8 Murid-murid yang Aneh

"Hei, dia memunculkan warna coklat!"

Dirgan berseru, dia menunjuk Amdara sambil berdiri. Amdara segera menarik tangannya dan menatap Guru Anehnya. Amdara sama sekali tahu arti warna coklat itu.

Di alat canggih yang dibuat guru kelas C, merupakan alat pendeteksi kekuatan di mana warna Gelap dilambangkan telah berada di Tingkat Tahap Pertama, warna Coklat di Tingkat Tahap Emas, warna Abu-abu di Tingkat Tahap Bumi, warna Orange di Tingkat Tahap Langit, warna Kuning di Tingkat Tahap Akhir dan warna Putih dilambangkan berada di Tingkat Tahap Akhir.

Di Negeri Nirwana Bumi berbeda nama tingkatan dengan Negeri Elang Bulan. Jika Amdara di Negeri Elang Bulan berada di Tingkat Ketiga Paruh Merah, maka dengan adanya warna coklat menunjukkan Amdara berada di Tingkat Tahap Emas dimana seharusnya Amdara masuk kelas A atau B.

"Ada apa?" Amdara bertanya pada Guru Aneh. Karena tidak tahu nama gurunya, Amdara memutuskan menyebut guru tersebut sebagai Guru Aneh.

"Kau berada di Tingkat Tahap Emas."

Guru Aneh menjelaskan warna-warna yang akan muncul pada alatnya dan tingkatan kekuatan. Harusnya Amdara tidak berada di kelas Satu C, melainkan kelas A atau B.

Guru Aneh sama sekali tidak mengetahui bakat Amdara, dia hanya mendengar bahwa akan ada murid baru di kelas C. Tidak disangka murid baru ini berbakat.

"Ini aneh. Kau berbakat. Tapi mengapa masuk kelas C?"

Amdara menggelengkan kepala. Dia juga tidak tahu mengapa mendapat kelas C. Jelas Guru Aneh merasa ada kesalahan.

"Apa dia akan pamer di kelas ini?"

Seseorang yang duduk di bangku belakang Inay dan Amdara itu terlihat tidak suka jika dilihat dari dia berbicara. Anak laki-laki itu bernama Aray, dia tidak menyukai cahaya semenjak lima tahun lalu.

"Huhuhu, kapan aku bisa pindah kelas? Huhuhu kelas ini muridnya memiliki kepribadian aneh."

Murid perempuan yang memiliki wajah sendu itu menangis. Dia memeluk lutut dan menenggelamkan wajah di antara lutut. Perkataannya membuat Amdara menaikkan sebelah alis.

"Diamlah, bocah cengeng! Selagi ada aku yang mempesona ini, kelas terbuang ini akan selalu memiliki pesona sendiri."

Ya, murid perempuan itu bernama Rinai. Dia sangat sering menangis tanpa alasan. Sementara orang yang menyahut ucapan Rinai adalah orang yang telah menggunakan topeng wajah jelek saat Amdara dan Inay memasuki kelas. Amdara dan Inay ingat betul orang itu.

Inay menatap tidak suka Atma yang kini memainkan rambut pendeknya di belakang Rinai.

"Yah, Atma benar. Ini memang kelas terbuang."

Ketua Kelas Dirgan menghembuskan napas panjang. Penghinaan dari murid lain dan guru membuat mereka putus asa. Rasa sakit mereka tidak bisa diluapkan karena tidak bisa menggunakan kekuatan. Dirgan menggebrak meja saking kesalnya sampai membuat Amdara dan Inay tersentak. Bagi murid-murid lain, mereka sudah lama mengenal kepribadian masing-masing. Jadi mereka terlihat biasa-biasa saja.

Anak perempuan yang tidak memiliki pupil mata tertawa keras, "Khakha, dia hanya bocah polos. Tidak tahu apa pun di dunia kejam ini."

Dia bernama Nada, sering tertawa cekikikan. Tiba-tiba saja Nada mengatakan hal tidak jelas, suaranya berbeda dari sebelumnya dan mengoceh dengan suara pria, nenek-nenek, dan bahkan anak kecil.

Amdara menahan napas, dia bahkan sulit melakukan mengubah suara sendiri. Tetapi anak perempuan itu bisa melakukan dengan mudah. Benar-benar kekuatan istimewa.

Amdara baru menyadari bahwa kelas ini berisi murid-murid dengan umur kisaran 13 sampai 15 tahun. Namun, mengapa mereka masih berada di kelas satu? Bukankah biasanya murid yang berumur 15 tahun sudah berada di kelas dua? Amdara memiliki banyak pertanyaan, tetapi sepertinya dia tidak tahu harus bertanya pada siapa setelah melihat wajah dan kepribadian mereka yang cukup ... aneh.

"Kelas terbuang, yah ...." Guru Aneh menunduk sambil mengepalkan tangan.

Aura sekitar menjadi berbeda. Suhu udara semakin dingin ketika Guru Aneh mengangkat tangan dan detik itu juga semua bangku melayang. Cahaya merah menghilang membuat ruang gelap terganti cahaya putih dari atas membuat Aray mengepalkan tangan kuat.

Inay hampir saja terjatuh jika dirinya tidak berpegangan pada bangku. Jantungnya benar-benar hampir copot jika dirinya terus berada di kelas aneh ini. Inay ingin segera pergi dari kelas. Tubuhnya bahkan gemetar terus sampai tidak bisa mengatakan apa-apa.

Guru Aneh menyuruh Amdara duduk kembali. Dia tahu kemampuan Amdara yang cukup hebat.

"Baiklah, ini saatnya pembelajaran ulang." Guru Aneh menurunkan bangku. Dia membuat sebuah kertas yang melayang di udara. "Ini dinamakan teknik dasar menggunakan kekuatan. Melayangkan benda."

