...Jangan Lupa Follow dan Vote dulu ya...
...Happy Reading 💚...
..........❣..........
Setelah Rafa mengirimkan pesan dan mendapat balasan bahwa Nesya sedang berada di kosan sahabatnya yang bernama Zura. Rafa segera mengetik pesan lagi untuk mengajak Nesya fitting baju lamaran sore ini.
Rafa menunggu balasan dari Nesya sambil mengetuk ngetik handphonenya dengan jari. Beberapa menit kemudian dia mendapat balasan dari Nesya. Nesya meng iyakan ajakannya untuk fitting baju sore ini. Setelah itu Rafa meletakkan handphonenya dan menata buku dan laptop kemudian segera berjalan keluar ruangan menuju kelas sesuai jadwal mengajarnya.
💚💚💚
Di sebuah kamar kosan yang berisikan ketiga perempuan. Yang satu sibuk menonton drama china favorit nya. Yang satu sibuk menghalu bias kesayangannya yaitu semua artis dalam naungan SM. Yang katanya bias ngak cukup satu. Kalau bisa semua kenapa enggak. soalnya semuanya ganteng. Dan satu perempuan lagi sibuk membaca novel sambil berhalu bisa menikahi CEO ganteng kaya raya. Begitulah kerjaan ketika ketiga perempuan itu sudah merebahkan dirinya di kasur king size yang tersedia.
"Eh..nanti sore nge mall yuk, udah lama ngak nge mall." ajak Aura kepada kedua perempuan yang sedang rebahan disampingnya.
"Gue ngak bisa. Pak Rafa ngajak fitting baju buat lamaran hari kamis besok." jawab Nesya.
"Gue sih bisa bisa aja." jawab Vina.
"Yaudah deh besok aja nge mall nya. Besok bisa kan?" Zura.
"Kalau besok bisa sih kayaknya." Nesya.
" yaudah fix ya besok."
"Oke"
"Eh kalian berdua jangan lupa dateng ke lamaran gue hari kamis. Harus dateng pokoknya."
"Kita pasti dateng la. Kan pastinya banyak makanan enak. Wih perut gue udah ngak sabar." Vina.
"Pasti dateng. Ngak sabar gue liat muka lo pas tukeran cincin. Mau liat muka grogi lo..hahahaha." Zura.
"Gue ngak grogi ya. Biasa aja. Cuma sekedar tukeran cincin doang pun." Nesya.
"Iyasih sekedar tukaran cincin doang. Tapi ya biasanya pas gue dateng ke lamaran saudara. Pasti mereka grogi kok. Mereka aja yang pacaran baru lamaran grogi. La lo yang dijodohin apa kabar ?". Vina.
"Iya ya kan. Gue juga sering liat orang lamaran grogi kalau pas tukaran cincin." tambah Zura.
"Kan itu orang lain. Bukan gue." bela Nesya.
"Kita liat besok deh ya. Bener ngak omongan gue sama Zura." Vina.
"Semoga ngak bener..aamiin." Nesya.
"Eh udah mau jam 12. Gue mau pesen makan. Kalian sekalian ngak?" tanya Nesya kepada keduanya.
"Sekalian." jawab keduanya kompak.
"Gue pesan ayam tonjok yang pedes banget. Itu aja ya?"
"Heeh..terserah deh Sya." Vina.
"Gue mah apa aja yang penting bisa dimakan." Zura.
Kemudian Nesya memesan lewat online makan siang untuk mereka bertiga. Kurang lebih 20 menit pesanan mereka datang.
" yuk makan siang guys. Ini tadi gue sekalian pesan Boba. Enak kayaknya siang siang minum ginian." Nesya.
"Wih...emang paling best deh." Zura.
"Tau aja siang siang butuh yang seger." Vina.
" udah cepetan makan. Trus kita siap siap. Jam 13. 30 kita ada kelas." Zura.
"Okeyy."
Setelah selesai makan. Mereka segera bersiap untuk menuju kampus. Sekitar pukul 12.10 mereka berangkat menuju kampus untuk mengikuti kelas siang ini.
Pada pukul 15.30 kelas selesai. Dan para mahasiswa dikelas itu mulai membereskan buku dan ada juga yang sudah keluar kelas.
" gue duluan ya." Vina.
"Gue masih harus nunggu Pak Rafa lagi." Nesya.
"Gue juga duluan pulang ke kos." Zura.
"Sabar ya Sya nunggu ayang" Vina.
"Ayang ayang makan tuh ayang." Nesya.
"Beneran ayang lo Sya. Bentar lagi juga bakalan jadi suami tersayang." Zura menambahi.
"Udah udah sama kalian duluan. Capek gue sama ayang ayang." Nesya.
"Byee.."
"Bye Sya. Selamat menunggu ayang...hahahaha..." Vina berkata sambil melangkah keluar kelas.
Nesya kemudian berjalan keluar kelas menuju parkiran. Dia menunggu Rafa di dalam mobil nya. Karena Rafa masih ada kepentingan dengan beberapa dosen. Nesya memilih menunggu dimobil karena agak sedikit seram ketika sendirian berada di dalam kelas.
Setelah menunggu sekitar 15 menit. Ada yang mengetuk kaca mobil Nesya. Dan ternyata itu Rafa. Dan segera dia membuka kaca mobilnya.
"Perginya pakai mobil aku aja." Rafa.
"Trus mobil aku gimana? Kan udah sore. Ngak mungkin balik ke kampus buat ambil mobil lagi." Nesya.
"Mobil kamu tinggal aja dikampus. Nanti aku parkirin di parkir dosen biar lebih aman." Rafa.
"Besok aku ada kuliah pagi. Trus berangkatnya gimana? Papa sama abang juga lagi diluar kota." Nesya.
"Besok aku jemput kamu. " Rafa.
Kemudian Nesya keluar dari mobilnya menuju mobil Rafa. Dan segera masuk setelah Rafa membukakan pintu. Dalam hati Nesya berkata "ternyata Pak Rafa lumayan romantis. Berasa kayak di drama aja deh."
Setelah mereka masuk kedalam mobil. Segera Rafa melakukan mobilnya di jalanan dengan kecepatan sedang.
"Pak besok aku turunnya di halte depan ya." Nesya.
"Kenapa gitu?" Rafa.
"Ya coba Bapak fikir. Kalau aku turun di parkiran kampus dan itu turunnya dari mobil Bapak. Bisa habis sama fans fansnya Bapak. Ngak sanggup aku." Nesya.
"Mas Sya. Bukan Bapak. Saya bukan Bapak kamu" peringat Rafa karena Nesya kembali memanggilnya dengan Bapak.
"Iya Mas. Pokoknya besok turunin aku di halte depan aja." Nesya
"Yaudah iya." Pasrah Rafa. Emang cowok itu ngak bisa menang kalau lawan cewek. Selalu kalah dan salah.
"Mas. Aku mau tanya."
"Tanya apa?" jawab Rafa.
"Kenapa Mas post foto itu di instagram."
"Foto yang mana?" Rafa.
"Ish..foto tangan yang gandengan itu. Kenapa di post."
"Kan cuma tangan Sya. Orang juga ngak bakalan tau itu tangan siapa."
"Ngak bakalan tau darimana. Buktinya sahabat aku tau kalau itu tangan aku."
"Hah..cuma tangan aja bisa tau. Hebat banget sahabat kamu. "
"Ya itu gara gara mas sih. Jadinya aku diintrogasi sama mereka berdua."
"Ya trus sekarang mau gimana Sya. Udah terlanjur juga. Lagian kan cuma sahabat kamu yang tau."
"Lain kali kalau mau post bilang dulu kenapa. Biar aku cek dulu."
"Iya Sya. Besok besok aku suruh kamu cek dulu." ucap Rafa meng iyakan untuk mengakhiri perdebatan mereka.
"Alhamdulillah ngomelnya ngak panjang." gumam Rafa pelan tanpa terdengar oleh Nesya.
Setelah perjalanan 20 menit mereka sampai di sebuah butik mewah yang dimiliki oleh tante Miranda teman dari Mama Rafa.
"Ayo masuk." Ajak Rafa sembari mengulurkan tangannya untuk saling bertaut dengan jari jemari Nesya.
Sedangkan Nesya hanya melangkah mengikuti langkah kaki Rafa memasuki butik.
"Tanta mirandanya ada?" tanya Rafa kepada staff yang berada disana.
"Dengan Pak Rafa?" tanya staff tersebut.
"Iya. Saya Rafa. Tante miranda ada di dalam?"
"Ada. Sebentar saya panggilkan."
" Rafa.." panggil seorang wanita paru baya yang baru saja keluar dari dalam sebuah ruangan.
"Tante miranda. Apa kabar tante?" tanya Rafa sedikit basa basi. Formalitas la istilahnya.
"Tante baik. Kamu gimana kabarnya? Udah lama tante ngak ketemu kamu."
"Baik tan."
"Oiya kamu kesini mau fitting kan? Soalnya tadi tante udah ditelfon sama mama kamu."
"Iya tan. Dan ini kenalkan Nesya. Calon tunangan aku." Rafa memperkenalkan Nesya kepada tante Miranda.
"Nesya tan.." ujar Nesya sambil mengulurkan tangannya.
"Tante Miranda. Yaudah yuk langsung aja masuk. Tante udah siapkan pakaian buat kalian." ajak tante Miranda kepada keduanya.
Setelah itu mereka bertiga berjalan masuk kedalam sebuah ruangan yang sudah terdapat beberapa gaun dan jas yang sudah tersusun rapi.
"Kalian coba dulu gaun sama jasnya . tante tinggal sebentar ya."
"Iya tan." ucap keduanya bersamaan.
Setelah itu tante Miranda keluar meninggalkan pasangan itu bersama dua staff yang akan membantu mereka.
"Sya. Kamu pilih dulu aja gaun yang kamu suka. "
"Iya Mas." setelah itu Nesya mulai berjalan melihat lihat beberapa gaun yang terpajang disitu.
"Mbak. Saya coba yang ini."
"Ayo mbak silahkan ikut saya ke ruang ganti". Ujar staff yang berada disana.
Setelah itu Nesya berjalan mengikuti staff wanita menuju ruang ganti. Kurang lebih 5 menit waktu yang dibutuhkan Nesya untuk mencoba gaun yang dibantu oleh staff wanita tadi.
Nesya melangkah keluar dari ruangan ganti. Diluar Rafa sedang duduk disofa yang telah tersedia disana sambil membaca majalah.
"Mas..." panggil Nesya yang melihat Rafa sedang fokus membaca majalah.
Seketika Rafa mengalihkan pandangannya dari majalah ke depan. Disana terdapat Nesya yang sudah berganti mengenakan gaun. Rafa terdiam setelah melihat penampilan menawan Nesya yang tersaji di depan matanya.
"Masya Allah calon istri gue." Rafa berkata dalam hati.
"Mas.." panggil Nesya lagi ketika Rafa hanya diam melihatnya.
"Ha iya. Apa Sya?" jawab Rafa setelah tersadar dari mode bekunya.
"Gaun yang ini gimana? Bagus ngak ?"
"Bagian dadanya terlalu terbuka. Aku ngak suka."
"Ini ngak terlalu terbuka. Ini biasa aja tau."
"Enggak. Itu terbuka. Aku ngak suka aset aku diliatin orang" ujar Rafa seolah meng klaim bahwa itu miliknya.
"Aset apaan coba. Yaudah aku ganti ." ucap Nesya sedikit kesal. Padahal dia sudah menyukai gaun yang dia pakai saat ini.
Lima menit kemudian Nesya keluar dengan mengenakan gaun yang berbeda.
"Yang ini gimana mas?"
"Bagian atasnya tertutup sih. Tapi belahan kakinya terlalu tinggi."
"Ini aja ya. Capek tau kalau harus ganti lagi." Nesya mencoba untuk bernegosiasi.
"Yaudah iya. Tapi nanti aku minta ke tante Miranda supaya belahan nya di turunin."
"Terserah kamu Mas. Yaudah sana gantian Mas yang coba jasnya."
"Iya."
Rafa beranjak dari sofa menuju jas yang sudah tersusun Rapi. Memilih jas beberapa saat. Kemudian dia membawa setelan jas itu ke ruang ganti.
Beberapa saat kemudian Rafa keluar dari ruang ganti mengenakan setelan jas yang dibawanya tadi.
"Ya Allah ganteng banget." batin Nesya berkata.
"Gimana Sya?" tanya Rafa setelah sampai di hadapan Nesya.
"Emm...oke sih. Tapi kayaknya bagusan yang itu deh." tunjuk Nesya ke setelan jas yang berada di pajangan baris ketiga.
"Yaudah bentar aku coba yang itu."
Rafa keluar dari ruang ganti mengenakan jas yang tadi ditunjuk oleh Nesya.
"Gimana? Udah pas belum yang ini?" tanya Rafa.
"Oke . Yang ini aja." ujar Nesya.
"Mbak. Saya pilih yang ini." tolong diurus ya."
"Iya Baik."
Setelah itu mereka keluar dari ruangan.
"Raf Sya. Udah nyobain gaun sama jasnya?" tanya tante Miranda yang kebetulan berpapasan di depan ruangan.
"Udah tan. Rafa request belahan kaki gaunnya di bawahin ya tan." pinta Rafa.
"Oke. Dua hari lagi bakalan tante kirim kerumah kamu."
"Makasih tan. Kalau gitu kami pamit tan." ucap Rafa.
"Iya. Hati hati dijalan ya kalian."
"Iya tan."
Setelah itu mereka melangkah keluar butik menuju mobil. Kemudian Rafa melajukan mobilnya di jalanan menuju rumah Nesya untuk mengantarnya pulang.
"Sya. Bangun..kita udah sampai." panggil Rafa sembari menepuk pundak Nesya.
"Eughh.. Udah sampai ya Mas. "
"Gih masuk trus istirahat."
"Iya. Yaudah aku masuk dulu. Mas hati hati dijalan."
"Iya."
Kemudian Rafa kembali melakukan mobilnya menuju apartemennya.
..........❣..........
...Bab Terpanjang Yang Pernah Aku Tulis...
...Jangan lupa vote dan comment ya......
...💚💚💚...
...Karena vote dan comment kalian...
...sangat berharga buat author......
Rabu , 12 Oktober 2022
See You Next Chapter...
^^^Salam Kenal Dari Calon Istrinya Haechan ❤❤❤^^^
...
...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 132 Episodes
Comments