Kehamilan adalah momen yang ditunggu oleh banyak pasangan. Momen yang membahagiakan itu perlu dipersiapkan dengan matang. Selain itu, juga diperlukan nasihat dan motivasi, apalagi jika momen tersebut merupakan pengalaman pertama.
Bayi yang sedang berkembang dalam perut seorang perempuan merupakan titipan, sebuah kehidupan baru bagi Tuhan. Oleh karena itu, saat istri kalian sedang hamil, perlakukanlah dengan baik.
Sampaikan kata-kata untuk ibu hamil yang bisa menguatkan dan menentramkan hatinya.Perasaan senang, haru, atau mungkin takut, mungkin menghinggapi kalian di awal kehamilan. Namun, tak seharusnya kalian larut dengan perasaan itu secara terus-menerus.
"Assalamualaikum,ma." Juna duduk di pinggir ranjang sambil menelepon sang mama.
"Waalaikumsalam, anak lanang mama. Kamu sudah di rumah Dira? bagaimana keadaannya, nak? Mama dengar dia pingsan nggak bangun-bangun. Mama pas dengar cemas sekali. Mantu mama mendadak drop." Juna menggarukkan kepalanya mendengar rentetan pertanyaan dari mamanya.
"Satu-satu dong, ma. Bingung Juna mau jawab pertanyaan mama. Alhamdulillah mantu mama yang paling cantik sejagat raya ini sehat-sehat. Ya dia pingsan kemarin karena mau kasih kado ulang tahun buat Juna." Juna meringis saat Dira melayangkan cubitan kecil di perut suaminya. Namun Juna tidak membalas dengan cubitan, tangannya menarik tubuh istrinya untuk duduk diatas pangkuannya.
"Kamu ini ada-ada saja. Mana ada pingsan untuk kasih hadiah. Emang apa hadiahnya?" tanya mamanya Juna.
"sayang, kasih tahu mama nggak apa hadiahnya?"
"Kasih tau ajalah, Mas. Ngapain pakai tebak-tebakan segala." sungut Dira.
Juna mencium pucuk rambut istrinya. Tangannya kembali memainkan sudut tubuh Dira. Seperti candu yang melanda dirinya. "Mas," bisik Dira.
"Iya," Juna merekatkan tubuhnya di punggung Dira. Wanita itu menggeliat ketika suaminya kembali menajamkan sensasi.
"Mas, aku mau ngomong sama mama bolehkan?" Dira mengingatkan suaminya kalau ponselnya masih terhubung oleh mama di Lembang. Juna menepuk jidatnya, karena melupakan sang mama.
"Maaf," Juna melerai tubuhnya. Dia baru ingat kalau saat ini sedang berkomunikasi dengan mamanya.
Telepon pun sudah diambil alih oleh Dira. Wanita 26 tahun tersebut merapikan cara duduknya demi berkomunikasi dengan mama mertuanya.
"Assalamualaikum, ma. Maaf, ma tadi ada trouble sedikit." jelas Dira.
"Apa Juna nakal?" tanya mama Salma.
"Nakal banget, ma." adu Dira ketika suaminya memeluknya dari belakang.
"Cubit aja, dia paling ngga suka kalau di cubit ..."
"Bagian bokong kan ma," tebak Dira.
"Kok tahu?"
"Mama lupa waktu dia jatuh dari kolam renang karena kaget bokongnya di cubit kak Feri."
"Astaga, kamu masih ingat itu? itu pas dia masih SMP bukan?" suara mama Salma terdengar riang.
Juna mendengar percakapan antara menantu dan mertua tersebut hanya mendengus kesal. Di sisi lain dia senang keakraban mamanya dengan istrinya. Dulu dia dan Dira sempat mendapat tentangan keras. Mengingat papanya punya pilihan kuat, yaitu Delia. Dira melihat suaminya hanya bengong pun mencoba menyadarkan.
"Mas," Dira menepuk bahu suaminya.
Juna sedikit tergagap. Dia beranjak dari ranjang hendak ke kamar mandi. Tubuhnya yang berotot tanpa menggunakan kaos dan celana pendek. Membuat Dira menelan salivanya. Dira kembali beralih ke ponselnya. Masih terhubung komunikasi dengan mama mertuanya.
"Assalamualaikum, ma." Dira kembali ke fokus utama yaitu kabar kehamilannya pada keluarga suaminya.
"Iya,nak. Kamu apa kabar? sehat, kan?"
"Alhamdulillah, ma. Dira sehat. Kami semua disini sehat wal Afiat. Mama disana apa kabar? kata mas Juna papa sedang kurang sehat, ya?"
"Alhamdulillah, nak. Kami disini sehat wal afiat. Ya, memang papa sempat drop karena faktor usia. Fisiknya tidak sekuat dulu lagi. Jadi harap maklum."
"Iya, ma. semoga tetap sehat selalu ya, ma. Ma, Dira mau ngomong sesuatu, nih. Dira mau kasih kabar gembira buat mama dan papa."
"Kabar apa, nak?"
"Alhamdulillah, ma. Tuhan menitipkan kami sosok malaikat kecil di dalam perutku."
"Kamu hamil, nak. Alhamdulillah, kami sebentar lagi akan punya dua cucu. Satu dari Ayu dan satu lagi dari Juna. Ya, Allah terimakasih atas karunia yang kau limpahkan pada kedua anak kami."
"Juna mana, Dira. Mama mau ngomong?"
"Mas Juna sepertinya sedang mandi, ma." jelas Dira.
"Yasudah, nanti bilang sama Juna mama mau ngomong suruh dia telepon balik.
Dira,kamu sekarang adalah calon ibu. Kamu harus banyak belajar dari orang-orang sekitar, termasuk mama kamu. Kamu harus mulai terbiasa dengan rasa mual, lelah dan kantuk. Kamu juga jaga asupan makanan, jangan di tahan jika ingin sesuatu. Mama insyaallah nanti ke Jakarta kalau papa sudah mulai pulih."
"Terimakasih, ma. Dira janji akan menjaga titipan ini dengan baik. Dira dan juga mas Juna akan berusaha belajar menjadi calon orang tua yang baik. Seperti mama Salma dan papa Johan, seperti mama Dewi juga. Dira juga masih butuh bimbingan dari mama Salma dan papa Johan juga mama Dewi."
"Yasudah, mama mau masak. Mumpung papa Johan belum bangun. Kamu jangan banyak aktivitas dulu. Kalau mau apa-apa bilang sama Juna. Kalau dia bandel mama siap omelin dia."
"Iya, ma. Terimakasih, mas Juna bandelnya masih bisa di tolerir kok." ucap Dira kepada mama Salma.
Dira menutup komunikasinya dengan mama mertuanya. Tampak Juna sudah selesai mandi. Dira sebenarnya sudah sedikit mual tapi mencoba menahan, wanita itu berdiri menyiapkan baju suaminya.
"Sayang, sementara ini biar aku yang kekantor gantiin kerjaan kamu." sahut Juna.
"Aku aja ya, Mas. Kamu semalam datang jauh-jauh dari Lembang. Pasti capek. Jadi lebih baik kamu istirahat."
Juna mendekati istrinya sambil menuntun duduk di tepi ranjang.
"Sayang, aku ini kepala keluarga sekarang. Jadi akulah yang harus kerja. Ya, walaupun aku punya kerja di Lembang. Tapi sudah ada Tio yang akan menggantikan aku sementara ini."
"Tapi, mas..."
"Ini perintah suami. Istri yang sedang hamil muda harus banyak istirahat. Jadi biarkan aku yang kerja, bukankah posisimu dulu adalah jabatanku. Jadi tidak susah untuk menyesuaikan pada mereka."
Dira memakaikan kemeja di tubuh Juna. Juna mengalungkan lengannya di pinggang istrinya. Sambil bercengkrama mesra hingga melabuhkan kecupan di dahi sang istri.
"I love you."
"Love you to so much. Udah mas, sekarang kita ke...." Dira berlari ke kamar mandi memuntahkan isi perutnya.
"Sayang, kalau nanti aku ke kantor, kamu istirahat di bawah saja. Bisa pakai kamar Vira. Nanti aku ngomong sama Vira."
Juna dan Dira turun ke lantai bawah. Tampak Vira heboh dengan segala barang keperluan kuliahnya. Dira hendak membantu namun di tahan sama Juna.
"Itu bawaan Vira berat semua, nggak bagus untuk orang hamil. Biar aku saja yang bantu Vira. Sekalian boleh kan antar dia ke kampus?"
Dira mendengar ucapan suaminya untuk membantu Vira. Menanggapi dengan dongkol. Entahlah sejak hamil dia mendadak cemburuan pada siapapun yang dekat dengan suaminya. Melihat ekspresi istrinya Juna bisa menebak kalau Dira keberatan.
"Yasudah, aku pergi sendiri." Wajah Dira pun ceria seketika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 239 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
swtuju kehamilan memang momen yang ditunggu2😍
2023-05-10
0
auliasiamatir
kkk awas Juna jangan bikin mood bumil kacau pagi pagi...
2022-09-22
0
Hulapao
seneng tuh si dira 🤭
Save You hadir lagi kak 🥰
2022-09-17
0