 Perhatian Kecil
73 Lima Tahun
74 Double Date
75 Panas Dingin
76 Percaya Padaku
77 Datang Dan Pergi
78 Sayang Kakak
79 Truth or Dare
80 Manito Game
81 Cerita Rahasia
82 Kembali Lagi
83 Mug Bergambar
84 Pasar Malam
85 Mengantarmu Kembali
86 Kupon Hadiah
87 Bulan Bahasa
88 Kamu Bersamaku
89 Curi-curi Waktu
90 Rencana Besar
91 Penulis Cream
92 Makan Bersama
93 Teman Baik
94 Datang Padamu
95 Kencan Lain
96 Coklat Vanila
97 Akhir Hari
98 Menurutmu Kenapa?
99 Tokoh Utama
100 Jadi Dewasa
101 Teman Curhat
102 Waktunya Liburan
103 Tentang Danita
104 Sedikit Cerita
105 Yang Terbaik
106 Agak Menyebalkan
107 Sekarang Gantian
108 Mungkin Salahku
109 Perubahan Jadwal
110 Topik Berat
111 Mimpi Buruk
112 Satu Tahun
113 Kakak Pulang
114 Kenapa Bertanya?
115 Mengantar Athira
116 Penjelasan Dariku
117 Tiga Rasa
118 Harus Dirahasiakan
119 Jalan-jalan Sore
120 Berubah Hati
121 Pergi Berenang
122 Wisuda Lagi
123 Foto Bersama
124 Terasa Familier
125 Reuni Kecil
126 Kabar Baik
127 Ajakan Datang
128 Tamu Rajendra
129 Kakak Perempuan
130 Diluar Rencana
131 Undangan Bertamu
132 Persiapan Kejutan
133 Minta Tolong
134 Pelanggan Aneh
135 Berkunjung Lagi
136 Gantungan Kunci
137 Habis Sudah
138 Rencana Selanjutnya
139 Kenangan Buruk
140 Efek Positif
141 Bertemu Athira
142 Pekerjaan Pertama
143 Rekan Kerja
144 Kabar Mendadak
145 Kenapa Begini?
146 Aku Kembalikan
147 Lega Rasanya
148 Demi Ignacia
149 Gadis Beruntung
150 Berangkat Liburan
151 Gangguan Eksternal
152 Makin Ganjil
153 Inti Liburan
154 Sepuluh Tahun
155 Ayo Berhenti
156 Aku Berusaha
157 Undangan Ignacia
158 Latar Belakang
159 Hari Kita
160 Sesuai Keinginanku
Episodes

Updated 160 Episodes

1
Hadiah Kecil
2
Persiapan Hati
3
Kejutan Untukmu
4
Hanya Ingin
5
Aku Antar
6
Emoticon Stroberi
7
Agak Sensitif
8
Workaholic
9
Pertandingan
10
Backstreet?
11
Simpan Sendiri
12
Happy Anniversary
13
Kurang Dewasa
14
Panitia Keren
15
Tugas Pramuka
16
Teman Perempuan
17
Bukan Egois
18
Waktunya Istirahat
19
Menit Berharga
20
Dasar Mimpi
21
Ingatan Lampau
22
Tidak Sengaja
23
Aku Menyukaimu
24
Terus Terang
25
Aku Cemburu
26
Teman Lama
27
Keluar Kota
28
Kita beruntung
29
Bahaya Besar
30
Tidak Adil
31
Depan Rumah
32
Ditinggal Sendiri
33
Jadi Ketahuan
34
Informasi Penting
35
Sebelum Pergi
36
Panggilan Singkat
37
Keadaan Mendadak
38
Dia Monster
39
Tidak Boleh
40
Situasi Aneh
41
Rahasia Lagi?
42
Kekanak-kanakan
43
Janji Kabar
44
Debut Perdana
45
Saturday Night
46
Bulan Sibuk
47
Sedang Manja
48
Study Awalnya
49
Tertangkap Basah
50
Akan Ku pastikan
51
Tidak Peduli
52
Timbal Balik
53
Situasi Aneh
54
Malam Puncak
55
Laki-laki Kontes
56
Terima Kasih
57
Terlalu Khawatir
58
Buket Bunga
59
Mahasiswa Baru
60
Datang Pergi
61
Teman Baru
62
Kerja Paruh Waktu
63
Kesibukan Lain
64
Kabar Darimu
65
Panggilan Video
66
Tentang Buku
67
Ajakan Kecil
68
Bukan Berita Bagus
69
Girls Day
70
Penuh Semangat
71
Sebelum Bertemu
72
Perhatian Kecil
73
Lima Tahun
74
Double Date
75
Panas Dingin
76
Percaya Padaku
77
Datang Dan Pergi
78
Sayang Kakak
79
Truth or Dare
80
Manito Game
81
Cerita Rahasia
82
Kembali Lagi
83
Mug Bergambar
84
Pasar Malam
85
Mengantarmu Kembali
86
Kupon Hadiah
87
Bulan Bahasa
88
Kamu Bersamaku
89
Curi-curi Waktu
90
Rencana Besar
91
Penulis Cream
92
Makan Bersama
93
Teman Baik
94
Datang Padamu
95
Kencan Lain
96
Coklat Vanila
97
Akhir Hari
98
Menurutmu Kenapa?
99
Tokoh Utama
100
Jadi Dewasa
101
Teman Curhat
102
Waktunya Liburan
103
Tentang Danita
104
Sedikit Cerita
105
Yang Terbaik
106
Agak Menyebalkan
107
Sekarang Gantian
108
Mungkin Salahku
109
Perubahan Jadwal
110
Topik Berat
111
Mimpi Buruk
112
Satu Tahun
113
Kakak Pulang
114
Kenapa Bertanya?
115
Mengantar Athira
116
Penjelasan Dariku
117
Tiga Rasa
118
Harus Dirahasiakan
119
Jalan-jalan Sore
120
Berubah Hati
121
Pergi Berenang
122
Wisuda Lagi
123
Foto Bersama
124
Terasa Familier
125
Reuni Kecil
126
Kabar Baik
127
Ajakan Datang
128
Tamu Rajendra
129
Kakak Perempuan
130
Diluar Rencana
131
Undangan Bertamu
132
Persiapan Kejutan
133
Minta Tolong
134
Pelanggan Aneh
135
Berkunjung Lagi
136
Gantungan Kunci
137
Habis Sudah
138
Rencana Selanjutnya
139
Kenangan Buruk
140
Efek Positif
141
Bertemu Athira
142
Pekerjaan Pertama
143
Rekan Kerja
144
Kabar Mendadak
145
Kenapa Begini?
146
Aku Kembalikan
147
Lega Rasanya
148
Demi Ignacia
149
Gadis Beruntung
150
Berangkat Liburan
151
Gangguan Eksternal
152
Makin Ganjil
153
Inti Liburan
154
Sepuluh Tahun
155
Ayo Berhenti
156
Aku Berusaha
157
Undangan Ignacia
158
Latar Belakang
159
Hari Kita
160
Sesuai Keinginanku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!