Melayangkan benda bisa dari jarak dekat maupun jarak jauh tergantung penguasaan dan kekuatan. Teknik dasar ini biasanya mudah dilakukan oleh seseorang berkekuatan umur 5 tahun sekalipun. Namun, di sini berbeda.

Amdara dan Inay kebingungan saat pelajaran pertama ini adalah milik bocah kecil.

Guru Aneh menyebarkan kertas pada setiap murid dan kemudian memerintahkan mereka untuk melayangkannya.

Amdara dan Inay melakukannya dengan mudah, berbeda sekali dengan yang lain terlihat kesulitan.

Aray memunculkan kekuatannya berwarna hitam. Mencoba melayangkan benda tipis itu, tetapi sama sekali tidak bergerak. Bukan hanya dia semua murid kecuali Amdara dan Inay sama sekali tidak bisa melayangkannya.

Guru Aneh mendekati Aray. "Pusatkan kekuatan kalian pada benda, lalu coba layangkanlah."

Aray kembali mencoba dengan memfokuskan pikiran pengendalian kekuatan, perlahan kertas itu mulai melayang tetapi dalam sekejap hangus. Aray memukul meja, sangat kesal. "Sial, gagal lagi!"

Guru Aneh hanya mengembuskan napas panjang. "Konsentrasilah, kendalikan kekuatan kalian. Jika kalian tidak bisa mengendalikan kekuatan maka kekuatan itu yang akan mengendalikan kalian."

Yang dikatakan Guru Aneh memang benar. Seseorang yang memiliki kekuatan tetapi tidak bisa mengendalikannya maka akan menjadi masalah. Kekuatan sendiri dapat mengendalikan manusia jika manusia itu tidak bisa mengendalikannya. Bukan berarti kekuatan ini memiliki pikiran sendiri, hanya saja semakin tumbuh dewasa maka semakin banyak pula kekuatan yang akan meningkat. Perlunya pengendalian kekuatan dan belajar di sekolah Magic adalah hal paling tepat.

Amdara menoleh ke arah samping di mana Nada yang menutup mata seperti tengah berkonsentrasi. Tangannya menunjuk kertas, tetapi kertas itu sama sekali tidak bergerak. Sama halnya dengan Rinai yang tidak bisa melayangkan kertas, bergerak pun tidak.

Amdara jadi tahu sekarang kelas ini memang payah dan pantas mendapat julukan kelas terbuang sebab murid-muridnya sama sekali tidak menguasai teknik dasar.

"Guru, kenapa sulit sekali?!"

Atma mengembuskan napas kesal, dia memegang kertas itu. Guru Aneh lagi dan lagi mengembuskan napas. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Sudah 5 tahun dia mengajar mereka tapi sama sekali tidak ada perkembangan. Benar-benar membuat Guru Aneh hanya bisa memendam kesal pada para Tetua yang tidak memberi sumber daya pada murid-muridnya.

Di sekolah Magic Awan Langit, yang mendapatkan sumber daya hanya murid yang menjalankan misi dan dari kelas A dan B. Sementara kelas C sampai sekarang tidak mendapatkan apa pun. Pernah Guru Aneh meminta sumber daya, tetapi para Guru lain protes karena murid Guru Aneh sangatlah payah dan tidak memiliki bakat.

"Tidak sulit."

Amdara berdiri dan berucap, membuat Guru Aneh, Atma, Aray dan yang lain menatapnya. Amdara melayangkan kertas di depannya kemudian mendaratkan pada bangku Aray.

"Kalian hanya perlu mengeluarkan kekuatan. Lalu salurkan pada kertas." Amdara menyalurkan kekuatan dan kemudian kertas itu melayang. "Tetap fokus pada penyaluran kekuatan. Kontrol kekuatan kalian agar tidak terlalu membuang kekuatan pada kertas agar tidak hancur."

Cahaya biru tipis mengelilingi kertas Amdara. Guru Aneh nampak tersenyum pahit, dia sudah lama mengajarkan ini tapi sampai sekarang belum ada yang berhasil.

"Hei, bagaimana kau menyalurkannya? Aku sama sekali tidak paham."

Dirgan bertanya pada Amdara yang sedikit tersentak. Pertanyaan barusan membuat Inay sampai membuka mulut.

"Mn? Apa kalian tidak belajar menyalurkan kekuatan?"

Amdara bertanya balik dengan tatapan datar. Dia terlihat berwibawa dan bijak saat berkata walaupun usianya lebih muda dari yang lain.

Aray memutar bola mata, di pandangannya Amdara hanyalah bocah yang sedang pamer kekuatan sama sekali tidak menarik.

"Guru pernah mengajarinya. Khakhaa, tapi kami tidak paham sama sekali," ucap Nada menunduk.

Ada yang membuat Amdara bingung sekarang. Biasanya seseorang dapat mengaktifkan kekuatan ketika masih berumur 5 tahun. Jika mereka yang tidak bisa mengeluarkan kekuatan, maka yang dipikirkan Amdara sekarang hanyalah ada yang tidak beres dengan tubuh mereka.

"Guru, apa mereka memiliki segel dalam tubuh?"

Pertanyaan Amdara membuat Guru Aneh, Inay, Aray, Atma, dan yang lain tersentak bukan main. Bahkan Dirgan sampai menahan napas mendengarnya. Selama ini mereka tidak berpikir demikian, hanya berpikir mereka adalah manusia payah yang sama sekali tidak memiliki kekuatan.

Guru Aneh berdehem. "Aku tidak berpikir demikian. Kupikir mereka memang sulit diajari ...."

Melihat respon Guru Aneh, membuat Amdara mengembuskan napas. Amdara kemudian meminta maaf karena berbicara asal, membuat Aray dan yang lain mengembuskan napas lega, jika memang ada segel seharusnya Guru Aneh juga tahu sejak lima tahun lalu.

Guru Aneh kemudian menjelaskan. "Setiap manusia memiliki kekuatan, dalam diri kalian ada sebuah kekuatan. Hanya saja kalian tidak tahu cara mengaktifkannya."

Guru Aneh mulai gelisah, jika yang dikatakan bocah baru itu benar, maka ini akan menjadi masalah besar.

Aray dengan wajah kesalnya berkata, "itulah sebabnya kami sekolah di sini, Guru! Ck, tak kusangka sekolah selama ini pun tidak ada kemajuan."

Dirgan, Atma, Rinai, Nada dan murid yang lain telah putus asa sejak lama. Mereka masuk kelas hanya untuk bertemu teman dan menghilangkan kebosanan.

Inay berdiri dan tersenyum mengejek. "Kalian payah sekali. Padahal Luffy lebih muda dari kalian, tapi kalian sama sekali tidak bisa melakukan hal kecil."

Aray membulatkan mata, dia menatap tajam Inay sambil mengepalkan tangan kuat. Perkataan Inay barusan membuat Aray tersinggung, dia masih bisa menahan kemarahannya.

Rinai mendengar perkataan Inay langsung meneteskan air mata, dia memeluk lutut erat. "Huhuhu, ini sulit. Kau tidak merasakan penderitaan kami. Huhuhu."

Atma memukul meja keras membuat semua orang menatap terkejut. Dia menunjuk Amdara dengan tatapan marah. "Kau si bocah pamer! Pergi ke kelas lain sana! Kau tidak pantas di kelas terbuang ini!"

Ucapan Atma diangguki oleh Nada, Dirgan, dan murid yang lain. Mendengar perkataan Inay, membuat mereka marah dan sedih. Memang apa salahnya belum bisa mengaktifkan kekuatan?! Mereka selama ini sekolah di sini untuk belajar kekuatan, tetapi jika memang belum bisa lalu apakah Inay harus mengejek?!

Di sisi lain Guru Aneh mengepalkan tangan kuat. Dia sebagai guru kelas ini merasa tidak becus membantu murid-murid. Perkataan Inay sungguh membuatnya merasa tidak layak jadi guru.

Amdara masih tetap tenang. Dia tahu mereka marah karena ucapan Inay tetapi bagaimana pun dirinya tidak bisa pindah kelas.

"Tetua menyuruh kami berada di kelas ini."

Inay menoleh, dia menepuk pundak Amdara. Inay juga kesal karena Atma yang telah mengusir mereka untuk pindah kelas. Dirinya menatap tidak suka Atma dan yang lain.

"Luffy, seharusnya kita memang tidak berada di kelas ini! Kita memiliki kemampuan lebih dari mereka! Ayo, kita pergi dan protes pada Tetua!"

Inay menarik lengan Amdara tetapi bocah berambut putih itu tidak bergerak sama sekali.

"Tidak." Amdara melepas tangan Inay. "Bagaimana Kak Nana tahu kita memiliki kemampuan lebih dari mereka?"

Inay terkejut, dia lalu menunjuk murid-murid dengan kesal dan tatapan tidak suka.

"Mereka tidak bisa mengeluarkan kekuatan! Mereka payah! Pantas berada di kelas ini!" Inay berteriak keras.

Namun, Amdara tetap kekeuh dengan pendiriannya yang tidak akan pergi meninggalkan kelas C ini. Dirinya ingat dengan tujuannya, Amdara tidak akan membuat masalah lagi kecuali jika ada yang menyeretnya ke sumber masalah.

"Mereka hanya belum mengaktifkan kekuatan. Bukan berarti tidak bisa mengaktifkannya."

Amdara bersikukuh tidak meninggalkan kelas. Dirinya berpikir bahwa Tetua sengaja mengirim mereka ke kelas ini karena Amdara dan Inay adalah penyusup. Kekuatan mereka yang dilihat sebelumnya hanya sebuah ejekan, karena Amdara dan Inay terlihat lemah dari murid sekolah Akademi Awan Langit yang jauh lebih kuat dan memiliki keistimewaan dalam diri masing-masing.

Amdara tahu ketika dirinya berada di atap asrama, mendengar seseorang tengah bergosip mengenai dirinya dan Inay yang akan dimasukan ke kelas buruk dan tentunya sebelum kedatangan Mega.

Amdara menunduk sambil mengepalkan tangan kuat. Entah mengapa ketika dia diperlakukan seperti ini, rasanya sakit. Berbeda sekali dengan berada di Organisasi Elang Bulan.

*

*

*

Di danau yang tidak terlalu dalam dekat hutan berdaun putih. Danau itu dikelilingi hutan. Suasana tenang membuat seseorang menghirup udara dengan lebih rileks. Pikirannya seketika lebih ringan, ditambah wajahnya segar karena air danau.

Orang itu memutar tangan dan seketika pakaian kotor bersih karena air yang membilas di atas danau. Air terus mengelilingi banyaknya pakaian tersebut sampai benar-benar bersih. Orang tersebut mengeluarkan kekuatan angin untuk mengeringkan pakaian yang masih melayang.

Dia menyenderkan kepala pada pohon. Tangan kanannya masih mengendalikan angin, sedangkan tangan satunya dia angkat untuk mengendalikan air. Angin yang menyatu dengan pakaian berputar-putar membentuk beliung kecil, tetapi tidak sampai menerbangkan dedaunan pohon. Pakaian yang melayang juga tidak terbang ke mana-mana.

Air yang dikendalikan berada di samping angin, air tersebut melayang dan membentuk sebuah lingkaran, tetapi langsung terjatuh. Beberapa kali mencoba kembali, air tersebut akhirnya bisa melayang memutar.

"Mn, apa bisa berubah elemen?"

Orang itu tidak lain adalah Amdara yang bisa mengendalikan angin. Dia sekarang tengah mencoba mengendalikan air walaupun sulit.

Pakaian yang kering lebih cepat akibat kekuatan angin, Amdara segera melipat rapih kemudian memasukan semua pakaian ke dalam cincin ruang.

Cincin ruang adalah benda yang memiliki ruang sebesar 9 meter paling kecil, dan 50 meter paling besar. Cincin ruang hanya dimiliki beberapa orang saja karena harganya yang sangat mahal dan jarang ditemukan. Cincin ini memang kecil, tetapi bisa menampung bangak barang dengan memakainya dapat melihat ruang tersebut tetapi tidak bisa melihat ketika tidak memakainya.

Setelah kelas selesai, dia diberikan tugas membersihkan pakaian, sedangkan Inay pergi ke dapur. Perdebatan antara Amdara dan Inay di kelas dilerai oleh Guru Aneh yang mematikan cahaya dan langsung meledakkan alat pengukur kekuatan. Pada akhirnya Amdara memilih tetap di kelas C, dan Inay mengikuti Amdara setelah mendengar penjelasan Amdara.

Amdara kemudian memfokuskan pikiran, kedua tangannya mengendalikan dua elemen berbeda. Dirinya baru saja mendapatkan ide bagus. Air yang melayang di udara kemudian membentuk lingkaran yang langsung mencoba mendekati elemen angin tetapi tidak bisa disatukan. Seoalah angin memiliki pelindung agar air tidak bisa menyentuhnya.

Amdara menarik napas dalam sebelum memutar kedua elemen itu seperti tengah saling mengejar. Sama sekali tidak menyentuh satu sama lain. Amdara menjatuhkan air, elemen angin berputar sepeti beliung kecil yang perlahan turun ke bawah membuat pusaran angin di dalamnya tanpa ada air yang mendekat. Seperti dugaan Amdara, angin dan air sulit disatukan.

Tiba-tiba saja ada sesuatu yang tertarik ke dalam pusaran angin di bawah danau. Namun, Amdara tidak melihat dengan jelas karena yang terlihat dalam matanya adalah pakaian putih.

Air yang semula biasa-biasa saja mendadak seperti ada kilatan petir dari dalam dan elemen angin Amdara langsung lenyap begitu saja. Amdara langsung berdiri, melihat ke danau untuk melihat apa yang sebenarnya terjadi.

Amdara menaikkan sebelah alis ketika seseorang tiba-tiba muncul tepat di tengah pusaran angin Amdara sebelum lenyap. Orang itu menutup mata, Amdara dapat melihat aliran listrik pada air cukup luas tetapi orang tersebut tidak terkena listrik. Orang yang berumur 14 tahun itu langsung membuat air danau berguncang hebat mengakibatkan Amdara segera melayang menjauh air yang terkena listrik itu.

Karena tidak merasakan adanya bahaya, Amdara masih diam melihat laki-laki itu. Amdara pernah melihatnya ketika dia tengah membersihkan halaman sekolah pagi tadi. Jelas laki-laki itu memang dia!

Laki-laki itu tidak lain adalah Cakrabuana yang tengah melakukan latihan pernapasan di air. Cakra membuka mata, tatapan matanya tertuju pada seseorang yang melayang menatap balik.

"Mn?"

Cakra ingat dia pernah ditolong oleh bocah laki-laki itu, dan dirinya belum berterima kasih. Cakra sebenarnya cukup terkejut dan tidak menyangka bahwa orang itu memakai seragam yang sama dengannya, ternyata bocah itu merupakan murid baru sekolah Akademi Magic Awan Langit.

Amdara memang terlihat seperti laki-laki walaupun memakai pakaian sekolah Akademi Magic Awan Langit. Cakra baru tahu bahwa anak perempuan itu adalah murid sekolah ini.

Cakra berdiri, lalu berjalan di atas air menuju darat dengan tenang. Melihat hal itu membuat Amdara menahan napas, dia bahkan tidak pernah berjalan di atas air karena lebih sering melayang.

Cakra terbang di depan Amdara, dia memberi hormat yang dijawab hormat kembali oleh Amdara.

"Tuan--"

"Aku perempuan."

Amdara memotong ucapan, dia menatap dingin Cakra.

Cakra tersentak, dia mengira bahwa orang di depannya adalah laki-laki. Namun, mendengar perkataan barusan membuat Cakra berdehem menghilangkan kegugupannya. Cakra kemudian meminta maaf karena dia salah memanggil. Bocah laki-laki itu kemudian mengucapkan terima kasih pada Amdara yang telah menyelamatkan dirinya dari serangan dahsyat beberapa minggu lalu.

Amdara hanya mengatakan, "bukan masalah."

Keduanya diam tanpa berniat berbicara kembali. Amdara undur diri, dirinya pergi menemui Inay.

Cakra mengembuskan napas pelan. Bibirnya melengkung tipis saat mengingat ucapannya sendiri yang memalukan. Telinganya sekarang bahkan memerah.

Episodes
1 1 Misi Rahasia
2 2 - Masalah Besar
3 3 Tetua Haki
4 4 Bunga Teratai Penghisap Nyawa
5 5 Roh Hitam
6 6 Hukuman
7 7 Mengikuti Kelas Pertama
8 8 Murid-murid yang Aneh
9 9 Latihan Malam
10 10 Kekuatan Asing
11 11 Mengambil Masalah
12 12 Penindas Kecil
13 13 Berburu Roh Hitam
14 14 Ketua Kelas Dirgan
15 15 Pertandingan
16 16 Pertandingan 2
17 17 Pertandingan 3
18 18 Bocah Berambut Putih
19 19 Guru Aneh
20 20 Permainan
21 21 Permainan 2
22 22 Permainan 3
23 23 Permintaan
24 24 Raja Roh
25 25 Bocah Bertopeng
26 26 Perbincangan Para Tetua
27 27 Penarik Perhatian
28 28 Misi Pertama
29 29 Kejadian Tak Terduga
30 30 Kejadian di Penginapan
31 31 Nenek Penjual Jepit Rambut
32 32 Tawaran
33 33 Latihan
34 Pengumuman
35 34 Selendang Hitam
36 35 Pertemuan Tak Terduga
37 Pengenalan Tokoh
38 36 Krisis
39 37 Pengobatan
40 38 Di Awal Fajar
41 39 Mengambil Masalah 2
42 40 Satu Kesepakatan
43 41 - Malam Yang Terasa Panjang
44 42 - Menuju Ke Desa Bumi Selatan
45 43 - Desa Terpencil Tanah Mati
46 44 - Kejadian Tak Terduga (2)
47 45 - Makhluk Mengerikan
48 46 - Malam Mencekam
49 47 - Cerita Dari Kepala Desa
50 48 - Desa Bumi Selatan
51 48 - Desa Bumi Selatan
52 49 - Fakta Tersembunyi
53 50 - Kejanggalan
54 51 - Mayat Hidup
55 52 - Irama Kematian
56 53 - Kisah Yang Terkuak
57 54 - Teman Baru
58 55 - Kembali ke Akademi
59 56 - Sampai dengan Selamat
60 57 - Kembali ke Akademi (2)
61 58 - Persiapan Pertandingan Antar Kelas
62 59 - Pertandingan Antar Kelas Dimulai!
63 60 - Pertandingan Pertama
64 61 - Kedatangan Yang Ditunggu
65 62 - Kerja Sama Tim
66 63 - Awal Perubahan
67 64 - Dipagi-pagi Buta
68 65 - Mencari Tanaman Herbal
69 66 - Pertanyaan Tak Terduga
70 67 - Hutan Arwah
71 68 - Kekhawatiran
72 69 - Dua Makhluk Penghuni Hutan Arwah
73 70 - Dunia Lain
74 71 - Dunia Lain (2)
75 72 - Dunia Lain (3)
76 73 - Dark World
77 74 - Aray
78 75 - Atma
79 76 - Atma (2)
80 77 - Tatapan Meremehkan
81 78 - Kelinci Percobaan
82 79 - Ramuan Aneh
83 80 - Perubahan Kecil yang Tidak Disadari
84 81 - Hutang yang Harus Dibayar
85 82 - Malam Menenangkan
86 83 - Membuat Penawar
87 84 - Panggilan Dari Tetua
88 85 - Kejadian di Balai Istirahat
89 86 - Keadaan yang Mengkhawatirkan
90 87 - Kelompok Kelas Satu C
91 88 - Ujian Tertulis
92 89 - Bentang Alam Mimpi Amdara
93 90 - Bentang Alam Mimpi Amdara (2)
94 91 - Membuat Penawar (2)
95 92 - Membuat Penawar (3)
96 93 - Pil Aneh
97 94 - Pertandingan Antar Kelas (2)
98 95 - Arena Pertandingan
99 96 - Arena Pertandingan (2)
100 97 - Dua Pengendali Angin
101 98 - Keputusan
102 99 - Nada
103 100 - Arena Pertandingan (3)
104 101 - Arena Pertandingan (4)
105 102 - Arena Pertandingan (5)
106 103 - Saling Bantu
107 104 - Kejadian Di Balai Istirahat (2)
108 105 - Nada (2)
109 106 - Ketakutan
110 107 - Arena Pertandingan (6)
111 108 - Kekuatan Inay
112 109 - Tiga Kali Lolos
113 110 - Guru Aneh (2)
114 111 - Membuat Strategi
115 112 - Pertandingan Antar Kelompok
116 113 - Menjalankan Strategi Awal
117 114 - Serangan Dari Lawan
118 115 - Alam Bawah Sadar Milik Lasi
119 116 - Perlawanan Sengit
120 117 - Serangan Tidak Terduga
121 118 - Akhir Pertandingan
122 119 - Menganalisa Kekuatan Lawan
123 120 - Strategi Dirgan
124 121 - Sebelum Pertandingan
125 122 - Serangan Awal
126 123 - Babak Final
127 124 - Rencana Penyerangan
128 125 - Memainkan Strategi
129 126 - Kecurigaan
130 127 - Roh Hitam (2)
131 128 - Roh Hitam (3)
132 129 - Kedatangan Yang Ditunggu
133 130 - Menyerang Raja Roh Hitam
134 131 - Keinginan
135 132 - Merayakan Kemenangan
136 133 - Nenek Nian
137 134 - Mengubah Penampilan
138 135 - Sebuah Kebanggaan
139 136 - Menemui Tetua
140 137 - Keputusan
141 138 - Perjalanan Menuju Kediaman Tentu Haki
142 139 - Siluman Harimau Api
143 140 - Kekuatan Gabungan
144 141 - Teknik Penyerapan Kekuatan
145 141 - Melanjutkan Perjalanan
146 142 - Hutan
147 143 - Roh Hitam (4)
148 144 - Kondisi yang Mengkhawatirkan
149 145 - Shi
150 146 - Perjalanan Di Hutan (2)
151 147 - Tabir
152 148 - Teman-teman Amdara
153 149 - Bertemu Siluman Ular
154 150 - Irama Ketenangan
155 151 - Pengendali Jiwa Makhluk
156 152 - Akhirnya Sampai!
157 153 - Kebenaran yang Baru Terungkap
158 154 - Latihan Pertama
159 155 - Pemusatan Kekuatan
160 156 - Pertemuan Kedua
161 157 - Kemampuan Luar Biasa
162 158 - Kabar
163 159 - Di Hutan
164 160 - Daerah Barat
165 161 - Burung Phoenix
166 162 - Serangan Spiritual
167 163 - Sosok Misterius
168 164 - Siluman Rubah Merah
169 165 - Pelatihan Keras dari Dua Siluman
170 166 - Kekuatan Baru
171 167 - Berburu Bersama
172 168 - Pengetaman Permata Siluman
173 169 - Kembali
174 170 - Perubahan
175 171 - Perubahan II
176 172 - Pelatihan Tertutup
177 173 - Daerah Roh Hitam
178 174 - Daerah Roh Hitam II
179 175 - Daerah Roh Hitam III
180 176 - Daerah Roh Hitam IV
181 177 - Pelatihan Tertutup II
182 178 - Pelatihan Tertutup III
183 179 - Tetua Widya
184 180 - Penginapan
185 181 - Transaksi
186 182 - Melanjutkan Perjalanan
187 183 - Desa Igir
188 184 - Melawan Orang-orang Aliran Hitam
189 185 - Penyerangan
190 186 - Misi Selesai
191 187 - Mencari Informasi
192 188 - Seluring Putih
193 189 - Bocah Pengemis
194 190 - Bocah Pengemis (2)
195 191 - Negosiasi
196 192 - Transaksi II
197 193 - Penginapan II
198 194 - Raja Roh Hitam
199 195 - Raja Roh Hitam II
200 196 - Lima Belas Bintang Malam
201 197 - Pengendali Jiwa Makhluk II
202 198 - Irama Ketenangan II
203 199 - Dark World II
204 200 - Pengungkapan
205 201 - Penyerangan
206 202 - Penyerangan II
207 203 - Penyerangan III
208 204 - Yang Tidak Terduga
209 205 - Perasaan Sesal
210 206 - Pertemuan Teman Lama
211 207 - Yang Tidak Pernah Diharapkan
212 208 - Sesuatu Yang Tidak Terduga
213 209 - Aura Tidak Biasa
214 210 - Pertanyaan
215 211 - Tabir II
216 212 - Kita Teman
217 213 - Kita Teman II
218 214 - Sebuah Ikatan Erat
219 215 - Menuju Klan Ang
220 216 - Serangan Kejutan
221 217 - Sesepuh Klan Ang
222 218 - Kekuatan Klan Ang
223 219 - Kekuatan Mengerikan
224 220 - Kedatangan Tetua Haki
225 221 - Kesedihan Amdara
226 222 - Kepergian
227 223 - Kepergian II
228 224 - Dalam Perjalanan
229 225 - Sesuatu yang Tidak Terduga II
230 226 - Mimpi
231 227 - Melanjutkan Perjalanan
232 228 - Melewati Gunung
233 229 - Melewati Gunung II
234 230 - Melewati Gunung III
235 231 - Bukan Sosoknya
236 232 - Menyeberangi Laut Hitam
237 233 - Menyeberangi Laut Hitam II
238 234 - Siluman Naga Air
239 235 - Siluman Naga Air II
240 236 - Siapa Kau Sebenarnya?
241 237 - Sebuah Kabar
242 238 - Cerita Dari Naga Air
243 239 - Bukan Tanpa Alasan
244 240 - Mengambil Masalah III
245 241 - Sampai di Tempat Tujuan
246 242 - Kota Ujung Bumi
247 243 - Cerita dari Amdara
248 244 - Gadis Berambut Merah
249 245 - Serangan Tidak Terduga
250 246 - Pertandingan Dadakan
251 247 - Pertarungan
252 248 - Pertarungan II
253 249 - Pertarungan III
254 250 - Pertarungan IV
255 251 - Perubahan III
256 252 - Serangan Bayang Pencakar Jiwa
257 253 - Kekuatan Asing II
258 254 - Keberadaan Amdara
259 255 - Ketu
260 256 - Kekhawatiran
261 257 - Syarat
262 258 - Roh Hitam V
263 259 - Air Terjun
264 260 - Ai
265 261 - Ungkapan
266 262 - Kita Sama
267 263 - Permata Air
268 264 - Pencabutan Benang Merah
269 265 - Pencabutan Benang Merah
270 266 - Rencana Mereka
271 267 - Pencabutan Benang Merah III
272 268 - Aura Kegelapan
273 269 - Awal Mula
274 270 - Perang Dunia
275 271 - Perang Dunia II
276 272 - Perang Dunia III
277 273 - Perang Dunia IV
278 274 - Penyebab Kebangkitan Roh Hitam
279 275 - Dunia Manusia dalam Kehancuran
280 276 - Bentang Alam Mimpi Amdara III
281 277 - Kebahagian Sesaat
282 278 - Gadis Berambut Putih
283 279 - Ketidaktahuan Amdara
284 280 - Aura Mengerikan
285 281 - Aray II
286 282 - Pertemuan Tidak Terduga
287 283 - Pertanyaan
288 284 - Anak Iblis
289 285 - Pertemuan
290 286 - Jati Diri
291 287 - Bukan Luffy
292 288 - Serangan
293 289 - Hubungan
294 290 - Identitas
295 291 - Akhir
296 292 - Tidak Ada Kata Teman
297 293 - Cahaya Merah
298 294 - Kebenaran
299 295 - Dua Pilihan
300 296 - Hubungan
301 297 - Fakta
302 298 - Diluluhlantakkan
303 299 - Kehancuran
304 300 - Dunia Roh Hitam
305 301 - Dunia Roh Hitam II
306 302 - Berakhir
Episodes

