BAB 13

...Hatimu tempatmu berlabuh, jiwaku menemukanmu di ujung pencarianku...

...~Arjuna Bramantyo~...

🍊🍊🍊🍊

Satu Minggu kemudian

Udara sore ini terasa dingin. Saking dinginnya terasa ke pori-pori kulit. Dira menarik selimut. Bawaan hamil membuatnya sering mengantuk apalagi dengan udara sedingin menusuk tulang.

Udara dingin ini efek satu minggu ini Jakarta di terpa hujan yang tak kunjung berhenti. Subuh hujan, siang sampai sore pun masih hujan. Sesekali memandang ke samping, ranjang yang kosong karena hanya dia sendiri di kamar.

"Mas Juna kok belum pulang, ya?" tanya nya dalam hati.

Dira tadinya ingin menghubungi Juna yang katanya ada pertemuan dengan kliennya. Masih terhubung dengan jabatan sebagai bos pabrik teh di Lembang. Sebagai seorang istri dia hanya bisa mendukung apa yang akan di kerjakan suaminya.

Namun yang bikin Dira dongkol suaminya tidak pergi sendiri, melainkan bersama Maria, sekretarisnya. Tadi kata Arjuna, awalnya Tio yang akan menemaninya. Tapi karena Ayu tidak mau di tinggal, maka Maria lah yang menggantikan.

Dira membuka selimut, lalu turun dari tangga. Dilihatnya rumah begitu sepi. Tak ada siapapun disana. Dira membuka kamar Vira. Sejak Dira pulang, Vira kembali menempati kamar lamanya. Sementara rumah Dira dan Juna sekarang di kontrakkan.

Vira juga tak ada di tempat. Dira menebak kalau Vira belum pulang dari kampus. Diliriknya jam dinding di kamar Vira. Masih menunjukkan pukul 4 sore. Tapi kenapa sang adik tidak pulang padahal sekarang musim hujan.

ting tong...

Suara bel rumah berbunyi. Dira dengan santai berjalan menuju pintu utama. Dia juga penasaran siapa yang datang ke rumahnya sore-sore begini. Sebelum membuka pintu, Dira melihat tamunya di monitor.

"Delia?" batin Dira.

"Tumben dia kesini ada apa ya?" masih dalam membatin.

Dira langsung membuka pintu. Seramah mungkin dia menyambut tamunya. Apalagi ternyata Delia tidak sendiri. Dia bersama Rian.

"Dira..." Delia langsung memeluk sahabatnya.

"Kamu apa kabar, Del?"

"Alhamdulillah baik, bagaimana kuliah kamu,Ra. Katanya kamu ngambil S2 di kampus swasta, ya? kenapa nggak ambil negeri aja sih." Delia terus mencerocos sambil masuk ke rumah tanpa instruksi si pemilik rumah.

Dira menoleh ke arah Rian. Seakan minta penjelasan atas sikap Delia.

"Nanti aku jelaskan," bisik Rian.

"Ra, ..." Delia berdiri mematung ketika netranya terhenti pada sebuah photo besar.

"Iya,.."

"Jadi kamu dan kak Juna ..." Delia memegang dadanya. Rasanya sesak sekali melihat photo itu. Seperti belati yang menusuknya berkali-kali.

"Bukannya kamu sudah tahu?" Dira masih belum paham dengan yang terjadi pada Delia. Kenapa Delia mempertanyakan pernikahannya dengan Arjuna.

"Bi, ..." panggil Dira.

"Iya, non." jawab bibi

"Tolong buatkan minum untuk mereka ya?"

"Baik, non."

"Satu lagi,Bi. tolong buatin dimsum isi kornet ya. Lagi kepengen nih?"

"Buatnya gimana,non. Bukannya non Dira yang sering bikin dimsum?"

"Bibi kan tahu, masuk dapur saja aku sudah mual. Gimana mau masaknya."

"Oalah, Lanang ini." bibi cekikikan mendengar keluhan Dira akibat ngidamnya.

"Bisa kita bicara?" Rian sedari tadi hanya jadi kambing congek antara Dira dan si bibi.

Rian dan Dira duduk di teras rumah. Sambil menunggu si bibi membawakan kudapan untuk tamunya.

"Tolong jelaskan sama aku, kenapa Delia seperti itu. Dia bersikap seolah masih single. Padahal sudah menikah. apa yang terjadi, Rian?" Dira duduk menghadap Rian.

"Sebelumnya maaf kalau kedatangan aku dan Delia mengganggu aktivitasmu. Ini karena Delia hanya ingat yang terjadi beberapa tahun silam. Dia bahkan tadi menanyakan kenapa tinggal dengan aku, bahkan menanyakan kedua orangtuanya."

"Langsung to the point saja Rian."

"Delia mengidap...." Rian mencoba menarik nafas.

"Alzheimer." sambungnya.

Dira mengatupkan kedua tangannya. Kaget dengan yang dialami sahabatnya. Ada rasa empati yang dirasakannya. Dira memandang Delia yang asyik melihat kebun bunga milik mama Dewi.

"Tante Dewi kemana, Ra?" tanya Delia yang berbaur dengan Rian dan Dira.

"Mama pergi bersama kak Feri. Malam ini kak Feri mau melamar kak Mayka, kakaknya kak Meyra." jelas Dira.

"Loh, jadinya poligami dong. Nikah dua beradik."

"Del, Kak Meyra sudah meninggal lima tahun yang lalu."

"Iyakah, kok kamu nggak ngabarin? Eka dan Ayu juga nggak cerita. Gimana sih kalian sama aku berita seperti ini nggak di kasih tahu."

"Oh ya, Eka sudah nikah belum sama Wandi. Kamu kan tahu dulu Eka sempat di jodohkan dengan kakakku."

"Mereka sudah menikah, Ra. Malah sudah punya anak." jawab Dira.

"Nah, kan mereka menikah pun nggak ada kabari aku. Kalau aku tahu kan bisa pulang dari London."

"Kamu juga, Ra. Kenapa kamu nggak bilang kalau sudah nikah sama kak Juna. Kenapa kamu tega nusuk aku dari belakang, Ra. Kamu kan tahu kalau aku..."

"Sebelum aku nikah sama kak Juna, kamu yang lebih dulu menikah dengan Rian, Del. Jadi ngapain kak Juna menunggu wanita bersuami. Sebelum kamu nikah sama Rian, kalian sudah putus." suara Dira terdengar lantang.

"Dira!" Rian tidak suka cara Dira bicara pada istrinya.

"Maaf, Rian. Aku bicara seperti ini sebagai seorang istri yang ingin melindungi rumah tangganya. Kamu tahu kan kalau Delia sangat terobsesi dengan suamiku. Jadi wajar aku mengingatkan Delia sebagai posisinya saat ini."

"Tapi Delia itu sedang sakit. Jadi mohon pengertiannya."

Dira tersenyum kecut. Apakah penyakit bisa jadi pembelaan. Dira menggeleng. Dia tidak setuju dengan pemikiran pendek Rian.

"Aku juga mohon pengertian juga dari kamu, Rian. Kalau memang Delia sakit kamu harus berusaha mengobati penyakitnya. Bukan menuruti keinginannya. Kamu itu suami, kepala rumah tangga. Harusnya kamu yang membimbing Delia. Bukan menuruti keinginannya."

"Aku tidak sakit,.Dira. Aku sehat, kenapa kalian bilang aku sakit." Delia menengahi pembicaraan panas antara Rian dan Dira.

"Sekarang saya minta kalian keluar dari rumah. Tolong saya mohon." Dira merasa kepalanya sedikit pusing.

"Rian, sepertinya Dira pucat sekali. Tolong bantu dia." kata Delia.

Dira merasa susah meneruskan jalannya. Rian langsung mengangkat tubuh Dira dan membawanya ke kamar.

"Non Dira kenapa?" Bibi kaget melihat Dira di gendong.

"Kak Dira kenapa? apa yang kalian lakukan pada kakakku." suara Vira terdengar lantang melihat dua orang yang dia benci.

"Apa yang kalian lakukan pada kakakku?" Vira kembali mengulangi ucapannya.

"Sekarang saya minta kalian pergi dari sini. Sebelum kesabaran saya habis. Bisa-bisanya kalian melakukan ini sama kakakku. Terutama anda nona Delia, masih untung kakak saya tidak menuntut kamu buat masuk penjara. Karena semua yang kakak saya alami andalah dalangnya." amuk Vira.

"Maksud kamu apa?" Delia bingung kenapa dia yang di salahkan.

"Vira... Vira ... tolong nanti akan saya jelaskan." Rian mencoba menenangkan Vira sudah terlanjur emosi.

Rian menarik Vira menjauh dari Delia. Tentu saja dia akan menjelaskan soal penyakit yang diidap istrinya.

Setelah menjelaskan pada Vira, Rian pun meminta maaf pada Vira.

"Apapun penyakitnya, bukan jadi alasan kalian menyakiti orang lain. Dan maaf, saya minta tinggalkan rumah ini sekarang juga."

Cinta adalah bagian hidup setiap insan yang bernyawa. Salah satu penyelarasan kehidupan yang kekal dan abadi.

Cinta itu ibarat rumah. Kenapa di sebut sebagai rumah. Karena kita menemukan kenyamanan di dalam. Demi cinta banyak hal yang harus di pertaruhankan. Persahabatan, persaudaraan, keluarga dan juga masa depan.

Persahabatan akan kekal kalau saling mendukung satu sama lain. Disini cinta akan bekerja bagaimana sebuah hubungan bisa kuat. Sebagai makhluk sosial, tidak ada manusia yangbisa benar-benar hidup sendirian. Selain keluarga, kehadiran sahabat bisa menjadi hal yang membahagiakan, mengusir sepi, bahkan menjaga kesehatan mental. Namun, untuk bisa mendapatkan manfaat tersebut, kamu perlu menjalin persahabatan yang sehat.

Itulah yang dialami Dira, Delia, Ayu dan Eka. Persahabatan yang mereka bina terbelah karena satu sosok. Delia dan Arjuna terlibat perjodohan. Sementara seiring waktu cinta itu pun tumbuh antara Dira dan Juna. Ayu sebagai adik Arjuna tentu saja berada di pihak sang kakak. Dimana Ayu tahu hati Juna memang terarah oleh Dira. Sementara Eka merasa Dira adalah pengkhianat, kenapa begitu? karena yang dia tahu Juna cinta sama Delia.

BEBERAPA JAM SEBELUMNYA

Juna saat ini berada di sebuah resto kecil. Sesuai janji dengan klien yang akan berkerjasama dengan pabrik teh nya. Bersama Maria yang di tugaskan mendampingi atasannya. Meskipun saat berangkat harus ada drama rengekan istrinya. Juna paham segitu cemburunya Dira pada Maria. Mungkin karena Dira tahu, Maria pernah mendekati Juna saat SMA.

"Mas, kamu nggak lama kan?" tanya Dira saat berangkat.

"Paling semalam." jawab Juna sambil tersenyum.

"Semalam?" Dira melototi suaminya. Juna sudah bisa menebak reaksi istrinya.

Dira nampak terkejut " Sama siapa? Maria?"

"Kak Maria sayang, dia itu diatas kamu, lo."

"bodo!"

"Sayang, kamu kalau cemberut makin cantik." Juna menjentik hidung istrinya.

"Ada maunya pasti ngomongnya manis."

"Emang sama siapa lagi aku bisa bicara manis? ya sama kamu lah sayang. Kamu kan istriku."

"Hemmm... tapi kamu kenapa harus sama kak Maria. kenapa tidak sama Tio?"

"Kamu sama ayu tuh sama. Tio aja nggak boleh jauh-jauh dari istrinya. Bisa ngambek si ayu kalau Tio nggak nurut. Karena Ayu tinggal hanya berdua sama Tio. Apalagi dia juga lagi hamil. Makanya nggak di bolehin pergi jauh."

"Maaf, mas. Saya cuma takut Maria itu mau goda kamu. Saya merasa dia suka sama kamu, mas. Seperti cinta lama belum kelar."

"Tapi aku kan nggak pernah cinta sama dia dari dulu. Aku cintanya sama ...."

"Sudah, mas. Nggak perlu di jelaskan." Dira malas kalau nanti endingnya Juna malah mengenang Delia.

"Kamu tahu, sayang. Kalau aku sudah berjanji tidak akan pernah aku ingkari. Kalau aku sudah mencintai seseorang tidak akan pernah aku lepaskan. Pegang janjiku." Juna meletakkan tangannya di dada Dira.

"Mas, aku ikut ya?" Arjuna mengerutkan dahinya.

"Maaf, sayang kamu di rumah saja. Kamu kan lagi hamil."

"Bukannya ibu hamil harus banyak aktivitas. Bosan mas, aku di rumah saja. Sejak hamil kekantor pun nggak boleh. Kadang cuma setengah hari malah disuruh pulang."

"Sayang, aku nggak lama kok abis ashar aku pulang." Juna masih mengeluarkan jurus meyakinkan istrinya yang posesif.

Juna pun tetap berangkat. Meskipun di penuh drama ngambek istrinya. Terlihat tatapan Dira yang pasrah saat suaminya sudah meninggalkan pelataran rumah.

PT. Bramantyo menggandeng perusahaan PT. Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) mengembangkan bisnis perkebunan teh. Kerja sama itu diperkuat dengan penandatanganan Nota Kesepahaman tentang pengelolaan Kebun Pangheotan di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.

Kedua perusahaan sepakat bekerja sama dalam hal pendampingan perbaikan pabrik teh hijau serta penjualan teh hitam dengan target produksi harian sebesar 5 hingga 7 ton dengan target penjualan sebesar Rp 300 juta per bulan. Adapun untuk mencapai target tersebut, kedua perusahaan akan menanam investasi sebesar Rp 5 miliar.

"Semoga kerjasama ini diharapkan mampu memberikan perbaikan kinerja bagi kedua belah pihak dan perbaikan kesejahteraan ribuan pemetik teh,” ucap Pak Sudarsono.

"Iya, sama-sama, pak. Saya senang anda mau berkerjasama dengan perusahaan kecil seperti kami. Semoga dengan semua ini bisa menguntungkan bagi kedua pabrik." jawab Juna.

Juna duduk berdampingan dengan Maria. Sepanjang proses pembicaraan antara Juna dan Sudarsono, Maria terus memandang lelaki yang pernah mengisi hatinya. Meskipun bertepuk sebelah tangan.

Aku tidak tahu apa yang aku rasakan salah atau tidak. Yang pasti setiap di dekat Juna, jantungku serasa copot. Bukan dia suka marah-marah, tapi kharisma dalam dirinya. Sosok lelaki yang sempat ingin kulupakan. Sosok lelaki yang dulu selalu buat aku betah memandangnya. Saat itu dia ketua OSIS dan aku sekretarisnya. Kemana-mana kami selalu bersama-sama.

"Maria,"

Cara dia menyapaku saja sudah bikin aku melambung. Ya Allah, bagaimana ini, kalau aku harus masuk UGD karena pesonanya, tidak apa-apa. Hitung-hitung sebagai pengorbanan perjalanan cinta. Aku tahu dia sudah punya istri. Tapi tetap saja, aku tidak bisa mengendalikan degup jantungku saat bersamanya.

"Maria,"

Maria langsung tergagap saat Juna menepuk bahunya. Dunia khayalannya runtuh seketika.

"Iya, pak."

"Kamu tolong gantikan saya sebentar. Saya mau angkat telepon opa Han dulu."

"Baik, pak."

Juna berjalan menjauh dari jangkauan Maria dan kliennya. Setelah menjauh dari mereka, Juna pun menelepon balik opa Han.

"Iya, opa ada apa?"

"Juna, apa kamu punya photo anaknya Heru?" tanya opa Han di seberang.

"Ada opa. Emang kenapa? opa mau menjodohkan mereka lagi? tadi katanya kak Feri dan mama sudah mempersiapkan buat lamaran kak Mayka."

"Cepat kamu kirim. Opa harus mencegah mereka. Tadi ada penyelidikan, dari cctv rumah kalian. Terlihat bahwa sebelum Meyra terkena drop, Mayka datang menemui adiknya. Sepertinya ada keterlibatan Mayka dalam meninggalnya Meyra."

"Astaghfirullah, sampai segitunya?"

"Iya, Juna. Makanya ini harus di cegah."

"Iya, opa aku tidak mau kak Feri sampai salah pilih. Karena aku tahu siapa yang Feri cintai."

"Nanti kita bahas lagi. Sekarang kamu kirim photo anaknya Heru."

Juna dan opa Han menutup komunikasi mereka. Setelah mengirimkan photo Tina pada opa Han. Juna kembali ke meja berkumpul lagi bersama Maria dan Sudarsono.

Setelah dua jam mereka menyelesaikan urusan kerja. Tuan Sudarsono ternyata menunggu istrinya datang. Beliau menawarkan makan siang pada Juna dan Maria. Tentu saja keduanya mengiyakan permintaan klien sebagai penghormatan.

