Perpisahan itu menyedihkan

“Bye Belsky….” Ujar tim Bella bersamaan. Mereka melambaikan tangan sebagai bentuk perpisahan, setelah tadi saling berangkulan.

“Byee… Hati-hati di jalan yaaa…” balas Bella.

“Makasih banyak ibu bos kece, gue bakal kangenin kiriman bandrek lo.” Seru Roni dengan semangat.

Bella membalasnya dengan senyuman, sungguh ia tidak bisa berkata-kata lagi. Ternyata berpisah dengan tim yang selama ini begitu solid, sangatlah menyedihkan. Seperti ada bagian tubuh yang hilang.

Tim Bella pulang bersama-sama dengan mobil operasional. Sementara Bella masih menunggu sang kakak yang akan menjemputnya.

Di luar café kini Bella berada. Ia memandangi layar ponsel yang menampilkan foto kebersamaan mereka untuk terakhir kalinya. Senyum mereka begitu ceria walau tidak bisa menutupi kesedihan karena harus berpisah.

Bella sudah bekerja di PH ini sejak ia kuliah semester 5. Dari awalnya ia melamar sebagai mahasiswi magang, dengan berbekal sebuah synopsis cerita yang ia ajukan sebagai salah satu kemampuannya di bidang ini. Siapa sangka, ia langsung di terima bekerja di PH.

2 tahun pertama ia di tempatkan di departemen penyutradaraan. Berkontribusi banyak dengan membuat cerita-cerita pendek untuk di jadikan mini seri, hingga suatu hari ia memutuskan untuk menulis sebuah script sinetron yang membuatnya malah tenggelam dalam cerita hingga membuatnya berada pada kondisi tidak nyaman secara psikologis.

Ia terpuruk. Beberapa hari mood-nya hancur karena script yang ia tulis sendiri. Sejak saat itu Bella keluar dari departemen penyutradaraan dan bergabung dengan departemen Artistik untuk menyegarkan mentalnya.

Satu tahun di departemen artistic, ia dipercaya menjadi art director. Ia mengatur semua kegiatan di departemen tersebut. Semuanya berjalan lancar dan menyenangkan hingga akhirnya hari ini ia menyetujui untuk di pindahkan kembali ke departemen penyutradaraan.

Seharian ini ia memikirkan kepindahannya ke departemen penyutradaraan. Melihat teman-temannya yang berlalu pergi, membuatnya terduduk sendirian di depan café. Berpikir, apa ia benar-benar bisa berada di departemen ini lagi. Apa yang harus ia lakukan sekarang?

Seperti dejavu, menulis Script, pernah menjadi ketakutan sekaligus kelemahan Bella. Karena saat menulis, ia tidak hanya melibatkan syaraf-syaraf di otaknya untuk berpikir, ia pun melibatkan psikologis dan mentalnya. Membuat cerita yang panjang dan detail, sedikit banyak membuat emosinya terbawa hingga ada rasa tidak nyaman saat melanjutkannya.

Tapi kali ini, seseorang yang membantunya bisa berdiri tegak, sedang membutuhkan bantuannya. Ya, Eko. Laki-laki yang membawanya ke dunia industri film. Membuatnya bisa mengumpulkan pundi-pundi uang yang cukup saat harus melewati kesulitan di usia muda.

Di tinggalkan oleh seorang ayah di usianya yang baru akan menginjak 17 tahun, bukanlah sesuatu yang mudah. Tidak hanya psikisnya yang terguncang, kondisi ekonomipun tidak stabil. Saras harus bekerja membanting tulang sebagai penjahit untuk memenuhi kebutuhannya. Ozi bekerja sambil kuliah dan Bella pun melakukan hal yang sama untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarganya.

Benar, laki-laki itu kini memerlukan bantuannya. Bukan untuk dirinya pribadi tapi bagi orang-orang yang saat ini menggantungkan hidupnya di PH ini. Apa jadinya jika PH yang membuatnya bisa bertumbuh kini harus gulung tikar?

