5 Roh Hitam

"Roh hitamnya telah memunculkan wujud!"

Inay merasakan sebuah tekanan besar, dia berusaha lebih cepat berjalan tetapi karena kekuatannya memang terkuras habis cukup sulit baginya walaupun berjalan.

Kumpulan asap hitam kini telah membentuk sesosok makhluk mengerikan berbadan besar dengan mata merah menyala. Jika diperhatikan lebih teliti, mata merah roh hitam itu memiliki gambar bunga teratai hitam.

Graaa!

Roh Hitam menggeram keras, membuat Inay yang tidak jauh dari Roh Hitam itu seketika merinding. Hawa mengerikan cepat menyebar ke hutan buatan dan asrama putra dan putri.

Daksa, Kenes dan anak-anak yang berada di asrama dapat merasakan sesuatu yang mengerikan, tubuh mereka seperti ditekan.

"Aura mengerikan ini ...?"

Kenes mencoba menebak dalam pikirannya, dia menelan ludah susah payah. Tubuhnya bahkan masih terasa sakit, sekarang dia harus segera pergi dari sini untuk kemungkinan buruk terjadi.

"Apa kau merasakan aura gelap ini?" Daksa sama halnya dengan Kenes. Dua orang itu segera memerintahkan teman-teman seperguruanya untuk segera pergi jauh dari sini.

Mendengar perintah dari Daksa, beberapa murid bahu membahu berjalan menjauh dan meninggalkan asrama.

Inay sendiri kembali terjatuh, dia merasakan dadanya yang sesak. Aura Roh Hitam ini tidak seperti Roh-roh Hitam lain yang pernah dihadapi Inay.

"Amdara, bagaimana keadaanmu?" Inay terbaring terlentang sambil menekan dadanya. Di saat seperti ini dia mengingat Amdara yang selalu senang ketika berhadapan dengan Roh-roh Hitam. "Jika kau berada di sini, aku yakin kau akan langsung melenyapkan Roh Hitam ini."

Mata Inay perlahan memburam sebelum akhirnya tidak sadarkan diri.

Orang yang baru saja dikatakan Inay kini dibaringkan di sebelah Padma dan diperiksa oleh Tetua Haki yang masih mencemaskan kemunculan Roh Hitam. Lima murid ahli dalam ilmu pengobatan baru saja dipanggil untuk menyembuhkan Amdara dan Padma. Sementara Tetua Haki langsung melesat untuk melenyapkan Roh Hitam itu sebelum berpindah tempat tanpa memberikan penjelasan lebih.

Salah satu murid ahli pengobatan tersentak saat memeriksa inti spiritual Amdara yang hampir tidak dirasakan. Bukan hanya itu, Amdara terlihat seperti tidak bernapas membuat murid-murid ini cemas.

"Apa dia sudah mati?"

Salah seorang murid berkata demikian membuat yang lain mulai menduga-duga. Namun murid yang lain mengatakan untuk segera memperban tubuh Amdara dan menghentikan pendarahan juga menjahit tubuh Amdara yang banyak koyakan. Benar-benar tubuh yang hampir hancur.

Sementara Padma sendiri ditangani oleh murid laki-laki yang menggunakan kekuatan pengobatan untuk menyembuhkan Padma.

"Ada yang aneh dengan tubuh anak ini." Murid pengobatan bernama Orion itu kembali memeriksa Amdara dengan kekuatan.

Letak keanehan itu pada detak jantung yang akan berdetak dua menit sekali, sangat berbeda dengan tubuh manusia biasa.

Orion mencoba memberikan kekuatan agar penyembuhan luka dalam Amdara segera pulih. Namun, kekuatan Orion malah ditolak oleh Amdara. Sebelumnya dia dan teman yang melakukan pengobatan memang tidak memberikan kekuatan untuk penyembuhan luka dalam, hanya melakukan pemberian kekuatan pada inti spiritual dan menghentikan pendarahan.

"Lalu bagaimana? Kekuatan kita ditolak oleh tubuhnya."

Teman Orian tampak cemas, ini pertama pengalamannya dalam pengobatan yang ada tubuh tidak menerima kekuatan.

"Untuk sementara sembuhkan luka luarnya dulu."

Beberapa murid mengangguk mengikuti arahan Orion. Darah mulai berhenti, kulit yang koyak mulai dijahit di seluruh badan termasuk wajah dan kepala. Tulang yang patah tidak bisa diperbaiki karena tubuh Amdara yang menolak kekuatan. Jika diperhatikan lebih teliti, ada bagian yang tidak sampai tertusuk, yaitu mata dan rambut Amdara yang hanya berlumuran darah.

Di sisi lain, Roh Hitam kini tengah berhadapan dengan salah satu Tetua sekolah Magic Awan Langit selain Tetua Haki.

Tetua perempuan itu memiliki tato tumbuhan di leher bagian kanan, jubah khas sekolah Akademi Magic Awan Langit berkibar akibat geraman Roh Hitam yang menghasilkan gelombang angin.

Graaa!

Roh Hitam langsung melesat menyerang Tetua bernama Widya itu dengan kecepatan tinggi. Tetua Widya menghindar dan melakukan serangan balik.

"Hei, kau Roh Hitam! Berani sekali memasuki sekolahku!"

Tetua Widya menggunakan daun-daun pepohonan yang belum menjadi abu untuk menyerang Roh Hitam. Roh Hitam menggeram kembali dan mengeluarkan gelombang angin yang lebih besar.

Suara debaman keras akibat ledakkan dari daun yang telah terisi oleh kekutan Tetua Widya langsung membuat Roh Hitam hancur membuat asap hitam mengepul di udara.

"Haha, hanya roh kecil. Berani sekali membuatku buru-buru datang kemari." Tetua Widya tertawa. Begitu bangga dengan dirinya yang begitu mudah melenyapkan Roh Hitam.

Lesatan kekuatan kuning tepat di samping Tetua Widya membuat wanita itu tersentak. Wanita itu segera menoleh ke belakang di mana lesatan kekuatan muncul.

"Apa kau ingin membunuhku?!"

Tetua Widya terkejut ketika yang ternyata melesatkan serangan adalah Tetua Haki yang tiba-tiba saja kembali melesatkan serangan tanpa menjawab, membuat Tetua Widya segera menghindar.

BAAM!

Ledakan besar terjadi kembali, Tetua Widya segera menoleh ke belakang melihat kepulan asap hitam. Dia mengira bahwa Tetua Haki menyerang kepulan asap tetapi tiba-tiba saja kepulan asap itu membentuk sesosok makhluk hitam dengan mata merah menyala menatap tajam dirinya dan Tetua Haki.

"Dia membentuk tubuhnya kembali!"

Tetua Widya terkejut, dia mulai waspada. Tetua Haki mengeluarkan pedang kemudian menyerang Roh Hitam itu dengan penuh kekuatan.

Tetua Widya menanyakan asal Roh Hitam itu. Tetua Haki hanya menjelaskan secara singkat pertarungan murid-murid.

Roh Hitam itu memudarkan diri menjadi asap, membuat Tetua Widya kembali tersentak. Apalagi Tetua Haki terus menyerang Roh Hitam itu tanpa peduli menjadi asap.

Tidak tinggal diam Tetua Widya ikut menyerang Roh Hitam. Bunyi petir menyambar di atas, debaman keras membuat tanah bergetar hebat karena kekuatan dahsyat Tetua Haki dan Tetua Widya.

Dua Tetua itu mulai merasakan kejanggalan pada Roh Hitam yang sama sekali tidak bisa dibunuh. Ketika dua Tetua sekolah Magic Awan Langit semakin menyerang dengan kekuatan besar, maka semakin kuat pula kekuatan Roh Hitam.

"Tetua, apa yang harus kita lakukan?"

Tetua Widya bertanya, napasnya mulai tidak teratur. Roh Hitam ini benar-benar sulit diatasi tidak mudah seperti yang Tetua Widya kira.

Tetua Haki memperhatikan Roh Hitam itu yang kini hendak menyerang lagi, dengan cepat Tetua Widya mengeluarkan kekuatan di tangan dan melesatkannya pada Roh Hitam itu langsung berubah menjadi asap dan kemudian membentuk tubuh ulang.

Tetua Widya dengan kekuatan lagi dan lagi melesatkan serangan sambil menghindari serangan dari Roh Hitam.

Graaa!

Roh Hitam menggeram keras membuat kembali angin kejut. Pertarungannya semakin sengit, beberapa kali Tetua Widya hampir terkena serangan untung cepat menghindar.

Tetua Haki baru menyadari bahwa asap itu adalah penyebab dari terbentuknya Roh Hitam.

"Jangan serang roh hitamnya!"

Tepat setelah Tetua Haki berkata demikian, Tetua Widya melentingkan tubuh saat lesatan kekuatan Roh Hitam hampir mengenainya.

"Kau menemukan sesuatu, Tetua?"

Tetua Haki mengangguk, membuat Tetua Widya mengembuskan napas lega. Roh Hitam tiba-tiba saja mengeluarkan api dari mulutnya. Tetua Haki segera membuat pelindung begitupun Tetua Widya.

"Roh ini adalah asap hitam itu! Walaupun kita menyerang sampai titik terakhir kekuatan, tidak ada gunanya."

Tetua Widya menatap Roh Hitam itu yang seakan tahu rencana selanjutnya langsung menyerang.

"Aku paham. Kita serang dari akarnya saja!" Tetua Widya memperkuat dinding pelindung.

Mata Tetua Haki beralih pada bunga Teratai Penghisap Nyawa yang samar-samar mengeluarkan asap hitam.

"Bunga itu! Bunga Teratai Penghisap Nyawa itu pasti kelemahannya!" Tetua Haki melesat ke arah bubga Teratai Penghisap Nyawa tetapi langsung disembur api oleh Roh Hitam. Untung saja pelindung buatan Tetua Haki cukup kuat.

BAAM!

Blaaar!

Ledakan dan debaman keras muncul saat Tetua Haki meledakan bunga Teratai Penghisap Nyawa. Seketika Roh Hitam itu mulai menghilang tanpa meninggalkan jejak.

Tetua Haki mengembuskan napas panjang, dia langsung diberikan banyak pertanyaan oleh Tetua Widya mengenai lebih lanjut Roh Hitam ini.

*

*

*

Cukup lama mengobati tubuh Amdara, bahkan Tetua Haki, Tetua Widya, dan Guru Kawi telah mencoba mengobati luka dalam Amdara tetapi seperti yang lain, sama sekali kekuatan mereka ditolak oleh tubuh bocah perempuan itu.

Kabar mengenai Roh Hitam tersebar cepat ke sekolah Akademi Magic Awan Langit. Isu mengenai dua penyusup kecil juga menyebar membuat gosip bahwa Roh Hitam itu sengaja dibawa oleh dua penyusup kecil itu untuk mengacau sekolah. Sementara Padma tidak dibawa-bawa dalam gosip tersebut padahal dialah yang membuat jurus mengerikan untuk melenyapkan orang dari negeri lain.

Tetua Widya diberi penjelasan oleh Tetua Haki mengenai dua bocah yang bisa masuk sekolah tanpa terdeteksi pelindung. Membuat Tetua Widya terkejut dan turut mengeluarkan pendapat. Sementara Guru Kawi sendiri telah menyelidiki latar belakang kedua bocah itu dan cukup sederhana tidak ada keanehan.

Inay mendapatkan hukuman membersihkan lingkungan sekolah termasuk asrama setiap harinya. Bukan hanya itu setelah sehari dia tidak sadarkan diri langsung mendapat hukuman cambuk sebanyak 30 kali setiap hari sampai sekarang. Hampir saja Inay mati karena cambukan, luka memar dan daging yang terkoyak bertambah parah setiap hari. Namun, untungnya sekolah ini tetap memberikan obat untuk Inay. Itu hanya hukuman ringan menurut para Tetua untuk seorang penyusup.

Padma juga mendapatkan hukuman cambuk sebanyak 100 kali setelah seminggu mendapatkan perawatan. Ketika ditanya oleh Tetua Haki mengenai Roh Hitam, Padma sama sekali tidak tahu menahu mengenai kemunculan Roh Hitam. Namun, tetap saja karena ulahnya Padma mendapatkan hukuman tambahan.

Bukan hanya Padma dan Inay yang mendapat hukuman cambuk. Daksa, Kenes dan anak-anak lain yang ikut dalam masalah seminggu lalu mendapatkan 50 cambuk sebagai hukuman.

Untuk gedung asrama yang hancur telah diperbaiki. Sungai dan hutan yang hangus juga telah diperbaiki secara singkat oleh para murid.

Di sekolah Akademi Magic Awan Langit terdapat enam Tetua dan tiga Guru Besar. Sementara guru biasa yang mengajar di kelas tidak dihitung dalam Guru Besar. Tiga Tetua telah mendengar penjelasan dari Tetua Haki mengenai Amdara dan Inay yang masuk ke sekolah Akademi Magic Awan Langit tanpa terdeteksi pelindung dan pembahasan dilanjut mengenai tubuh Amdara yang berbeda dari manusia biasa.

Jelas tingkatan antara Tetua dan Guru berbeda. Singkatnya Tetua adalah orang yang lebih kuat dari guru dan yang mengurus sekolah sepenuhnya.

"Tubuh anak ini cukup istimewa."

Kata Tetua Widya yang kini bersama empat Tetua lainnya di ruangan perawatan Amdara. Sudah hampir sebulan Amdara tidak kunjung sadarkan diri, hal ini jelas membuat Tetua-tetua khawatir. Apalagi mereka sama sekali tidak bisa menyembuhkan luka dalam bocah berambut putih ini.

Tetua Haki menyetujui perkataan Tetua Widya. Tubuh yang hampir hilang inti spiritual itu kini mulai membaik.

"Tapi kita jangan sampai lengah. Bisa saja bocah ini adalah mata-mata dari Negeri Elang Bulan."

Perkataan Tetua Rasmi yang duduk di salah satu kursi sambil menyilangkan kaki membuat Tetua yang lain mengangguk paham yang dikatakan Tetua cantik itu. Keberadaan Amdara dan Inay memang harus diawasi.

Sementara Tetua terakhir hanya diam, dia tidak banyak bicara. Namun, sebenarnya Tetua Genta sangat penasaran dengan wajah bocah yang masih berbaring itu. Tetua Genta merupakan Tetua paling muda di antara Tetua lain. Berumur 30 tahun dan belum menikah karena kepribadiannya yang hemat bicara.

"Beruntung dia tidak mati."

Tetua Widya mengembuskan napas saat bicara. Dia mengingat kembali penjelasan Tetua Haki.

Bunga Teratai Penghisap Nyawa memang sangat berbahaya. Amdara tidak mati merupakan sebuah keajaiban dan keberuntungan.

Perhatian Tetua Genta masih pada tubuh bocah yang terbaring dengan perban di seluruh tubuh kecuali mata, hidung dan mulut terlihat seperti mumi.

Amdara perlahan membuka mata, samar-samar dirinya melihat lampu hijau di atas. Lampu tersebut merupakan lampu penghangat tubuh.

"Di mana ...?"

Para Tetua tersentak mendengar bocah yang terbaring itu mengeluarkan kata. Tetua-tetua itu segera mendekat ke arah Amdara. Tetua Haki segera mengecek aliran darah Amdara.

"Nak? Kau sudah sadar?"

Tetua Haki bertanya cemas. Amdara melihat ada dua wanita dan dua laki-laki yang mengerumuninya.

Amdara mencoba berbicara, tetapi rasanya sangat sulit. Tubuhnya teramat lemas. Mengerti keadaan Amdara membuat Tetua Widya menyuruh Amdara untuk tetap istirahat.

"Bocah, istirahatlah yang cukup agar cepat sembuh. Ada banyak pertanyaan yang harus kau jawab nanti."

Tetua Rasmi berkata ketus. Amdara hanya mengedipkan mata pelan sebagai jawaban.

Tetua Haki merasa lega karena bocah itu sudah sadar dan kemudian dirinya dan Tetua yang lain berniat pergi membiarkan Amdara istirahat.

Di ruangan itu Amdara memejamkan mata dan mencoba mengingat terakhir kali yang dirinya lakukan hingga tubuhnya benar-benar lemas dan diperban.

Kepala Amdara terasa sakit ketika mencoba mengingat kejadian di mana tubuhnya dililit sesuatu. Amdara kemudian mencoba mengumpulkan kekuatan alam untuk menyembuhkan luka dalam dan luka luar. Hawa dingin dan hembusan angin menyeruak di ruangan tersebut, rambut Amdara sampai melambai-lambai. Di dahi Amdara muncul ukiran angsa putih tetapi setelah bercahaya biru kemudian menghilang kembali dan di saat itu tubuh Amdara merasa pulih sepenuhnya dalam sekejap.

