Tuhan,
Di hari ini aku cuma minta satu keinginan.
Lindungilah suamiku di mana pun dia berada.
Lindungilah dia dari marabahaya yang akan mengancam nyawanya.
Lindungilah dia dari orang-orang yang tidak menyukainya.
Lindungilah dia dari wanita yang ingin menguasai dirinya.
Tuhan,
Di hari ini dia sudah menjadi lelaki yang terbaik dalam hidupku.
Di saat ini hanya dia yang selalu ada dalam doaku.
Semoga aku selalu ada dalam doanya.
Terimakasih Tuhan, saat ini usianya sudah semakin bertambah.
Kamu memberikan kami hadiah terindah di bulan pertama pernikahan.
Hadiah yang akan kami jaga seumur hidup.
Hadiah yang dinanti semua pasangan.
Mas, selamat ulang tahun.
Semoga panjang umur sehat selalu.
Kamu tahu sayang? Kamupun adalah hadiah terindah yang Tuhan kirimkan untukku, malaikat tak bersayapku, lelaki hebatku, lelaki yang setia menemaniku dalam perjalanan panjang berliku.
Juna membaca surat yang ditulis istrinya. Kata-kata Dira yang menjadi penyemangat hidupnya. Netranya beralih ke jalanan besar, dimana saat ini dia sedang pegang kendali kendaraan beroda empat.
Surat itu disimpannya di dalam kantong mobil. Baginya surat itu sebagai jimat untuk memberinya semangat dalam melakukan aktivitas. Sambil bersenandung mengikuti lagu yang terputar di radio mobilnya.
Setangkai anggrek bulan
Yang hampir gugur layu
Kini segar kembali
Entah mengapa
Bunga anggrek yang kusayang
Kini tersenyum berdendang
Bila engkau berduka
Matahari tak bersinar lagi
Hatiku untukmu
Hanyalah untukmu
Kuserahkan
Dan ku dambakan
Dirimu dewiku
Permata hatiku
Kubayangkan
Di setiap waktu
Bagai embun pagi hari
Bunga bunga segar lagi
Berkembang harapan hati
Hari bahagia menanti
Sosok Dira yang menjadi penyemangat hidupnya saat ini. Membuatnya termotivasi menjadi lelaki yang lebih baik dari sebelumnya. Mungkin ada yang bilang dia terlalu bucin. Tak masalah, toh faktanya memang begitu. Juna tersenyum sendiri saat mengingat perjuangannya mendapatkan Dira. Dan harus mengikis perasaan seseorang yaitu, Delia.
Perjalanan menuju ke kantor yang biasa bisa di tempuh 30 menit saja. Kini terasa lebih cepat, tak sampai 30 menit mobil pun sudah bertengger di depan PT. PUTRA NUSA.
Salah satu satpam kantor pun menyapanya dengan ramah. Siapa yang tidak kenal Arjuna, seorang manajer yang supel, mau bergaul dengan siapa saja. Seorang lelaki muda yang datang ke kantor pakai mobil jadul. Banyak karyawan perusahaan yang tidak menyangka kalau Arjuna sekarang adalah menantu ibu Dewi Savitri, pemilik perusahaan tersebut.
Juna turun dari Ayla dan berdiri mematung di depan gerbang. Satpam kantor pun mendekati lelaki itu.
"Mas Juna apa kabar?" tanya satpam dengan akrab. Bukan sok akrab, tapi memang mereka saling mengenal baik.
"Pak Sapto, Alhamdulillah saya sehat wal Afiat. Pak Sapto apa kabar?" Juna tanya balik.
"Alhamdulillah, mas. Saya sehat wal Afiat. Mas Juna kesini ada urusan apa?"
Salah satu rekan sesama satpam menyenggol lengan Sapto. Sayangnya Sapto menganggap kode rekannya hanya iseng belaka. Merasa tidak perlu menjawab, Juna pun meninggalkan dua satpam tersebut.
"Kamu ini gimana, sih? itu tadi menantu Bu Dewi, atasan kita."
Sapto mencelos. Dia baru tahu kalau Arjuna sekarang adalah menantu atasannya. Selama ini dia tak pernah melihat Juna dengan perempuan lain. Yang dia tahu Juna sering bersama Dira, salah satu staf perusahaan itu.
"Aku kira mas Juna pacaran sama mbak Dira. Staf kantor ini. Abis kemana-mana berdua."
Rekannya hanya menepuk jidatnya. Dia lupa memberi tahukan lelaki itu. Kalau Dira adalah anak dari
"Sapto! mbak Dira itu anaknya Bu Dewi. Iya memang dulu Dira sempat jadi Karyawan kecil di sini. Tapi kan nggak lama Bu Dewi mengakui kalau Dira itu anaknya."
"Kayaknya aku ketinggalan berita, ya." ujar Sapto sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Rekannya itu hanya manyun. "Untung kamu nggak cegat mas Juna tadi. Kalau kamu kayak gitu, bisa tamat riwayat kita."
Sapto tersenyum, yang dia tahu selama ini Juna orang seperti itu. Tapi entah juga kalau sudah menjadi menantu bos.
"Saya kenal mas Juna sebelum kamu kerja disini. Dia orangnya baik dan nggak sombong."
"Semoga,ya. Kadang orang yang sedang diatas berubah sifatnya. Dari sosok yang sederhana sekarang nggak mau berbaur orang yang pernah bersama saat di bawah."
"Tapi Sutrisno, mas Juna nggak seperti itu. Percaya sama saya. Buktinya tadi dia nyapa saya, padahal dia sudah jadi menantu bos kita. Jadi jangan disamaratakan." jelas Sapto.
"Yasudah. Mending kita kerja lagi. Tuh, sepertinya ada tamu" Tresno menunjuk salah satu kendaraan sedang melihat di gerbang kantor.
Juna berjalan memasuki lift kantor. Untuk ukuran manajer penampilan Juna termasuk sederhana. Mungkin masih terbawa dengan situasi dia kerja di pabrik teh. Dimana bukan penampilan yang di utamakan. Tapi kinerjanya, sebagai lulusan agronomi dia senang ilmunya bisa berguna. Juna pun memasuki lift, pintu lift pun terbuka bersamaan dengan beberapa orang pria yang berpakaian necis. Wangi parfumnya sangat tajam. Membuat lelaki itu sedikit pusing. Karena tidak enak pada orang-orang tersebut, Juna menyandarkan punggungnya di dinding lift. Mengurut perutnya yang sebentar lagi akan meledak. Kepalanya pusing, sungguh benar-benar menyiksa.
Pintu lift pun terbuka. Layaknya seorang tahanan yang bahagia di hari pembebasan, Juna pun akhirnya berlari toilet memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya. "Alhamdulillah," Juna mengoleskan minyak angin ke tengkuk lehernya.
Langkah kakinya terhenti saat gawainya bergetar. Juna pun mengangkat telepon dari mertuanya.
"Assalamualaikum, ma."
"Waalaikumsalam, Juna. Kata Dira kamu yang masuk kantor. Mama lupa kasih tahu kalau hari ini ada meeting dari perusahaan PT. GLOBAL MACHINE. Mama tadinya mau berangkat, tapi Dira mual-mual terus. Kamu gantikan mama buat mimpin rapat."
"Aku nggak punya pengalaman mimpin rapat, ma."
"Harapan mama cuma kamu, Juna. Istri kamu lagi morning sickness, mama sebagai ibu nggak tega ninggalin dia sendirian. Jadi mama minta tolong sama kamu."
"Iya, ma akan aku coba."
"Mama percaya kamu bisa. sama seperti waktu kamu buat usaha opa Han naik lagi."
"Iya,ma. Terimakasih kepercayaannya."
Juna masuk ke ruangan kerja Dira. Lama dia menatap setiap sudut ruangan. Sebelum Dira, dirinyalah yang menempati ruangan ini. Bekerja di perusahaan milik tetangganya selama lima tahun. Saat itu Juna baru saja lulus kuliah dan ikut tes ketika perusahaan itu membuka lowongan kerja. Padahal Feri pernah minta langsung kerja tanpa tes. Tapi Juna tidak mau seperti itu. Dia ingin sama seperti yang lainnya.
"Assalamualaikum," Juna menyapa para staf yang sudah ada di ruang meeting.
"Silahkan masuk..." Semua yang ada di ruangan terpaku saat tahu siapa yang datang.
"Mas Juna," Seru Eta saat melihat siapa yang datang.
"Nana, Aris, Sandra .. itu mas Arjuna." Eta memanggil teman yang lainnya.
Beberapa staf yang ada diruang meeting pun berhambur memeluk Arjuna. Mereka semua senang bisa melihat mantan manajernya yang dikenal supel dan ramah.
"Mas Juna kerja disini lagi?" tanya Eta.
"Sementara, soalnya Dira lagi mabuk." jelas Juna.
"Jadi Dira sedang hamil sekarang. Selamat ya mas Juna, gercep banget nyetaknya." sahut Aris.
"Alhamdulillah, Tuhan percaya kami anugerah untuk di jaga."
Meeting pun dimulai, kedatangan klien yang ternyata satu lift dengan Juna tadi. Sosok lelaki yang tampan dan membuat para staf terpesona. Namanya Pandawa, nama seperti seorang pangeran kerajaan. PT. GLOBAL MACHINE adalah perusahaan yang menangani barang-barang elektronik. Tentu saja tujuan kedatangannya menawarkan kerjasama untuk pengolahan barang elektronik yang sudah tidak bisa di gunakan lagi.
"Assalamualaikum, selamat pagi. Maaf kalau saya datang untuk menggantikan ibu Dewi yang tidak bisa hadir saat ini. Terimakasih sudah hadir. Seperti yang kalian ketahui kalau rapat ini diadakan dalam rangka kerjasama dengan perusahaan GLOBAL MACHINE milik tuan Pandawa Danuarta.
Insyaallah dalam satu minggu ini kegiatan kantor saya yang akan menggantikan posisi istri saya Medhira Utami. mohon kerjasamanya." suara tepuk tangan terdengar meriah. Semua sangat berharap kalau Juna bisa bergabung kembali di perusahaan itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Shopia Asmodeus
kekekek
2022-11-02
0
BELVA
aku mampir ka😃👍
2022-10-27
0
auliasiamatir
selamat yah babang jika juna
2022-09-24
0