12 Penindas Kecil

Nada mengamati penampilan orang yang menolong. Nada seperti mengenal, tetapi dirinya tidak bisa mengingat.

Amdara sebenarnya merasa kagum pada Nada yang ditindas dan mendapatkan luka sama sekali tidak menangis. Padahal jika itu anak lain maka akan menangis tanpa bisa melawan.

Terdengar suara batuk seseorang di lorong, orang itu adalah Daksa yang telah menindas Nada.

Daksa jelas terkejut saat tanah yang hampir melenyapkan Nada tiba-tiba saja meledak. Membuatnya terpental lima meter.

"Sialan! Siapa yang berani menghalangiku?!"

Daksa segera bangkit dan menatap ke depan yang berada di tanah kong, di mana seorang laki-laki tengah melindungi Nada.

Daksa menaikkan sebelah alis, dia seperti pernah melihat orang itu dari penampilan tetapi tidak mengingatnya.

"Sialan kau! Cari mati, ya?!"

Daksa langsung melesat dan menggunakan kekuatannya untuk meretakkan tanah dan membuat tangan dari tanah.

Amdara segera membuat perisai pelindung untuk menghalau serangan Daksa tetapi tanah retak besar membuat Amdara dan Nada hampir terjatuh jika saja Amdara tidak segera membawa Nada terbang.

Nada tersentak, dia menatap Amdara dengan tatapan sulit diartikan.

Serangan Daksa sama sekali tidak berpengaruh pada perisai pelindung Amdara.

Amdara menjentikkan tangan, dan saat itu juga angin ****** beliung muncul dan menyeret Daksa yang kurang cepat menghindar terbawa angin.

Angin tersebut langsung hilang saat Amdara kembali menjentikkan jari. Daksa terpental menghantam kayu, dia merasakan kepalanya yang berputar-putar.

Daksa memuntahkan sesuatu dari dalam perut yang tiba-tiba saja terasa tidak enak.

"Ohok! S-sialan."

Melihat Daksa yang tengah muntah, Amdara yang masih merangkul pinggang Nada segera terbang membawanya ke arah Daksa.

Amdara menurunkan Nada dan melangkah menuju Daksa yang terlihat pucat. Angin barusan benar-benar membuat Daksa tidak merasakan kekuatan. Angin yang dibuat kali ini memang lebih hebat karena dapat membuat seseorang tidak bisa menggunakan kekuatan beberapa saat.

"S-sialan! Apa yang kau lakukan--?!"

Daksa kembali muntah, perutnya terasa sakit sekarang. Nada yang melihatnya menutup mulut menggunakan boneka, dirinya benar-benar tidak menyangka ada penyelamat yang telah membuat Daksa muntah-muntah hanya dengan kekuatan angin.

Amdara tanpa basa-basi melayangkan Daksa dan berhenti pada pohon. Daksa tidak berdaya, dia benar-benar dibuat tidak bisa menggunakan kekuatan. Dilayangkan oleh Amdara malah membuat Daksa bertambah pusing.

"H-hentikan ...."

Amdara mengikat tubuh Daksa pada salah satu pohon yang tidak terbawa angin ****** beliung nya menggunakan tali ajaib yang hanya bisa dilepas saat terkena sinar matahari. Tali tersebut tentu Amdara dapatkan saat berada di Organisasi Elang Bulan. Tali yang telah disatukan dengan kekuatan ini juga tidak akan mudah dilepas menggunakan kekuatan Daksa sendiri.

"S-sialan! Lepaskan aku!"

Daksa berteriak dan memerintah Amdara agar melepaskan talinya. Namun, Amdara malah mengeluarkan bola kecil untuk menutup mulut Daksa. Hal tersebut membuat Nada dan Inay yang melihatnya tersentak.

Daksa memelototkan mata, dia tidak bisa berbicara karena tersumpal bola.

"Ini lebih baik."

Amdara mengembuskan napas. Dia menanyakan keadaan Nada yang masih terlihat terkejut. Itu wajar karena selama dia ditindas orang lain, tidak ada yang menolong. Ini pertama kalinya dia ditolong, dan membuat perhitungan pada orang yang telah menindasnya.

"Terima kasih, Tuan," ucap Nada dengan hormat.

Amdara mendekati Nada, tangannya terurur menyentuh dahi Nada. Seketika aliran kekuatan pada tubuh Nada menyebar dan menyembuhkan luka-luka Nada.

Nada tersentak, dia merasakan kehangatan dalam tubuhnya dan merasakan sesuatu yang nyaman.

Anak perempuan tersebut langsung memberi hormat, dia terus mengucapkan terima kasih. Kebaikan ini akan dia ingat dan suatu hari dirinya akan membalas kebaikan penyelamatnya ini.

Amdara mengangguk, dia tidak bisa membuka topeng sebab itu hanya akan membuat Nada bertambah penasaran mengapa dirinya bisa keluar dari sekolah. Hal sama juga ingin ditanyakan pada Nada yang bisa keluar sekolah, tetapi agar tidak terlihat mencurigakan Amdara mengurungkan niat.

"Kau pulanglah hati-hati."

Pesan Amdara yang langsung diangguki Nada dengan patuh. Nada menanyakan nama Amdara dengan sopan agar kelak dirinya bisa membalas budi dengan baik.

" ... Dara ...."

Nada mengangguk setelah mendengar penyelamatnya menyebutkan nama.

Amdara jelas tidak akan menyebutkan nama 'Luffy'. Dirinya langsung berpamitan pada Nada dan melesat cepat sebelum Nada menanyakan hal lain.

Amdara mendarat di atap samping Inay dengan pelan. Inay menggelengkan kepala pelan sambil berkata, "kau kejam sekali."

Amdara tidak menanggapi Inay, dia mengajak teman sekelasnya itu untuk pergi ke pasar.

Mereka memilih berjalan kaki agar tidak terlalu mencolok. Aroma dari daging panggang membuat liur Inay hampir jatuh. Dia melihat ada toko daging panggang yang penuh dengan pelanggan. Selama hidup di sekolah sampai sekarang, dirinya belum makan daging setelah pergi dari organisasi. Hah, Inay mengelus-elus perutnya yang ingin diisi daging panggang itu.

Perhatian Amdara terarah pada toko nenek tua yang menjual jepit rambut. Amdara merasakan sesuatu yang aneh.

"Luffy, ayo kita makan daging dulu!"

Inay menarik lengan Amdara menuju toko daging. Alhasil Amdara hanya bisa mengembuskan napas.

Toko daging ini memiliki kursi dan meja panjang untuk para pelanggan. Beberapa pelanggan berdiri untuk menunggu daging panggang matang.

Aroma daging panggang semakin menjadi saat tiba-tiba Inay mendekat ke arah panggangan. Tindakan Inay membuat Amdara dan orang yang melihat tersentak.

"Aromanya wangi. Pasti rasanya sangat enak!"

Paman yang tengah memanggang daging tersenyum senang mendengar perkataan Inay. "Tentu saja! Daging Siluman Ular ini selain enak juga mengandung kekuatan di dalamnya!"

Inay melebarkan senyum, dia sudah tidak sabar memakan daging Siluman Ular tersebut. Setiap daging siluman memang memiliki kekuatan sendiri, kekuatan tersebut tergantung dari spesies siluman.

Selagi menunggu daging matang, Amdara memilih duduk di kursi luar toko sambil melihat-lihat toko lain. Tatapan matanya bertemu dengan seorang yang seminggu lalu bertemu dengannya di danau. Orang itu tidak lain adalah Cakra yang kini duduk di toko sebuah kain bersama temannya.

Cakra menatap Amdara dari kejauhan, keduanya seperti tengah berbicara dengan tatapan. Amdara segera memalingkan wajah takut jika ketahuan oleh Cakra. Bukan tidak mungkin dirinya akan mendapatkan masalah kembali.

Inay membawa dua piring daging yang sudah matang di meja Amdara. Wangi dari daging tersebut tidak membuat Amdara segera melahapnya seperti Inay.

"Mm, rasanya sangat enak! Luff, kau harus memakannya!"

Inay memejamkan mata menikmati enaknya daging panggang sambil menggoyang-goyangkan kepala.

Amdara memakan sesumpit, perlahan mengunyah dan menelan. Rasanya memang enak, tetapi tidak seenak daging kelinci yang pernah Amdara makan.

"Cepat habiskan."

Inay mengangguk semangat, dia sama sekali tidak terganggu dengan tatapan pelanggan lain. Amdara menghentikan makan setelah tiga sumpit, perasaan dia sekarang sedang tidak enak. Aura gelap dari toko nenek tua itu membuat Amdara cemas.

Inay sendiri belum merasakan apa pun, entah terbawa suasana makan enak atau apa.

Inay menghabiskan daging milik Amdara juga, dia sampai bersendawa. "Hah, aku merasakan hidup kembali ...."

Inay mengusap-usap perutnya yang kenyang. Amdara yang melihatnya menggelengkan kepala pelan, dia mengeluarkan dua keping emas di atas meja kemudian mengajak Inay pergi.

Inay menurut, dia cukup puas dengan daging Siluman Ular. Selan perut kenyang, tubuh juga merasa kekuatannya berangsur-angsur menambah walaupun tidak banyak.

Amdara menghentikan langkah di depan toko nenek tua yang menjual jepit rambut.

Nenek Tua tersenyum ramah, dia mempersilakan Amdara dan Inay melihat-lihat jepit rambut. Dua anak yang begitu muda ini tetap diperlakukan ramah oleh Nenek Penjual.

"Nak? Kau cocok dengan jepit rambut ini."

Nenek tua itu menawarkan Amdara sebuah jepit rambut merah darah dengan ukiran bunga persik.

Ada sesuatu yang jangggal menurut Inay, mengapa nenek tua ini bisa tahu kalau Amdara perempuan? Padahal biasanya orang-orang melihat Amdara sebagai laki-laki karena pakaiannya.