Juna merasa gawainya bergetar. Dahinya mengernyit saat melihat siapa yang menelepon.

"Assalamualaikum, Vira."

"Waalaikumsalam, kak. Kakak masih sibuk?" tanya Vira di seberang sana.

"Tidak. Ini sudah makan sore bareng klien. Ada apa Vira? Dira sehat-sehat saja kan?" Entah kenapa Juna ingin menebak sendiri. Karena biasanya Vira menghubunginya sedang darurat saja.

"Kak bisa pulang?"

"Ada apa?"

"Kak Dira pingsan."

"Kok bisa? padahal tadi baik-baik saja."

"Panjang ceritanya. Pokoknya kakak pulang ya? Mama dan kak Feri sudah berangkat ke tempat kak Mayka."

"Baik. kakak akan segera pulang." Juna menutup komunikasinya dengan adik iparnya.

Setelah berpamitan pada Sudarsono dengan alasan kondisi kehamilan istrinya. Juna pun meninggalkan Resto. Hanya saja dia tidak mengajak Maria. Juna tidak lupa memberi ongkos buat naik grab pada Maria.

Mobil yang di kendarai Juna akhirnya sampai di rumah mertuanya. Tanpa basa-basi dia langsung naik keatas melihat kondisi istrinya. Selama dalam perjalanan relung kecemasan selalu melanda. Tak ingin terjadi sesuatu pada sang pujaan hati.

Ceklek!

Juna membaur ke ranjang tepat di samping istrinya. Lelaki itu tak hentinya memeluk, mengecup pipi dan bibir istrinya. Dira yang sudah lumayan sadar hanya tersenyum meskipun wajahnya sangat pucat.

"Mas,"

"Sebenernya ada apa, sayang? apa yang membuat istriku ini sampai drop?"

"Mas, aku mau tanya?"

"Silahkan, sayang." tangan Juna mengelus pucuk rambut istrinya.

"jika ada orang dari masa lalu mu datang. Apa yang kamu lakukan. Jika mereka menuntut janji yang belum mas penuhi, apa yang mas lakukan?"

"Jika itu terjadi, aku tidak akan goyah sayang. Masa lalu biarlah berlalu. Kamulah masa depanku saat ini.

Percaya padaku Medhira Utami. Itu tidak akan terjadi, tidak akan ada yang bisa menggeser kamu di hatiku. Selamanya."

Dira merasakan genggaman tangan suaminya begitu kuat. Sesaat Ia disuguhkan dengan wajah tampan pria yang telah sah menjadi suaminya selama Dua bulan itu. Wajah keduanya semakin mendekat dengan tatapan yang semakin lekat. Tangan wanita itu pun tak ragu lagi merayap di kulit wajah Juna yang putih dan bersih, semakin dekat hingga bibir tipis itu mulai menembus rongga mulut yang terbalut kumis tipis nan menggelikan itu.

Walaupun diriku tak bersayap. Kau harus percaya. Kuakan terbang bawa dirimu, tanpa takut dan ragu.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

top markotop 👍

2023-05-15

0

Shopia Asmodeus

Shopia Asmodeus

udah aku Fav kak

2022-11-02

0

BidadariBumi BidadariBumi

BidadariBumi BidadariBumi

banyak bab dari sayembara jodoh. di sini ..

2022-11-02

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1
2 BAB 2
3 BAB 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 BAB 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 BAB 12
13 BAB 13
14 BAB 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 BAB 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 BAB 21
22 BAB 22
23 BAB 23
24 BAB 24
25 BAB 25
26 BAB 26
27 BAB 27
28 BAB 28
29 BAB 29
30 BAB 30
31 BAB 31
32 BAB 32
33 BAB 33
34 BAB 34
35 BAB 35
36 BAB 36
37 BAB 37
38 BAB 38
39 BAB 39
40 BAB 40
41 BAB 41
42 SAYEMBARA JODOH ( TAMAT)
43 BAB 42
44 BAB 43
45 BAB 44
46 BAB 45
47 BAB 46
48 MENDADAK MISKIN NOVEL BARU
49 BAB 47
50 BAB 48
51 BAB 49
52 BAB 50
53 BAB 51
54 BAB 52
55 BAB 53
56 BAB 54
57 BAB 55
58 BAB 56
59 BAB 57
60 BAB 58
61 BAB 59
62 BAB 60
63 BAB 61
64 BAB 62
65 BAB 63
66 BAB 64
67 BAB 65
68 BAB 66
69 BAB 67
70 BAB 68
71 BAB 69
72 BAB 70
73 BAB 71
74 BAB 72
75 BAB 73
76 BAB 74
77 BAB 75
78 BAB 76
79 BAB 77
80 BAB 78
81 BAB 79
82 BAB 80
83 BAB 81
84 BAB 82
85 BAB 83
86 BINGKAI CINTA UNTUK SARMILA
87 BAB 84
88 BAB 85
89 BAB 86
90 BAB 87
91 BAB 88
92 BAB 89
93 BAB 90
94 BAB 91
95 BAB 92
96 BAB 93
97 BAB 94
98 BAB 95
99 BAB 96
100 BAB 97
101 BAB 98
102 BAB 99
103 BAB 100
104 BAB 101
105 BAB 102
106 BAB 103
107 BAB 104
108 BAB 105
109 BAB 106
110 BAB 107
111 BAB 108
112 BAB 109
113 BAB 110
114 BAB 111
115 BAB 112
116 AFTER ONE NIGHT IN LONDON
117 BAB 113
118 BAB 114
119 BAB 115
120 BAB 116
121 BAB 117
122 BAB 118
123 BAB 119
124 BAB 120
125 BAB 121
126 BAB 122
127 BAB 123
128 BAB 124
129 BAB 125
130 BAB 126
131 BAB 127
132 BAB 128
133 BAB 129
134 BAB 130
135 BAB 131
136 BAB 132
137 BAB 133
138 BAB 134
139 BAB 135
140 BAB 136
141 BAB 137
142 BAB 138
143 BAB 139
144 BAB 140
145 BAB 141
146 BAB 142
147 BAB 143
148 BAB 144
149 BAB 145
150 BAB 146
151 BAB 147
152 BAB 148
153 BAB 149
154 BAB 150
155 BAB 151
156 BAB 152
157 BAB 153
158 BAB 154
159 BAB 155
160 BAB 156
161 BAB 157
162 BAB 158
163 BAB 159
164 BAB 160
165 BAB 161
166 BAB 162
167 BAB 163
168 BAB 164
169 BAB 165
170 BAB 166
171 BAB 167
172 BAB 169
173 BAB 170
174 BAB 171
175 BAB 172
176 BAB 173
177 BAB 174
178 BAB 175
179 BAB 176
180 BAB 177
181 BAB 178
182 BAB 179
183 BAB 180
184 BAB 181
185 BAB 182
186 BAB 183
187 BAB 184
188 BAB 185
189 BAB 186
190 BAB 187
191 BAB 188
192 BAB 189
193 BAB 190
194 BAB 191
195 BAB 192
196 BAB 193
197 BAB 194
198 BAB 195
199 BAB 196
200 BAB 197
201 BAB 198
202 BAB 199
203 BAB 200
204 BAB 201
205 BAB 202
206 BAB 203
207 BAB 204
208 BAB 205
209 BAB 206
210 BAB 207
211 BAB 208
212 BAB 209
213 BAB 210
214 BAB 211
215 BAB 212
216 BAB 213
217 BAB 214
218 BAB 215
219 BAB 216
220 BAB 217
221 BAB 218
222 BAB 219
223 BAB 220
224 BAB 221
225 BAB 222
226 BAB 223
227 BAB 224
228 BAB 225
229 BAB 226
230 BAB 227
231 BAB 228
232 BAB 229
233 BAB 230
234 BAB 231
235 BAB 232
236 AFTER WEDDING ( PANJI DAN ECHA)
237 BAB 233
238 NOVEL BARU: FAJAR UNTUK EMBUN
239 RADAR cinta Andara
Episodes

Updated 239 Episodes

1
BAB 1
2
BAB 2
3
BAB 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
BAB 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
BAB 12
13
BAB 13
14
BAB 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
BAB 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
BAB 21
22
BAB 22
23
BAB 23
24
BAB 24
25
BAB 25
26
BAB 26
27
BAB 27
28
BAB 28
29
BAB 29
30
BAB 30
31
BAB 31
32
BAB 32
33
BAB 33
34
BAB 34
35
BAB 35
36
BAB 36
37
BAB 37
38
BAB 38
39
BAB 39
40
BAB 40
41
BAB 41
42
SAYEMBARA JODOH ( TAMAT)
43
BAB 42
44
BAB 43
45
BAB 44
46
BAB 45
47
BAB 46
48
MENDADAK MISKIN NOVEL BARU
49
BAB 47
50
BAB 48
51
BAB 49
52
BAB 50
53
BAB 51
54
BAB 52
55
BAB 53
56
BAB 54
57
BAB 55
58
BAB 56
59
BAB 57
60
BAB 58
61
BAB 59
62
BAB 60
63
BAB 61
64
BAB 62
65
BAB 63
66
BAB 64
67
BAB 65
68
BAB 66
69
BAB 67
70
BAB 68
71
BAB 69
72
BAB 70
73
BAB 71
74
BAB 72
75
BAB 73
76
BAB 74
77
BAB 75
78
BAB 76
79
BAB 77
80
BAB 78
81
BAB 79
82
BAB 80
83
BAB 81
84
BAB 82
85
BAB 83
86
BINGKAI CINTA UNTUK SARMILA
87
BAB 84
88
BAB 85
89
BAB 86
90
BAB 87
91
BAB 88
92
BAB 89
93
BAB 90
94
BAB 91
95
BAB 92
96
BAB 93
97
BAB 94
98
BAB 95
99
BAB 96
100
BAB 97
101
BAB 98
102
BAB 99
103
BAB 100
104
BAB 101
105
BAB 102
106
BAB 103
107
BAB 104
108
BAB 105
109
BAB 106
110
BAB 107
111
BAB 108
112
BAB 109
113
BAB 110
114
BAB 111
115
BAB 112
116
AFTER ONE NIGHT IN LONDON
117
BAB 113
118
BAB 114
119
BAB 115
120
BAB 116
121
BAB 117
122
BAB 118
123
BAB 119
124
BAB 120
125
BAB 121
126
BAB 122
127
BAB 123
128
BAB 124
129
BAB 125
130
BAB 126
131
BAB 127
132
BAB 128
133
BAB 129
134
BAB 130
135
BAB 131
136
BAB 132
137
BAB 133
138
BAB 134
139
BAB 135
140
BAB 136
141
BAB 137
142
BAB 138
143
BAB 139
144
BAB 140
145
BAB 141
146
BAB 142
147
BAB 143
148
BAB 144
149
BAB 145
150
BAB 146
151
BAB 147
152
BAB 148
153
BAB 149
154
BAB 150
155
BAB 151
156
BAB 152
157
BAB 153
158
BAB 154
159
BAB 155
160
BAB 156
161
BAB 157
162
BAB 158
163
BAB 159
164
BAB 160
165
BAB 161
166
BAB 162
167
BAB 163
168
BAB 164
169
BAB 165
170
BAB 166
171
BAB 167
172
BAB 169
173
BAB 170
174
BAB 171
175
BAB 172
176
BAB 173
177
BAB 174
178
BAB 175
179
BAB 176
180
BAB 177
181
BAB 178
182
BAB 179
183
BAB 180
184
BAB 181
185
BAB 182
186
BAB 183
187
BAB 184
188
BAB 185
189
BAB 186
190
BAB 187
191
BAB 188
192
BAB 189
193
BAB 190
194
BAB 191
195
BAB 192
196
BAB 193
197
BAB 194
198
BAB 195
199
BAB 196
200
BAB 197
201
BAB 198
202
BAB 199
203
BAB 200
204
BAB 201
205
BAB 202
206
BAB 203
207
BAB 204
208
BAB 205
209
BAB 206
210
BAB 207
211
BAB 208
212
BAB 209
213
BAB 210
214
BAB 211
215
BAB 212
216
BAB 213
217
BAB 214
218
BAB 215
219
BAB 216
220
BAB 217
221
BAB 218
222
BAB 219
223
BAB 220
224
BAB 221
225
BAB 222
226
BAB 223
227
BAB 224
228
BAB 225
229
BAB 226
230
BAB 227
231
BAB 228
232
BAB 229
233
BAB 230
234
BAB 231
235
BAB 232
236
AFTER WEDDING ( PANJI DAN ECHA)
237
BAB 233
238
NOVEL BARU: FAJAR UNTUK EMBUN
239
RADAR cinta Andara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!