**Hai kak, salam kenal dari Author Kopii Hitam
Meskipun hitam, tetap manis seperti reader yang membaca novel ini kan**
**Jangan lupa tinggalkan jejak petualangannya ya
Happy Reading**
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Malam hari, Reynold sudah tiba di kediamannya bersama Yuna dan Aditama. Reynold sengaja meminta pelayan menyiapkan kamar di lantai bawah mengingat kondisi Aditama yang tidak memungkinkan turun naik tangga. Akan lebih baik Aditama menetap di bawah saja.
Sebelum mengantarkan Aditama ke kamar, mereka bertiga menikmati makan malam terlebih dahulu. Semua hidangan sudah terhidang di atas meja. Sementara barang belanjaan tadi sudah dibawa pelayan ke kamar Yuna.
"Rey, apa ini rumah kamu Nak?" tanya Aditama dengan kening sedikit mengkerut, dia tidak pernah membayangkan kalau putranya bisa menjadi pria sukses seperti saat ini.
"Bukan Ayah, ini rumah kita. Lebih tepatnya rumah Ayah," jawab Reynold dengan yakinnya, rumah itu memang sengaja dia beli untuk Aditama. Jika sewaktu-waktu dia kembali ke luar negeri, Aditama punya hak atas rumah itu.
"Rey, jangan bercanda Nak! Ayah sudah tua, Ayah tidak butuh rumah semewah ini!" balas Aditama yang tak menginginkan apa-apa dari putranya itu. Bisa berkumpul seperti sekarang saja sudah membuatnya bahagia.
"Ayah tidak perlu memikirkan ini, fokus saja pada kesehatan Ayah! Rey akan menyelesaikan masalah ini secepatnya, Rey juga akan melunasi hutang Ayah kepada Elkan. Serahkan saja semuanya pada Rey!" ucap Reynold mengungkapkan niatnya, dia tidak ingin Yuna dijadikan alat untuk membalas budi kepada Elkan. Yuna berhak bahagia dan mendapatkan pria yang benar-benar mencintainya dengan tulus.
Usai makan malam, Reynold dan Yuna mengantarkan Aditama ke kamarnya. Setelah membantu pria paruh baya itu berbaring, keduanya berlalu meninggalkan kamar.
Di luar sana, keduanya duduk di teras rumah dengan secangkir kopi yang ada di tangan masing-masing.
"Rey, sebenarnya apa yang terjadi di rumah Ayah tadi? Aku melihat Elkan keluar dengan amarah yang begitu besar." tanya Yuna, dia penasaran karena tadi Elkan nampak begitu terpukul.
"Nah, itu dia yang ingin aku bahas denganmu. Kamu lihat ini kan?" Reynold menunjukkan rahangnya yang masih memerah kepada Yuna.
"Iya, aku lihat. Tadi aku sudah menanyakannya, tapi kamu belum menjawabnya." sahut Yuna, kemudian menyentuh sudut bibir Reynold dengan lembut.
"Ini kelakuan suamimu itu, dia melayangkan bogem mentahnya padaku. Hebat sekali dia kan?" Reynold tersenyum miring, tidak jelas apakah dia senang atau marah.
"Hah, kok bisa Rey? Tuh kan, sudah aku bilang dia itu pria yang kasar. Kamu sih, dilarang turun masih aja ngeyel!" omel Yuna menyalahkan Reynold yang tak mau mendengarkannya.
"Hahahaha, aku tidak mempermasalahkannya sama sekali." Reynold malah terkekeh di depan Yuna.
"Kok malah ketawa? Bukankah itu sangat sakit?" tanya Yuna sembari menautkan alisnya, baru kali ini dia melihat orang yang malah senang kena hajar.
"Itu dia yang kamu tidak paham. Elkan melakukannya bukan karena kasar, tapi karena dia itu cemburu padaku. Matanya hampir aja copot menatapku penuh emosi. Kamu tidak lihat sih, aku aja hampir tertawa melihat ekspresinya." ungkap Reynold, kemudian melanjutkan tawanya.
"Tidak mungkin Rey, mana mungkin dia cemburu? Dia tidak menyukaiku, dia sangat membenciku." Yuna sama sekali tidak bisa mempercayai itu karena selama ini dia hanya melihat kebencian di mata Elkan.
"Asal kamu tau aja Yun, tadi itu aku mengaku sebagai pacarmu. Aku bilang kita akan menikah setelah kalian berdua bercerai. Kamu tau apa yang dia katakan?" ungkap Reynold.
"Tidak, memangnya apa yang dia katakan?" tanya Yuna ingin tau.
"Bajingan! Beraninya kau mendekati istriku. Sampai dunia runtuh pun, aku tidak akan pernah menceraikan Yuna. Ingat itu!" Reynold menirukan gaya bicara Elkan tadi, tapi ekspresinya nampak sedikit meledek, lalu tertawa geli mengingat itu.
"Hah, serius?" tanya Yuna dengan mata terbuka lebar.
"Bukan serius lagi, tapi 100 rius. Aku tau sebenarnya dia itu menyukaimu, hanya saja egonya terlalu tinggi. Dia gengsi mengatakan itu, apalagi mengingat perjanjian yang sudah kalian tandatangani." jelas Reynold membaca pikiran Elkan.