Amdara dapat merasakan ada aura hitam pada jepit rambut itu. Ketika Amdara mengambilnya, jepit rambut tersebut langsung mengeluarkan asap hitam yang membuat Inay dan nenek tua tersentak. Asap hitam itu langsung lenyap ketika Amdara meletakkan kembali.

"Itu ...."

Inay menelan ludah susah payah, dia tahu jika Amdara dapat mengeluarkan aura gelap. Bahkan sekarang Inay dapat merasakan adanya Roh Hitam pada jepit rambut tersebut. Tapi bagaimana bisa ada Roh Hitam di jepit rambut ini?!

"Nek, dari mana Anda mendapatkan jepit rambut ini?" Amdara bertanya sopan.

Raut wajah Nenek Tua seketika berubah, dia mencoba mengingat-ingat asal jepit rambut ini. "Ah, Nenek mendapatakannya dari nona muda!"

Amdara yakin Roh Hitam ini sangat kuat, dirinya memberikan tiga keping emas pada Nenek Penjual. "Aku membeli ini."

Nenek Tua tersentak saat menerima tiga keping emas. "Nak, ini terlalu banyak. Kau hanya perlu membayar lima perunggu saja."

Nenek Tua berpikir bahwa Amdara adalah anak muda yang suka menghamburkan uang. Namun, Amdara berkata bahwa tiga emas itu bukan apa-apa, dia bisa mencari uang kembali. Hampir saja Nenek Tua tersebut menangis, ini kali pertama bertemu orang sebaik Amdara.

"Nak, siapa namamu? Aku akan membalas kebaikanmu kelak." Nenek Tua menyentuh bahu Amdara.

Amdara merasakan kehangatan dan rasa nyaman saat nenek ini menyentuh. "Luffy."

Nenek Tua mengangguk, dia melepas tangan dan memberikan jepit rambut yang diinginkan anak muda ini.

"Kau akan menemukan orang yang kau cari suatu hari nanti." Nenek Tua tersenyum, dia seperti mengisyaratkan sesuatu pada Amdara.

Amdara mengambil jepit rambut itu, dan mengucapkan terima kasih. Walaupun tidak mengerti maksud Nenek Penjual tetapi Amdara mengangguk sebagai respon dan kemudian pamit pergi bersama Inay.

Kali ini Amdara tidak menyalurkan kekuatan pada jepit rambut jadi asap hitam tidak keluar seperti sebelumnya.

"Luff, kita harus cepat melenyapkan Roh Hitam ini!"

Inay berucap cemas, dia berjalan di samping Amdara mencari tempat aman untuk melenyapkan Roh Hitam. Bagaimana pun, mereka tidak boleh terlihat mencolok di pasar ramai ini.

Sudah cukup jauh dari pasar dan di dekat sungai, Amdara dan Inay langsung waspada. Amdara meletakkan jepit rambut di atas batu besar, dan kemudian Amdara melayang cepat menjauh.

"Muncullah wujud aslimu," Amdara berucap tenang.

Suasana malam dengan bintang di langit membuat sekitar tidak cukup cahaya. Amdara memunculkan satu api biru untuk membantu pencahayaan.

Beberapa saat hening, udara dingin berhembus. Sama sekali tidak ada tanda-tanda Roh Hitam akan menyerang, tetapi membuat Amdara dan Inay semakin waspada. Biasanya Roh Hitam akan langsung menyerang ketika lawan lengah sedikit.

"Hei, Roh Hit---!"

Jepit rambut itu seketika melesat cepat ke arah Amdara. Untung saja Amdara menghindar dengan cepat, tetapi jepit rambut tersebut kembali melesat dan mengarah pada mata.

Amdara sulit menyerang karena ukuran jepit rambut yang tidak besar.

"Luffy, di bawah ...!"

Amdara terlambat menghindar kali ini membuat telapak kakinya terluka dan darah keluar banyak.

Inay memanjangkan rambut dan menarik tubuh Amdara ke sampingnya.

Terlihat jepit rambut itu tidak mengejar Amdara, malah seperti tengah meminun cairan merah di tanah.

Amdara dan Inay yang melihatnya tersentak. Cairan merah itu adalah darah Amdara!

"Roh Hitam Penghisap Darah?!"

Inay menahan napas, kali ini mereka akan berhadapan dengan Roh Hitam yang cukup merepotkan.

Tiba-tiba saja jepit rambut itu mengeluarkan asap hitam dan mengepul, perlahan berubah wujud menjadi anak kecil bertubuh hitam, bermata merah menyala dan berambut panjang menatap tajam Amdara dan Inay.

Roh Hitam tersebut melesat ke arah Amdara dan Inay langsung menghindar. Gerakan Roh Hitam sangat cepat, Amdara dan Inay kerepotan menghindar.

Amdara mengeluarkan angin ****** beliungnya ke arah Roh Hitam. Kali ini Amdara menggunakan pedang untuk menyerang setelah Roh Hitam terbawa angin.

Cahaya biru dari pedang Amdara terlihat mengagumkan. Ketika angin tersebut menghilang, Amdara sudah berada di depan Roh Hitam bersiap menusuk roh tersebut.

Namun, tiba-tiba saja Roh Hitam mengeluarkan api dari mulut ke depan tepat di wajah Amdara.

Groaaa!

Jarak Roh Hitam dengan Amdara sangat dekat, Amdara tidak bisa membuat perisai pelindung, apalagi menghindar.

Inay langsung membuat pelindung menggunakan rambutnya melindungi Amdara dari titik tidak terduga Roh Hitam menyerang.

"Sekarang!"

Episodes
1 1 Misi Rahasia
2 2 - Masalah Besar
3 3 Tetua Haki
4 4 Bunga Teratai Penghisap Nyawa
5 5 Roh Hitam
6 6 Hukuman
7 7 Mengikuti Kelas Pertama
8 8 Murid-murid yang Aneh
9 9 Latihan Malam
10 10 Kekuatan Asing
11 11 Mengambil Masalah
12 12 Penindas Kecil
13 13 Berburu Roh Hitam
14 14 Ketua Kelas Dirgan
15 15 Pertandingan
16 16 Pertandingan 2
17 17 Pertandingan 3
18 18 Bocah Berambut Putih
19 19 Guru Aneh
20 20 Permainan
21 21 Permainan 2
22 22 Permainan 3
23 23 Permintaan
24 24 Raja Roh
25 25 Bocah Bertopeng
26 26 Perbincangan Para Tetua
27 27 Penarik Perhatian
28 28 Misi Pertama
29 29 Kejadian Tak Terduga
30 30 Kejadian di Penginapan
31 31 Nenek Penjual Jepit Rambut
32 32 Tawaran
33 33 Latihan
34 Pengumuman
35 34 Selendang Hitam
36 35 Pertemuan Tak Terduga
37 Pengenalan Tokoh
38 36 Krisis
39 37 Pengobatan
40 38 Di Awal Fajar
41 39 Mengambil Masalah 2
42 40 Satu Kesepakatan
43 41 - Malam Yang Terasa Panjang
44 42 - Menuju Ke Desa Bumi Selatan
45 43 - Desa Terpencil Tanah Mati
46 44 - Kejadian Tak Terduga (2)
47 45 - Makhluk Mengerikan
48 46 - Malam Mencekam
49 47 - Cerita Dari Kepala Desa
50 48 - Desa Bumi Selatan
51 48 - Desa Bumi Selatan
52 49 - Fakta Tersembunyi
53 50 - Kejanggalan
54 51 - Mayat Hidup
55 52 - Irama Kematian
56 53 - Kisah Yang Terkuak
57 54 - Teman Baru
58 55 - Kembali ke Akademi
59 56 - Sampai dengan Selamat
60 57 - Kembali ke Akademi (2)
61 58 - Persiapan Pertandingan Antar Kelas
62 59 - Pertandingan Antar Kelas Dimulai!
63 60 - Pertandingan Pertama
64 61 - Kedatangan Yang Ditunggu
65 62 - Kerja Sama Tim
66 63 - Awal Perubahan
67 64 - Dipagi-pagi Buta
68 65 - Mencari Tanaman Herbal
69 66 - Pertanyaan Tak Terduga
70 67 - Hutan Arwah
71 68 - Kekhawatiran
72 69 - Dua Makhluk Penghuni Hutan Arwah
73 70 - Dunia Lain
74 71 - Dunia Lain (2)
75 72 - Dunia Lain (3)
76 73 - Dark World
77 74 - Aray
78 75 - Atma
79 76 - Atma (2)
80 77 - Tatapan Meremehkan
81 78 - Kelinci Percobaan
82 79 - Ramuan Aneh
83 80 - Perubahan Kecil yang Tidak Disadari
84 81 - Hutang yang Harus Dibayar
85 82 - Malam Menenangkan
86 83 - Membuat Penawar
87 84 - Panggilan Dari Tetua
88 85 - Kejadian di Balai Istirahat
89 86 - Keadaan yang Mengkhawatirkan
90 87 - Kelompok Kelas Satu C
91 88 - Ujian Tertulis
92 89 - Bentang Alam Mimpi Amdara
93 90 - Bentang Alam Mimpi Amdara (2)
94 91 - Membuat Penawar (2)
95 92 - Membuat Penawar (3)
96 93 - Pil Aneh
97 94 - Pertandingan Antar Kelas (2)
98 95 - Arena Pertandingan
99 96 - Arena Pertandingan (2)
100 97 - Dua Pengendali Angin
101 98 - Keputusan
102 99 - Nada
103 100 - Arena Pertandingan (3)
104 101 - Arena Pertandingan (4)
105 102 - Arena Pertandingan (5)
106 103 - Saling Bantu
107 104 - Kejadian Di Balai Istirahat (2)
108 105 - Nada (2)
109 106 - Ketakutan
110 107 - Arena Pertandingan (6)
111 108 - Kekuatan Inay
112 109 - Tiga Kali Lolos
113 110 - Guru Aneh (2)
114 111 - Membuat Strategi
115 112 - Pertandingan Antar Kelompok
116 113 - Menjalankan Strategi Awal
117 114 - Serangan Dari Lawan
118 115 - Alam Bawah Sadar Milik Lasi
119 116 - Perlawanan Sengit
120 117 - Serangan Tidak Terduga
121 118 - Akhir Pertandingan
122 119 - Menganalisa Kekuatan Lawan
123 120 - Strategi Dirgan
124 121 - Sebelum Pertandingan
125 122 - Serangan Awal
126 123 - Babak Final
127 124 - Rencana Penyerangan
128 125 - Memainkan Strategi
129 126 - Kecurigaan
130 127 - Roh Hitam (2)
131 128 - Roh Hitam (3)
132 129 - Kedatangan Yang Ditunggu
133 130 - Menyerang Raja Roh Hitam
134 131 - Keinginan
135 132 - Merayakan Kemenangan
136 133 - Nenek Nian
137 134 - Mengubah Penampilan
138 135 - Sebuah Kebanggaan
139 136 - Menemui Tetua
140 137 - Keputusan
141 138 - Perjalanan Menuju Kediaman Tentu Haki
142 139 - Siluman Harimau Api
143 140 - Kekuatan Gabungan
144 141 - Teknik Penyerapan Kekuatan
145 141 - Melanjutkan Perjalanan
146 142 - Hutan
147 143 - Roh Hitam (4)
148 144 - Kondisi yang Mengkhawatirkan
149 145 - Shi
150 146 - Perjalanan Di Hutan (2)
151 147 - Tabir
152 148 - Teman-teman Amdara
153 149 - Bertemu Siluman Ular
154 150 - Irama Ketenangan
155 151 - Pengendali Jiwa Makhluk
156 152 - Akhirnya Sampai!
157 153 - Kebenaran yang Baru Terungkap
158 154 - Latihan Pertama
159 155 - Pemusatan Kekuatan
160 156 - Pertemuan Kedua
161 157 - Kemampuan Luar Biasa
162 158 - Kabar
163 159 - Di Hutan
164 160 - Daerah Barat
165 161 - Burung Phoenix
166 162 - Serangan Spiritual
167 163 - Sosok Misterius
168 164 - Siluman Rubah Merah
169 165 - Pelatihan Keras dari Dua Siluman
170 166 - Kekuatan Baru
171 167 - Berburu Bersama
172 168 - Pengetaman Permata Siluman
173 169 - Kembali
174 170 - Perubahan
175 171 - Perubahan II
176 172 - Pelatihan Tertutup
177 173 - Daerah Roh Hitam
178 174 - Daerah Roh Hitam II
179 175 - Daerah Roh Hitam III
180 176 - Daerah Roh Hitam IV
181 177 - Pelatihan Tertutup II
182 178 - Pelatihan Tertutup III
183 179 - Tetua Widya
184 180 - Penginapan
185 181 - Transaksi
186 182 - Melanjutkan Perjalanan
187 183 - Desa Igir
188 184 - Melawan Orang-orang Aliran Hitam
189 185 - Penyerangan
190 186 - Misi Selesai
191 187 - Mencari Informasi
192 188 - Seluring Putih
193 189 - Bocah Pengemis
194 190 - Bocah Pengemis (2)
195 191 - Negosiasi
196 192 - Transaksi II
197 193 - Penginapan II
198 194 - Raja Roh Hitam
199 195 - Raja Roh Hitam II
200 196 - Lima Belas Bintang Malam
201 197 - Pengendali Jiwa Makhluk II
202 198 - Irama Ketenangan II
203 199 - Dark World II
204 200 - Pengungkapan
205 201 - Penyerangan
206 202 - Penyerangan II
207 203 - Penyerangan III
208 204 - Yang Tidak Terduga
209 205 - Perasaan Sesal
210 206 - Pertemuan Teman Lama
211 207 - Yang Tidak Pernah Diharapkan
212 208 - Sesuatu Yang Tidak Terduga
213 209 - Aura Tidak Biasa
214 210 - Pertanyaan
215 211 - Tabir II
216 212 - Kita Teman
217 213 - Kita Teman II
218 214 - Sebuah Ikatan Erat
219 215 - Menuju Klan Ang
220 216 - Serangan Kejutan
221 217 - Sesepuh Klan Ang
222 218 - Kekuatan Klan Ang
223 219 - Kekuatan Mengerikan
224 220 - Kedatangan Tetua Haki
225 221 - Kesedihan Amdara
226 222 - Kepergian
227 223 - Kepergian II
228 224 - Dalam Perjalanan
229 225 - Sesuatu yang Tidak Terduga II
230 226 - Mimpi
231 227 - Melanjutkan Perjalanan
232 228 - Melewati Gunung
233 229 - Melewati Gunung II
234 230 - Melewati Gunung III
235 231 - Bukan Sosoknya
236 232 - Menyeberangi Laut Hitam
237 233 - Menyeberangi Laut Hitam II
238 234 - Siluman Naga Air
239 235 - Siluman Naga Air II
240 236 - Siapa Kau Sebenarnya?
241 237 - Sebuah Kabar
242 238 - Cerita Dari Naga Air
243 239 - Bukan Tanpa Alasan
244 240 - Mengambil Masalah III
245 241 - Sampai di Tempat Tujuan
246 242 - Kota Ujung Bumi
247 243 - Cerita dari Amdara
248 244 - Gadis Berambut Merah
249 245 - Serangan Tidak Terduga
250 246 - Pertandingan Dadakan
251 247 - Pertarungan
252 248 - Pertarungan II
253 249 - Pertarungan III
254 250 - Pertarungan IV
255 251 - Perubahan III
256 252 - Serangan Bayang Pencakar Jiwa
257 253 - Kekuatan Asing II
258 254 - Keberadaan Amdara
259 255 - Ketu
260 256 - Kekhawatiran
261 257 - Syarat
262 258 - Roh Hitam V
263 259 - Air Terjun
264 260 - Ai
265 261 - Ungkapan
266 262 - Kita Sama
267 263 - Permata Air
268 264 - Pencabutan Benang Merah
269 265 - Pencabutan Benang Merah
270 266 - Rencana Mereka
271 267 - Pencabutan Benang Merah III
272 268 - Aura Kegelapan
273 269 - Awal Mula
274 270 - Perang Dunia
275 271 - Perang Dunia II
276 272 - Perang Dunia III
277 273 - Perang Dunia IV
278 274 - Penyebab Kebangkitan Roh Hitam
279 275 - Dunia Manusia dalam Kehancuran
280 276 - Bentang Alam Mimpi Amdara III
281 277 - Kebahagian Sesaat
282 278 - Gadis Berambut Putih
283 279 - Ketidaktahuan Amdara
284 280 - Aura Mengerikan
285 281 - Aray II
286 282 - Pertemuan Tidak Terduga
287 283 - Pertanyaan
288 284 - Anak Iblis
289 285 - Pertemuan
290 286 - Jati Diri
291 287 - Bukan Luffy
292 288 - Serangan
293 289 - Hubungan
294 290 - Identitas
295 291 - Akhir
296 292 - Tidak Ada Kata Teman
297 293 - Cahaya Merah
298 294 - Kebenaran
299 295 - Dua Pilihan
300 296 - Hubungan
301 297 - Fakta
302 298 - Diluluhlantakkan
303 299 - Kehancuran
304 300 - Dunia Roh Hitam
305 301 - Dunia Roh Hitam II
306 302 - Berakhir
Episodes

Updated 306 Episodes

1
1 Misi Rahasia
2
2 - Masalah Besar
3
3 Tetua Haki
4
4 Bunga Teratai Penghisap Nyawa
5
5 Roh Hitam
6
6 Hukuman
7
7 Mengikuti Kelas Pertama
8
8 Murid-murid yang Aneh
9
9 Latihan Malam
10
10 Kekuatan Asing
11
11 Mengambil Masalah
12
12 Penindas Kecil
13
13 Berburu Roh Hitam
14
14 Ketua Kelas Dirgan
15
15 Pertandingan
16
16 Pertandingan 2
17
17 Pertandingan 3
18
18 Bocah Berambut Putih
19
19 Guru Aneh
20
20 Permainan
21
21 Permainan 2
22
22 Permainan 3
23
23 Permintaan
24
24 Raja Roh
25
25 Bocah Bertopeng
26
26 Perbincangan Para Tetua
27
27 Penarik Perhatian
28
28 Misi Pertama
29
29 Kejadian Tak Terduga
30
30 Kejadian di Penginapan
31
31 Nenek Penjual Jepit Rambut
32
32 Tawaran
33
33 Latihan
34
Pengumuman
35
34 Selendang Hitam
36
35 Pertemuan Tak Terduga
37
Pengenalan Tokoh
38
36 Krisis
39
37 Pengobatan
40
38 Di Awal Fajar
41
39 Mengambil Masalah 2
42
40 Satu Kesepakatan
43
41 - Malam Yang Terasa Panjang
44
42 - Menuju Ke Desa Bumi Selatan
45
43 - Desa Terpencil Tanah Mati
46
44 - Kejadian Tak Terduga (2)
47
45 - Makhluk Mengerikan
48
46 - Malam Mencekam
49
47 - Cerita Dari Kepala Desa
50
48 - Desa Bumi Selatan
51
48 - Desa Bumi Selatan
52
49 - Fakta Tersembunyi
53
50 - Kejanggalan
54
51 - Mayat Hidup
55
52 - Irama Kematian
56
53 - Kisah Yang Terkuak
57
54 - Teman Baru
58
55 - Kembali ke Akademi
59
56 - Sampai dengan Selamat
60
57 - Kembali ke Akademi (2)
61
58 - Persiapan Pertandingan Antar Kelas
62
59 - Pertandingan Antar Kelas Dimulai!
63
60 - Pertandingan Pertama
64
61 - Kedatangan Yang Ditunggu
65
62 - Kerja Sama Tim
66
63 - Awal Perubahan
67
64 - Dipagi-pagi Buta
68
65 - Mencari Tanaman Herbal
69
66 - Pertanyaan Tak Terduga
70
67 - Hutan Arwah
71
68 - Kekhawatiran
72
69 - Dua Makhluk Penghuni Hutan Arwah
73
70 - Dunia Lain
74
71 - Dunia Lain (2)
75
72 - Dunia Lain (3)
76
73 - Dark World
77
74 - Aray
78
75 - Atma
79
76 - Atma (2)
80
77 - Tatapan Meremehkan
81
78 - Kelinci Percobaan
82
79 - Ramuan Aneh
83
80 - Perubahan Kecil yang Tidak Disadari
84
81 - Hutang yang Harus Dibayar
85
82 - Malam Menenangkan
86
83 - Membuat Penawar
87
84 - Panggilan Dari Tetua
88
85 - Kejadian di Balai Istirahat
89
86 - Keadaan yang Mengkhawatirkan
90
87 - Kelompok Kelas Satu C
91
88 - Ujian Tertulis
92
89 - Bentang Alam Mimpi Amdara
93
90 - Bentang Alam Mimpi Amdara (2)
94
91 - Membuat Penawar (2)
95
92 - Membuat Penawar (3)
96
93 - Pil Aneh
97
94 - Pertandingan Antar Kelas (2)
98
95 - Arena Pertandingan
99
96 - Arena Pertandingan (2)
100
97 - Dua Pengendali Angin
101
98 - Keputusan
102
99 - Nada
103
100 - Arena Pertandingan (3)
104
101 - Arena Pertandingan (4)
105
102 - Arena Pertandingan (5)
106
103 - Saling Bantu
107
104 - Kejadian Di Balai Istirahat (2)
108
105 - Nada (2)
109
106 - Ketakutan
110
107 - Arena Pertandingan (6)
111
108 - Kekuatan Inay
112
109 - Tiga Kali Lolos
113
110 - Guru Aneh (2)
114
111 - Membuat Strategi
115
112 - Pertandingan Antar Kelompok
116
113 - Menjalankan Strategi Awal
117
114 - Serangan Dari Lawan
118
115 - Alam Bawah Sadar Milik Lasi
119
116 - Perlawanan Sengit
120
117 - Serangan Tidak Terduga
121
118 - Akhir Pertandingan
122
119 - Menganalisa Kekuatan Lawan
123
120 - Strategi Dirgan
124
121 - Sebelum Pertandingan
125
122 - Serangan Awal
126
123 - Babak Final
127
124 - Rencana Penyerangan
128
125 - Memainkan Strategi
129
126 - Kecurigaan
130
127 - Roh Hitam (2)
131
128 - Roh Hitam (3)
132
129 - Kedatangan Yang Ditunggu
133
130 - Menyerang Raja Roh Hitam
134
131 - Keinginan
135
132 - Merayakan Kemenangan
136
133 - Nenek Nian
137
134 - Mengubah Penampilan
138
135 - Sebuah Kebanggaan
139
136 - Menemui Tetua
140
137 - Keputusan
141
138 - Perjalanan Menuju Kediaman Tentu Haki
142
139 - Siluman Harimau Api
143
140 - Kekuatan Gabungan
144
141 - Teknik Penyerapan Kekuatan
145
141 - Melanjutkan Perjalanan
146
142 - Hutan
147
143 - Roh Hitam (4)
148
144 - Kondisi yang Mengkhawatirkan
149
145 - Shi
150
146 - Perjalanan Di Hutan (2)
151
147 - Tabir
152
148 - Teman-teman Amdara
153
149 - Bertemu Siluman Ular
154
150 - Irama Ketenangan
155
151 - Pengendali Jiwa Makhluk
156
152 - Akhirnya Sampai!
157
153 - Kebenaran yang Baru Terungkap
158
154 - Latihan Pertama
159
155 - Pemusatan Kekuatan
160
156 - Pertemuan Kedua
161
157 - Kemampuan Luar Biasa
162
158 - Kabar
163
159 - Di Hutan
164
160 - Daerah Barat
165
161 - Burung Phoenix
166
162 - Serangan Spiritual
167
163 - Sosok Misterius
168
164 - Siluman Rubah Merah
169
165 - Pelatihan Keras dari Dua Siluman
170
166 - Kekuatan Baru
171
167 - Berburu Bersama
172
168 - Pengetaman Permata Siluman
173
169 - Kembali
174
170 - Perubahan
175
171 - Perubahan II
176
172 - Pelatihan Tertutup
177
173 - Daerah Roh Hitam
178
174 - Daerah Roh Hitam II
179
175 - Daerah Roh Hitam III
180
176 - Daerah Roh Hitam IV
181
177 - Pelatihan Tertutup II
182
178 - Pelatihan Tertutup III
183
179 - Tetua Widya
184
180 - Penginapan
185
181 - Transaksi
186
182 - Melanjutkan Perjalanan
187
183 - Desa Igir
188
184 - Melawan Orang-orang Aliran Hitam
189
185 - Penyerangan
190
186 - Misi Selesai
191
187 - Mencari Informasi
192
188 - Seluring Putih
193
189 - Bocah Pengemis
194
190 - Bocah Pengemis (2)
195
191 - Negosiasi
196
192 - Transaksi II
197
193 - Penginapan II
198
194 - Raja Roh Hitam
199
195 - Raja Roh Hitam II
200
196 - Lima Belas Bintang Malam
201
197 - Pengendali Jiwa Makhluk II
202
198 - Irama Ketenangan II
203
199 - Dark World II
204
200 - Pengungkapan
205
201 - Penyerangan
206
202 - Penyerangan II
207
203 - Penyerangan III
208
204 - Yang Tidak Terduga
209
205 - Perasaan Sesal
210
206 - Pertemuan Teman Lama
211
207 - Yang Tidak Pernah Diharapkan
212
208 - Sesuatu Yang Tidak Terduga
213
209 - Aura Tidak Biasa
214
210 - Pertanyaan
215
211 - Tabir II
216
212 - Kita Teman
217
213 - Kita Teman II
218
214 - Sebuah Ikatan Erat
219
215 - Menuju Klan Ang
220
216 - Serangan Kejutan
221
217 - Sesepuh Klan Ang
222
218 - Kekuatan Klan Ang
223
219 - Kekuatan Mengerikan
224
220 - Kedatangan Tetua Haki
225
221 - Kesedihan Amdara
226
222 - Kepergian
227
223 - Kepergian II
228
224 - Dalam Perjalanan
229
225 - Sesuatu yang Tidak Terduga II
230
226 - Mimpi
231
227 - Melanjutkan Perjalanan
232
228 - Melewati Gunung
233
229 - Melewati Gunung II
234
230 - Melewati Gunung III
235
231 - Bukan Sosoknya
236
232 - Menyeberangi Laut Hitam
237
233 - Menyeberangi Laut Hitam II
238
234 - Siluman Naga Air
239
235 - Siluman Naga Air II
240
236 - Siapa Kau Sebenarnya?
241
237 - Sebuah Kabar
242
238 - Cerita Dari Naga Air
243
239 - Bukan Tanpa Alasan
244
240 - Mengambil Masalah III
245
241 - Sampai di Tempat Tujuan
246
242 - Kota Ujung Bumi
247
243 - Cerita dari Amdara
248
244 - Gadis Berambut Merah
249
245 - Serangan Tidak Terduga
250
246 - Pertandingan Dadakan
251
247 - Pertarungan
252
248 - Pertarungan II
253
249 - Pertarungan III
254
250 - Pertarungan IV
255
251 - Perubahan III
256
252 - Serangan Bayang Pencakar Jiwa
257
253 - Kekuatan Asing II
258
254 - Keberadaan Amdara
259
255 - Ketu
260
256 - Kekhawatiran
261
257 - Syarat
262
258 - Roh Hitam V
263
259 - Air Terjun
264
260 - Ai
265
261 - Ungkapan
266
262 - Kita Sama
267
263 - Permata Air
268
264 - Pencabutan Benang Merah
269
265 - Pencabutan Benang Merah
270
266 - Rencana Mereka
271
267 - Pencabutan Benang Merah III
272
268 - Aura Kegelapan
273
269 - Awal Mula
274
270 - Perang Dunia
275
271 - Perang Dunia II
276
272 - Perang Dunia III
277
273 - Perang Dunia IV
278
274 - Penyebab Kebangkitan Roh Hitam
279
275 - Dunia Manusia dalam Kehancuran
280
276 - Bentang Alam Mimpi Amdara III
281
277 - Kebahagian Sesaat
282
278 - Gadis Berambut Putih
283
279 - Ketidaktahuan Amdara
284
280 - Aura Mengerikan
285
281 - Aray II
286
282 - Pertemuan Tidak Terduga
287
283 - Pertanyaan
288
284 - Anak Iblis
289
285 - Pertemuan
290
286 - Jati Diri
291
287 - Bukan Luffy
292
288 - Serangan
293
289 - Hubungan
294
290 - Identitas
295
291 - Akhir
296
292 - Tidak Ada Kata Teman
297
293 - Cahaya Merah
298
294 - Kebenaran
299
295 - Dua Pilihan
300
296 - Hubungan
301
297 - Fakta
302
298 - Diluluhlantakkan
303
299 - Kehancuran
304
300 - Dunia Roh Hitam
305
301 - Dunia Roh Hitam II
306
302 - Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!