Mahasiswa Quest

Mahasiswa Quest

BAB 1 : Quest

Aku terbangun dari tempat tidurku dengan sebuah layar hologram atau sistem layar seperti di dalam game,

layar hologram tersebut bertuliskan Quest, dengan huruf yang cukup besar ditengah tengah layar holoram tersebut.

Setelah memperhatikan hologram itu sekitar tiga puluh detik, muncul tulisan yang cukup banyak di dalamnya yang berisi, (datang kekampus pukul 07.00 pagi, keberhasilan : anda akan terhindar dari kemarahan panitia ospek di kampus dan anda juga akan mendapatkan sebuah roti yang di siapkan panitia bagi yang datang lebih awal. Kegagalan : jika kedatangan anda tidak tepat waktu, anda akan di marahi oleh panitia dan senior di kampus dan di bentak – bentak, serta tidak akan mendapatkan sebuah roti gratis untuk menganjal perut anda pada pagi hari ini).

Tulisan tersebut tidak membuatku terkejut, karena di pikiran ku ini hanya mimpi, aku pun kembali membaringkan

tubuh ku ke kasur dan melanjutkan tidurku.

Karena diriku sebelumnya melanjutkan tidurku, aku terlambat datang ke campus pagi hari itu, diriku pun di bentak - bentak dan di marahi di depan peserta lain. Datang terlambat adalah kebiasaan ku, aku tidak terlalu peduli dengan perkataan senior, aku akan mengikuti aturanku sendiri.

Aku adalah mahasiswa baru di perguran tinggi ini, nama ku Randi, Randi Padrian, hari ini adalah hari pertama kami mahasiswa baru di kumpulkan untuk di beri arahan tentang perguruan tinggi ini.

Senior masih memberi arahan untuk kegiatan ospek di depan kami semua yang berjumlah kurang lebih tiga ratus mahasiswa baru, terdengar suara cewek di samping ingin mengatakan sesuatu kepadaku.

“bagaiman rasanya pagi-pagi sudah di marahin panitia, hi hi hi”

cewek tersebut mengajakku berbicara, mungkin karena dia bosan dengan pengarahan yang di lakukan oleh panitia,

dan dia melampiaskan kebosananya kepadaku.

“emang kamu tidak di marahin juga apa”

aku pun membalas perkataannya tadi, dengan tidak mengarahkan pandanganku kearahnya, hanya cukup menjawab perkataannya dengan tatapan kedepan.

“kami yang kedatanganya lebih awal di beri roti oleh panitia, kamu saja yang pemalas datang awal”

cewek itu membalas perkataan ku dengan nada sombong dengan sedikit bumbu candaan. Aku tetap tidak mengarahkan pandanganku kepada cewek itu, tetapi perkataan cewek itu mengganggu pikiranku, diriku pun diam sejenak dan memikirkan apa yang telah aku alami tadi pagi dengan mimpi yang memperlihatkan sebuah layar hologram berupa sistem yang tiba-tiba muncul di hadapanku, yang aku pikirkan itu hanyalah halusinasi yang tercipta dari ketidak sadaranku di saat tidur.

Selagi memikirkan apa yang terjadi, secara tiba – tiba muncul layar hologram di hadapanku, layar tersebut mirip dengan yang ada di mimpiku,

“eh…. apa ini !”

aku mengeluarkan suara yang cukup keras, semua mata memandang kearahku yang berada di barisan pertengahan pada kumpulan mahasiswa baru tersebut, tapi beruntungnya aku senior yang berada di depan tidak terlalu mendengarnya, hanya orang orang di sekitar ku yang mendengarnya,

‘apa ini ?, apa orang lain tidak dapat melihat apa yang aku lihat ini’

aku pun menoleh kan kepalaku ke arah kanan dan ke arah kiri untuk mengecek apakah ada yang melihat layar hologram yang ada di hadapanku ini.

Setelah memperhatikan sekitar, tidak ada yang seperti memperhatikan layar hologram yang ada di depanku, layar hologram tersebut bertuliskan kata Quest dengan cukup besar di tengah tengah layar yang berukuran seperti buku tulis yang berukuran panjang, yang biasa di gunakan oleh anak sekolah, ya mahasiswa juga.

Setelah satu menit berlalu, layar hologram tersebut seperti terbuka dan memunculkan lebih banyak tulisan. Tulisan tersebut berisi.

‘Quest : (izin lah ke pada panitia untuk pergi ke toilet dan selamatkan murid cewek yang sedang di ganggu senior di dekat toilet wanita, dimulai 30 menit dari sekarang, keberhasilan : anda akan mendapatkan teman pertama dikampus dengan cewek tersebut dan juga dengan anda pergi ke toliet menyelamatkan anda dari panggilan panitia untuk maju ke depan menjelaskan apa yang baru di jelaskan tadi. Kegagalan : jika anda

tidak pergi ke toilet anda akan di minta panitia untuk maju kedepan dan menjelaskan apa yang sudah di jelaskan oleh senior kampus, tapi karena kamu tidak mendengarkan arahan dan penjelasan senior, anda akan gugup dan tidak bisa apa - apa di depan semua orang dan akan di tertawakan dan di marahi oleh senior tersebut).’

‘serius?, tulisannya panjang sekali, tapi apa benar apabila tidak ke toilet aku akan di minta maju kedepan, tapi setelah aku pikirkan ulang aku juga ingin membuktikan, apa benar ada mahasiswa baru cewek di toilet yang sedang di ganggu oleh senior.’

aku pun berfikir selama 10 menit masih terlalu awal untuk memastikan tentang yang terjadi pada cewek yang di jelaskan oleh Quest tersebut.

Suasana ruangan sedang bersemangat dan juga ada lagu yang di nyanyikan oleh panitia, karena suasana lagi semangat aku pun menoleh ke arah samping kanan diriku dan tidak ada cewek yang awalnya berbicara denganku. Aku pun menoleh ke belakang dan tak menemukan cewek tersebut ‘sepertinya cewek yang berada di sebelahku sudah lama tidak di sini?, apa dia ke toilet?, eh toilet?.’

Pikiran ku langsung memikirkan tentang Quest dan layar hologram yang kulihat tadi.

‘quest nya!, apa benar ini sesuai dengan layar hologram itu.’ Terlihat sedikit tegang.

‘bagaimana cara untuk melihat layar hologram itu lagi, setelah aku selesai membaca semuanya layar hologram

tersebut secara otomatis menghilang tanpa ku sadari, apa itu hanya halusinasi?’

Terlihat Randi dengan wajah yang terlihat binggung dengan tangan yang diletakkan di area mulut seperti gaya orang berfikir, dia ingin mencoba untuk pergi ke toilet untuk memastikan apa benar yang di katakan Quest tersebut.

‘aku akan mencoba pergi ke toilet dan membuktikannya sendiri’,

Aku pun berjalan ke arah belakang dan menemui senior yang menjaga barisan belakang mahasiswa baru ini.

Sambil menundukkan sedikit kepala berjalan di ke ramaian aku pun meminta izin ke panitia tersebut untuk izin pergi ke toilet.

“permisi bang saya mau pergi ke toilet, di sebelah mana ya bang toilet cewek dan toilet cowok” dengan wajah

ragu ragu aku memberanikan diri untuk bertanya ke panitia tersebut.

“untuk toilet cewk dan cowok itu searah,  di sebelah sana jadi kamu tinggal lurus setelah itu belok kanan pintu pertama itu toiletnya cewek, yang kedua itu toilet cowok, apa kamu paham” dengan tangan sambil menunjukkan

arah lokasi tersebut, panitia tersebut menjelasakn dengan santai

“terimakasih bang, saya paham, permisi dulu ya bang”, Dengan senyum lega aku pamit dengan panitia tersebut.

“ya, sana cepat, kalo lama kamu bakal di hukum”

ancaman pun mulai keluar dari mulut panitia tersebut, ya apapun yang kita lakukan pasti akan di marahi karena ospek merupakan ajang bagi senior untuk tampil sok keren atau sok marah di depan kami, ya aku sedikit paham tentang yang beginian jadi menurutku sudah biasa.

Sebelum sampai di belokan ke arah toilet, aku mengintip ada beberapa senior yang sedang bergerombol

mengerumuni seseorang di depan toilet cewek, jumlah mereka sekitar 5 orang dan 1 mahasiswa baru di pojok yang di kerumuni oleh senior tersebut.

Bentuk tubuh senior yang berada di sana cukup besar dan cukup tinggi, mahasiswa baru yang terlihat sedang di kepung oleh senior itu terlihat berbadan lebih rendah dariku sedikit, tapi di mataku dia terlihat kecil di depan senior – senior itu.

Aku memperhatikan lagi dengan seksama ternyata yang di kerumuni itu adalah cewek yang mengajakku berbicara

di awal aku duduk di barisan mahasiswa baru.

Dengan tenang aku berjalan kearah senior tersebut, langkah kakipun terengar oleh para senior tersebut, tatapan tajam mengarah ke diriku seperti mengatakan, jangan lihat kami ke toilet saja sana, tatapan itu seperti memaksa ku untuk menghiraukan kumpulan senior itu, tetapi aku tak bisa diam dan berhenti di dekat para senior itu.

“mi..misi bang saya diminta oleh panitia untuk me..memanggil cewek yang sudah ke tolet dari tadi itu dan membawanya kembali ke aula”

Tatapn marah terpancar dari para senior itu dan membuat ku sedikit ketakukan yang membuat ku ragu ingin menatap mata mereka, cewek itu pun melihat ke arah ku dengan mata yang ingin mengatakan, tolong bantu aku.

Dengan wajah cemas dan mata yang terlihat meminta pertolongan, membuat hatiku atau jiwa pahlawanku keluar dengan sendirinya.

Dengan respon tersebut aku dengan cepat menarik tangan cewek itu sambil mengatakan

“ayok kita kembali, panitia sudah menunggu kita”

segera aku ingin membawa cewek itu pergi dari situasi mencekam itu tapi para senior itu menghentikan ku.

“berhenti kamu, siapa yang suruh kamu pergi, begitu cara menghormati senior ahh!”

Dengan sombong mereka berbicara masalah menghormati, sambil berjalan ke arah ku mereka mencoba

memasang wajah marah dan wajah minta di hormati. Terlihat di wajah mereka yang di penuhi oleh rasa hormat yang berlebihan, Aku pun menarik nafas panjang dan mengatakan.

“maaf ni bang ya, abang – abang ini bukan panitia kan jadi tidak punya hak untuk memperlambat kami di

sini, jadi saya permisi.”

Dengan wajah tenang aku mengatakan kata kata yang terlihat keren itu, tetapi di dalam hatiku

‘apa yang aku katakan….mati aku…..malunya……aku pengen cepat balik ke ruangan’

Senior yang mendengar perkataanku tersebut terlihat jengkel, dan mulai mengeluarkan emosi penolakan dari kata kata ku tersebut.

“ohh emang kenapa kalo kami bukan panitia udah pandai ngelawan ya, baru mahasiswa baru saja sudah berani ngomong begitu depan senior”

Situasi ini membuatku merasa kan intimidasi dari senior tersebut yang secara naluri dia seperti mengatakan, kamu tidak akan balik ke ruangan dengan cepat dan biarkan cewek itu disini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!