Mendengar itu, pipi Yuna tiba-tiba memerah. Seulas senyum terpahat indah di wajahnya.
"Nah, kenapa senyum-senyum begitu? Senang ya?" goda Reynold sembari mengedipkan matanya.
"Apaan sih Rey? Siapa yang senang? Sudahlah, aku mau ke kamar dulu! Aku capek, mau tidur." elak Yuna, dia tidak berani mengatakan isi hatinya kepada Reynold.
"Tunggu dulu Yun! Aku belum selesai," tahan Reynold, dia masih ingin membicarakan hal lain kepada Yuna.
"Apa lagi Rey?" sahut Yuna dengan bibir sedikit manyun.
"Kamu yakin tidak menyukai Elkan?" tanya Reynold memastikan.
"Entahlah Rey, aku bingung dengan perasaanku sendiri." jawab Yuna yang masih ambigu, dia tidak tau perasaan apa yang dia miliki untuk Elkan.
"Jangan gitu Yun, kamu harus bisa memantapkan perasaanmu sendiri! Jika kamu benar-benar tidak menyukainya, aku akan membantumu berpisah darinya. Tapi jika kamu menyukainya, kita harus melanjutkan permainan ini dengannya!" ucap Reynold mengungkapkan niat baiknya, dia ingin hubungan Yuna menjadi jelas.
"Apa maksudmu Rey?" tanya Yuna sembari menautkan alisnya, dia belum bisa mencerna ucapan Reynold barusan.
"Katakan dulu, kamu menyukainya atau tidak!" pinta Reynold dengan sedikit penekanan.
"Hmmm, sedikit." jawab Yuna ragu-ragu, namun wajahnya berseri mengatakan itu.
Reynold tersenyum miring. "Nah, kalau gitu kita harus melanjutkan permainan ini dengan Elkan. Sesuai yang aku katakan di rumah Ayah tadi, aku adalah pacarmu jika berada di depannya, kita lihat bagaimana reaksi Elkan jika melihat kita bermesraan." ucap Reynold mengungkapkan rencananya.
"Ide yang bagus. Oke, aku setuju." jawab Yuna dengan seulas senyum yang terpahat di wajahnya.
"Deal ya," ucap Reynold sembari mengulurkan tangannya.
"Oke, deal," sahut Yuna sembari menjabat tangan Reynold.
"Ya sudah, sekarang kembalilah ke kamarmu! Aku juga mau istirahat, besok aku akan menemuinya untuk membayar hutang Ayah. Tentunya sebagai calon suamimu, hahahaha." Reynold terkekeh mengatakan itu.
"Terserah kamu aja, tapi kalau dia menghajar kamu lagi, aku tidak ikut-ikutan ya." ucap Yuna, kemudian ikut terkekeh bersama Reynold.
"Tidak masalah, yang penting adikku ini bahagia." jawab Reynold sembari membelai rambut Yuna, dia bersedia menanggung segala resiko yang akan terjadi demi adik tersayangnya itu.
"Makasih ya Rey, kamu memang Kakakku yang terbaik. Aku sangat menyayangimu," Yuna memeluk Reynold dengan erat, dia benar-benar beruntung memiliki sepupu seperti Reynold.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di tempat lain, Elkan tengah termenung di halaman depan rumahnya. Perkataan Reynold tadi siang masih terngiang jelas di telinganya. Dia sangat jengkel memikirkan hal itu.
"Apa yang kau pikirkan?" tanya Beno yang tiba-tiba datang dan duduk di samping Elkan.
"Ben, apa yang harus ku lakukan sekarang? Yuna sudah pergi meninggalkan aku, kemana aku harus mencarinya? Dia bahkan tidak pulang ke rumah Ayahnya, aku khawatir Ben." ucap Elkan mencemaskan keadaan Yuna.
"Kenapa baru sekarang mengkhawatirkan dia? Kemaren-kemaren kemana aja? Bukankah aku sudah sering mengingatkanmu?" sahut Beno menyudutkan saudara angkatnya itu.
"Cukup Ben, aku mengaku salah! Aku ingin memperbaiki hubunganku dengan Yuna. Aku tidak sanggup kehilangan dia, separuh hidupku ikut pergi bersamanya." ungkap Elkan dengan mata berkaca-kaca.
"Apa kau mencintai Yuna?" tanya Beno penasaran.
"Aku tidak tau Ben, yang pasti aku tidak mau berpisah dengannya. Aku ingin dia menjadi istriku yang sesungguhnya, aku sudah terlanjur nyaman bersamanya." jelas Elkan mengakui keinginannya.
"Bersabarlah untuk sementara waktu! Jika kalian berjodoh, kalian pasti akan bertemu lagi." ucap Beno, dia juga bingung dengan situasi ini.
Setelah cukup lama bertukar pendapat dengan Beno, Elkan bangkit dari duduknya. Dia berjalan memasuki rumah, lalu masuk ke dalam kamarnya. Dia benar-benar terpukul dengan kepergian Yuna, wanita yang sudah berhasil mengobrak-abrik hatinya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Melisa Nisrina
kalau aku jadi yuna aku lebih memilih moveon dari elkan
2022-10-16
6
💞 Nofia 💞
nyesel kan, makanya jangan sok ganteng
2022-08-28
8