Negeri Nirwana Bumi terkenal sebagai negeri dengan kekuatan alam murni dan jika ada pendatang yang bisa menyerap kekuatan alam maka disebut sebagai berbakat dan jenius.

Amdara perlahan duduk bersila, dia membuka perban pada wajahnya dan menyentuh wajahnya sendiri.

"Mn."

Amdara mengangguk setelah memastikan wajahnya tidak lagi terluka. Dia kemudian melepas semua perban dan berniat membersihkan diri.

Setelah beberapa saat membersihkan diri, Amdara terlihat cocok mengenakan seragam khas sekolah Akademi Magic Awan Langit. Seragam pada lemari Amdara terlihat seperti laki-laki. Ini sebuah keberuntungan bagi bocah itu. Dia mengikat rambutnya dengan ikat rambut biru. Amdara berniat mencari saudara seperguruan, tentu dia adalah Inay.

Suasana di malam hari masih ramai oleh murid yang belajar menggunakan kekuatan mereka. Sinar rembulan sebagai penerangan menambah keindahan sekolah Akademi Magic Awan Langit yang memiliki lampu kristal di sepanjang jalan.

Amdara terbang lewat jendela, melihat ke bawah dengan tatapan datar. Tempat pertama yang akan dia lihat adalah asrama karena berpikir mungkin saja Inay ada di sana.

Amdara tidak memikirkan lagi mengapa dirinya masih hidup, yang jelas dia telah mendapat perawatan baik di sini.

Hutan yang dilewati Amdara benar-benar telah diperbaiki dengan baik. Beberapa kunang-kunang mendekati Amdara yang mendarat di dahan pohon. Amdara meraih satu kunang-kunang berwarna biru, cahaya dari kunang itu membuat Amdara berdecak kagum.

"Indah."

Kunang-kunang berwarna biru lainnya mendekat dan seperti duduk di rambut Amdara membentuk lingkaran. Amdara tidak mempersalahkannya, dia kemudian kembali terbang melewati hutan.

Air pembatas hutan dan asrama terlihat jernih karena pantulan cahaya dewi malam. Asrama putri terletak di sebelah kanan sementara asrama putra di sebelah kiri.

Asrama putri memiliki lima tingakat yang masing-masing tingkat memiliki 50 kamar. Terdapat taman bunga di depan asramanya. Masih ada beberapa murid yang melakukan aktivitas masing-masing tetapi tidak ada yang melihat Amdara.

Amdara mendarat di atap paling atas, matanya mencari anak berambut ungu tetapi tidak ditemukan.

"Yo!"

Amdara tersentak bahunya tiba-tiba ditepuk oleh seseorang. Dia menoleh, ternyata seorang perempuan berumur kisaran 15 tahun memiliki rambut merah terikat itu tersenyum ke arah Amdara.

"Sedang apa kau di atap sendirian?"

Amdara tidak merasakan hawa kehadiran anak perempuan ini, berarti kekuatan Amdara lebih lemah darinya. Merasa tidak ada bahaya Amdara kemudian memberi hormat. "Junior memberi hormat pada Senior."

Anak perempuan berambut merah itu tertawa melihat Amdara yang begitu kaku.

"Kau tidak perlu kaku begitu. Namaku Mega, siapa namamu?"

Anak itu mengulurkan tangan sebagai tanda dia ingin berkenalan dengan Amdara. Amdara menjabat tangan Mega. "Luffy."

Mega mengagguk kemudian memuji nama Amdara yang bagus. Mega memang tidak pernah melihat Amdara, tetapi karena memang Mega juga tidak banyak mengenal teman seperguruannya membuatnya tidak bertanya walaupun tidak pernah melihat Amdara. Melihat dari pakaian Amdara, membuat Mega berpikir bahwa dia adalah laki-laki.

"Ngomong-ngomong pertanyaan pertamaku belum dijawab." Mega menaikkan sebelah alisnya.

Amdara menjawab dia tengah mencari seseorang. Tanpa diduga Mega menceritakan gosip yang kini masih hangat. Mega tidak peduli dia bercerita pada orang asing, sekarang dirinya juga sudah berkenalan. Jadi tidak masalah.

Episodes
1 1 Misi Rahasia
2 2 - Masalah Besar
3 3 Tetua Haki
4 4 Bunga Teratai Penghisap Nyawa
5 5 Roh Hitam
6 6 Hukuman
7 7 Mengikuti Kelas Pertama
8 8 Murid-murid yang Aneh
9 9 Latihan Malam
10 10 Kekuatan Asing
11 11 Mengambil Masalah
12 12 Penindas Kecil
13 13 Berburu Roh Hitam
14 14 Ketua Kelas Dirgan
15 15 Pertandingan
16 16 Pertandingan 2
17 17 Pertandingan 3
18 18 Bocah Berambut Putih
19 19 Guru Aneh
20 20 Permainan
21 21 Permainan 2
22 22 Permainan 3
23 23 Permintaan
24 24 Raja Roh
25 25 Bocah Bertopeng
26 26 Perbincangan Para Tetua
27 27 Penarik Perhatian
28 28 Misi Pertama
29 29 Kejadian Tak Terduga
30 30 Kejadian di Penginapan
31 31 Nenek Penjual Jepit Rambut
32 32 Tawaran
33 33 Latihan
34 Pengumuman
35 34 Selendang Hitam
36 35 Pertemuan Tak Terduga
37 Pengenalan Tokoh
38 36 Krisis
39 37 Pengobatan
40 38 Di Awal Fajar
41 39 Mengambil Masalah 2
42 40 Satu Kesepakatan
43 41 - Malam Yang Terasa Panjang
44 42 - Menuju Ke Desa Bumi Selatan
45 43 - Desa Terpencil Tanah Mati
46 44 - Kejadian Tak Terduga (2)
47 45 - Makhluk Mengerikan
48 46 - Malam Mencekam
49 47 - Cerita Dari Kepala Desa
50 48 - Desa Bumi Selatan
51 48 - Desa Bumi Selatan
52 49 - Fakta Tersembunyi
53 50 - Kejanggalan
54 51 - Mayat Hidup
55 52 - Irama Kematian
56 53 - Kisah Yang Terkuak
57 54 - Teman Baru
58 55 - Kembali ke Akademi
59 56 - Sampai dengan Selamat
60 57 - Kembali ke Akademi (2)
61 58 - Persiapan Pertandingan Antar Kelas
62 59 - Pertandingan Antar Kelas Dimulai!
63 60 - Pertandingan Pertama
64 61 - Kedatangan Yang Ditunggu
65 62 - Kerja Sama Tim
66 63 - Awal Perubahan
67 64 - Dipagi-pagi Buta
68 65 - Mencari Tanaman Herbal
69 66 - Pertanyaan Tak Terduga
70 67 - Hutan Arwah
71 68 - Kekhawatiran
72 69 - Dua Makhluk Penghuni Hutan Arwah
73 70 - Dunia Lain
74 71 - Dunia Lain (2)
75 72 - Dunia Lain (3)
76 73 - Dark World
77 74 - Aray
78 75 - Atma
79 76 - Atma (2)
80 77 - Tatapan Meremehkan
81 78 - Kelinci Percobaan
82 79 - Ramuan Aneh
83 80 - Perubahan Kecil yang Tidak Disadari
84 81 - Hutang yang Harus Dibayar
85 82 - Malam Menenangkan
86 83 - Membuat Penawar
87 84 - Panggilan Dari Tetua
88 85 - Kejadian di Balai Istirahat
89 86 - Keadaan yang Mengkhawatirkan
90 87 - Kelompok Kelas Satu C
91 88 - Ujian Tertulis
92 89 - Bentang Alam Mimpi Amdara
93 90 - Bentang Alam Mimpi Amdara (2)
94 91 - Membuat Penawar (2)
95 92 - Membuat Penawar (3)
96 93 - Pil Aneh
97 94 - Pertandingan Antar Kelas (2)
98 95 - Arena Pertandingan
99 96 - Arena Pertandingan (2)
100 97 - Dua Pengendali Angin
101 98 - Keputusan
102 99 - Nada
103 100 - Arena Pertandingan (3)
104 101 - Arena Pertandingan (4)
105 102 - Arena Pertandingan (5)
106 103 - Saling Bantu
107 104 - Kejadian Di Balai Istirahat (2)
108 105 - Nada (2)
109 106 - Ketakutan
110 107 - Arena Pertandingan (6)
111 108 - Kekuatan Inay
112 109 - Tiga Kali Lolos
113 110 - Guru Aneh (2)
114 111 - Membuat Strategi
115 112 - Pertandingan Antar Kelompok
116 113 - Menjalankan Strategi Awal
117 114 - Serangan Dari Lawan
118 115 - Alam Bawah Sadar Milik Lasi
119 116 - Perlawanan Sengit
120 117 - Serangan Tidak Terduga
121 118 - Akhir Pertandingan
122 119 - Menganalisa Kekuatan Lawan
123 120 - Strategi Dirgan
124 121 - Sebelum Pertandingan
125 122 - Serangan Awal
126 123 - Babak Final
127 124 - Rencana Penyerangan
128 125 - Memainkan Strategi
129 126 - Kecurigaan
130 127 - Roh Hitam (2)
131 128 - Roh Hitam (3)
132 129 - Kedatangan Yang Ditunggu
133 130 - Menyerang Raja Roh Hitam
134 131 - Keinginan
135 132 - Merayakan Kemenangan
136 133 - Nenek Nian
137 134 - Mengubah Penampilan
138 135 - Sebuah Kebanggaan
139 136 - Menemui Tetua
140 137 - Keputusan
141 138 - Perjalanan Menuju Kediaman Tentu Haki
142 139 - Siluman Harimau Api
143 140 - Kekuatan Gabungan
144 141 - Teknik Penyerapan Kekuatan
145 141 - Melanjutkan Perjalanan
146 142 - Hutan
147 143 - Roh Hitam (4)
148 144 - Kondisi yang Mengkhawatirkan
149 145 - Shi
150 146 - Perjalanan Di Hutan (2)
151 147 - Tabir
152 148 - Teman-teman Amdara
153 149 - Bertemu Siluman Ular
154 150 - Irama Ketenangan
155 151 - Pengendali Jiwa Makhluk
156 152 - Akhirnya Sampai!
157 153 - Kebenaran yang Baru Terungkap
158 154 - Latihan Pertama
159 155 - Pemusatan Kekuatan
160 156 - Pertemuan Kedua
161 157 - Kemampuan Luar Biasa
162 158 - Kabar
163 159 - Di Hutan
164 160 - Daerah Barat
165 161 - Burung Phoenix
166 162 - Serangan Spiritual
167 163 - Sosok Misterius
168 164 - Siluman Rubah Merah
169 165 - Pelatihan Keras dari Dua Siluman
170 166 - Kekuatan Baru
171 167 - Berburu Bersama
172 168 - Pengetaman Permata Siluman
173 169 - Kembali
174 170 - Perubahan
175 171 - Perubahan II
176 172 - Pelatihan Tertutup
177 173 - Daerah Roh Hitam
178 174 - Daerah Roh Hitam II
179 175 - Daerah Roh Hitam III
180 176 - Daerah Roh Hitam IV
181 177 - Pelatihan Tertutup II
182 178 - Pelatihan Tertutup III
183 179 - Tetua Widya
184 180 - Penginapan
185 181 - Transaksi
186 182 - Melanjutkan Perjalanan
187 183 - Desa Igir
188 184 - Melawan Orang-orang Aliran Hitam
189 185 - Penyerangan
190 186 - Misi Selesai
191 187 - Mencari Informasi
192 188 - Seluring Putih
193 189 - Bocah Pengemis
194 190 - Bocah Pengemis (2)
195 191 - Negosiasi
196 192 - Transaksi II
197 193 - Penginapan II
198 194 - Raja Roh Hitam
199 195 - Raja Roh Hitam II
200 196 - Lima Belas Bintang Malam
201 197 - Pengendali Jiwa Makhluk II
202 198 - Irama Ketenangan II
203 199 - Dark World II
204 200 - Pengungkapan
205 201 - Penyerangan
206 202 - Penyerangan II
207 203 - Penyerangan III
208 204 - Yang Tidak Terduga
209 205 - Perasaan Sesal
210 206 - Pertemuan Teman Lama
211 207 - Yang Tidak Pernah Diharapkan
212 208 - Sesuatu Yang Tidak Terduga
213 209 - Aura Tidak Biasa
214 210 - Pertanyaan
215 211 - Tabir II
216 212 - Kita Teman
217 213 - Kita Teman II
218 214 - Sebuah Ikatan Erat
219 215 - Menuju Klan Ang
220 216 - Serangan Kejutan
221 217 - Sesepuh Klan Ang
222 218 - Kekuatan Klan Ang
223 219 - Kekuatan Mengerikan
224 220 - Kedatangan Tetua Haki
225 221 - Kesedihan Amdara
226 222 - Kepergian
227 223 - Kepergian II
228 224 - Dalam Perjalanan
229 225 - Sesuatu yang Tidak Terduga II
230 226 - Mimpi
231 227 - Melanjutkan Perjalanan
232 228 - Melewati Gunung
233 229 - Melewati Gunung II
234 230 - Melewati Gunung III
235 231 - Bukan Sosoknya
236 232 - Menyeberangi Laut Hitam
237 233 - Menyeberangi Laut Hitam II
238 234 - Siluman Naga Air
239 235 - Siluman Naga Air II
240 236 - Siapa Kau Sebenarnya?
241 237 - Sebuah Kabar
242 238 - Cerita Dari Naga Air
243 239 - Bukan Tanpa Alasan
244 240 - Mengambil Masalah III
245 241 - Sampai di Tempat Tujuan
246 242 - Kota Ujung Bumi
247 243 - Cerita dari Amdara
248 244 - Gadis Berambut Merah
249 245 - Serangan Tidak Terduga
250 246 - Pertandingan Dadakan
251 247 - Pertarungan
252 248 - Pertarungan II
253 249 - Pertarungan III
254 250 - Pertarungan IV
255 251 - Perubahan III
256 252 - Serangan Bayang Pencakar Jiwa
257 253 - Kekuatan Asing II
258 254 - Keberadaan Amdara
259 255 - Ketu
260 256 - Kekhawatiran
261 257 - Syarat
262 258 - Roh Hitam V
263 259 - Air Terjun
264 260 - Ai
265 261 - Ungkapan
266 262 - Kita Sama
267 263 - Permata Air
268 264 - Pencabutan Benang Merah
269 265 - Pencabutan Benang Merah
270 266 - Rencana Mereka
271 267 - Pencabutan Benang Merah III
272 268 - Aura Kegelapan
273 269 - Awal Mula
274 270 - Perang Dunia
275 271 - Perang Dunia II
276 272 - Perang Dunia III
277 273 - Perang Dunia IV
278 274 - Penyebab Kebangkitan Roh Hitam
279 275 - Dunia Manusia dalam Kehancuran
280 276 - Bentang Alam Mimpi Amdara III
281 277 - Kebahagian Sesaat
282 278 - Gadis Berambut Putih
283 279 - Ketidaktahuan Amdara
284 280 - Aura Mengerikan
285 281 - Aray II
286 282 - Pertemuan Tidak Terduga
287 283 - Pertanyaan
288 284 - Anak Iblis
289 285 - Pertemuan
290 286 - Jati Diri
291 287 - Bukan Luffy
292 288 - Serangan
293 289 - Hubungan
294 290 - Identitas
295 291 - Akhir
296 292 - Tidak Ada Kata Teman
297 293 - Cahaya Merah
298 294 - Kebenaran
299 295 - Dua Pilihan
300 296 - Hubungan
301 297 - Fakta
302 298 - Diluluhlantakkan
303 299 - Kehancuran
304 300 - Dunia Roh Hitam
305 301 - Dunia Roh Hitam II
306 302 - Berakhir
Episodes

Updated 306 Episodes

1
1 Misi Rahasia
2
2 - Masalah Besar
3
3 Tetua Haki
4
4 Bunga Teratai Penghisap Nyawa
5
5 Roh Hitam
6
6 Hukuman
7
7 Mengikuti Kelas Pertama
8
8 Murid-murid yang Aneh
9
9 Latihan Malam
10
10 Kekuatan Asing
11
11 Mengambil Masalah
12
12 Penindas Kecil
13
13 Berburu Roh Hitam
14
14 Ketua Kelas Dirgan
15
15 Pertandingan
16
16 Pertandingan 2
17
17 Pertandingan 3
18
18 Bocah Berambut Putih
19
19 Guru Aneh
20
20 Permainan
21
21 Permainan 2
22
22 Permainan 3
23
23 Permintaan
24
24 Raja Roh
25
25 Bocah Bertopeng
26
26 Perbincangan Para Tetua
27
27 Penarik Perhatian
28
28 Misi Pertama
29
29 Kejadian Tak Terduga
30
30 Kejadian di Penginapan
31
31 Nenek Penjual Jepit Rambut
32
32 Tawaran
33
33 Latihan
34
Pengumuman
35
34 Selendang Hitam
36
35 Pertemuan Tak Terduga
37
Pengenalan Tokoh
38
36 Krisis
39
37 Pengobatan
40
38 Di Awal Fajar
41
39 Mengambil Masalah 2
42
40 Satu Kesepakatan
43
41 - Malam Yang Terasa Panjang
44
42 - Menuju Ke Desa Bumi Selatan
45
43 - Desa Terpencil Tanah Mati
46
44 - Kejadian Tak Terduga (2)
47
45 - Makhluk Mengerikan
48
46 - Malam Mencekam
49
47 - Cerita Dari Kepala Desa
50
48 - Desa Bumi Selatan
51
48 - Desa Bumi Selatan
52
49 - Fakta Tersembunyi
53
50 - Kejanggalan
54
51 - Mayat Hidup
55
52 - Irama Kematian
56
53 - Kisah Yang Terkuak
57
54 - Teman Baru
58
55 - Kembali ke Akademi
59
56 - Sampai dengan Selamat
60
57 - Kembali ke Akademi (2)
61
58 - Persiapan Pertandingan Antar Kelas
62
59 - Pertandingan Antar Kelas Dimulai!
63
60 - Pertandingan Pertama
64
61 - Kedatangan Yang Ditunggu
65
62 - Kerja Sama Tim
66
63 - Awal Perubahan
67
64 - Dipagi-pagi Buta
68
65 - Mencari Tanaman Herbal
69
66 - Pertanyaan Tak Terduga
70
67 - Hutan Arwah
71
68 - Kekhawatiran
72
69 - Dua Makhluk Penghuni Hutan Arwah
73
70 - Dunia Lain
74
71 - Dunia Lain (2)
75
72 - Dunia Lain (3)
76
73 - Dark World
77
74 - Aray
78
75 - Atma
79
76 - Atma (2)
80
77 - Tatapan Meremehkan
81
78 - Kelinci Percobaan
82
79 - Ramuan Aneh
83
80 - Perubahan Kecil yang Tidak Disadari
84
81 - Hutang yang Harus Dibayar
85
82 - Malam Menenangkan
86
83 - Membuat Penawar
87
84 - Panggilan Dari Tetua
88
85 - Kejadian di Balai Istirahat
89
86 - Keadaan yang Mengkhawatirkan
90
87 - Kelompok Kelas Satu C
91
88 - Ujian Tertulis
92
89 - Bentang Alam Mimpi Amdara
93
90 - Bentang Alam Mimpi Amdara (2)
94
91 - Membuat Penawar (2)
95
92 - Membuat Penawar (3)
96
93 - Pil Aneh
97
94 - Pertandingan Antar Kelas (2)
98
95 - Arena Pertandingan
99
96 - Arena Pertandingan (2)
100
97 - Dua Pengendali Angin
101
98 - Keputusan
102
99 - Nada
103
100 - Arena Pertandingan (3)
104
101 - Arena Pertandingan (4)
105
102 - Arena Pertandingan (5)
106
103 - Saling Bantu
107
104 - Kejadian Di Balai Istirahat (2)
108
105 - Nada (2)
109
106 - Ketakutan
110
107 - Arena Pertandingan (6)
111
108 - Kekuatan Inay
112
109 - Tiga Kali Lolos
113
110 - Guru Aneh (2)
114
111 - Membuat Strategi
115
112 - Pertandingan Antar Kelompok
116
113 - Menjalankan Strategi Awal
117
114 - Serangan Dari Lawan
118
115 - Alam Bawah Sadar Milik Lasi
119
116 - Perlawanan Sengit
120
117 - Serangan Tidak Terduga
121
118 - Akhir Pertandingan
122
119 - Menganalisa Kekuatan Lawan
123
120 - Strategi Dirgan
124
121 - Sebelum Pertandingan
125
122 - Serangan Awal
126
123 - Babak Final
127
124 - Rencana Penyerangan
128
125 - Memainkan Strategi
129
126 - Kecurigaan
130
127 - Roh Hitam (2)
131
128 - Roh Hitam (3)
132
129 - Kedatangan Yang Ditunggu
133
130 - Menyerang Raja Roh Hitam
134
131 - Keinginan
135
132 - Merayakan Kemenangan
136
133 - Nenek Nian
137
134 - Mengubah Penampilan
138
135 - Sebuah Kebanggaan
139
136 - Menemui Tetua
140
137 - Keputusan
141
138 - Perjalanan Menuju Kediaman Tentu Haki
142
139 - Siluman Harimau Api
143
140 - Kekuatan Gabungan
144
141 - Teknik Penyerapan Kekuatan
145
141 - Melanjutkan Perjalanan
146
142 - Hutan
147
143 - Roh Hitam (4)
148
144 - Kondisi yang Mengkhawatirkan
149
145 - Shi
150
146 - Perjalanan Di Hutan (2)
151
147 - Tabir
152
148 - Teman-teman Amdara
153
149 - Bertemu Siluman Ular
154
150 - Irama Ketenangan
155
151 - Pengendali Jiwa Makhluk
156
152 - Akhirnya Sampai!
157
153 - Kebenaran yang Baru Terungkap
158
154 - Latihan Pertama
159
155 - Pemusatan Kekuatan
160
156 - Pertemuan Kedua
161
157 - Kemampuan Luar Biasa
162
158 - Kabar
163
159 - Di Hutan
164
160 - Daerah Barat
165
161 - Burung Phoenix
166
162 - Serangan Spiritual
167
163 - Sosok Misterius
168
164 - Siluman Rubah Merah
169
165 - Pelatihan Keras dari Dua Siluman
170
166 - Kekuatan Baru
171
167 - Berburu Bersama
172
168 - Pengetaman Permata Siluman
173
169 - Kembali
174
170 - Perubahan
175
171 - Perubahan II
176
172 - Pelatihan Tertutup
177
173 - Daerah Roh Hitam
178
174 - Daerah Roh Hitam II
179
175 - Daerah Roh Hitam III
180
176 - Daerah Roh Hitam IV
181
177 - Pelatihan Tertutup II
182
178 - Pelatihan Tertutup III
183
179 - Tetua Widya
184
180 - Penginapan
185
181 - Transaksi
186
182 - Melanjutkan Perjalanan
187
183 - Desa Igir
188
184 - Melawan Orang-orang Aliran Hitam
189
185 - Penyerangan
190
186 - Misi Selesai
191
187 - Mencari Informasi
192
188 - Seluring Putih
193
189 - Bocah Pengemis
194
190 - Bocah Pengemis (2)
195
191 - Negosiasi
196
192 - Transaksi II
197
193 - Penginapan II
198
194 - Raja Roh Hitam
199
195 - Raja Roh Hitam II
200
196 - Lima Belas Bintang Malam
201
197 - Pengendali Jiwa Makhluk II
202
198 - Irama Ketenangan II
203
199 - Dark World II
204
200 - Pengungkapan
205
201 - Penyerangan
206
202 - Penyerangan II
207
203 - Penyerangan III
208
204 - Yang Tidak Terduga
209
205 - Perasaan Sesal
210
206 - Pertemuan Teman Lama
211
207 - Yang Tidak Pernah Diharapkan
212
208 - Sesuatu Yang Tidak Terduga
213
209 - Aura Tidak Biasa
214
210 - Pertanyaan
215
211 - Tabir II
216
212 - Kita Teman
217
213 - Kita Teman II
218
214 - Sebuah Ikatan Erat
219
215 - Menuju Klan Ang
220
216 - Serangan Kejutan
221
217 - Sesepuh Klan Ang
222
218 - Kekuatan Klan Ang
223
219 - Kekuatan Mengerikan
224
220 - Kedatangan Tetua Haki
225
221 - Kesedihan Amdara
226
222 - Kepergian
227
223 - Kepergian II
228
224 - Dalam Perjalanan
229
225 - Sesuatu yang Tidak Terduga II
230
226 - Mimpi
231
227 - Melanjutkan Perjalanan
232
228 - Melewati Gunung
233
229 - Melewati Gunung II
234
230 - Melewati Gunung III
235
231 - Bukan Sosoknya
236
232 - Menyeberangi Laut Hitam
237
233 - Menyeberangi Laut Hitam II
238
234 - Siluman Naga Air
239
235 - Siluman Naga Air II
240
236 - Siapa Kau Sebenarnya?
241
237 - Sebuah Kabar
242
238 - Cerita Dari Naga Air
243
239 - Bukan Tanpa Alasan
244
240 - Mengambil Masalah III
245
241 - Sampai di Tempat Tujuan
246
242 - Kota Ujung Bumi
247
243 - Cerita dari Amdara
248
244 - Gadis Berambut Merah
249
245 - Serangan Tidak Terduga
250
246 - Pertandingan Dadakan
251
247 - Pertarungan
252
248 - Pertarungan II
253
249 - Pertarungan III
254
250 - Pertarungan IV
255
251 - Perubahan III
256
252 - Serangan Bayang Pencakar Jiwa
257
253 - Kekuatan Asing II
258
254 - Keberadaan Amdara
259
255 - Ketu
260
256 - Kekhawatiran
261
257 - Syarat
262
258 - Roh Hitam V
263
259 - Air Terjun
264
260 - Ai
265
261 - Ungkapan
266
262 - Kita Sama
267
263 - Permata Air
268
264 - Pencabutan Benang Merah
269
265 - Pencabutan Benang Merah
270
266 - Rencana Mereka
271
267 - Pencabutan Benang Merah III
272
268 - Aura Kegelapan
273
269 - Awal Mula
274
270 - Perang Dunia
275
271 - Perang Dunia II
276
272 - Perang Dunia III
277
273 - Perang Dunia IV
278
274 - Penyebab Kebangkitan Roh Hitam
279
275 - Dunia Manusia dalam Kehancuran
280
276 - Bentang Alam Mimpi Amdara III
281
277 - Kebahagian Sesaat
282
278 - Gadis Berambut Putih
283
279 - Ketidaktahuan Amdara
284
280 - Aura Mengerikan
285
281 - Aray II
286
282 - Pertemuan Tidak Terduga
287
283 - Pertanyaan
288
284 - Anak Iblis
289
285 - Pertemuan
290
286 - Jati Diri
291
287 - Bukan Luffy
292
288 - Serangan
293
289 - Hubungan
294
290 - Identitas
295
291 - Akhir
296
292 - Tidak Ada Kata Teman
297
293 - Cahaya Merah
298
294 - Kebenaran
299
295 - Dua Pilihan
300
296 - Hubungan
301
297 - Fakta
302
298 - Diluluhlantakkan
303
299 - Kehancuran
304
300 - Dunia Roh Hitam
305
301 - Dunia Roh Hitam II
306
302 - Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!