**Hai kak, salam kenal dari Author Kopii Hitam
Meskipun hitam, tetap manis seperti reader yang membaca novel ini kan**
**Jangan lupa tinggalkan jejak petualangannya ya
Happy Reading**
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi harinya, Yuna menyiapkan sarapan dan pakaian Elkan seperti biasanya. Setelah semua beres, Yuna meninggalkan kediaman Elkan usai mengisi perutnya dengan sedikit makanan.
Pagi ini Yuna memiliki jadwal pemotretan dan pembuatan iklan untuk produk terbaru BMS BEAUTY GLOW. Dia sendiri sebenarnya sangat malas setelah mengetahui siapa pemilik perusahaan itu. Apalagi mengingat sikap Elkan yang selalu kurang ajar.
Tapi bagaimanapun juga, dia harus profesional karena sudah terlanjur menandatangani kontrak dengan perusahaan itu. Tidak lama, hanya satu bulan percobaan. Lanjut atau tidak, Yuna tidak mempersoalkan masalah itu. Mungkin akan lebih baik tidak dilanjutkan.
Sesampainya di perusahaan, Yuna masuk ke ruang ganti sesuai permintaan staf yang bertanggung jawab untuk kinerja Yuna. Hari ini Yuna hanya perlu melakukan beberapa pemotretan dan dua iklan.
Dari atas sana, Beno turun menuju lantai 10 untuk memeriksa keadaan di sana. Kebetulan sekali dia mendapati Yuna yang tengah sibuk menyelesaikan pekerjaannya.
Karena Yuna tak bisa diganggu, Beno pun menunggunya di sebuah sofa. Dia sendiri sangat kagum melihat kerja Yuna yang sangat profesional, namun dia juga tau kalau Yuna berada di bawah tekanan yang menyudutkan gadis itu.
"Cantik, pintar, smart, tidak ada yang kurang dengan kamu Yuna. Andai saja Elkan menyadarinya, kamu tidak akan menderita seperti ini." batin Beno sembari mematut wajah Yuna dengan intens, dia kasihan melihat Yuna yang harus terjerat dalam pernikahan palsu yang dibuat Elkan.
Setelah pekerjaan Yuna selesai, Beno menghampirinya dan mengajak Yuna makan siang di luar. Yuna pun menerima ajakan Beno karena perutnya memang sudah sangat lapar.
Setibanya di sebuah kafe, keduanya duduk berhadapan. Namun ekspresi wajah Yuna tampak datar bak jalan tol. Tidak ada semangat, bahkan senyum pun tak nampak di wajahnya.
"Sepertinya suasana hatimu sedang buruk, apa yang kamu pikirkan?" tanya Beno penasaran, dia tau pasti jika Yuna sedang memikirkan sesuatu.
"Tidak ada, aku hanya lelah." jawab Yuna tanpa ekspresi sedikitpun.
"Jangan bohong! Aku tau kamu sedang dalam masalah," ucap Beno dengan tatapan tak biasa.
"Tidak apa-apa Beno, aku baik-baik saja kok. Masalahku hanya ada pada saudaramu." jelas Yuna.
"Apa dia menyakitimu lagi?" tanya Beno ingin tau.
"Fisik ku tidak sakit, tapi hatiku hancur mendengar ucapannya yang terlalu pedas. Sudahlah, tidak usah membahas dia!"
Setelah pesanan mereka datang, keduanya asik menikmati makanan yang ada di piring masing-masing hingga lenyap tak bersisa.
"Setelah ini kamu kembali aja ke kantor, aku bisa memesan taksi!" ucap Yuna, dia tidak ingin merepotkan Beno.
"Kenapa? Aku juga mau pulang kok, barengan aja!" ajak Beno.
Mendengar itu, Yuna mengangguk kecil. Tidak ada salahnya pulang bersama Beno lagi. Lagian Yuna tak peduli Elkan mau marah atau apalah, tidak ada hubungan yang mengharuskan Yuna menjaga perasaan pria berhati batu itu.
Sepanjang perjalanan pulang, Yuna bergeming. Matanya tertutup dengan punggung tersandar pada tampuk jok. Tidak satupun kata yang keluar dari mulutnya. Begitupun dengan Beno yang hanya fokus dengan stir mobilnya.
Sesampainya di halaman, keduanya turun dan berjalan memasuki rumah besar itu. Setelah mengucapkan terima kasih, Yuna melanjutkan langkahnya menuju kamar Elkan.
Di atas sana, Yuna membuka blazer yang dia kenakan, kemudian masuk ke kamar mandi membersihkan diri.
Usai mandi, Yuna mengambil peralatan vlog nya, lalu membawanya ke halaman samping rumah untuk membuat konten. Sudah lama juga dia tak melakukan live, mungkin followers nya sudah banyak yang merindukannya.
Dari taman depan, Elkan mematut Yuna dengan intens. Entah kenapa, dia tiba-tiba merasa kesal melihat istrinya yang tengah asik bergaya di depan layar ponselnya.
"Memalukan," umpat Elkan dengan wajah kesalnya. Keningnya nampak mengkerut memandangi Yuna dari kejauhan.
Tidak lama, Beno muncul dan duduk di hadapan Yuna. Seulas senyum terpahat indah di wajahnya saat menyaksikan Yuna yang tengah asik melakukan siaran langsung di akun sosial media miliknya.
Karena malu diperhatikan oleh Beno, Yuna pun menyudahi live nya dan menutupnya setelah meminta izin kepada para followers nya.
"Kenapa dimatikan?" tanya Beno sembari tersenyum kecil.
"Tidak apa-apa, sudah hampir satu jam." jawab Yuna, kemudian membereskan semua peralatan tempurnya yang berserakan di atas meja.
"Sejak kapan kamu jadi influencer seperti ini?" tanya Beno sembari membantu Yuna mengemasi barangnya.
"Belum lama, paling sekitar 6 bulanan." jawab Yuna dengan sedikit senyum yang terukir di wajahnya.
"Wow, hebat juga kamu Yuna. Baru 6 bulanan, tapi followers kamu sudah sangat banyak. Keren loh," sanjung Beno.
"Hahaha, biasa aja Beno. Yang lain lebih banyak dariku. Ini tuh dunia maya, ada kalanya kita di atas dan ada juga saatnya di bawah. Setiap harinya ada aja yang viral." jelas Yuna sembari terkekeh.
"Oh begitu ya, aku tidak tau. Aku tidak pernah fokus dengan dunia maya. Dunia nyata aja sudah membuatku pusing." celetuk Beno, lalu ikut terkekeh bersama Yuna.
"Makanya jangan sibuk dengan pekerjaan terus! Dunia maya itu perlu untuk menghibur diri." ucap Yuna.
"Kalau begitu ajarkan aku ya! Siapa tau aku bisa sepertimu," canda Beno.
"Hahaha, kamu bisa aja. Download aja aplikasinya, lalu daftarkan akun mu!" jelas Yuna.
Beno menyodorkan ponselnya. "Ini, bantu aku! Aku tidak paham," pinta Beno.
Yuna mengambil ponsel Beno, kemudian mengotak-atik nya. Setelah mendownload beberapa aplikasi, Yuna meminta Beno mendaftarkan email dan memasukkan kata sandi.
Setelah itu, Yuna memfollow Beno dengan akunnya, kemudian melakukan hal yang sama dari akun Beno. Kini keduanya sudah saling berteman di aplikasi tersebut.
"Ini ambillah, kita sudah berteman!" ucap Yuna sembari mengembalikan ponsel Beno.
"Ok, terima kasih atas bantuannya." sahut Beno sembari tersenyum sumringah.
Usai membereskan barangnya, Yuna pamit dari hadapan Beno. Dia kembali ke kamar untuk beristirahat melepas penat di tubuhnya.
Sesampainya di kamar, ternyata Elkan sudah menunggu dengan mata elangnya yang menyala. Hal itu membuat nyali Yuna menciut.
Tanpa menghiraukan Elkan yang masih memperhatikannya, Yuna bergegas menaruh kotak yang dia bawa di samping sofa. Kemudian berbalik hendak kembali meninggalkan kamar.
"Hei, wanita genit! Jangan pergi dulu, aku ingin bicara!" teriak Elkan sembari bangkit dari duduknya, lalu menghampiri Yuna yang sudah berdiri di depan pintu.
"Katakan saja! Apa yang ingin kau bicarakan?" jawab Yuna sembari menekuk wajahnya, dia tidak berani menatap mata Elkan.
"Hmm, bagus juga akting mu. Kau seharusnya mendapatkan penghargaan untuk prestasi ini. Prestasi yang sangat unik dan langka." sindir Elkan sembari tersenyum sinis.
"Apa yang kau bicarakan? Aku tidak mengerti," ketus Yuna sembari mengangkat kepalanya, lalu menautkan alisnya menatap wajah Elkan.
"Jangan berpura-pura lugu di depanku! Kau bisa saja mengelabui Beno, tapi tidak denganku. Aku bukan pria bodoh yang akan terjerat dengan permainan busuk mu itu." hina Elkan dengan tatapan mematikan.
"Terserah kau saja, kau berhak menilai ku sesuka hatimu. Lagian aku tidak membutuhkan pendapatmu!" sahut Yuna dengan tatapan tak kalah mematikan, kemudian melanjutkan langkahnya tanpa mempedulikan Elkan yang masih terpaku di tempatnya berdiri.
"Dasar wanita ular! Aku tidak akan membiarkanmu menggoda Beno, dia tidak layak untukmu. Masih banyak wanita lain di luar sana yang lebih baik darimu." teriak Elkan dengan lantangnya. Yuna yang mendengar itu hanya bisa tersenyum sinis dan berlalu menuju anak tangga.
"Hina saja aku sepuas hatimu! Jika suatu saat kebencian mu berubah, jangan harap aku akan memaafkan mu!" batin Yuna dengan mata berbinar mengandung air mata.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 194 Episodes
Comments
Erna M Jen
sombong sekali ya..si elkan
2024-09-19
0
Alenka
kesal liat sikap elkan
2022-08-15
7
💞 Nofia 💞
hati2 elkan, terlalu benci ujung-ujungnya jatuh cinta
2022-08-14
7