"jadi boleh aku menciummu?" tanya zayyan
Mata ziva membola sempurna mendengar pertanyaan konyol zayyan.
"dasar mesum" ucap ziva sambil memukul lengan zayyan yang sedang menyetir
"hahahaha tenangkan dirimu, aku bercanda" tawa zayyan melihat reaksi ziva
Tidak terasa mereka sampai di sebuah mall besar yang berada di pusat kota. Zayyan berjalan sambil menggenggam tangan ziva, awalnya ziva menolak namun zayyan sangat pemaksa membuat ziva malas untuk berdebat dan memilih menurut saja.
"tolong pilihkan gaun simple untuk calon istriku" perinta zayyan pada pegawai butik yang mereka tujui.
"baik tuan" ucap pegawai itu
Ziva ikut dengan pegawai wanita itu memilih-milih gaun yan cocok dengannya.
gaun pertama berwarna putih dengan belahan dada yang rendah
"ganti, itu terlalu terbuka" ucap zayyan saat melihat penampilan ziva
Gaun kedua berwarna pink bagian dada tertutup namun lebih mengekspos bagian paha ziva
"tidak adakah pakaian yang lebih sopan?" respon zayyan saat melihat pakaian ziva yang membuat pikirannya jadi traveling kemana-mana
Ziva mengganti kembali gaun ke tiga berwarna putih tulang dengan aksen bunga-bunga bagian dada yang pas dengan panjang selutut membuat ziva terlihat seperti anak remaja
"bajunya bagus tapi akan lebih cantik lagi kalau yang memakainya senyum sedikit" singgung zayyan saat melihat ekspresi ziva yang cemberut
Karena mendengar zayyan memujinya akhrinya ziva tersenyum lebar
"jadi tidak ganti lagi kan?" tanya ziva sesungguhnya dia tidak kesal pada bajunya tapi ia kesal pada zayyan yang terlalu banyak komentar membuatnya gonta ganti gaun.
"tolong bungkus yang gaun itu" perintah zayyan pada pegawai butik
"baik tuan" ucap pegawai butik
Ziva lalu mengganti pakaian nya sendiri, saat di kasir terjadi sedikit perdebatan antara zayyan dan ziva.
"ini" ziva memberikan kartu kreditnya pada kasir, namun belum sampai ketangan kasir zayyan sudah lebih dulu menyerobot kartu kredit ziva dan dia kembalikan lagi pada ziva.
"aku akan membayarnya" ucap zayyan lalu mengeluarkan black card nya.
"tidak tidak itu bajuku aku yang harus bayar" ucap ziva kembali menyodorkan kartu nya
"ziva aku bilang aku saja yang membayar" ucap zayyan menahan kesabarannya
pegawai butik menjadi bingung kartu mana yang akan ia ambil.
"kak kau tenang saja tabunganku tidak akan habis hanya untuk membayar satu baju itu" ucap ziva membujuk zayyan
"sombong juga kau" ucap zayyan sambil tertawa ringan
"cepatlah jangan membuang waktuku, ambil kartuku atau butik ini akan ku tutup" ancam zayyan
Ziva lalu langsung menarik kembali kartunya membiarkan pegawai itu melakukan transaksi dengan kartunya zayyan.
"dasar pemaksa" umpat ziva pelan
"aku mendengar kau mengumpatku" ucap zayyan tanpa menengok pada ziva
Ziva lalu menerima paperbag yang berisi bajunya.
"terimakasih kak, sering-seringlah seperti ini" canda ziva
zayyan hanya geleng kepala sambil tersenyum puas, ziva benar-benar wanita yang menggemaskan, walau ia masih saja tertutup dengannya. Tidak masalah bagi zayyan, pelan-pelan zayyan pasti bisa membuat ziva membagi beban hidupnya.
"masih ada waktu ayo kita beli beberapa makanan dan kue supaya kau tidak repot-repot lagi memasak" ucap zayyan melirik jam tangannya
Ziva menurut saja pada zayyan, memang benar ide yang diberikan zayyan walaupun ia sampai dirumah tepat waktu tetapi hidangan untuk teman-teman mamanya sudah siap.
Ziva dan zayyan membeli berbagai macam cake, ziva juga membeli makanan jadi, dan beberapa minuman tanpa alkohol.
"sudah?" tanya zayyan
"iya tinggal di bayar" ucap ziva menyinggung zayyan
"hahaha kau lucu sekali, ini" zayyan langsung memberikan black card nya pada ziva serta memberitahu pinnya
Setelah selesai membayar beberapa pegawai ditoko itu mengantarkan pesanan ziva tadi kemobil zayyan.
"oke ayo naik nanti kau terlambat sampai rumah" ucap zayyan saat sadar waktu mereka tidak banyak lagi.
Didalam perjalanan ziva terus saja melirik pada zayyan, sehari bersama lelaki ini membuat ia sejanak melupakan bebannya.
"hmm kak tadi rayyan mengundangku makan malam dirumah kakak" ucap ziva memulai karena zayyan sampai detik ini tidak mengeluarkan sepatah kata tentang makan malam itu.
"ya sebenarnya aku ingin langsung memberi tahumu tapi aku belum memiliki keberanian" ucap zayyan sejujurnya
"hanya mengajak makan malam harus mengumpulkan keberanian, ada-ada saja" ucap ziva enteng
"hey aku takut kau keberatan untuk datang dan menolak ajakanku jadi aku harus mencari momen yang pas" jelas zayyan tidak terima dikatai oleh ziva
"aku akan datang jika kakak mengatakannya dari tadi, lagian kakak ini aneh sekali sudah membelikanku gaun tapi tidak menjelaskan maksud yang sebenarnya" ucap ziva bete
"begitu saja kau marah? Tadinya aku ingin mengatakannya lewat telfon saja tapi ternyata rayyan sudah mengundangmu lebih dulu" jelas zayyan
" sudahlah aku jadi malas" ucap ziva mengusili zayyan ia berpura-pura tidak jadi datang ke acara makan malam nanti agar melihat reaksi zayyan
"maksudmu kau tidak mau datang?" tanya zayyan serius
"liat saja nanti" jawab ziva jutek
"yaampun ziva aku mohon orang tuaku sangat berharap kedatanganmu" bujuk zayyan
"aku akan pikirkan nanti" ucap ziva jual mahal
"kalau kau bisa datang aku akan berikan apapun yang kau mau" bujuk zayyan
"waw tawaran yang bagus, kalau begitu alihkan perusahaanmu atas namaku" ucap ziva
Yuk mampir yuk...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments