Randi paham dan mencoba memberi jawaban kepada yang lain.
“mungkin lain kali ya, benar kata sari lebih baik kita pulang aja sekarang, istirahat untuk agenda besok, dan mel aku harap dirimu langsung pulang aja hari ini, dirimu belum pulang dari pagi lo”
Melani yang mendengar perkataan randi hanya mengalihkan pandanganya dan terlihat sebal dengan jawaban randi.
“yang lain gimana, kalian mau balik juga kah”
Melani mencoba membujuk yang lain,
“kami tidak ikut, dirimu aja, kami lelah mau pulang”
Jawaban datar dari Ar membuat ekspresi melani semakin merasa dirinya di cuekin sekali.
“ayo mel kita aja, biarkan mereka pulang, kenapa juga kita harus ajak mereka”
Arby terlihat kesal dengan semua orang selain melani dan dinda yang sudah dari awal niatnya mau cari makan bareng.
“ayo dinda, kami duluan ya, selamat ber istirahat”
Melani berjalan ke arah motor dinda yang cukup jauh dari parkiran tempat mereka berdiri.
Dinda yang awalnya hanya melihat interaksi mereka yang ada di lokasi, mengalihkan pandangannya kepada Randi, secara reflek randi pun ikut memandanginya.
Tatapan dinda seperti orang yang sedang melihat jauh kedalam jati diri seorang, bukan hanya melihat tampilan luarnya saja, setelah dia merasa cukup memandangi randi, dia berjalan menuju arah melani melangkah tadi,
Riko dan deki pun berjalan menuju motor mereka, sambil mengatakan
“Randi, sari, dan Ar, kami duluan ya!”
Setelah deki pamitan, Arby yang motornya di dekat area mereka berbincang, menghidupkan motornya, dan mulai menjalankan motornya, setlah mendekati lokasi randi, Ar dan sari, dia mengatakan…
“bagus, tetap sadar diri ya ketua”
Setelah mengatakan itu dia langsung tancap gas ke arah melani dan dinda yang sudah di motornya.
Sari yang mendengar ucapan Arby terlihat kesal dan langsung melirik dua orang di sampingnya,
“apa kalian tidak kesal dengan orang yang seperti itu”
Randi dan Ar hanya memandangi sari yang kesal dan setelah pergi menuju motor mereka masing – masing, sebelum melangkah lebih jauh, Ar berhenti sejenak dan mengatakan kepada sari
“tidak perlu kesal, orang bodoh seperti dia itu banyak di dunia ini, yang tidak sadar betapa buruknya topeng yang mereka kenakan sekarang”
Setelah itu Ar berjalan ke arah motorya yang parkir sedikit lebih jauh dari motor mereka.
“wibu!, nungguin apa kamu, ayo kita berangkat”
Randi yang sudah menaiki motornya perlahan memasang helm dan menghidupkan motornya.
“iya iya, tapi aku bukan wibu, dasar aneh”
Sari berlari kearah motor randi dengan malasnya……..
Sepanjang jalan di motor sari bertanya tanya kenapa randi hanya diam di katakan begitu oleh Arby, karena randi malas menanggapi randi hanya gas motor biar sampe kelokasi motor sari di bengkel.
Sampainya di bengkel, sari langsung menuju kasir dan membayar biaya motornya, dan mulai menaiki motornya, dan berhenti di samping randi
“terimakasih ya wibu”
“ya, ya, makasih kembali wibu”
Randi yang hendak langsung jalan di stop kan dengan perkataan sari, dia ingin bertanya masalah tadi lagi
“sebelum pergi jawab sekali aja Ran, kenapa dirimu biarkan Arby seenaknya begitu sih, orang – orang seperti dia tu kalo di biarkan bakal ngelunjak lo, dirimu tidak kasian melani di dekati cowok seperti itu”
Pembicaraan yang di sertai emosi kesal di lampiaskan kepada randi yang hanya dia di rendahkan oleh anggota kelompoknya sendiri
“oh sekarang dirimu menjelek – jelek kan dia, padahal tadi pagi di saat kita pemilihan ketua kelompok, dirimu setuju saja cowok seperti dia, menjadi ketua kelompok (cerita ini ada di BAB 3)”
Sari yang mendengar randi berkata begitu merasa jengkel dan malu, karena benar yang dikatakan randi, awalnya dia setuju arby yang jadi ketua kelompok tetapi malah sekarang dia yang menjelek jelek kannya, karena sari jadi tambah kesal mengingatnya, sari langsung tancap gas motornya, dan pergi menjauh dari randi.
Randi yang melihat itu hanya bisa tersenyum dan berkata di dalam hatinya
‘dia orang baik, dasar wibu’
Menurut randi orang yang berani marah kepada orang lain karena merendahkan orang itu merupakan sosok orang baik yang tidak akan berfikir dia lebih baik dari pada orang lain, karena marah untuk orang lain membutuhkan kekuatan yang lebih dari pada yang dapat kita lihat dengan mata.
……………….
………
Susana sunyi di malam hari, suara jangkrik berbunyi bunyi, kipas angin yang berputar memberikan udara sejuk di dalam ruangan kamar itu, terlihat seorang pemuda sedang duduk di depan meja, sambil menuliskan sesuatu yang ingin dia coba dengan layar hologram yang berisi Quest, yang datangnya tanpa di ketahui,
“jadi kita mulai uji coba dengan kekuatan aneh ini”
Randi menarik nafas panjang dan menghembuskanya keluar
“lihat Quest satu”
Muncul layar hologram di hadapannya, dengan bentuk yang sama dengan yang dia lihat pagi tadi, bentuk Questnya muncul dan terlihat ada sedikit berbeda, yaitu ada tanda persen di poin keberhasilan dan kegagalan.
“wah ada yang berbeda, kalo di baca lagi di depan point keberhasilan ini, telihat angka 60%, sedangkan di depan kegagalan ada 40%. Jadi ini hitungan keberhasilan untuk menyelesaikan Quest ini.
Randi mulai menyentuh pipi kanannya menggunakan jari telunjuknya, dan menggaruk garuk pipinya dengan pelan, ini adalah gaya randi saat berfikir dengan serius
‘jadi ada kemungkinan 40% kegagalan, sepertinya untuk mendapatkan hasil yang maksimal aku juga harus melakukan perjuangan yang maksimal, dan muncul quest - quest pendukung seperiti yang ku alami hari ini, yaitu Quest menunjuk wibu sebagai pengurus tanda pengenal dan juga Quest membersihkan noda kecap dari pipih melani’
Di saat di berfikir seperti itu tiba – tiba dia merasa malu sendiri dan berguling guling di atas kasurnya
“waaaa!!.....” sambil menutup wajahnya dengan bantal guling dan bergerak kekiri dan kenanan secara cepat. Disebut berguling bolak balik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments