"Bi, bibi yu sadar. Jangan membuatku takut..." Xiao chen berusaha membangunkan bibi yu yang saat ini tidak sadarkan diri.
"Heh. Akhirnya pengecut ini mau keluar juga" Ujar Xiao dong. Salah satu pengikut setia xiao heng.
"Kenapa kalian melakukan hal ini pada bibi yu!" Bentak xiao chen sambil menatap marah xiao heng dan antek-antek nya.
"Itu yang pantas dia dapatkan. Salah sendiri tidak menjawab ketika tuan muda ini bertanya." Xiao heng berkata dengan sombong.
"Masalammu adalah dengan ku. Jadi. Jangan melibatkan orang lain yang tidak bersalah."
"Tuan muda ke 2. Sepertinya sayap anak b***h ini suda tumbuh terlalu banyak. Jika terus seperti ini, suatu saat. Ia jelas akan menggigit tuan muda."
Benar saja, setelah mendengar ucapan xiao dong. Raut wajah xiao heng menjadi gelap seketika.
"DIAM!" Merasa bahwa xiao chen mulai melawan dirinya sendiri, xiao heng tampak murka. "Bagus. Bagus sekali. Sepertinya pelajaran terakhir kali di ruang leluhur, tidak bisa membuatmu jera."
"Benar sekali tuan muda. Bahkan. Si b***h ini juga sempat berpura-pura m*ti." Xiao dong mengingatkan Xiao heng tentang xiao chen yang tidak sadarkan diri di ruang leluhur kala itu.
"...Itu benar. Oleh karena itu, hari ini aku akan memperlihatkan, apa akibatnya membohongi tuan muda ini."
Xiao heng lalu mengeluarkan cambuk yang selalu ia ikatkan di sekitar pinggangnya. Cambuk itu merupakan alat spiritual kelas kuning yang di hadiahkan ayahnya saat ia berulang tahun yang ke 13.
Xiao heng sendiri merupakan salah satu bakat langka dengan atribut tunggal ber elemen petir. Oleh karena itu, ayah Xiao heng sangat mementingkan anak pertamanya ini melebihi dua saudara kandung lainnya. Hal itu pula, yang menyebabkan xiao heng menjadi anak yang sombong dan semaunnya sendiri di kediaman xiao. Terlebih lagi, di usianya yang baru menginjak 16 tahun, xiao heng sudah mampu menjadi pelatih qi tingkat 5. Yang merupakan salah satu dari 3 pemuda paling berbakat di Kerajaan elang putih.
"Sebaiknya kamu tahu di mana batasmu sendiri." Ujar xiao heng sambil mengarahkan cambuk miliknya ke arah xiao chen. Namun, kali ini serangan xiao heng bahkan tidak menggores kulit xiao chen sedikitpun.
"Kamulah yang seharusnya tahu di mana batasan dirimu sendiri." Ujar xiao chen sambil memegangi cambuk xiao heng. Xiao chen lalu merebut cambuk xiao heng dan mengarahnya kembali kepada pemilik dan antek-antek nya.
"Akh... Kamu berhenti! Aku perintahkan untuk berhenti!" Ujar xiao heng sambil menghalau cambuk yang mengarah ke wajahnya dengan kedua tangan. Namun tentu saja, hal tersebut tidak di hiraukan oleh xiao chen sedikitpun. Justru ia merasa sedikit bangga dengan kemampuannya.
"Bukankah, kamu selalu merasa bangga dengan kemampuanmu sebelumnya, sepupu ke 2. Dimana kemampuan yang selalu kamu banggakan itu?" Xiao chen berkata dengan nada mengejek.
"Kamu. Siapa kamu sebenernya?!." Ujar xiao heng dengan raut wajah menahan sakit, karena xiao chen menghujaninya dengan cambukan.
"Bukankah kamu yang paling tahu, siapa diriku ini?"
Xiao chen baru menghentikan cambukan nya setelah xiao dong, bawahan setia xiao heng tidak sadarkan diri.
"Bawa keluar antek-antek mu itu dari halamanku. Dan jangan pernah membuat ulah lagi di halaman milikku dan ibu." Xiao chen berkata dengan nada memerintah.
Dengan tatapan tidak rela, dan benci. Xiao heng membawa rombongannya meninggalkan halaman rusak tempat xiao chen dan ibunya tinggal. Namun, ia bersumpah dalam hatinya. Bahwa, masalah ini. Tidak akan selesai sampai di sini saja.
"...A chen, ibu tidak menyangka, bahwa kamu bisa berlatih sekarang."
Seorang wanita yang tampak berusia sekitar 40-an, datang dari balik batang pohon plum yang ada di halaman kumuh itu. Ia mendekat ke arah xiao chen dengan tertatih-tatih.
"IBU! Ibu. Apa yang terjadi pada ibu? Kenapa kaki kanan ibu bisa terluka seperti ini?." Xiao chen panik ketika melihat luka yang sangat lebar di betis kanan kaki wanita yang ternyata adalah ibu kandung xiao chen itu.
"Tidak apa ah chen. Ini hanya luka luar. Yang lebih penting sekarang, kamu sudah bisa berlatih. Ibu... Ibu tidak tahu lagi seberapa bahagianya ibu sekarang." Ibu xiao chen lalu memeluk anaknya dengan penuh kasih sayang. Tak terasa, air mata bahagia tak bisa ia tahan dari kedua netra indah miliknya.
"Bu... Sekarang aku sudah bisa berlatih. Ibu seharusnya lebih memperhatikan kondisi kesehatannya.
Dengan kondisi ku sekarang, seharusnya, jika kakek mengetahui. Aku yakin, dia juga akan memberikan sumber daya seperti sepupu yang lainnya." Xiao chen berusaha membujuk ibunya agar tidak terlalu bekerja keras.
Melihat ibunya yang tampak menua dari hari ke hari, membuat hati Xiao chen kesakitan. Jika saja basis kultivasi ibunya tidak terluka. Sebagai wanita tercantik di kerajaan elang putih, ia yakin. Ibunya sebagai kultivator, tidak akan berada dalam keadaan seperti sekarang.
"Semua ini salah pria itu. Aku bersumpah. Suatu saat, aku pasti akan mencarimu dan memberikan pelajaran kepada pria b***ngan itu." Ujar xiao chen dalam hati. Ia lalu menatap sang ibu yang telah terlelap di atas kasur keras miliknya dengan pandangan lembut. Setelah itu, xiao chen memberikan minum sebuah pil kepada bibi yu yang saat ini duduk di atas ranjang milik wanita tua itu. Ia hanya berharap, kedua wanita yang memiliki arti penting dalam hidupnya itu dapat segera pulih.
-
-
"Tuan. Tuan akhirnya datang lagi kemari."
Seorang penjaga toko obat tampak sangat bahagia, ketika xiao chen, kembali mendatangi tokonya. Tentu saja dengan sebuah penyamaran tentunya.
"Hn" Xiao chen menjawab acuh
"Itu tuan yang terhormat. Bisakah... Anda menjual lagi cairan pengumpul qi. Maksudku, cairan kondensasi qi seperti sebelumnya?." Penjaga toko itu berkata dengan sangat hati-hati.
"Aku bisa saja menjual cairan itu kepada toko ini lagi. Tapi... Aku ingin meminta sesuatu."
Mendengar jawaban positif xiao chen. Penjaga toko itu sangat bahagia, Tuhan tahu, betapa larisnya cairan itu terakhir kali.
"Tentu. Tentu saja tuan. Selama toko kita bisa membantu tuan, kami berjanji. Akan membantu tuan sesuai kemampuan kami. Selama itu tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang di tetapkan disini tentunya."
"Tenang saja. Aku tidak akan membuat toko ini kesulitan. Aku hanya butuh informasi keberadaan pil penyembuh tingkat 5. Kebetulan guruku sedang dalam pelatihan tertutup, sehingga aku tidak bisa meminta kepadannya secara langsung. Ini sebagai ganti informasi yang kamu dapatkan." Xiao chen tampak mengeluarkan botol giok dari kantong penyimpanan miliknya.
Penjaga toko itu lalu mengambil botol giok dari tangan xiao chen. Namun seketika, raut wajahnya tampak bingung akan sesuatu.
"Emm... Begini tuan. Saya tidak tahu seberapa berharga pil obat ini. Bolehkah... Saya konfirmasikan dengan ketua duan terlebih dahulu?"
"Tentu, silahkan."
Sepeninggal penjaga toko. Xiao chen yang bosan melihat-lihat papan pengumuman. Di sana terdapat beberapa pertanyaan yang belum terjawab. Karena merasa mengetahui jawaban untuk pertanyaan yang menurutnya paling susah di sana. Xiao chen pun tidak bisa menahan diri untuk menuliskan jawabannya di bawah pertanyaan tersebut. Tanpa mengetahui, bahwa jawabannya akan menjadi perbincangan di kalangan alkemis senior di kemudian hari.
"Tuan muda. Ketua duan ingin bertemu langsung dengan anda."
"Hn. Pimpin jalannya."
"Apakah kamu yang menukar pil obat tingkat 3 ini untuk sebuah informasi?" Tanya seorang pria paruh baya, dengan janggut putih dan tatapan bijaksana kepada xiao chen.
"Salam ketua duan. Ya saya."
"Sungguh membuang sumber daya. Begini saja, kamu jual pil ini kepada toko kami. Masalah informasi yang kamu minta, kami akan tetap mencarikannya untukmu."
Xiao chen memandang ketua xiao dengan kagum. Di hadapkan dengan keuntungan di depan mata, pria itu, justru tidak mau menerimanya.
"Ketua duan terlalu sopan. Tidak perlu untuk hal seperti itu." Meskipun dalam hati xiao chen sudah berdarah karena menghabiskan banyak inti binatang iblis untuk membeli pil tingkat 3 tersebut, demi image, xiao chen harus berpura-pura tidak peduli. "Lagi pula, aku memang sedang membutuhkan barang yang aku tanyakan." Lanjut xiao chen.
"Jika memang seperti itu, kami hanya bisa berterima kasih. Dan ini, ini adalah undangan bagi tamu vvip di pelelangan yang akan kami adakan 5 hari lagi." Ketua duan mengambil undangan dari tangan anak buahnya, dan kemudian menyerahkan undangan itu kepada xiao chen.
"Pelelangan? Sepertinya menarik." Ujar xiao chen sambil mengamati lebih dekat undangan tersebut.
"Emm... Kalau begitu saya akan merepotkan Ketua duan kembali."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments