Pagi harinya, xiao chen pergi ke arena latihan klan xiao bersama sepupu keempat. Disana tampak sudah banyak remaja anggota klan dan sebagain orang dewasa yang ikut meramaikan pertandingan.
"Sepupu, coba kamu lihat ke arah jam 2. Itu adalah xiao yu. Salah satu anak muda paling berbakat yang mengikuti kompetisi kali ini. Dia berasal dari cabang keluarga. Saat ini usianya adalah 17 tahun dan dia sudah mampu menjadi pelatih qi tahap 6. Hanya satu tingkat lebih tinggi dari pada saudara kandungku xiao heng."
"Sepertinya cabang keluarga juga tidak ingin melewatkan kesempatan kali ini." Xiao chen memberikan pendapatnya kalau melihat banyaknya para remaja yang di kirim oleh anggota cabang.
Meskipun begitu, generasi yang berasal dari keluarga utama jelas terlihat lebih percaya diri dan sedikit... sombong. Mereka tampak agak meremehkan para anggota cabang itu. Karena memang, dalam hal kultivasi, generasi yang berasal dari keluarga utama tampak lebih tinggi dan tentu saja memiliki sumber daya yang lebih baik. Terutama dalam segi persediaan pil obat dan senjata spiritual.
"Sepupu ketiga. Ayo, kita lihat pertandingan dari saudara-saudara yang lain." Xiao ye dengan antusias mengajak xiao chen melihat pertarungan dari satu arena ke arena satunya.
Xiao chen sendiri yang ditarik kesana kemari oleh xiao ye hanya bisa pasrah. Namun xiao chen juga bersyukur, karena melihat pertandingan demi pertandingan. Ia jadi sedikit banyak telah belajar kemampuan dari masing-masing saudara yang lainnya.
Arena pertarungan kali ini, dibagi menjadi 5 bagian untuk mempersingkat waktu. Pertandingan juga menggunakan sistem undian yang akan di undi sebelum pertandingan resmi dimulai.
"No 12 melawan no 4."
Teriakan lantang dari salah seorang sesepuh akhirnya mengingatkan xiao chen, bahwa dia saat ini juga adalah salah satu peserta dalam. Pertandingan.
"Eh. Sepupu ketiga, bukankah kamu no 12?, kalau begitu cepatlah..." Xiao ye mendesak xiao chen untuk segera memasuki arena pertarungan.
Kali ini, musuh xiao chen adalah seorang pemuda yang berasal dari keluarga cabang. Pemuda itu memiliki cambuk berwarna merah darah dengan duri di setiap sisinya. Ia tampak berusia 16-17 tahun dan memiliki kemampuan di tahap keempat dari pemurnian qi. Dia juga termasuk salah satu remaja paling berbakat di antara para saudara yang lainnya. Sayangnya ia hanya dari keluarga cabang. Jika tidak, xiao chen yakin, pemuda itu akan lebih hebat dari pada xiao heng.
Pertandingan antara xiao chen dan pemuda itu hanya berlangsung kurang dari 5 menit dengan xiao chen yang memenangkan pertandingan. Perbedaan tingkat kekuatan jelas menjadi penyebab terbesar kemenangan xiao chen. Hal tersebut sekaligus mempertegas bahwa xiao chen saat ini sudah bisa berlatih di mata saudara saudari lainnya.
Hari ini tepat hari terakhir dari kompetisi. Xiao chen akhirnya berhasil menjadi salah satu orang yang juga masuk ke dalam 10 besar dan akan melanjutkan ke babak selanjutnya.
"Sepupu, selamat ya karena berhasil masuk kedalam 10 besar." Xiao ye memberikan ucapan selamat.
"Kamu juga. Semoga aku tidak bertemu denganmu nanti dalam pertandingan selanjutnya. Karena aku tidak akan berbelas kasihan." Xiao chen berkata dengan percaya diri.
"Huh, baru juga berhasil masuk kedalam 10 besar. Berdo'a saja kamu tidak akan bertemu denganku kali ini. Atau aku, akan membuatmu berbaring di tempat tidur selama satu bulan penuh." Xiao heng yang muncul entah dari mana merasa marah mendengar ucapan sombong xiao chen kepada adik kecilnya.
"Kakak, apa yang kamu lakukan disini?"
"Apa? Memangnya aku tidak boleh muncul di sini? Atau, kamu lebih suka dimanfaatkan dihina oleh anak b**oh ini." Xiao heng marah ketika melihat adiknya tidak merespon ucapan sombong xiao chen, namun malah menanyai dirinya sendiri.
"Kak, kakak salah paham. Xiao chen tidak menghinaku sama sekali." Jelas xiao ye.
"Jangan berusaha melindungi anak liar ini lagi. Xiao dong telah menceritakan semuanya. Jadi, cepat jauhi anak ini." Ucap xiao heng sambil menunjuk ke arah xiao chen. Sementara xiao chen sendiri yang dituduh hanya berdiri di sana sambil mengerutkan keningnya.
"Kakak... Sudahlah, xiao chen adalah saudara kita, sementara xiao dong itu siapa? Dialah yang sebenarnya orang luar dalam keluarga." Xiao ye mengingatkan tentang identitas Xiao dong sesungguhnya.
Ya, meskipun bermarga Xiao. Xiao dong sebenarnya hanya seorang cucu luar seorang panatua di dalam klan. Dulunya, para panatua ini adalah keturunan dari para bawahan setia leluhur xiao. Karna kontribusi besar leluhur merekalah, akhirnya para bawahan itu mendapatkan julukan panatua dan diperbolehkan menggunakan marga xiao.
"Tuan muda kedua, sepertinya anak itu sudah banyak memberikan pengaruh buruk kepada tuan muda keempat." Xiao dong mencoba memanas-manasi suasana.
"Pertandingan selanjutnya, no 12 melawan no 6."
Xiao chen melihat Xiao heng yang memasuki arena pertarungan.
"Sepertinya benar kata pepatah. Musuh selalu bertemu dijalan yang sempit." Gumam xiao chen sambil berjalan memasuki arena tempat xiao heng berdiri.
"Xiao chen. Kamu jangan merasa bangga karena berhasil mengalahkanku sekali. Hari ini, aku akan buktikan bahwa aku tidak akan kalah dengan orang seperti dirimu. Waktu itu, aku hanya meremehkan kemampuanmu. Namun saat ini, aku pastikan kamu mendapatkan pembalasan dariku." Xiao heng langsung saja mengeluarkan jurus andalan miliknya beserta kekuatan seorang pelatih qi tingkat 5.
"Ternyata kamu sudah naik satu tingkatan. Pantas saja begitu percaya diri." Xiao chen juga mulai serius melihat level mereka berdua pada tingkatan yang sama.
Meskipun sebelumnya Xiao chen berhasil mengalahkan Xiao heng saat masih di tahap ke-3 dari pemurnian qi, namun itu murni karena Xiao heng meremehkannya.
Saat ini, meskipun Xiao chen yakin bisa memenangkan pertandingan dengan Xiao heng, namun itu juga akan memakan waktu sedikit lebih lama dari semua peserta yang telah dihadapinnya dalam kompetisi kali ini.
***
"Chener... Selamat ya. Kakak mendengar kamu berhasil mendapatkan tempat dalam pemilihan murid sekte?." Ada rasa bangga dan tidak percaya dari ucapan gadis yang saat ini tengah berjalan menuju Xiao chen.
"Saudari perempuan kedua, kapan kamu pulang?" Xiao chen bukannya menjawab pertanyaan saudari angkatnya, malah ia balik bertanya.
"Baru saja. Sebentar lagi aku akan melaporkan kepulanganku kepada kakek. Oh iya chen'er, kamu ingin hadiah apa dariku?. Karena kamu suda bisa berlatih, aku rasa barang yang aku berikan ini sudah tidak berarga lagi, jadi, bagaimana kalau nanti sore aku akan mentraktirmu satu barang yang ada di paviliun harta karun." Xiao cixi berniat membelikan hadiah baru bagi xiao chen, karena hadiah yang dia belikan saat ini, hanya bagus bagi manusia biasa saja. Sedangkan untuk seorang pendekar, hadiah yang ia belikan ini, tidak bernilai sama sekali.
"Saudari yakin ingin membelikanku barang yang ada di sana? setahuku, barang-barang yang di jual di sana paling murah adalah 10 ribu perak." Xiao chen agak berat menerima saran Xiao cixi yang akan membelikannya hadiah di paviliun harta karun.
"Kamu jangan khawatir. Memangnya saudaramu ini semiskin apa hingga tidak mampu memberikanmu barang yang ada di sana." Xiao cixi berkata dengan percaya diri
"Kalau begitu bagaimana kalau kita berangkat sekarang saja. Tentu setelah saudari melapor kepada kakek. Tapi jangan menyesal nanti ya..."
"Tentu. Kalau begitu kamu tunggu di depan. Aku akan menemui kakek di ruang belajar untuk melapor."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Putra_Andalas
Lah...tau² udah menang aja nih..😵
keseruan dari pertarungan dgn Xio Heng..tdk diceritakan..pelankan dkit alurnya,Thor...jgn dbkin terkesan NGEBUT keg dikejar HANTU 😂
2024-12-14
0
Jumadi 0707
bgmn sih thor pertandingan xiou chen dng xiou hen blm diceritain jln ceritanya kayanya thor kurang teliti
2024-11-15
0
jeck
kok ga ada mode bertarungnya
2024-12-24
0