“Lo bisa Bell, gue yakin lo pasti bisa.” Ucapan itu yang beberapa kali di ulang Inka untuk menguatkannya.

Bella hanya bisa mengeratkan tautan jemarinya satu sama lain. Memejamkan matanya seraya menghela nafas dalam untuk membulatkan tekadnya kalau ia bisa menghadapi rasa takut itu.

“Tet!! Tett!!” suara klakson mobil menyadarkan Bella dari pikirannya yang dalam.

Saat menoleh, ternyata Ozi yang kini melambaikan tangannya pada Bella.

Lantas Bella bangkit dan beranjak mendekat.

“Udah lama nunggunya?” tanya Ozi saat melihat Bella dengan wajahnya yang lelah.

“Menurut lo!” sengitnya. Ia duduk di kursi penumpang samping Ozi.

“Jangan ngambek-ngambek, nih buat lo!” disodorkannya satu es krim rasa coklat.

Mobil melaju dengan santai membelah jalanan ramai ibu kota. Lampu-lampu menyala indah di depan mata. Dari spion tengah, Ozi memperhatikan adiknya yang tampak melamun sambil memainkan es krim dengan sendoknya.

“Kenapa? Itu ada choco chip-nya loh! Kesukaan lo banget kan?” tanya Ozi.

Satu suapan di ambil Bella dengan malas.

“Kenapa lo gak bilang?” tanyanya sambil menusuk-nusuk es krim dengan sendoknya. Menatap Ozi dengan sinis.

Ozi tersenyum kecil lantas mengusap kepala Bella yang di tepis oleh pemiliknya.

“Kalian satu departemen sekarang?” ia memilih balik bertanya.

“Basa basi!” dengus Bella.

“Dia laporan sama lo? Sok penting banget!” imbuhnya.

Memalingkan pandangan dari Ozi dan memilih memandangi lampu jalanan seraya mengigiti sendok es krim.

Ozi menggeleng. “Ngomong aja jarang, mana ada dia lapor.” Sahutnya santai.

“Terus lo tau dari mana?” akhirnya suara Bella meninggi. Menurutnya tidak mungkin Devan tidak laporan pada kakaknya.

“Gue kan cuma nanya berdasarkan ekspresi bete lo. Lagian gue juga gak tau kalau dia beneran bakal nerima tawaran PH lo. Jadi ya gue anteng-anteng aja.”

“Terus ngapain dia pake pulang segala? Bukannya udah enak tinggal di LN dan temenan sama singa putih? Daripada di sini, ketemu gue mulu terus sekarang malah kerja bareng gue.”

“Pergi seenaknya terus balik lagi juga seenaknya.” Gerutunya.

Bella menusukkan sendoknya ke es krim berulang dengan keras. Seleranya hilang untuk menikmati makanan manis itu.

“Kalau lo peduli sama alesannya, ya tanya lah sama orangnya.” Timpal Ozi, tidak terusik dengan kekesalan Bella.

“MALES!” tolak Bella tegas.

Lantas Ozi terkekeh melihat adiknya bersidekap dengan wajah cemberut.

“Tuh ada minuman buat lo, biar gak sakit perut sama mood lo gak berantakan.” Ia menujuk dashboard mobil dengan sudut matanya seraya mengusap kepala Bella dengan sayang.

Bella membukanya dengan malas. Ternyata minuman untuk memperlancar menstruasinya. Ia memainkannya dan enggan meminumnya.

“Gue perhatiin tamu lo belum dateng, Lo gak ngapa-ngapain kan sama pacar lo?!” selidik Ozi. Ia melirik Bella dari spion tengah. Sang adik hanya mendelik dengan kesal.

“Lo pikir gue cewek apaan?!” satu sikutan mendarat di lengan Ozi.

"Hahahaha..." Ozi tertawa lega.

Terjawab sudah kecemasannya. Jawaban pendek dan respon Bella itu cukup untuk membuatnya tidak berpikir macam-macam tentang hubungan Bella dan Rangga.

Lagi, ia harus percaya kalau Bella bisa menjaga kehormatannya di tengah trend anak muda zaman sekarang yang kerap membuatnya khawatir atas Bella. Terlebih Bella sudah berpacaran sangat lama dengan Rangga. Ia bisa membayangkan bagaimana perasaan seorang laki-laki saat sudah berhubungan sangat lama dan dekat dengan seorang wanita. Dan hal itu membuatnya semakin cemas hingga terpaksa harus meminta Bella untuk segera menikah.

Tapi sepertinya, hubungan adiknya ini belum mengarah ke jenjang yang lebih serius. Ketakutan Bella di permainkan menjadi alasan lain yang membuat Ozi semakin over protective.

“Ni apaan?” pikiran Ozi teralihkan saat Bella memegang sebuah botol putih di tangannya.

Ia tampak serius membaca label di botol tersebut.

“Paracetamol!” seru Ozi seraya merebut obat di tangan Bella. Dengan cepat ia memasukkan botol itu ke dalam sakunya.

“Santai dong! Gak gue minta juga kali.” Dengus Bella. Kesal juga melihat respon Ozi seperti itu.

“Ya dari kecil kan lo paling doyan minum obat. Sampe semua obat lo kira vitamin.” Ledek Ozi yang tersenyum enteng.

“Yeeee… Yakali gue masih bocah. Resek lo!” perkataan Ozi membuatnya terbawa pada kejadian saat Ia kecil. Ia sempat meminum beberapa butir obat tambah darah karena bentuknya yang lucu dan warnanya yang cantik. Beruntung tidak ada akibat yang serius pada kesehatannya.

“Lo sakit gak bilang-bilang sih?!” ia menempatkan punggung tangannya di dahi Ozi, membuat sang kakak tersenyum.

“Orang sedia obat, bukan berarti dia selalu sakit dan selalu minum obat itu.” di tepuknya tangan Bella yang ada di dahinya, agar turun.

“Awh!” Bella segera menurunkan tangannya. Kakaknya yang satu ini memang sulit di perhatikan. Katanya geli sendiri kalau Bella yang cuek terus mendadak perhatian padanya.

“Sedia obat-obatan di mobil juga kan harus. Malah ada ketentuan harus ada kotak P3K. Di mobil lo ada gak?”

Bella mendelik sebal, kesal juga mendengar Ozi meledeknya dengan mobil. Tentu saja tidak ada kotak P3K di mobilnya. Kalau di tanya peralatan band, ya ada. Karena sampai saat ini mobilnya masih di pakai untuk operasional band Rangga.

Akh sudah lah, mengingat hal itu membuatnya tidak nyaman.

“Lo terlalu ndeso. Nganggap paracetamol adalah kunci buat semua penyakit.” Balas Bella seraya menyilangkan tangan di depan dada.

“HAHAHAHAHA…” Ozi malah tertawa. Di raihnya kepala Bella untuk ia usap dengan kepalanya hingga bergesekan.

“Iissshhh apaan sih lo! Gue bukan bocah!” tolak Bella seraya mendorong tubuh Ozi menjauh.

“Hahahahaha… Lo masih tetep bocah buat gue.”

Bella hanya mendelik lantas memilih melihat keluar jendela sambil tersenyum mengingat tingkah Ozi. Ozi memang selalu bersikap manis seperti itu. Bella pikir, wanita yang kelak menjadi pasangan kakaknya, tentulah seseorang yang sangat beruntung. Mendapat perhatian ekstra dari Ozi, mendapat perlakuan manis layaknya seorang ratu dan hal menyenangkan lainnya yang mungkin tidak bisa di dapatkan oleh kebanyakan wanita dari pasangannya, termasuk dirinya.

******

Terpopuler

Comments

Bunda dinna

Bunda dinna

Ozi penyayang sama keluarga dan protektif sama Bella,wajar lah satu2 nya pria di dalam keluarga

2023-02-08

0

Becky D'lafonte

Becky D'lafonte

pengen punya kk jadinya

2023-01-09

1

Chybie Abi MoetZiy

Chybie Abi MoetZiy

💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞💞

2022-09-01

3

lihat semua
Episodes
1 Berharap pada dua kaki
2 1 bulan lalu
3 Bella - Rangga
4 Abang Over protective
5 Tamu tak diundang
6 Para pejantan tangguh
7 Bocah belajar ngomong
8 Sahabat emang sahabat
9 Demi PH
10 Apakah cukup?
11 I'll try my best
12 Susu vanila VS susu coklat
13 Permintaan Bos
14 Apa harus iya?
15 Perpisahan itu menyedihkan
16 Memandangi
17 Memandangi 2
18 Uniknya Bella
19 Saling mengenal
20 Secret Admirer
21 Tragedi Surabaya
22 Buka mata
23 Menjaga jarak
24 Semakin mirip Bella
25 Kejutan tidak menyenangkan
26 Terima kasih sudah peduli
27 Devan VS Rangga
28 Bujukan Bella
29 Oow...
30 Pop Corn Caramel
31 Permintaan Ozi
32 Ketika keputusan di buat
33 Survey yang cantik
34 Apakah ia benar-benar Rangga?
35 Menjaga diri lebih baik lagi
36 Memilih Pergi
37 Puzzle
38 Rasa berdebar
39 Kenyataannya...
40 Luka Bella
41 Masa lalu kita
42 Pagi yang asing
43 Gossip yang beredar
44 Si paling cantik
45 Tidak bisa begini
46 Ketika semuanya hingar
47 Kecemasan itu
48 Usaha untuk Bella
49 Feel blue
50 Bersama dia,
51 Titik putih
52 Kesemerawutan
53 Lompatan besar
54 Keputusan bulat
55 Konfrensi pers
56 Bukan perkara waktu
57 Yang menjadi milikmu akan kembali
58 Penyesalan Ozi
59 Syuting Hari pertama
60 Permintaan Bella
61 Gue memang ganteng
62 Gara-gara nasi goreng
63 Sarapan buatan Bella
64 Pempek
65 Saat Kita Bertemu
66 Pilih siapa?
67 Bell,...
68 Apa ini cemburu?
69 Memilih untuk terus bersama
70 Kegalauan Devan
71 Amara dan Amara lagi
72 Sedekat ini
73 Berbuat banyak untuk orang lain
74 Setiap sesal
75 Nonton sama siapa?
76 Tenderloin steak
77 Berlomba
78 Tedy bear
79 Sebanyak apa yang gak gue tau tentang lo?
80 He need me
81 Tim pendukung
82 Pilihan
83 Di taman
84 Mengsalting
85 Bertemu dia
86 Keputusan bersama
87 Gadis keras kepala
88 Pria Eropa
89 Kesesakan
90 Jl Akasia Nomor 18
91 Apa sudah menunjukkan yang terbaik?
92 Hanya angin lalu
93 Pengakuan
94 Menarilah dan terus tertawa
95 Honey moon?
96 Kesalahan
97 Apa yang terjadi, Bell?
98 Jangan berbicara masa lalu
99 Bis Cinta
100 Apa yang mereka bicarakan?
101 Dia yang sakit
102 Menyerah saja kah?
103 Sisa kehancuran
104 Lebih dari 3 kata kecil
105 Keterpaksaan
106 Keluarga
107 Tentang pilihan
108 Belskyy, jangan bikin gue bingung!
109 Endorse?
110 Jutaan bunga
111 Mana yang lebih cepat?
112 Tidak karuan
113 Gue takut
114 Suntikan semangat
115 ARA!!!
116 Ra, buka pintunya...
117 Profesionalitas
118 Pancingan emosi
119 Ada yang berakhir
120 Boomerang
121 Apa aku katakan saja?
122 sang lelaki
123 Perjanjian
124 Rasa sakit
125 HEH!
126 Sidang
127 Bayi gondrong
128 Viral
129 Siapa penyebarnya?
130 Kebingungan di hari yang sama
131 Keputusan Final
132 Keputusan Final
133 Tipu muslihat
134 Tamu untuk Bella
135 Berpikir ulang
136 Cemburu?
137 Mas Kawin
138 Saksi pernikahan
139 Menghadapi rasa takut
140 Kangeenn Ayaaang 1
141 Kangeenn Ayang 2
142 Bella's Script
143 eS A Ha, SAH!!
144 Foto keluarga
145 Lampu merah
146 Kelegaan
147 NgeFans
148 Oase
149 Teror
150 Rumah Singgah
151 Handuk dan selimut
152 Release
153 Keluarga dan kecemasan
154 Harapan mamah dan adek
155 Perdebatan
156 Harus tau,
157 Aku ikut!
158 Mengingat kebaikan
159 Pelaku
160 Cukup kau di sampingku
161 Menghentikan langkah
162 Menagih janji
163 Kaki tangan yang meminta jadi kepala
164 Terbangun
165 Didekatkan
166 Mas, pulang
167 Cerita masa lalu
168 Kapankah kembali
169 Kejutan Untuk Amara
170 Bungkus!!!
171 Kesepakatan
172 Usaha Rangga
173 Kotak Pandora milik Amara
174 Terpuruk bukan pilihan
175 Kecemasan untuk Inka
176 Memanjakan Istri
177 Pagi yang Indah
178 Berpisah dengan masa lalu
179 Berpisah dengan masa lalu 2
180 Perlawanan
181 Plester pembalut luka
182 Di mabuk Cinta
183 Menyembunyikan Amara
184 Rencana Devan
185 Resep obat Devan
186 Call him, dady
187 Kulit ayam Ibra
188 Rencana masing-masing
189 Sambutan Jihan
190 Siasat Jihan
191 Sedang apa kamu di sini?
192 Kesengajaan Inka
193 Coming up gais!!!
194 Penjelasan Devan
195 Menunggu keputusan Rangga
196 Tamparan
197 Klarifikasi 1
198 Klarifikasi 2
199 Klarifikasi
200 Keinginan Amara
201 Ketegasan Rangga
202 Tempat terbaik adalah rumah
203 Memohon
204 Langit abu dan cerah
205 Keluarga baru
206 Kunjungan pagi
207 Tendangan bertubi-tubi
208 Pilihan sulit
209 Sedekat urat nadi, sejauh langit dan bumi
210 Bayi Eropa
211 Kronologis
212 Perpisahan dengan sahabat
213 Teamwork
214 Menyemangati sang pemeran utama
215 Kecemasan seorang anak
216 Berpisah dan bertemu dengan rasa sakit
217 Dua orang yang saling menyayangi
218 Makan malam romantis
219 Perbincangan malam
220 Tawaran
221 Fans
222 Badak api dan badak air
223 Apa bisa?
224 Kunjungan seorang ayah
225 Keputusan tiba-tiba
226 Menyusul
227 Pertemuannya yang menyakitkan
228 Penjelasan
229 Penuntasan kemarahan
230 Cerita masa lalu sahabat
231 Video baru
232 Bebek penyemangat
233 Di depan mata,...
234 Rahasia Amara
235 Keputusan bersama
236 Lo gue, End!
237 Kekecewaan seorang ayah
238 Pembelaan calon suami
239 Putus asa
240 Gangguan malam-malam
241 Sup Lao hua tang
242 Akupun tidak punya pilihan
243 Gala Premier
244 Antusiasme
245 Mata yang sama
246 Maria
247 Kejutan dari papah mertua
248 Membuka lembaran baru
249 Pagiku cerah
250 Real Bella's Script
251 Bungkus?
252 Menjadi Dia
253 Ranjang Dingin Ibu Tiri
Episodes

Updated 253 Episodes

1
Berharap pada dua kaki
2
1 bulan lalu
3
Bella - Rangga
4
Abang Over protective
5
Tamu tak diundang
6
Para pejantan tangguh
7
Bocah belajar ngomong
8
Sahabat emang sahabat
9
Demi PH
10
Apakah cukup?
11
I'll try my best
12
Susu vanila VS susu coklat
13
Permintaan Bos
14
Apa harus iya?
15
Perpisahan itu menyedihkan
16
Memandangi
17
Memandangi 2
18
Uniknya Bella
19
Saling mengenal
20
Secret Admirer
21
Tragedi Surabaya
22
Buka mata
23
Menjaga jarak
24
Semakin mirip Bella
25
Kejutan tidak menyenangkan
26
Terima kasih sudah peduli
27
Devan VS Rangga
28
Bujukan Bella
29
Oow...
30
Pop Corn Caramel
31
Permintaan Ozi
32
Ketika keputusan di buat
33
Survey yang cantik
34
Apakah ia benar-benar Rangga?
35
Menjaga diri lebih baik lagi
36
Memilih Pergi
37
Puzzle
38
Rasa berdebar
39
Kenyataannya...
40
Luka Bella
41
Masa lalu kita
42
Pagi yang asing
43
Gossip yang beredar
44
Si paling cantik
45
Tidak bisa begini
46
Ketika semuanya hingar
47
Kecemasan itu
48
Usaha untuk Bella
49
Feel blue
50
Bersama dia,
51
Titik putih
52
Kesemerawutan
53
Lompatan besar
54
Keputusan bulat
55
Konfrensi pers
56
Bukan perkara waktu
57
Yang menjadi milikmu akan kembali
58
Penyesalan Ozi
59
Syuting Hari pertama
60
Permintaan Bella
61
Gue memang ganteng
62
Gara-gara nasi goreng
63
Sarapan buatan Bella
64
Pempek
65
Saat Kita Bertemu
66
Pilih siapa?
67
Bell,...
68
Apa ini cemburu?
69
Memilih untuk terus bersama
70
Kegalauan Devan
71
Amara dan Amara lagi
72
Sedekat ini
73
Berbuat banyak untuk orang lain
74
Setiap sesal
75
Nonton sama siapa?
76
Tenderloin steak
77
Berlomba
78
Tedy bear
79
Sebanyak apa yang gak gue tau tentang lo?
80
He need me
81
Tim pendukung
82
Pilihan
83
Di taman
84
Mengsalting
85
Bertemu dia
86
Keputusan bersama
87
Gadis keras kepala
88
Pria Eropa
89
Kesesakan
90
Jl Akasia Nomor 18
91
Apa sudah menunjukkan yang terbaik?
92
Hanya angin lalu
93
Pengakuan
94
Menarilah dan terus tertawa
95
Honey moon?
96
Kesalahan
97
Apa yang terjadi, Bell?
98
Jangan berbicara masa lalu
99
Bis Cinta
100
Apa yang mereka bicarakan?
101
Dia yang sakit
102
Menyerah saja kah?
103
Sisa kehancuran
104
Lebih dari 3 kata kecil
105
Keterpaksaan
106
Keluarga
107
Tentang pilihan
108
Belskyy, jangan bikin gue bingung!
109
Endorse?
110
Jutaan bunga
111
Mana yang lebih cepat?
112
Tidak karuan
113
Gue takut
114
Suntikan semangat
115
ARA!!!
116
Ra, buka pintunya...
117
Profesionalitas
118
Pancingan emosi
119
Ada yang berakhir
120
Boomerang
121
Apa aku katakan saja?
122
sang lelaki
123
Perjanjian
124
Rasa sakit
125
HEH!
126
Sidang
127
Bayi gondrong
128
Viral
129
Siapa penyebarnya?
130
Kebingungan di hari yang sama
131
Keputusan Final
132
Keputusan Final
133
Tipu muslihat
134
Tamu untuk Bella
135
Berpikir ulang
136
Cemburu?
137
Mas Kawin
138
Saksi pernikahan
139
Menghadapi rasa takut
140
Kangeenn Ayaaang 1
141
Kangeenn Ayang 2
142
Bella's Script
143
eS A Ha, SAH!!
144
Foto keluarga
145
Lampu merah
146
Kelegaan
147
NgeFans
148
Oase
149
Teror
150
Rumah Singgah
151
Handuk dan selimut
152
Release
153
Keluarga dan kecemasan
154
Harapan mamah dan adek
155
Perdebatan
156
Harus tau,
157
Aku ikut!
158
Mengingat kebaikan
159
Pelaku
160
Cukup kau di sampingku
161
Menghentikan langkah
162
Menagih janji
163
Kaki tangan yang meminta jadi kepala
164
Terbangun
165
Didekatkan
166
Mas, pulang
167
Cerita masa lalu
168
Kapankah kembali
169
Kejutan Untuk Amara
170
Bungkus!!!
171
Kesepakatan
172
Usaha Rangga
173
Kotak Pandora milik Amara
174
Terpuruk bukan pilihan
175
Kecemasan untuk Inka
176
Memanjakan Istri
177
Pagi yang Indah
178
Berpisah dengan masa lalu
179
Berpisah dengan masa lalu 2
180
Perlawanan
181
Plester pembalut luka
182
Di mabuk Cinta
183
Menyembunyikan Amara
184
Rencana Devan
185
Resep obat Devan
186
Call him, dady
187
Kulit ayam Ibra
188
Rencana masing-masing
189
Sambutan Jihan
190
Siasat Jihan
191
Sedang apa kamu di sini?
192
Kesengajaan Inka
193
Coming up gais!!!
194
Penjelasan Devan
195
Menunggu keputusan Rangga
196
Tamparan
197
Klarifikasi 1
198
Klarifikasi 2
199
Klarifikasi
200
Keinginan Amara
201
Ketegasan Rangga
202
Tempat terbaik adalah rumah
203
Memohon
204
Langit abu dan cerah
205
Keluarga baru
206
Kunjungan pagi
207
Tendangan bertubi-tubi
208
Pilihan sulit
209
Sedekat urat nadi, sejauh langit dan bumi
210
Bayi Eropa
211
Kronologis
212
Perpisahan dengan sahabat
213
Teamwork
214
Menyemangati sang pemeran utama
215
Kecemasan seorang anak
216
Berpisah dan bertemu dengan rasa sakit
217
Dua orang yang saling menyayangi
218
Makan malam romantis
219
Perbincangan malam
220
Tawaran
221
Fans
222
Badak api dan badak air
223
Apa bisa?
224
Kunjungan seorang ayah
225
Keputusan tiba-tiba
226
Menyusul
227
Pertemuannya yang menyakitkan
228
Penjelasan
229
Penuntasan kemarahan
230
Cerita masa lalu sahabat
231
Video baru
232
Bebek penyemangat
233
Di depan mata,...
234
Rahasia Amara
235
Keputusan bersama
236
Lo gue, End!
237
Kekecewaan seorang ayah
238
Pembelaan calon suami
239
Putus asa
240
Gangguan malam-malam
241
Sup Lao hua tang
242
Akupun tidak punya pilihan
243
Gala Premier
244
Antusiasme
245
Mata yang sama
246
Maria
247
Kejutan dari papah mertua
248
Membuka lembaran baru
249
Pagiku cerah
250
Real Bella's Script
251
Bungkus?
252
Menjadi Dia
253
Ranjang Dingin Ibu Tiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!