BAB 4 : Perkenalan

“sebelum kita memulai diskusi untuk memenangkan peringkat pertama kelompok terbaik dalam Ospek besok,

sebaiknya kita mengenal sesama kelompok, ayo berkenalan”. Dengan semangat gamenya Randi memperjelas di awal dengan tangan yang di angkat setengah ke atas untuk memberi semangat kepada yang lain.

Suasana ruangan yang awalnya diam - diam dan sedikit ribut karena bisikan – bisikan orang yang awalnya di sebabkan karena pemilihan ketua kelompok yang secara membuat orang lain menjadi takut untuk mengekspor dirinya sendiri.

Randi pun menyatukan kedua tanganya yang saling bergenggaman dan mulai berbicara lagi,

“kita mulai dari wakil cantik kita yang ada di sebelah kiri saya dan di teruskan kepada yang lain secara berkelanjutan”

Pandangan orang orang memperhatikan melani dengan senyuman tipis di setiap senyuman mereka, seperti

ingin mengatakan cie-cie di perkenalkan cowoknya ni, saat itu melani merasa salah tingkah sendiri dengan perkataan Randi tersebut, dengan wajah yang juga malu-malu yang memerah di setiap pipinya, mulai berdiri dan menarik nafas dan mengeluarkanya.

“iya terimakasih kepada ketua kita, sudah mempersilahkan saya untuk memperkenalkan diri. Perkenalkan nama saya Melani Natasya, saya di tunjuk sebagai wakil ketua dalam kelompok ini, sekian dari saya, saya ucapkan terimakasih.”

Melani pun kembali duduk dengan melirik randi yang masih berdiri, mata dengan lirikan cuek tersebut memperhatikan ketua kelompok yang masih berdiri untuk mendengar perkenalan yang lain.

Randi pun merasakan ada yang melihatnya, mata pun melirik kearah sampingnya dan teryata melani yang

ketahuan sedang melirik, langsung memalingkan matanya kedepan dengan cepat, Randi hanya terlihat kebigunggan dan tidak mempedulikannya.

“perkenalkan nama saya siti, senang bertemu dengan kalian”. Cewek dengan rambut panjang sebahu yang memiliki badan yang cukup berisi.

“perkenalkan nama ku toni aku teman SMA siti, terimakasih”. Lelaki dengan badan yang tegas tapi agak pendek dan juga kumis tipis yang sedikit mencolok.

“ perkenalkan nama aku Buhanna, semisalnya kalian mendangar kata – kata ku sedikit kasar tolong di maafkan, aku berasal dari daerah Medan, orang batak, jadi suara dan nada bicara ku sedikit lebih kasar di telinga kalian. Terimaksih”. Cowok dengan kulit ke coklatan yang memiliki tubuh dengan tinggi rata rata di sini. Sungguh penuh semangat kata-kata keluar darinya.

“perkenalkan nama ku Arbi wilantara, aku ahli di bidang olahraga, tepatnya lebih fokus ke permainan putsal, mohon kerja samanya ketua”. wajah tampan tubuh tinggi dan putih, badan yang bagus dari seorang pecinta olahraga. Dengan tatapan sombong dia memperkenalkan diri sambil melihat Randi. Pergerakkan tangannya saat memperkenalkan diri seperti orang yang ingin tebar pesona kepada cewek – cewek di ruangan  ini.

“perkenalkan nama ku tedy, terimakasih.” Singkat padat dan jelas dengan wajah datar tampan putih dengan tubuh sedikit lebih pendek.

“perkenalkan nama saya Sari Ulfah, senang berkenalan dengan kalian, mohon bantuanya untuk kedepanya”. Wanita berhijab yang muncul di (BAB 3), dengan pakaian syar’i beridiri dengan percaya diri dan penuh senyum di bibirnya. Seperti gambaran orang yang penuh semangat atau orang yang cukup percaya diri.

“perkenalkan nama ku Alerius Deki, ayo jadikan kelompok kita menjadi yang terbaik!!”. Tiba lagi seorang yang penuh semangat, cowok dengan tinggi dan tubuh sedikit besar dari Randi, berkulit putih dan semangat yang cukup tinggi untuk kelompok ini.

“nama saya Lesiana. K, Senang bertemu yang lain dan mohon bantuanya”, wanita cantik dengan kaca mata dan rambut yang diikat di belakang, yang sudah pernah muncul di (BAB 3) sebelumnya, putih mulus dengan mata sipitnya, seperti darah campuran dan bukan olang lokal. Setelah berdiri dan perlahan kembali duduk ke kursi yang ada di belakangnya, sambil melihat randi yang berdiri di sampingnya yang ikut melihatnya juga, karena tugas ketua kelompok memperhatikan setiap orang yang memperkenalkan diri. Dengan senyum di bibirnya, mengakhiri perkenalan anggota kelompok tersebut, dan mengibaratkan kepada randi untuk giliranya untuk berbicara.

dengan senyuman di pipi Randi, untuk membalas senyum dari orang yang memperkenalkan diri di sampingnya,

membuat randi sedikit malu dan salah tingkah sedikit. Melani yang memperhatikan itu di samping randi berfikir ‘dasar buaya betina’. Kepada lesiana.

“ya terimakasih kepada teman-teman sudah memperkenalkan dirinya masing-masing” denga senyum dan tatapan yang tenang randi menyatukan tanganya kembali di depan tubuhnya untuk melanjutkan pembicaraan.

Tetapi yang ada dipikiran nya saat ini bukan sesuatu yang dapat dia ucapkan sekarang.

‘apa yang kulakukan, kenapa aku setegang ini, apa yang harus ku sampaikan lagi ke hadapan mereka semua ini, aku ingin duduk, aku tidak ingin di pandangi semua orang, rasanya sangat memalukan.’

Jiwa gamernya yang mengambil alih tadi seketika sirna karena di buat terpesona oleh cewek yang di samping tadi,

lesiana berhasil menghilangkan ketenangan randi yang awal tidak peduli dengan sekitarnya karena menjalankan quest untuk membimbing kemenangan pada kelompok ini. Tapi ternyata ketenangannya sudah berhenti karena dia tersadar bahwa saat ini dia berada di depan orang – orang. Sebagai mengingatkan kembali, dia hanya

mahasiswa biasa yang tidak pandai bergaul, dan merasa malu dan takut melakukan sesuatu.

Susana ruangan menjadi senyap, semua memperhatikan Randi yang diam dan belum berbicara lagi.

‘ayo anggap ini game, anggap ini game, kau pasti bisa randi, jangan mempermalukan dirimu sendiri yang

percaya diri mengajukan diri menjadi ketua keompok ini, ayo susun strategi dan kumpulkan semua info yang dirimu dapat dan satukan semua itu.

Randi yang awalnya berdiri, kemabali duduk dan tidak mengatakan sesuatu lagi, orang-orang terheran dan memperhatikanya, dan ada juga suara-suara kecil yang berkata, apa yang kita lakukan, ketua gimana, apa selanjutnya.

Randi perlahan mengeluarkan buku dan pulpen dari dalam tasnya untuk melakukan sesuatu. Dengan wajah yang

awalnya menunduk dan perlahan  diangkat keatas, duduk dengan rapi dan memegang pulpen di tangan kananya dan buku yang terbuka di hadapanya, tarikan nafas terdengar darinya.

“huuuu…., ayo kita mulai dengan diskusi”.

Randi berbicara dengan senyum yang di pakasakan dengan tangan yang siap menulis di kertas. Keringat dingin pun perlahan keluar dari tubuhnya.

Terpopuler

Comments

✨Mohammad Yusuf✨🐾🌀🎏

✨Mohammad Yusuf✨🐾🌀🎏

Okay deh Thor

2022-09-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!