1 bulan lalu

1 bulan lalu

Suara langkah kaki ceria beradu dengan lantai keramik yang di pijak oleh seorang gadis dengan 4 laki-laki muda yang mengikuti langkahnya di belakang. Ia asyik menunjukkan letak ruangan di kantor tempat ia bekerja berikut orang-orang yang berada di ruangan tersebut. Ritme bicaranya yang teratur dengan intonasi suara yang enak di dengar serta bibir yang selalu tersenyum menjadi daya tarik tersendiri dari gadis berusia 25 tahun ini.

Para lelaki muda di belakangnya asyik mencatat apa yang di jelaskan gadis yang akrab di sapa Bella oleh rekan kerjanya.

“Ini ruangan koordinator produksi, ada mas iwan.” Ujar Bella seraya mengetuk pintu ruangan.

“Mas iwan, izin yaaa...” imbuhnya saat membuka pintu.

“Yo bell. Bawa anak baru?” tanya laki-laki setengah baya yang sedang merapikan rambutnya sehabis solat ashar.

“Magang mas. Di departemen aku. Ayo kalian sapa mas iwan, dia orang paling loyal di PH ini.” Bella mengacungkan jempolnya pada para lelaki di belakangnya.

“Sore mas.” Kompak mereka terangguk sopan.

“Sore. Selamat datang di sarangnya dunia creative. Tempat dimana program-program seru di buat di PH ini." Tidak lupa Iwan mempromosikan PH tempatnya bekerja.

"Beruntung kalian ketemu bella yang gemoy ini, dia jiwanya departemen art.”  Ia menunjuk Bella yang tersenyum kagum pada laki-laki penuh kharisma ini.

Iwanpun balas mengacungkan jempolnya pada Bella, membuat para laki-laki itu menatap Bella dengan penuh penasaran. Sehebat apa sih wanita supel ini? Mungkin itu yang ada di benak mereka.

“Sa ae mas iwan. Makasih ya mas, aku tinggal.”

“Lanjut bell! Jangan lupa minum kopi.” Canda Iwan yang di sahuti gelengan kepala dan tawa kecil dari Bella. Iwan memang sangat suka menggodanya yang coffee addict.

Sekali lalu, ia kembali menutup pintu dan melanjutkan langkahnya.

“Mba bella udah lama kerja di PH ini mba?” tanya anak magang bernama Adit.

“Cukup lama, sekitar 6 tahun. Awalnya pas kuliah aku coba magang di sini, lumayan lah buat nambahin uang jajan. Eh tau-taunya malah keterusan dan betah sampe sekarang deh.” Sahut Bella enteng.

Ia jadi ingat, dulupun ia pernah menjadi mahasiswa magang seperti empat anak lelaki ini. Rasanya baru kemarin padahal sudah lebih dari 5 tahun.

“Okey, sekarang kita ke sana.” Bella menunjuk salah satu ruangan yang bertuliskan “Direktur.”

“Beliau yang paling sering di cari sama para artis, di ajak pedekate.” Bisik Bella sambil mengedipkan mata kanannya.

“Cewek apa cowok mba? Masih muda gak?” Reno ikut penasaran.

“Hahahahaha.... Masih muda lah. Pada zamannya.” Memelankan sebagian suaranya di ujung kalimat.

Mereka tergelak mendengar candaan Bella.

“Paling nggak, dia berjiwa muda. Itu yang paling penting kan? Liat aja PH ini terus berkembang dan bisa bersaing di antara PH baru yang bermunculan.” Kali ini Bella berujar serius. Perubahan mimik mukanya sangat cepat, membuat anak-anak mengangguk sambil melongo membulatkan mulutnya.

Dibawanya anak-anak magang mendekat ke ruangan tersebut.

Dari luar terlihat seorang laki-laki yang sedang duduk di kursinya sambil memeriksa beberapa berkas.

“Misi pak eko,” lagi bella mengetuk pintu.

“Bell, masuk!” laki-laki muda pada zamannya itu melambaikan tangannya pada Bella.

Meski jabatannya sebagai pucuk pimpinan di rumah produksi ini, namun Eko seorang yang santai dan bisa membaur dengan karyawannya termasuk Bella. Hal ini yang membuat Bella merasa kalau orang-orang di PH ini bukan sekedar rekan profesional melainkan juga keluarga.

“Makasih pak. Ini aku mau ngenalin anak magang. Mereka magang di departemenku.” Terang Bella.

“Wah akhirnyaaa... Nambah juga tim kamu. Selamat bergabung yaaa... Berapa lama magangnya?” dengan ramah Eko menyalami Adit dan teman-temannya lantas mempersilakan mereka duduk di kursi tamu.

“3 bulan pak. Iya alhamdulillah, ada temen kreatif buat di ajak pusing di program baru kita.” Sahut Bella ringan.

“Iya gitu dong. Jangan kamu dan inka terus yang pulang malem. Siapa tau mereka bisa bantu proyek kita jadi lebih cepat berjalan. Anak-anak muda sekarang kan terkenal kreatif.” Eko menepuk bahu Reno.

“Tuh kalian udah di kasih kepercayaan sama bos besar, jadi jangan sungkan keluarin ide-ide briliant kalian.” Bella ikut menyemangati. Ia memang seseorang yang supportif terhadap rekan kerjanya meski anak magang sekalipun.

“Siap pak! Terima kasih atas kesempatannya. Saya siap untuk belajar banyak dari kak bella dan tim di sini.” Timpal Adit dengan semangat.

“Iya, gitu dong. Senior dan junior jangan sungkan bertukar ilmu. Bella bukan orang yang pelit soal pengalaman.” Eko menambahkan.

Obrolan santai mereka terjeda saat ponsel Bella berdering. Bella melihat layar ponselnya dan ternyata nama Inka yang muncul, rekan satu departemennya.

“Jawab dulu aja. Mereka biar saya kasih wejangan. Kelilingnya udah selesai kan?” Eko seperti mengerti benar saat melihat ekspresi Bella ketika melihat layar ponselnya.

“Yaps! Thanks bos!” mengacungkan ponselnya pada Eko dan diacungi jempol sebagai bentuk persetujuan.

“Kalian ngobrol sama pak eko ya.. Ambil ilmu sebanyak mungkin dari beliau.” menepuk salah satu pundak anak magang seraya tersenyum sebelum terangguk pamit pergi untuk menjawab telepon.

“Siap kak!” sahut anak magang tersebut yang diacung jempol oleh Bella.

Eko masih tersenyum memandangi arah berlalunya Bella yang berjalan dengan energik.

“Kalian juga harus belajar banyak dari wanita muda satu itu. Selain pekerjaannya yang bagus, dedikasinya yang tinggi dan sangat membantu perkembangan PH ini.” ungkapnya dengan penuh rasa bangga.

“Baik pak.” Mereka kompak mengangguk lantas mengikuti arah berlalunya Bella yang kemudian menghilang saat berbelok keluar dari koridor ruangan.

“Iya, ini gue lagi jalan mau ke ruangan.” Sahut Bella saat suara Inka terdengar tergesa-gesa menanyakan keberadaannya.

“Cowok gue?” langkahnya terhenti, lantas melihat jam yang melingkar di tangannya. Sampai tidak terasa kalau sudah waktunya pulang kerja.

“Iya, tadi security nyariin lo, katanya ada cowok lo nunggu di pos security. Dia gak bisa ngehubungin lo karena gak bawa hp.” suara Inka terdengar jelas.

“Oh okey. Thanks, infonya.” Sahut Bella sebelum akhirnya mengakhiri panggilannya dan bergegas menuju pos security.

“Haish nih anak, kalau  udah ada cowoknya, pasti lupa sama semuanya.” Gerutu Inka saat panggilannya di putus oleh Bella. Padahal ia masih ingin bertanya apa Bella jadi pulang bareng dengannya atau tidak.

Tapi melihat pacarnya yang datang untuk menjemput, sudah pasti Bella akan pulang dengan pacarnya.

Akhirnya Inka memilih membereskan meja kerjanya sebelum pulang.

“Rangga,?” seru Bella dengan mata membulat saat melihat kekasihnya sedang terduduk menunggunya di pos security. Ini kejutan yang menyenangkan baginya.

“Hay,” balas Rangga yang tersenyum tampan seperti biasanya.

“Wah neng bella mukanya sumeringah banget di jemput aa ganteng.” Goda bapak security yang menemani Rangga berbincang selama menunggu Bella.

“Hehehehe… Iya dong. Pak Sanusi kayak gak pernah muda aja.” Timpal ringan Bella.

“Hhahahhaa… Iya sih saya pernah muda, tapi dulu saya sama ibunya anak-anak nggak pacaran dulu, di jodohin sama orang tua kami. Jadi nggak ngalamin deg deg seer ketemu pacar kayak neng bella sama aa rangga.”

"Wah pake jalur express bebas ongkir ya pak." timpal Bella.

Sanusi terkekeh mendengar ucapan Bella. “Saya gak pernah ngalamin, gimana rasanya dipamerin ayang depan temen-temennya. Tapi, neng bella tau gak, di halalin dulu baru di ajak pacaran itu lebih gimana gitu.” Cerocos laki-laki paruh baya dengan logat sundanya yang kental.

“Hehehehhe… Iya pak. Do’ain segera di halalalin ya pak, supaya bisa ngerasain gimanaaaaa gituuuu kayak pak sanusi sama istri.” Balas Bella seraya melirik Rangga yang berdiri di sampingnya.

“Iya atuh. Jangan lama-lama pacarannya, makin lama pacarannya, makin jago setan yang nemenin dan ngegoda. Eh astagfirullaah.. kok saya jadi ngelantur gini sih.” Langsung menutup mulutnya saat melihat ekspresi Rangga yang seperti mulai tidak nyaman dengan pembicaraan mereka.

“Hehehehe… Iya pak, makasih udah ngingetin. Do’ain aja supaya kami bisa secepatnya yaa…” sepertinya lebih baik kalau Bella segera mengakhiri perbincangan mereka.

Beberapa tahun bekerja di PH ini, orang-orang sudah tahu kalau Bella sudah memiliki pacar yaitu Rangga. Laki-laki yang selalu membuat matanya berbinar dan hidupnya berwarna. Tidak sedikit orang yang tahu kalau mereka sudah berpacaran hampir 8 tahun lamanya.

Kisah cinta monyet yang diharapakan bisa berakhir di pelaminan ternyata menjadi topik yang menarik bagi teman-teman Bella di tempat kerjanya.

“Kalau  nyicil rumah, udah mau lunas tuh.” Biasanya orang-orang akan meledek Bella dengan kalimat itu.

Ya, memang sudah sangat lama walau rasanya baru kemaren.

“Kami tinggal dulu ya pak, mau siap-siap pulang. Yuk ga,” Bella memberi kode pada Rangga.

“Oh ya. Kami permisi pak, selamat berjaga.” Rangga mengangguk takjim sebelum berlalu pergi.

“Iya terima kasih. Hati-hati juga di jalan.”

“Makasih pak.” Timpal Bella.

Ruang kerja Bella yang saat ini mereka tuju untuk mengambil barang-barang pribadi Bella sebelum pulang.

Dalam langkah mereka, Rangga mencoba menggenggam tangan Bella seperti biasanya. Namun dengan cepat Bella mengangkat tangannya, pura-pura membetulkan ikatan rambutnya. Ia pun celingukan, khawatir security di pos masih memperhatikannya. Bagaimanapun selama di tempat kerja ia harus menjaga sikapnya.

Rangga paham benar dengan apa yang dilakukan Bella. Ia hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar, seraya memandangi tangannya yang gagal menggenggam tangan Bella. Saat ini tangannya hanya bisa mengepal kosong sendirian, mungkin akan ada kesempatan lain untuk ia menggenggam tangan hangat yang selalu membuat dadanya berdebar.

*****

Terpopuler

Comments

Bunda dinna

Bunda dinna

Lama banget pacarannya dan bertahan itu hebatnya

2023-02-07

1

N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

N⃟ʲᵃᵃB⃟cQueenSyaⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈

lama banget pacarannya...
klo udah nikah n punya anak, anaknya udah SD tuh pasti hahaa

2023-02-03

1

Mommy QieS

Mommy QieS

gift 🌹 n vote untuk mu, Kak😊😘😘

2023-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Berharap pada dua kaki
2 1 bulan lalu
3 Bella - Rangga
4 Abang Over protective
5 Tamu tak diundang
6 Para pejantan tangguh
7 Bocah belajar ngomong
8 Sahabat emang sahabat
9 Demi PH
10 Apakah cukup?
11 I'll try my best
12 Susu vanila VS susu coklat
13 Permintaan Bos
14 Apa harus iya?
15 Perpisahan itu menyedihkan
16 Memandangi
17 Memandangi 2
18 Uniknya Bella
19 Saling mengenal
20 Secret Admirer
21 Tragedi Surabaya
22 Buka mata
23 Menjaga jarak
24 Semakin mirip Bella
25 Kejutan tidak menyenangkan
26 Terima kasih sudah peduli
27 Devan VS Rangga
28 Bujukan Bella
29 Oow...
30 Pop Corn Caramel
31 Permintaan Ozi
32 Ketika keputusan di buat
33 Survey yang cantik
34 Apakah ia benar-benar Rangga?
35 Menjaga diri lebih baik lagi
36 Memilih Pergi
37 Puzzle
38 Rasa berdebar
39 Kenyataannya...
40 Luka Bella
41 Masa lalu kita
42 Pagi yang asing
43 Gossip yang beredar
44 Si paling cantik
45 Tidak bisa begini
46 Ketika semuanya hingar
47 Kecemasan itu
48 Usaha untuk Bella
49 Feel blue
50 Bersama dia,
51 Titik putih
52 Kesemerawutan
53 Lompatan besar
54 Keputusan bulat
55 Konfrensi pers
56 Bukan perkara waktu
57 Yang menjadi milikmu akan kembali
58 Penyesalan Ozi
59 Syuting Hari pertama
60 Permintaan Bella
61 Gue memang ganteng
62 Gara-gara nasi goreng
63 Sarapan buatan Bella
64 Pempek
65 Saat Kita Bertemu
66 Pilih siapa?
67 Bell,...
68 Apa ini cemburu?
69 Memilih untuk terus bersama
70 Kegalauan Devan
71 Amara dan Amara lagi
72 Sedekat ini
73 Berbuat banyak untuk orang lain
74 Setiap sesal
75 Nonton sama siapa?
76 Tenderloin steak
77 Berlomba
78 Tedy bear
79 Sebanyak apa yang gak gue tau tentang lo?
80 He need me
81 Tim pendukung
82 Pilihan
83 Di taman
84 Mengsalting
85 Bertemu dia
86 Keputusan bersama
87 Gadis keras kepala
88 Pria Eropa
89 Kesesakan
90 Jl Akasia Nomor 18
91 Apa sudah menunjukkan yang terbaik?
92 Hanya angin lalu
93 Pengakuan
94 Menarilah dan terus tertawa
95 Honey moon?
96 Kesalahan
97 Apa yang terjadi, Bell?
98 Jangan berbicara masa lalu
99 Bis Cinta
100 Apa yang mereka bicarakan?
101 Dia yang sakit
102 Menyerah saja kah?
103 Sisa kehancuran
104 Lebih dari 3 kata kecil
105 Keterpaksaan
106 Keluarga
107 Tentang pilihan
108 Belskyy, jangan bikin gue bingung!
109 Endorse?
110 Jutaan bunga
111 Mana yang lebih cepat?
112 Tidak karuan
113 Gue takut
114 Suntikan semangat
115 ARA!!!
116 Ra, buka pintunya...
117 Profesionalitas
118 Pancingan emosi
119 Ada yang berakhir
120 Boomerang
121 Apa aku katakan saja?
122 sang lelaki
123 Perjanjian
124 Rasa sakit
125 HEH!
126 Sidang
127 Bayi gondrong
128 Viral
129 Siapa penyebarnya?
130 Kebingungan di hari yang sama
131 Keputusan Final
132 Keputusan Final
133 Tipu muslihat
134 Tamu untuk Bella
135 Berpikir ulang
136 Cemburu?
137 Mas Kawin
138 Saksi pernikahan
139 Menghadapi rasa takut
140 Kangeenn Ayaaang 1
141 Kangeenn Ayang 2
142 Bella's Script
143 eS A Ha, SAH!!
144 Foto keluarga
145 Lampu merah
146 Kelegaan
147 NgeFans
148 Oase
149 Teror
150 Rumah Singgah
151 Handuk dan selimut
152 Release
153 Keluarga dan kecemasan
154 Harapan mamah dan adek
155 Perdebatan
156 Harus tau,
157 Aku ikut!
158 Mengingat kebaikan
159 Pelaku
160 Cukup kau di sampingku
161 Menghentikan langkah
162 Menagih janji
163 Kaki tangan yang meminta jadi kepala
164 Terbangun
165 Didekatkan
166 Mas, pulang
167 Cerita masa lalu
168 Kapankah kembali
169 Kejutan Untuk Amara
170 Bungkus!!!
171 Kesepakatan
172 Usaha Rangga
173 Kotak Pandora milik Amara
174 Terpuruk bukan pilihan
175 Kecemasan untuk Inka
176 Memanjakan Istri
177 Pagi yang Indah
178 Berpisah dengan masa lalu
179 Berpisah dengan masa lalu 2
180 Perlawanan
181 Plester pembalut luka
182 Di mabuk Cinta
183 Menyembunyikan Amara
184 Rencana Devan
185 Resep obat Devan
186 Call him, dady
187 Kulit ayam Ibra
188 Rencana masing-masing
189 Sambutan Jihan
190 Siasat Jihan
191 Sedang apa kamu di sini?
192 Kesengajaan Inka
193 Coming up gais!!!
194 Penjelasan Devan
195 Menunggu keputusan Rangga
196 Tamparan
197 Klarifikasi 1
198 Klarifikasi 2
199 Klarifikasi
200 Keinginan Amara
201 Ketegasan Rangga
202 Tempat terbaik adalah rumah
203 Memohon
204 Langit abu dan cerah
205 Keluarga baru
206 Kunjungan pagi
207 Tendangan bertubi-tubi
208 Pilihan sulit
209 Sedekat urat nadi, sejauh langit dan bumi
210 Bayi Eropa
211 Kronologis
212 Perpisahan dengan sahabat
213 Teamwork
214 Menyemangati sang pemeran utama
215 Kecemasan seorang anak
216 Berpisah dan bertemu dengan rasa sakit
217 Dua orang yang saling menyayangi
218 Makan malam romantis
219 Perbincangan malam
220 Tawaran
221 Fans
222 Badak api dan badak air
223 Apa bisa?
224 Kunjungan seorang ayah
225 Keputusan tiba-tiba
226 Menyusul
227 Pertemuannya yang menyakitkan
228 Penjelasan
229 Penuntasan kemarahan
230 Cerita masa lalu sahabat
231 Video baru
232 Bebek penyemangat
233 Di depan mata,...
234 Rahasia Amara
235 Keputusan bersama
236 Lo gue, End!
237 Kekecewaan seorang ayah
238 Pembelaan calon suami
239 Putus asa
240 Gangguan malam-malam
241 Sup Lao hua tang
242 Akupun tidak punya pilihan
243 Gala Premier
244 Antusiasme
245 Mata yang sama
246 Maria
247 Kejutan dari papah mertua
248 Membuka lembaran baru
249 Pagiku cerah
250 Real Bella's Script
251 Bungkus?
252 Menjadi Dia
253 Ranjang Dingin Ibu Tiri
Episodes

Updated 253 Episodes

1
Berharap pada dua kaki
2
1 bulan lalu
3
Bella - Rangga
4
Abang Over protective
5
Tamu tak diundang
6
Para pejantan tangguh
7
Bocah belajar ngomong
8
Sahabat emang sahabat
9
Demi PH
10
Apakah cukup?
11
I'll try my best
12
Susu vanila VS susu coklat
13
Permintaan Bos
14
Apa harus iya?
15
Perpisahan itu menyedihkan
16
Memandangi
17
Memandangi 2
18
Uniknya Bella
19
Saling mengenal
20
Secret Admirer
21
Tragedi Surabaya
22
Buka mata
23
Menjaga jarak
24
Semakin mirip Bella
25
Kejutan tidak menyenangkan
26
Terima kasih sudah peduli
27
Devan VS Rangga
28
Bujukan Bella
29
Oow...
30
Pop Corn Caramel
31
Permintaan Ozi
32
Ketika keputusan di buat
33
Survey yang cantik
34
Apakah ia benar-benar Rangga?
35
Menjaga diri lebih baik lagi
36
Memilih Pergi
37
Puzzle
38
Rasa berdebar
39
Kenyataannya...
40
Luka Bella
41
Masa lalu kita
42
Pagi yang asing
43
Gossip yang beredar
44
Si paling cantik
45
Tidak bisa begini
46
Ketika semuanya hingar
47
Kecemasan itu
48
Usaha untuk Bella
49
Feel blue
50
Bersama dia,
51
Titik putih
52
Kesemerawutan
53
Lompatan besar
54
Keputusan bulat
55
Konfrensi pers
56
Bukan perkara waktu
57
Yang menjadi milikmu akan kembali
58
Penyesalan Ozi
59
Syuting Hari pertama
60
Permintaan Bella
61
Gue memang ganteng
62
Gara-gara nasi goreng
63
Sarapan buatan Bella
64
Pempek
65
Saat Kita Bertemu
66
Pilih siapa?
67
Bell,...
68
Apa ini cemburu?
69
Memilih untuk terus bersama
70
Kegalauan Devan
71
Amara dan Amara lagi
72
Sedekat ini
73
Berbuat banyak untuk orang lain
74
Setiap sesal
75
Nonton sama siapa?
76
Tenderloin steak
77
Berlomba
78
Tedy bear
79
Sebanyak apa yang gak gue tau tentang lo?
80
He need me
81
Tim pendukung
82
Pilihan
83
Di taman
84
Mengsalting
85
Bertemu dia
86
Keputusan bersama
87
Gadis keras kepala
88
Pria Eropa
89
Kesesakan
90
Jl Akasia Nomor 18
91
Apa sudah menunjukkan yang terbaik?
92
Hanya angin lalu
93
Pengakuan
94
Menarilah dan terus tertawa
95
Honey moon?
96
Kesalahan
97
Apa yang terjadi, Bell?
98
Jangan berbicara masa lalu
99
Bis Cinta
100
Apa yang mereka bicarakan?
101
Dia yang sakit
102
Menyerah saja kah?
103
Sisa kehancuran
104
Lebih dari 3 kata kecil
105
Keterpaksaan
106
Keluarga
107
Tentang pilihan
108
Belskyy, jangan bikin gue bingung!
109
Endorse?
110
Jutaan bunga
111
Mana yang lebih cepat?
112
Tidak karuan
113
Gue takut
114
Suntikan semangat
115
ARA!!!
116
Ra, buka pintunya...
117
Profesionalitas
118
Pancingan emosi
119
Ada yang berakhir
120
Boomerang
121
Apa aku katakan saja?
122
sang lelaki
123
Perjanjian
124
Rasa sakit
125
HEH!
126
Sidang
127
Bayi gondrong
128
Viral
129
Siapa penyebarnya?
130
Kebingungan di hari yang sama
131
Keputusan Final
132
Keputusan Final
133
Tipu muslihat
134
Tamu untuk Bella
135
Berpikir ulang
136
Cemburu?
137
Mas Kawin
138
Saksi pernikahan
139
Menghadapi rasa takut
140
Kangeenn Ayaaang 1
141
Kangeenn Ayang 2
142
Bella's Script
143
eS A Ha, SAH!!
144
Foto keluarga
145
Lampu merah
146
Kelegaan
147
NgeFans
148
Oase
149
Teror
150
Rumah Singgah
151
Handuk dan selimut
152
Release
153
Keluarga dan kecemasan
154
Harapan mamah dan adek
155
Perdebatan
156
Harus tau,
157
Aku ikut!
158
Mengingat kebaikan
159
Pelaku
160
Cukup kau di sampingku
161
Menghentikan langkah
162
Menagih janji
163
Kaki tangan yang meminta jadi kepala
164
Terbangun
165
Didekatkan
166
Mas, pulang
167
Cerita masa lalu
168
Kapankah kembali
169
Kejutan Untuk Amara
170
Bungkus!!!
171
Kesepakatan
172
Usaha Rangga
173
Kotak Pandora milik Amara
174
Terpuruk bukan pilihan
175
Kecemasan untuk Inka
176
Memanjakan Istri
177
Pagi yang Indah
178
Berpisah dengan masa lalu
179
Berpisah dengan masa lalu 2
180
Perlawanan
181
Plester pembalut luka
182
Di mabuk Cinta
183
Menyembunyikan Amara
184
Rencana Devan
185
Resep obat Devan
186
Call him, dady
187
Kulit ayam Ibra
188
Rencana masing-masing
189
Sambutan Jihan
190
Siasat Jihan
191
Sedang apa kamu di sini?
192
Kesengajaan Inka
193
Coming up gais!!!
194
Penjelasan Devan
195
Menunggu keputusan Rangga
196
Tamparan
197
Klarifikasi 1
198
Klarifikasi 2
199
Klarifikasi
200
Keinginan Amara
201
Ketegasan Rangga
202
Tempat terbaik adalah rumah
203
Memohon
204
Langit abu dan cerah
205
Keluarga baru
206
Kunjungan pagi
207
Tendangan bertubi-tubi
208
Pilihan sulit
209
Sedekat urat nadi, sejauh langit dan bumi
210
Bayi Eropa
211
Kronologis
212
Perpisahan dengan sahabat
213
Teamwork
214
Menyemangati sang pemeran utama
215
Kecemasan seorang anak
216
Berpisah dan bertemu dengan rasa sakit
217
Dua orang yang saling menyayangi
218
Makan malam romantis
219
Perbincangan malam
220
Tawaran
221
Fans
222
Badak api dan badak air
223
Apa bisa?
224
Kunjungan seorang ayah
225
Keputusan tiba-tiba
226
Menyusul
227
Pertemuannya yang menyakitkan
228
Penjelasan
229
Penuntasan kemarahan
230
Cerita masa lalu sahabat
231
Video baru
232
Bebek penyemangat
233
Di depan mata,...
234
Rahasia Amara
235
Keputusan bersama
236
Lo gue, End!
237
Kekecewaan seorang ayah
238
Pembelaan calon suami
239
Putus asa
240
Gangguan malam-malam
241
Sup Lao hua tang
242
Akupun tidak punya pilihan
243
Gala Premier
244
Antusiasme
245
Mata yang sama
246
Maria
247
Kejutan dari papah mertua
248
Membuka lembaran baru
249
Pagiku cerah
250
Real Bella's Script
251
Bungkus?
252
Menjadi Dia
253
Ranjang Dingin Ibu Tiri

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!