Dan disinilah awal penderitaan yang merenggut keceriaan dan kebahagiaan Ziva.
semenjak bu elen menikah lagi dengan pak leon dan kembali ke rumah mewah itu, pak leon mengambil alih kembali sebuah hotel nya yang pernah dipindah tangankan oleh bu elen.
Hari pertama sarapan bersama, bu elen selalu melirik tidak suka pada ziva dan vanya menyadari tatapan yang mengarah pada adiknya itu.
"eheemm...ayah kita bertiga berangkan bareng ayah kan?" tanya vanya.
"no sayang, ayah ada pekerjaan diluar kota dan nggak searah dengan sekolah kalian jadi ayah udah minta mama untuk anterin kalian bertiga" sahut pak leo
"yeay" silvi bersorak gembira
"berapa lama ayah disana"? Tanya ziva
"hanya tiga hari princess", jawab pak leon sambil mencubit pipi gembul ziva
"jangan lama-lama ayah". Tambah vanya
"Kalau kalian kangen bunda kalian bisa menginap dirumah bunda tapi semalam aja nginapnya" sahut pak leon
"oh no no no, itu nggak perlu anak-anak yang cantik jelita karena mama akan mengajak kalian jalan-jalan juga bermain jadi kalian nggak akan bosan okey", ucap bu elen dengan semangat
"yasudah, ayah berangkat ya, hey princess nya ayah jangab cemberut nanti ayah bawain oleh-oleh okey", ucap pak leon membujuk ziva lalu pak leon mencium satu persatu kening putri dan istrinya.
Seperginya pak leon bu elen mengantarkan anak-anak ke sekolah.
silvi kelas 6, vanya kelas 4 dan ziva kelas 1.
kebetulan silvi sekelas dengan si kembar zayyan dan rayyan.
Saat zayyan dan rayan berjalan ke kantin mereka tidak sengaja melihat silvi bersama adik-adiknya sedang makan, mereka memutuskan untuk gabung dimeja silvi.
"hay, gabung ya sil", ucap rayyan sambil mendaratkam bokongnya ke kursi.
"oh silahkan" jawab silvi dan melanjutkan makannya
"hey cantik blepotan tuh", ucap zayyan pada ziva sambil menunjuk bibirnya lalu memberikan tisu pada ziva
Lalu ziva menerima tisu itu dan membersihkan mulutnya.
"makasih kak" jawab ziva yang tersenyum malu sembari menunduk
"manis sekali senyumnya" batin zayyan
lalu zayyan melirik ke silvi. Silvi yang mengerti arti tatapan zayyan mulai memperkenalkan adik-adik nya itu.
"yang bungsu Zivani panggil aja ziva, kalau yang ini udah kenal kan zivanya" ucap silvi sambil menunjuk vanya
"hay ziva, aku zayyan"ucap zayyan berkenalan
"ya kakak" jawab ziva
"panggil saja zayyan" tawar zayyan
"kakak lebih sopan" ucap ziva
"terserah princess saja hehe" goda zayyan diiringi tawa.
"yaampun yan masih anak kecil kali jangan digoda dulu", potong silvi
"yaudah kalau udah dewasa boleh dong yaa" jawab zayyan
Silvi memutar menatap jengah pada zayyan.
Makan siang di kantin pun berakhir. hari ini ziva dan vanya pulang lebih awal karena silvi masih harus les, sesampainya dirumah bu elen langsung menahan vanya dan ziva didepan pintu.
"vanya masuk ke kamar" perintah bu elen
Vanya menurut dan berlari kekamarnya.
"ziva, tolong kamu bersihkan kulit-kulit buah yang berserakan dilantai ini, saat aku kembali kesini semua sudah beres mengerti", ucap bu elen tegas
"iya mama", jawab ziva
Bu elen berlalu dari ruangan itu dan ziva mulai memunguti kulit-kulit buah yang berserakan setelah itu ziva mengepel lantai karena ada jus yang tumpah.
setelah menyelesaikan semuanya, ziva mengganti seragam sekolahnya lanjut istirahat.
"zivaaaaa" teriak bu elen
Ziva yang tadinya sudah tertidur harus bangun lagi karena teriakan ibu tirinya itu.
"iya mah" ziva keluar kamar sambil mengucek matanya.
"heh anak bandel kamu nggak liat apa itu piring kotor pada numpuk malah asikan tidur" ucap bu elen dengan emosi
"loh kan ada bibi" jawab ziva
"dasar manja, bibi lagi cuti jadi kamu harus gantiin bibi, kerjain pekerjaan rumah, ngerti?" perinta bu elen
"iya mah"
ziva lalu mencuci piring kotor yang menumpuk, bertepatan vanya yang ingin kedapur untuk minum.
"Loh dek kamu ngapain?" tanya vanya heran
"nyuci piring kak anya" jawab ziva santai
"siapa yang nyuruh kamu nyuci piring"tanya vanya
"nggak ziva pengen aja, bibi kan lagi cuti"jawab ziva dengan tenang
Vanya nampak berfikir pasti ada yg tidak beres menurutnya.
vanya berlalu pergi dari dapur dan mengetuk pintu kamar orang tua mereka.
Tok.tok.tok
"siapa? Masuk aja" sahut bu elen dati dalam
Vanya memutar knop pintu dan masuk kekamar sambil menatap tajam bu elen.
"kalau sampai ayah tau ziva diperlakukan seperti ini, ayah pasti marah besar" ucap vanya tegas
"waw anak ini mengancamku? Hahaha" jawab bu elen di iringi tawanya
"dengar anak pungut, aku membenci adikmu itu karena ibunya merebut suamiku dahulu, jadi apa salahnya aku memberikan pelajaran untuk anaknya, dan ingat ini jika kau mengadukan ini kepada ayahmu aku tidak segan-segan membuat penyakit silvi kembali kambuh lalu kalian pasti tau apa akibatnya jika terjadi apa-apa pada kakak kesayangan kalian itu hahaha"tambah bu elen
vanya ketakutan, lalu ia nampak berfikir bahwa dia tidak bisa egois, dia tidak bisa menyelamatkan adiknya lalu mengorbankan kakaknya. ia pun melangkah pergi dari kamar itu.
lebih baik dia membantu ziva melakukan apa yang diminta ibu tiri mereka itu setidaknya pekerjaan ziva menjadi ringan dan tidak akan terjadi apa-apa pada kakaknya silvi.
Kejadian ini terus berlanjut tiada hentinya, hingga kini ziva telah berusia 21 tahun kini ia telah menjadi seorang mahasiswi cantik, pendiam dan tertutup. Perlakuan bu elen pada ziva masih sama, dia akan baik pada ziva ketika ada pak leon atau silvi, namun akan sangat kejam ketika tidak bersama kedua orang itu. Dan semua ini hanya diketahui oleh vanya. Kadang vanya meminta ziva untuk berhenti menuruti perinta bu elen bahkan vanya menawarkan ziva untuk tinggal bersama bu liza saja tetapi ziva menolak dia selalu mementingkan kesehatan dan kebahagiaan kakak dan ayahnya dirumah ini.
Yuk mampir yuk guys👌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments