“ayo kita mulai dengan apa yang akan kita lakukan, apa yang kita butuhkan, dan apa nama kelompok kita”
Randi memberikan beberapa bahan untuk di diskusikan, tetapi tidak akan berjalan dengan lancar, karena mahasiswa baru adalah siswa yang baru lulus dari SMA, keterbukaan siswa terhadap diskusi sangat jarang, pengeluaran opini adalah hal terberat yang bisa di bicarakan bagi siswa yang baru lulus, karena mahasiswa baru butuh untuk beradaptasi di lingkungan baru, pembelajaran baru, teman baru, dan orang – orang baru, tetapi tidak sedikit juga orang yang sudah terbiasa dengan suasana seperti ini yang selalu ingin tampil dan memberi pendapat.
Pada zaman masih di bangku SMA randi sudah sering mengalami kegiatan diskusi dan lain-lain, karena
dia termasuk anak yang aktif di sekolah, tapi sifatnya yang pemalas dan kesibukannya di rumah, menyebabkan dia jarang untuk berkomunikasi dengan siswa di kelasnya, malah kadang di jauhi karena tidak tahu topik obrolan dan jarangnya berkumpul atau bermain dengan orang-orang atau teman – temannya , yang menyebakan sifatnya yang tidak peduli dengan orang lain tertanam sampai sekarang.
Terlihat ada tangan yang di angkat ke atas, tanda dia ingin bertanya, atau ingin menyampaikan sesuatu,
‘permisi Randi, sepertinya yang harus kita diskusikan terlebihdulu lakukan sebaiknya menciptakan yel yel,
dan gerakan untuk tampil di depan kelompok lain, dan juga untuk tanda pengenal kita di suruh untuk membuatnya sendiri, kalau tidak salah”.
aku memperhatikan dengan serius apa yang di jelaskan oleh Sari, karena aku tidak sadar bahwa di pengumuman
sebelumnya, pembuatan kelompok sudah diumumkan, apa yang perlu di siapkan dan apa yang di butuhkan untuk kegiatan perkelompok ini, aku tidak memperhatikan itu pada hari pertama ospek. Itu di sebabkan aku terlalu banyak berfikir tentang apa yang ku alami kemarin tentang Quest….yang tiba – tiba muncul di hadapanku.
“teman-teman maaf ya (dengan sedikit tersenyum), sepertinya aku tidak mencatat yang di umumkan kemarin”
Dari sampinya, wakil cantik dan imut memberikan buku kepada randi dengan tangan yang menyela rambutnya melewati telinga, karena mengganggu saat dia inigin menjelaskan sesuatu kepada ketua kelompok.
“ini Ran ada diriku catat yang di arahkan panitia kemarin di ruangan. kita di minta membuat yel-yel yang seru, dan memperisapkan kartu tanda pengenal, pita berwarna yang akan di tentukan oleh nama kelompok kita, seluruh nama kelompok juga sudah diriku catat tinggal kita memilih yang cocok untuk kita dan semoga tidak sama dengan
kelompok lain”.
Ia pun menerangkan dengan perlahan sambil menahan rambutnya yang mengganggu, dengan di selipkan di atas
telinga dan di tahan dengan tangan kirinya.
Aku pun dapat melihat dengan jelas wajah miliknya yang sangat dekat itu, karena tidak di tutupi oleh rambut yang berada disebelah kirinya. Ini merupakan sesuatu yang baru bagiku
Mata ku saat itu tidak melihat buku catatan yang di berikannya kepadaku dan di letakkan di mejaku, aku saat itu hanya fokus memperhatikan dia yang menjelaskan kepadaku apa yang di jelaskan oleh panitia untuk diskusi kelompok hari ini,
Aku mendengar dengan sangatbaik apa yang di jelaskan olehnya tetapi pandanganku tidak berhenti untuk
menatap dirinya. Ternyata selama ini seorang cewek yang dari awal mengajakku berbicara di awal masuk ospek dan juga cewek yang diriku selamatkan di hari itu juga sangat manis, mataku yang sudah lama tertutup ini karena tidak ada yang menurutku perlu untuk dibuka pada dunia yang disebut perkumpulan dan pertemanan maupun hubungan pasangan. Dan untuk saat ini dunia itu secara langsung menghampiri ku.
‘apa dia selama ini semanis itu, padahal aku sudah beberapa kali bertemu dan berbicara dengan nya dan aku
seperti mengalihkan pandangan ku untuk melihat wajahnya, tetapi sekarang aku dengan jelas melihat wajahnya ternyata sangat manis, tidak menurutku ini sangat menawan.’
“ehem….” Suara batuk yang di sengaja itu meruntuhkan atmosfir yang randi bangun untuk memperhatikan cewek
yang ada di sampingnya lebih lama.
“ketua ayo kita diskusi kan yel yel seperti apa yang kita butuhkan”. suara batuk dan kata kata itu diucapkan oleh Arbi lelaki yang tebar pesona tadi, sepertinya dia kesal dengan susanan yang diriku dan melani lakukan.
Aku juga cukup berterimakasih karena sudah menyadarkan ku dari zona nyaman tersebut kepadanya, tetapi ada sedikit rasa kesal karena mengganggu diriku di saat seperti itu.
“ok terimakasih, dari yang sudah di jelas oleh melani tadi, yang pertama yang kita bahas adalah pembuatan yel-yel, aku sudah memirkirkanya bahwa pembuatan yel-yel ini mungkin tidak akan efektif kalo kita diskusikan, jadi bagi yang punya bakat bernyanyi atau yang sedikit paham nada dan juga kreatif siapa di sini”.
Randi berbicara kepada semua memberikan arahan yang menurutnya harus di lakukan.
Suasana hening terjadi di ruangan itu, tidak ada yang memberi masukan, ataupun mengajukan diri. Randi
yang melihat itu mengela nafas dan mencoba menjelaskan lagi.
“ok mungkin kalian tidak paham maksud ku tadi, jelasnya aku butuh satu orang untuk menjadi kordinator untuk yel-yel, setelah kita menentukan kordinatornya, semua orang di ruangan ini akan membuat yel-yel nya sendiri dan mengirimkannya ke kordinator, setelah itu aku dan kordinator untuk yel-yel ini akan diskusikan yel-yel yang bagus dan mengkombinasikanya menjadi yel-yel kita, menurutku itu adalah cara terbaik di bandingkan menyerahkan ke 1 orang atau memperdebatkan yel-yel yang bagus seperti apa.”
Randi menjelaskan dengan menggerakkan tangan seperti sedang melakukan pidato, dengan wajah tidak bersemangat dia menjelaskan kepada teman – temannya tetapi terdapat sedikit keaseriusan untuk berbicara
seperti itu, untuk membuat anggota yang lain bisa berkerja bersama dan tidak mengandalkan 1 orang saja.
Orang orang di ruangan itu melihat satu sama lain dan tidak memberi tanggapan apapun….
“ok karena tidak ada yang bersedia aku akan tunjuk sendiri, ini sebuah resiko karena tidak ada yang berani mengajukan pendapatnya, jadi kalian tidak memiliki hak untuk menolak siapa yang ku tunjuk, karena dari pada tidak ada diskusi sama sekali lebih baik beri satu orang tanggung jawab supaya kalian juga ikut berfikir”.
Randi menegaskanya dengan nada yang sediki arogan karena dia sudah sering melalui kegiatan begini, dan kalo di biarkan akan menjadi kan diskusi yang sia-sia saja.
Semuanya tidak ada yang memberi pendapat dan malah ada yang terang terangan bermain handphone di depan
semua. Randi yang sedikit kesal, walaupun raut wajahnya tidak berubah sedikit pun,
masih datar dan terlihat tidak semangat.
“ok kalau tidak ada, aku akan…..”
Sebelum randi selesai berbicara, ada tangan yang di angkat dan dia mengucapkan sesuatu
“Ran biar aku aja, aku mungkin sedikit paham dengan nada”.
Ternyata yang mengangkat tangan tersebut adalah melani yang ada di sisinya. Randi yang melihatnya tidak
sedikitpun terkejut, karena dia sejak awal niatnya ingin menunjuk melani sebagai kordinator untuk menyeleksi yel-yel yang akan di buat oleh anggota lain.
“ok”…..kata oke keluar begitu saja singkat datar dan jelas.
‘ya mau bagaimana pun aku niatnya ingin memilihmu, setidaknya aku ingin lebih menikmati waktu bersamamu’
Sudah sejak awal dia hanya memikirkan menunjuk melani dan ternyata terjadi, keberuntungan yang di perhitungkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
✨Mohammad Yusuf✨🐾🌀🎏
lanjut Thor cerita yah
2022-09-27
0