Updated 306 Episodes

1
1 Misi Rahasia
2
2 - Masalah Besar
3
3 Tetua Haki
4
4 Bunga Teratai Penghisap Nyawa
5
5 Roh Hitam
6
6 Hukuman
7
7 Mengikuti Kelas Pertama
8
8 Murid-murid yang Aneh
9
9 Latihan Malam
10
10 Kekuatan Asing
11
11 Mengambil Masalah
12
12 Penindas Kecil
13
13 Berburu Roh Hitam
14
14 Ketua Kelas Dirgan
15
15 Pertandingan
16
16 Pertandingan 2
17
17 Pertandingan 3
18
18 Bocah Berambut Putih
19
19 Guru Aneh
20
20 Permainan
21
21 Permainan 2
22
22 Permainan 3
23
23 Permintaan
24
24 Raja Roh
25
25 Bocah Bertopeng
26
26 Perbincangan Para Tetua
27
27 Penarik Perhatian
28
28 Misi Pertama
29
29 Kejadian Tak Terduga
30
30 Kejadian di Penginapan
31
31 Nenek Penjual Jepit Rambut
32
32 Tawaran
33
33 Latihan
34
Pengumuman
35
34 Selendang Hitam
36
35 Pertemuan Tak Terduga
37
Pengenalan Tokoh
38
36 Krisis
39
37 Pengobatan
40
38 Di Awal Fajar
41
39 Mengambil Masalah 2
42
40 Satu Kesepakatan
43
41 - Malam Yang Terasa Panjang
44
42 - Menuju Ke Desa Bumi Selatan
45
43 - Desa Terpencil Tanah Mati
46
44 - Kejadian Tak Terduga (2)
47
45 - Makhluk Mengerikan
48
46 - Malam Mencekam
49
47 - Cerita Dari Kepala Desa
50
48 - Desa Bumi Selatan
51
48 - Desa Bumi Selatan
52
49 - Fakta Tersembunyi
53
50 - Kejanggalan
54
51 - Mayat Hidup
55
52 - Irama Kematian
56
53 - Kisah Yang Terkuak
57
54 - Teman Baru
58
55 - Kembali ke Akademi
59
56 - Sampai dengan Selamat
60
57 - Kembali ke Akademi (2)
61
58 - Persiapan Pertandingan Antar Kelas
62
59 - Pertandingan Antar Kelas Dimulai!
63
60 - Pertandingan Pertama
64
61 - Kedatangan Yang Ditunggu
65
62 - Kerja Sama Tim
66
63 - Awal Perubahan
67
64 - Dipagi-pagi Buta
68
65 - Mencari Tanaman Herbal
69
66 - Pertanyaan Tak Terduga
70
67 - Hutan Arwah
71
68 - Kekhawatiran
72
69 - Dua Makhluk Penghuni Hutan Arwah
73
70 - Dunia Lain
74
71 - Dunia Lain (2)
75
72 - Dunia Lain (3)
76
73 - Dark World
77
74 - Aray
78
75 - Atma
79
76 - Atma (2)
80
77 - Tatapan Meremehkan
81
78 - Kelinci Percobaan
82
79 - Ramuan Aneh
83
80 - Perubahan Kecil yang Tidak Disadari
84
81 - Hutang yang Harus Dibayar
85
82 - Malam Menenangkan
86
83 - Membuat Penawar
87
84 - Panggilan Dari Tetua
88
85 - Kejadian di Balai Istirahat
89
86 - Keadaan yang Mengkhawatirkan
90
87 - Kelompok Kelas Satu C
91
88 - Ujian Tertulis
92
89 - Bentang Alam Mimpi Amdara
93
90 - Bentang Alam Mimpi Amdara (2)
94
91 - Membuat Penawar (2)
95
92 - Membuat Penawar (3)
96
93 - Pil Aneh
97
94 - Pertandingan Antar Kelas (2)
98
95 - Arena Pertandingan
99
96 - Arena Pertandingan (2)
100
97 - Dua Pengendali Angin
101
98 - Keputusan
102
99 - Nada
103
100 - Arena Pertandingan (3)
104
101 - Arena Pertandingan (4)
105
102 - Arena Pertandingan (5)
106
103 - Saling Bantu
107
104 - Kejadian Di Balai Istirahat (2)
108
105 - Nada (2)
109
106 - Ketakutan
110
107 - Arena Pertandingan (6)
111
108 - Kekuatan Inay
112
109 - Tiga Kali Lolos
113
110 - Guru Aneh (2)
114
111 - Membuat Strategi
115
112 - Pertandingan Antar Kelompok
116
113 - Menjalankan Strategi Awal
117
114 - Serangan Dari Lawan
118
115 - Alam Bawah Sadar Milik Lasi
119
116 - Perlawanan Sengit
120
117 - Serangan Tidak Terduga
121
118 - Akhir Pertandingan
122
119 - Menganalisa Kekuatan Lawan
123
120 - Strategi Dirgan
124
121 - Sebelum Pertandingan
125
122 - Serangan Awal
126
123 - Babak Final
127
124 - Rencana Penyerangan
128
125 - Memainkan Strategi
129
126 - Kecurigaan
130
127 - Roh Hitam (2)
131
128 - Roh Hitam (3)
132
129 - Kedatangan Yang Ditunggu
133
130 - Menyerang Raja Roh Hitam
134
131 - Keinginan
135
132 - Merayakan Kemenangan
136
133 - Nenek Nian
137
134 - Mengubah Penampilan
138
135 - Sebuah Kebanggaan
139
136 - Menemui Tetua
140
137 - Keputusan
141
138 - Perjalanan Menuju Kediaman Tentu Haki
142
139 - Siluman Harimau Api
143
140 - Kekuatan Gabungan
144
141 - Teknik Penyerapan Kekuatan
145
141 - Melanjutkan Perjalanan
146
142 - Hutan
147
143 - Roh Hitam (4)
148
144 - Kondisi yang Mengkhawatirkan
149
145 - Shi
150
146 - Perjalanan Di Hutan (2)
151
147 - Tabir
152
148 - Teman-teman Amdara
153
149 - Bertemu Siluman Ular
154
150 - Irama Ketenangan
155
151 - Pengendali Jiwa Makhluk
156
152 - Akhirnya Sampai!
157
153 - Kebenaran yang Baru Terungkap
158
154 - Latihan Pertama
159
155 - Pemusatan Kekuatan
160
156 - Pertemuan Kedua
161
157 - Kemampuan Luar Biasa
162
158 - Kabar
163
159 - Di Hutan
164
160 - Daerah Barat
165
161 - Burung Phoenix
166
162 - Serangan Spiritual
167
163 - Sosok Misterius
168
164 - Siluman Rubah Merah
169
165 - Pelatihan Keras dari Dua Siluman
170
166 - Kekuatan Baru
171
167 - Berburu Bersama
172
168 - Pengetaman Permata Siluman
173
169 - Kembali
174
170 - Perubahan
175
171 - Perubahan II
176
172 - Pelatihan Tertutup
177
173 - Daerah Roh Hitam
178
174 - Daerah Roh Hitam II
179
175 - Daerah Roh Hitam III
180
176 - Daerah Roh Hitam IV
181
177 - Pelatihan Tertutup II
182
178 - Pelatihan Tertutup III
183
179 - Tetua Widya
184
180 - Penginapan
185
181 - Transaksi
186
182 - Melanjutkan Perjalanan
187
183 - Desa Igir
188
184 - Melawan Orang-orang Aliran Hitam
189
185 - Penyerangan
190
186 - Misi Selesai
191
187 - Mencari Informasi
192
188 - Seluring Putih
193
189 - Bocah Pengemis
194
190 - Bocah Pengemis (2)
195
191 - Negosiasi
196
192 - Transaksi II
197
193 - Penginapan II
198
194 - Raja Roh Hitam
199
195 - Raja Roh Hitam II
200
196 - Lima Belas Bintang Malam
201
197 - Pengendali Jiwa Makhluk II
202
198 - Irama Ketenangan II
203
199 - Dark World II
204
200 - Pengungkapan
205
201 - Penyerangan
206
202 - Penyerangan II
207
203 - Penyerangan III
208
204 - Yang Tidak Terduga
209
205 - Perasaan Sesal
210
206 - Pertemuan Teman Lama
211
207 - Yang Tidak Pernah Diharapkan
212
208 - Sesuatu Yang Tidak Terduga
213
209 - Aura Tidak Biasa
214
210 - Pertanyaan
215
211 - Tabir II
216
212 - Kita Teman
217
213 - Kita Teman II
218
214 - Sebuah Ikatan Erat
219
215 - Menuju Klan Ang
220
216 - Serangan Kejutan
221
217 - Sesepuh Klan Ang
222
218 - Kekuatan Klan Ang
223
219 - Kekuatan Mengerikan
224
220 - Kedatangan Tetua Haki
225
221 - Kesedihan Amdara
226
222 - Kepergian
227
223 - Kepergian II
228
224 - Dalam Perjalanan
229
225 - Sesuatu yang Tidak Terduga II
230
226 - Mimpi
231
227 - Melanjutkan Perjalanan
232
228 - Melewati Gunung
233
229 - Melewati Gunung II
234
230 - Melewati Gunung III
235
231 - Bukan Sosoknya
236
232 - Menyeberangi Laut Hitam
237
233 - Menyeberangi Laut Hitam II
238
234 - Siluman Naga Air
239
235 - Siluman Naga Air II
240
236 - Siapa Kau Sebenarnya?
241
237 - Sebuah Kabar
242
238 - Cerita Dari Naga Air
243
239 - Bukan Tanpa Alasan
244
240 - Mengambil Masalah III
245
241 - Sampai di Tempat Tujuan
246
242 - Kota Ujung Bumi
247
243 - Cerita dari Amdara
248
244 - Gadis Berambut Merah
249
245 - Serangan Tidak Terduga
250
246 - Pertandingan Dadakan
251
247 - Pertarungan
252
248 - Pertarungan II
253
249 - Pertarungan III
254
250 - Pertarungan IV
255
251 - Perubahan III
256
252 - Serangan Bayang Pencakar Jiwa
257
253 - Kekuatan Asing II
258
254 - Keberadaan Amdara
259
255 - Ketu
260
256 - Kekhawatiran
261
257 - Syarat
262
258 - Roh Hitam V
263
259 - Air Terjun
264
260 - Ai
265
261 - Ungkapan
266
262 - Kita Sama
267
263 - Permata Air
268
264 - Pencabutan Benang Merah
269
265 - Pencabutan Benang Merah
270
266 - Rencana Mereka
271
267 - Pencabutan Benang Merah III
272
268 - Aura Kegelapan
273
269 - Awal Mula
274
270 - Perang Dunia
275
271 - Perang Dunia II
276
272 - Perang Dunia III
277
273 - Perang Dunia IV
278
274 - Penyebab Kebangkitan Roh Hitam
279
275 - Dunia Manusia dalam Kehancuran
280
276 - Bentang Alam Mimpi Amdara III
281
277 - Kebahagian Sesaat
282
278 - Gadis Berambut Putih
283
279 - Ketidaktahuan Amdara
284
280 - Aura Mengerikan
285
281 - Aray II
286
282 - Pertemuan Tidak Terduga
287
283 - Pertanyaan
288
284 - Anak Iblis
289
285 - Pertemuan
290
286 - Jati Diri
291
287 - Bukan Luffy
292
288 - Serangan
293
289 - Hubungan
294
290 - Identitas
295
291 - Akhir
296
292 - Tidak Ada Kata Teman
297
293 - Cahaya Merah
298
294 - Kebenaran
299
295 - Dua Pilihan
300
296 - Hubungan
301
297 - Fakta
302
298 - Diluluhlantakkan
303
299 - Kehancuran
304
300 - Dunia Roh Hitam
305
301 - Dunia Roh Hitam II
306
302 - Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!