“ya jangan remehkan lesiana,……. Aku percaya kepadanya, aku percaya langkah kakinya dapat membawa kemenangan kepada kelompok kita, selain karena dia perempuan, dengan tingkat kehati hatian perempuan aku percaya lesiana akan menjaga semai tengkawang itu dengan aman, mungkin sedikit rusak olehmu. dan apa kamu pernah bertanya kepada lesiana, bahwa dia sering melakukan joging atau marathon, dirimu tidak pernah bertanya kan kepadanya, kalo untuk urusan lari aku percaya dengan lesianan di bandingkan diriku, aku tidak baik dalam olahraga, tapi lesiana lebih baik dariku, karena itu aku memilihnya. Untuk deki aku membutuh kan tenaganya untuk mencangkul tanah di perlombaan ke 3”
Dari perkataan randi barusan semua yang sedang memandangi randi yang sdang menjelaskan, langsung berpindah pandangan kearah lesiana, mereka sungguh tidak dapat di percaya tubuh langsing dan tinggi itu merupakan hasil olahraga yang rutin di lakukan lesiana,
‘aku sadar saat melihat profil milik lesiana, di sejarah masa lalunya dia adalah atlit lari di saat SMP, walau tidak ada lagi catatan tentang olahraga, tapi aku menemukan di status miliknya, lesiana memiliki kelincahan 9 point, itu sama dengan kelinchan milik arby, walau kekuatan nya sangat kecil yaitu 5 tetapi menurutku itu sudah cukup baginya untuk menjadi pelari terakhir kami. Dan satu hal lagi yang aku ketahui setelah kesan pertama ku di saat melihat dia menggunakan pakaian bebas di taman saat latihan yel yel, dia menggunakan baju kaos lengan pendek, dengan leging yang cukup ketat yang di lapisi celana pendek yang di paskan dengan bagian pahanya, dan jagan lupa dia juga menggunakan sepatu olahraga dan rambut yang cocok diikat kebelakang maupun tida diikat karena rambut miliknya hanya sebatas bahu. Dari penamplan tersebut saja dapat kita perhati kan bahwa dia sudah biasa menggunakan pakaian seperi ingin joging untuk kesehatan, karena terbiasa joging sore, kami yang mengadakan latihan pada sore hari membuat nalurinya memilih sendiri pakaian olahraga seperti itu…….’
Lesiana yang mendengar kata – kata randi yang dari awal berbicara percaya, percaya dan percaya, membuat leisana tersadar masih ada orang yang membutuhkan bantuanya, yang awalnya lesiana hanya ikut ikut untuk memenuhi kebutuhan keompok sekarang dia ingin tampil lebih sering lagi dan bersinar di kelompoknya.
Mata yang penuh dengan semangat terpancar di balik kacamatanya terasa sangat percaya dari.
Arby yang mendengar semua ocehan randi pun teridam karena setelah dia melihat lesiana juga tersenyum dan menjadi percaya diri, lesiana langsung menghadap kan pandangannya ke pada Arby.
“ada apa les aku tidak maksud meremehkanmu, aku hanya memikirkan kemungkinan terbaik”
Arby yang berbicara dengan keragu raguan untuk membuat seseoarang kembali di pihaknya
“tapi ran bukanya leisana pake kacamata ya bukanya bahaya kalo nanti kacamatanya jatuh”
Terdapat sanggahan dari siti, yang dari tadi diam dan mengikuti alur.
Arby yang mendapat kesempatan untuk membalikkan keadaan mulai berbicara kembali,
“benar itu ran, lesiana yang pake kaca mata akan berbahaya untuknya berlari, sebaiknya
di ganti saja……..”
“cukup Arby!!”
Suara yang terdengar sedikit marah dan agak keras itu memberhentikan ucapan Arby.
Ternyata itu melani yang dari tadi memandangi Arby karena selalu menyanggah pendapat orang lain.
“kenapa kamu ingin sekali mengganti lesiana, kamu punya masalah dengannya”
Dengan tangan yang bersilang di bagian tubuh seperti bos, menanyakan ke arby kenapa dia selalu menentang dari tadi
Keluar juga suara suara dari yang lain… iya arby kenapa, kamu tidak suka ya lesiana ikut lomba kedua, arby lagi datang bulan kali hari ini…wkwkkw…hahah. Ucapan orang – orang yang niatnya bercanda
Arby yang mendengar ucapan orang – orang mulai ketakutan dan sedikit tersenyum dengan ragu ragu menjawab omongan orang orang itu, dengan mengatakan, tidak kok, bukan begitu maksudku.
Lesiana maju selangkah dan melepas kacamatanya,
“aku tidak telalu rabun kok, tanpa kaca mata pun aku masih bisa berlari, aku butuh kaca mata untuk melihat tulisan, karena kelamaan aku membaca membuat ku mual, karena itu aku terbiasa menggunakan kacamata. Tapi kalo urusan lari aku tidak membutuhkanya karena itu kalian dapat percaya dengan ku, dan kita pasti bisa memenangkan ini”.
Kata kata mutiara dari Lesiana menaikkan semangat kelompok dan kepercayaan mereka semua kepada satu sama lain meningkat.
Setelah mengatkan hal keren seperti itu, di tengah tengah tepuk tangan oleh teman teman yang lain, dia memindahkan pandanganya ke arah randi, sambil tersenyum manis yang terlihat bahagia.
Randi yang melihanya merasa puas, karena dia lesiana dapat memberi harapan untuk kelompok ini.
Tapi bukan itu saja melan iyang berada di samping randi, melihat mereka berdua saling balas senyum, membuat dia sedikit cemburu dengan mengatakan sesuatu denga suara kecil di mulutnya
“dasar buayak”
………….
Lokasi berpindah ke area perlombaan pertama yaitu pemburu anggrek.
Terlihat randi yang berdiskusi dengan sari dan siti memberi sedikit arahan untuk mereka, sebelum pertandingan di mulai.
Setelah itu randi kemabli ke tempat yang lain duduk menunggu perlombaan yang akan segera di mulai.
Randi pun duduk di sebela melani yang duduk di posisi paling samping dari kelompoknya.
“ehmm…ya….boleh aku minta maaf”
Perkataan itu keluar dari mulut randi di saat di samping melani.
Melani yang masih melihat kedepan hanya menjawab
“minta maaf untuk apa”
Randi yang berwajah tidak semangat itu, mulai menghela nafas.
“haaaa…. Maaf karena sudah membuat mu murung kemarin”
Melani yang mendengar perkataan itu tertawa kecil
“pfftt….hi.. hi”
Sambil menutupi, mukanya dengan lutut dan lengan yang melingkar di lututnya, suara tawa yang kecil tapi terkesan menertawai sesuatu
“eh.. jangan tertawalah, buat malu saja”
Randi yang mukanya sedikit memerah itu mulai menjulurkan kakinya kedepan dan meletakkan tanganya kebelakang untuk menahan badanya. Yang di sandarkan kebelakang.
“becanda kok, hii,, hi,… kenapa juga kamu harus minta maaf, aku tidak maksa kamu ikut juga kok”
‘tidak memaksa ikut?, bukanya dia jadi cemberut ya karena aku menolak ikut kemarin, ini salah satu kebiasaan cewek yang sudah tidak bisa di lawan’
Sambil melihat melani dengan wajah binggung
“ya sudah aku tarik kembali saja perminta maafnya dan aku ubah jadi terimakasih sudah mengajak ku”
Melani yang mendengar perkataan randi langsung tesipu malu di balik muka yang dia tutupi dengan lutut dan lenganya tadi,
Perlahan wajahnya di miringkan kearah randi yang sedang melihat kedepan, wajah yang sudah terlihat itu berbicara,
“terimakasih kembali”, dengan senyum yang biasa dia berikan kepada randi, senyum tanpa maksud apapun senyum yang terlihat bebas, yang biasa di sebut senyum ala melani.
Randi yang mendengar itu memindahkan pandanganya ke arah melani yang sedang tersenyum, dan tercengang dengan kelembutan yang tercipta dari senyuman nya itu
‘senyum ala melani kembali’, suara hati randi berkata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments