Riki mengangkat baju olahraganya. Namun, Hana menahannya. Tetapi, gender berbeda tetap saja tenaga juga berbeda, tenaga Riki bahkan tanpa Hana bayangkan sekuat itu padahal bukan adu tinju. Ia memaksa mengangkat bajunya, tidak semua hanya agar lukanya terlihat saja dan dia bisa mengobatinya.
Lapangan sudah mulai sepi, karena lapangan dalam bukan lapangan luar gerbang sana. Lapangan yang di kelilingi oleh taman dan beberapa kelas saja, dan entah hari sial, kelas Haruto adalah salah satunya.
Lelaki itu berdiri di sana, tepatnya di jendela melihat adegan yang bahkan tidak bisa dia bayangkan sebelumnya.
"Aku tebak, kau jahit luka mu sendiri." Ucap Riki yang tengah membersihkan darah itu dengan alkohol, kemudian Riki menoleh ke arahnya karena Hanatidak menjawab terkesan tidak perduli. Di tambah jarak kalian memang bisa di bilang terlalu dekat, dan ingat jika posisi tidak berubah.
"Apa aku benar?"
"Bukan urusan mu sialan." Ucap Hana, ikut menoleh ke arah pemuda itu menatap dengan penuh tantangan.
Sedangkan Riki yang terdiam berhenti melilit perban itu di pinggang Hana, ia malah terpaku dengan bola mata coklat itu. Entah rasanya sangat aneh.
Di sisi lain, pemuda itu berdiri menahan sesak di dada tanpa ia tau apakah sesak itu? Ia menatap ke depan tepat ke arah dua manusia itu saling menatap, karena jarak lumayan jauh ia tidak bisa berkomentar apa-apa. Ia hanya diam, dan tanpa dirinya sendiri sadari kedua tangannya mengepal kuat.
Kembali ke tempat di mana Riki masih mengobati Hana, Hana memalingkan pandangannya ke arah lain karena merasa kesal dan disambut kekehan pelan Riki, ia melanjutkan acara mengobati sampai semua selesai.
Ternyata Riki anaknya telaten, perbannya jauh lebih rapih dari pada Hana yang biasa terluka. Aneh tapi nyata, keajaiban memang.
"Kau betah duduk ternyata?" Ucap Riki seraya melirik Hana.
Sadar dengan apa yang Riki ucapkan Hana segera berdiri namun entah lah terlalu sangat ingin menyingkir, ia lupa kalau kakinya juga sakit. Hana agak meringis namun segera menetralkan ekspresinya menjadi baik-baik saja. Hana merebut jaketnya dari meja dan segera berjalan menjauh dari pemuda itu.
Sedangkan Riki hanya memperhatikan Hana yang mulai menjauh darinya. Ia tersenyum tipis, kemudian agak menunduk. Dan lagi sifat telitinya membuat matanya kembali menemukan darah di celananya, bukan darah haid. Jika itu darah haid makan itu akan terletak di kaki kanannya. Namun, ini berada di kaki kirinya. Ia membuang nafas panjang.
"Apa dia selesai perang atau bagaimana?" Ia menoleh ke tempat dimana Hana pergi, ia menatap penuh perasaan yang entah lah itu apa.
•••
Sekarang Hana di pindah tugaskan, bukan berarti melepaskan tugasnya yang sebelumnya. Karena Hana juga butuh uang tambahan untuk hidup di tambah Hana juga bertanggung jawab atas adiknya sekarang. Akan butuh banyak biaya. Namun, Hana tidak memperdulikan resikonya nanti.
Berada di sebuah Kota New York, ia juga sudah diberikan banyak informasi yang dipastikan sangat akurat dan nyata. Hana tidak sendirian sekarang karena ada beberapa yang juga ikut turun tangan termasuk Yeonjun, dia berbeda tugas memang. Namun, tetap saja ia berada di tim yang sama.
Hana juga tidak menyangkan akan bekerja sama dengan kelas senior, apakah akan sesulit itu sampai senior ikut turun tangan? Atau mereka hanya sekedar iseng ingin ikut kurang kerjaan? Entah lah itu begitu menguntungkan bukan, ia bisa melihat bagaimana mereka melakukan tugas mereka dengan baik dan benar. Sedikit wawasan di misi hari ini, menambah ilmu juga.
"Kau berjaga di gedung C, mengawasi apakah si sialan itu melarikan diri. Seperti rencana, dua orang berada di setiap gedung yang ditunjukan. Terutama gedung C yang paling dekat dengan gedung pusat, Hana dan Chenle akan mengawasi. Jika target melarikan diri, tembak dia jangan sampai kena, hanya membuatnya terkejut dan berpindah jalan saja. Maka tim lain akan mengepung dan sesuai rencana membawanya untuk di introgasi tentang Narkoba jenis baru itu." Semuanya mengangguk termasuk Hana.
Sepertinya akan sulit, inti permasalahan lagi lagi tentang Narkoba. Kalian pasti tidak asing dengan benda aneh. Namun, menjadi bahan konsumsi masyarakat hilang akal, mereka tidak memikirkan efek sampingnya akan bagaimana. Tetapi, Narkoba jenis baru kali ini berbeda, menurut informasi yang didapatkan.
Sebuah kelompok atau perusahaan yang diam diam memproduksi barang haram itu, membuat jenis baru.
Dan bukan hanya tim ini saja yang berjalan, melainkan hampir lima tim bergerak di daerah berbeda. Di daerah tempat di mana Narkoba disebarkan, bukannya bagaimana.
Bahkan organisasi itu juga memproduksi Narkoba hanya saja ketua memberikan perintah mencari tau Narkoba jenis baru apa yang di maksud.
Di tambah sebuah tim yang di duga menyamar menjadi detektif di salah satu kantor polisi pusat memberikan informasi secara mendadak. Namun, masih bisa di kendalikan secara keseluruhan.
"Sepertinya akan sangat sulit, di tambah target seperti nya tahu tentang kedatangan kita. Semoga saja dia tidak menyadari dengan cepat." Ucap Yeonjun, ia juga ikut andil seperti penjelasan di awal.
Kenapa Yeonjun di gabungkan dengan pihak depan? Keahliannya memang berada di depan, dalam arti keahliannya yang paling diandalkan di awal.
Kemampuannya dalam bidang teknologi tidak perlu di ragukan lagi, di tambah kemampuan menembak jarak jauhnya yang memang sangat mengagumkan banyak orang.
Hana satu tim dengan, Zhong Chenle. Tim China yang sebenarnya ditugaskan di Korea. Namun, karena misi mendadak dia di terbangkan ke New York saat ini.
"Pukul 13 siang nanti, semua sudah berada di posisi. Ikuti semua aba-aba yang ada dan ingat jangan gegabah." Semua mengangguk ketika ketua tim membuka suaranya.
Siapa lagi kalau bukan, Seungmin. Tim dari Korea ini begitu handal dalam hal strategi seperti ini, otak yang memiliki IQ di atas rata-rata nyatanya membawa nya ke titik sekarang. Ia menyesal? Tentu saja tidak, bahkan menurutnya semua ini sangat menyenangkan.
"Semua ambil tempat masing-masing, tunggu dari pusat apa yang harus kita lakukan."
•••
Namun, siapa sangka jika di kota besar itu bukan hanya satu atau bahkan dua pengusaha gelap, ada banyak hanya saja memang tertutupi oleh status baiknya.
Seperti sekarang, perusahaan menjabat sebagai perusahaan terbesar tak lain adalah Cron'Jung Compeny bersama dengan keluarga mematikan Jepang, siapa lagi kalau bukan dari Intel Watanabe District Compeny mungkin akan sulit.
Benar apa kata beberapa banyak orang yang sudah mengetahui betul bagaimana kedua perusahaan besar di berbagai negara bahkan benua itu bekerja sama. Begitu meluasnya dan terjaga.
Keluarga mereka bahkan tidak ada di dalam daftar merah sebagai daftar kriminal, daftar hitam sebagai pembunuhan. Tidak masuk sama sekali, padahal jelas jika mereka sama sama mempunyai musuh yang bahkan tidak di anggap sedikit.
Sebuah mobil mewah terparkir bersama beberapa kendaraan penjaga yang di bawa, tentu saja akan di jaga sangat ekstra ketat. Seseorang itu keluar dari mobil dengan pakaian formalnya namun tidak mengurangi kadar ketampanannya, tubuhnya yang tinggi dan badan tegap itu tidak memperlihatkan umur aslinya.
Ia berjalan melewati orang-orang bersenjata menjaga semua petinggi penting yang mengikuti pertemuan ini, langkahnya sampai di sebuah pintu di mana tuan rumah menyambut dengan baik. Dengan senyum tipis ramahnya, menyambut putra tinggal Watanabe. Yang tidak lain adalah, Watanabe Haruto.
"Selamat datang, Tuan muda Watanabe."
"Senang bertemu dengan mu, Jung Jaehyun."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments