BAB 14 : Aneh

Pandanganku semakin gelap……terdiam berdiri mematung dan tidak bericara sedikitpun,

Di saat arby ingin meletakkan tangan miliknya untuk merangkul melani, seketika tanganya di tepis oleh sari yang tiba – tiba datang menghalau, tangan arbi dari belakang melani.

Arbi yang melihat itu memandangi sari dengan tatapan kesal. Sedangkan sari menatap dengan mata yang cukup marah dengan tingkah arby.

Tapi semua ia sembunyikan dengan senyumnya yang menghampiri kearah cewek – cewek itu dan saling bercanda dengan mereka membawa suasana gembira di sana dan menghiraukan Arby yang ada di belakang melani, yang hanya bisa mendengar dan menyimak mereka dari belakang.

Sari tidak memberi celah untuk Arby ikut dalam pembicaraan cewek – cewek itu, sari memiliki alasan untuk melakukan itu, sepertinya.

Randi yang dari tadi hanya melihat hitam dan gelap, seakan mataya mulai mereda dan perlahan pengelihatanya menjadi normal, walau pandaganya yang mereda tetapi hatinya masih tertusuk oleh perkataan Arby sebelunya.

Randi pun mundur dan duduk sejenak di kursi yang ada di belakangnya, menghirup segarnya udara taman dan menghela nafasnya secara perlahan.

Terlihat sari yang sudah selesai bericara dengan mereka cewek – cewek. setelah itu meninggalkan mereka melangkah kearah randi yang sedang duduk  menatap kearah langit dengan pikiran yang kosong di matanya.

Pandangan randi mulai menggelap, langit yang cerah tertutupi oleh sebuah kepala gadis berkerudung, itu adala sari, dia menatap randi dengan kesal.

randi yang juga menatap ke arahnya  perlahan memulai pembicaraan.

“ada apa sar, aku lelah ingin istirahat sebentar”

Sari yang mendengar rengekan randi makin kesal dengan tingkahnya yang tiba – berubah karena perkataan orang lain, sari sedikit mendengar perkataan Arby, karena di saat Arby mengatakan sesuatu ke pada randi, sari tepat berada di sampingnya karena mereka baru selesai membagikan pita dan tanda pengenal.

Jadi sari mengetahui niatnya arby untuk menjatuh kan randi dan mendekati melani secara bersamaan, dengan insting wibunya sari dapat mengetahui ada yang spesial antara randi dan melani, karena di lokasi itu yang terlihat hanya menggunakan pakaian kemeja putih yang di pakai dalam kegiatan ospek, itu terdengar lucu tapi sari dapat mengerti itu, berarti semenjak setelah ospek mereka pergi bersama, menghabiskan waktu bersama, sebelum pertemuan kelompok dan ada lagi disaat pemilihan mereka terlihat sangat dekat. Dengan firasat wibunya sari dapat

mengerti itu semua hanya dengan melihat.

Menonton anime bukan sebuah kesalahan tapi sebuah pencarian informasi dari sudut pandang yang berbeda dari orang lain, dari anime yang bergenre romance dapat di simpulkan sekarang lagi ada masalah pada randi.

“hei ran, yang di butuhkan seseoarang itu bukan fisik maupun penampilan yang menarik untuk berteman, tetapi sebuah perasaan tulus yang tercurahkan kepada seseorang yang menerima sisi buruk mauapun sisi baik seseorang, itu yang di maksud dengan berteman”

randi yang mendengarnya sudah sangat paham tapi tetap tidak merubah perasaan randi untuk sekarang, mungkin?.

“jadi?, kalimat anime apa yang dirimu kutip tadi, rasanya aku pernah mendengarnya”

Sari yang mendengar merasa kesal sekaligus malu dengan perkataan randi

“udahlah ran, malas dah”

Sambil ingin pergi dari tempat randi

Perlahan randi berdiri dan merenggangkan pinggangnya.

“santai wibu, aku becanda kok, ayo kita mulai latihan, dirimu sama sekali belum mulai berlatih kan”

Sambil berjalan melewati sari, randi berjalan menuju teman teman lain, yang sedang berkumpul di bagian tengah taman.

“dasar orang aneh, wibu”

Dengan sedikit tersenyum sari mengikuti di belakang randi………

…………

Latihan mereka pun selesai, semuanya sudah menampilkan yang terbaik untuk hari ini, randi pun membubarkan semuanya, dan masin masing segera pulang,

“mel dirimu pulang dengan siapa, ada bawa motor?

Arby yang sedang berjalan bersama melani

“aku tidak ada motor, jadi aku akan pulang sama dinda hari ini”

Melani menjelaskan sambil melirik kekiri dan kekanan mencari keberadaan kelompok Bekantan

“dinda?” Arby binggung

“iya dinda yang tadi dari kelompok Bekantan”

Melani menjelaskan kepada Arby.

Setelah semuanya berjalan pulang randi mengikuti dari belakang, menurutnya kewajiban ketua adalah memperhatikan anggotanya bukan meninggal mereka dan duluan melangkah pulang.

Yang jelas sari juga ikut di belakang karena butuh di antar kembali ke motornya yang berada di bengkel.

“jadi bagaimana, sudah paham sama yel yel dan gerakan kita tadi”

Randi bertanya kepada sari, karena dia yang paling sedikit latihan di bandingkan dengan yang lain, sari yang mendengarnya terlihat tidak senang sambil memegang kedua tali ranselnya.

“ya belum lah, tapi nanti aku coba latihan di rumah lagi, karena tujuan kelompok kita ingin jadi kelompok terbaik kan?.”

Randi yang mendengarnya tersnyum kecil seperti sedang meremehka nya , dan berjalan dengan sedikit lebih cepat darinya.

“apaan siih usil sekali”

Setelah berjalan keluar taman, sampai lah di parkiran, terlihat ada beberapa orang yang menunggu di parkiran, terlihat ada melani, dinda (belum kenal), Ar, Riko (belum kenal), deki dan Arby.

Sampainya di parkiran, “yo” randi menganggkat tangannya tanda memberi salam kepada Ar

“yo” Ar juga seperti itu mengangkat tanggannya dan memberi salam”

Randi melihat kearah melani dan mengeluarkan suaranya dengan datar tanpa ada semngat di dalamnya

“belum pulang ya”

“belum, kita pulang bareng aja, atau mau cari makan dulu sebelum balik kerumah masing - masing”

“Ooh” tanggapan yang singkat dari randi

Ar yang tanpa basa – basi langsung memotong dan berbicara kepada Randi

“ran sebelumnya, ni perkenalkan mereka dari anggota Bekantan, satu anggota dengan ku”

Sambil menunjuk kearah lelaki tinggi dan agak kurus dengan gaya rambut, sedikit ikal yang di sisir ke sebelah kiri.

“dia riko, nama panjangnya riko siswantoriko” perkenalan dari Ar yang datar

Riko mengajak berjabat tangan dengan randi, randi pun menjabat tangannya juga

“ya aku riko, aku ketua dari kelompok Bekantan, dirimu ketua dari Kelompok deki kan”

Wajah yang cukup bersahabat dan tidak memiliki niat apapun terpancar di dalam senyumnya yang ramah di hadapan randi.

“wah terimakasih, iya diriku ketua kelompok Pongo, kelompoknya deki”

Randi membalas senyum ramah milik riko dengan senyum yang setengah setengah.

“riko itu satu daerah dengan diriku ran kami sama sama orang B*ngkayang”

Deki menjelaskan hubungan yang dia miliki dengan ketua kelompok Bekantan.

“wah keren, kalian satu daerah?”

randi terlihat terkesima dengan mereka berdua, itu terjadi karena randi sendiri tidak memiliki teman yang satu daerah denganya, karena dia yang tidak akrab lagi dengan temannya yang satu daerah denganya.

“ran bagaimana, mau bareng tidak, kalian semua juga, kita makan sama – sama aja sebelum kita pulang”

Melani memandang ke arah randi, seperti ingin bertanya bagaimana mau ikut atau bagaimana, sorot matanya seperti ingin mengatakan itu.

Randi menoleh ke samping dan bertanya dan memandangi sari yang ada di sampingnya.

Sari yang paham arti pandangan randi mulai menjawab

“kalian aja ran, setelah aku ambil motor aku langsung balik aja, takut nanti jadi kemalaman”.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!