Part 11 Berita heboh

“Kelimanya saat ini sedang bersekolah, yang paling tua sedang berkuliah, tuh ! Neng Ranita yang bantuin biaya kuliahnya.”

“Aah Mamang ! Jangan diungkit-ungkit Doong ! Aku kan jadi malu didepan Niko ?”

“Kenapa harus malu Neng, itukan amal lahiriah Neng Ranita yang harus Mamang syukuri.”

“Iya, tapi jangan dibilangin dong ! kan dengar Niko !”

“Nggak apa-apa, Aku nggak bilang siapa-siapa kok !” jawab Niko pelan.

“Benar ? Kamu tutup mulut ?”

“Iya !” jawab Niko seraya mengangkat dua jari tangannya.

“Agar Neng Ranita ketahui, bahwa uang yang Neng kasih hari itu, masih bersisa.”

“Apa ? masih bersisa ?”

“Iya Neng, Uang itu hanya Mamang pakai untuk tambahan sekolah anak-anak aja.”

“Wow, Mamang hemat juga ternyata. Tapi apa Mamang tau tujuanku datang kesini ?”

“Kagak Neng, emangnya tujuan Neng Ranita datang kesini ngapain ?”

“Ini Mang, Aku bawa sedikit uang untuk Mamang, untuk tambahan biaya kuliah Alhuda. Terima ya Mang, jangan di tolak !” kata Ranita seraya menyodorkan amplop yang ada ditangannya, kehadapan Mang Ojo.

“Waduh, Neng ! Mamang jadi malu ama Neng Ranita, selalu aja nyusahin.”

“Nggak Mang, Aku malah senang dapat membantu orang yang sedang membutuhkan pertolongan dariku.”

“Tapi, kayaknya berat ini Neng !”

“Hanya sepuluh juta, Mang !”

“Apa ! Sepuluh juta ?” jawab Mang Ojo kaget.

“Uang sepuluh juta itu nggak ada artinya bagiku Mang bila dibandingkan dengan ilmu yang ku dapat dari Mamang selama ini. Lagian ini semua uangku kok, Mang ! Mamang nggak usah kuatir.”

“Ya ampun Neng, kenapa Neng Ranita begitu perhatian sekali ama Mamang, padahal Mamang nggak pernah berbuat apa-apa untuk Neng Ranita ?” Kata Mang Ojo seraya tertunduk. Mamang jadi ngerepotin kalian.”

“Mamang tau kagak ? dalam kehidupan keluarga Mamang, Aku menemukan arti hidup yang sesungguhnya, yang tak pernah kudapat dari rumahku sendiri.”

“Terimakasih Neng.” ucap Mang Ojo terharu.

“Sama-sama Mang. Nah kalau gitu, Aku pamit pulang dulu.”

“Iya Neng hati-hati dijalan !”

“Iya Mang !” jawab Ranita seraya meninggalkan rumah Mang Ojo.

Setelah kepergian Ranita suasana tampak hening, semua sedang terharu dan hanyut oleh perasaan masing-masing. Menyusul Niko pun undur diri, meninggalkan tempat kediaman Mang Ojo.

Sementara Mang Ojo masih duduk bersimpuh di lantai rumahnya, seakan tak percaya dengan amplop yang dipegangnya.

Perlahan amplop itu dibukanya, benar saja setelah di hitung uang itu ternyata ada sepuluh juta rupiah.

Kemudian atas persetujuan istri dan kelima orang anaknya , uang itupun dijadikan modal untuk buka usaha dagang.

Kebetulan Fatma istri Mang Ojo sangat pintar memasak. Jadi Mang Ojo dan Fatma tak perlu lagi berjualan kacang rebus dan bekerja sebagai pemulung. Uang dari hasil berdagang bisa ditabung untuk biaya sekolah kelima anaknya.

Keesokan harinya, Fatma sekeluarga mulai bekerja sama, membuka sebuah warung nasi, awal mulanya, Fatma hanya memasak untuk beberapa porsi saja.

Namun untuk hari-hari selanjutnya warung nasi milik Fatma semakin rame pengunjung, sehingga Fatma sekeluarga kewalahan untuk melayani para pelanggan.

Hingga akhirnya Mang Ojo mencari karyawan baru untuk membantu istrinya dalam berjualan.

Sebulan kemudian warung yang baru dibuka itupun laris manis, Fatma ternyata pintar sekali memasak, sehingga dia tak pernah sepi pembeli.

Setiap hari para pembeli datang silih berganti, disamping warung nasi milik Mang Ojo, ada kios sembako yang isinya sangat lengkap sehingga para penduduk Kawasan kumuh tak perlu jauh-jauh berbelanja.

Seperti biasa, pagi itu Mang Ojo pergi berbelanja ke pasar, karena itu sudah menjadi tugas rutin Mang Ojo setiap harinya.

Sedang asik memilih sayur, Mang Ojo melihat seseorang sedang membaca koran, sesekali pria itu melihat kearah Mang Ojo dan kembali membaca korannya.

Tak berapa lama kemudian pria itupun datang menghampiri Mang Ojo.

“Bukankah ini wajah Bapak ?” tanya pria itu seraya memperagakan koran yang dipegangnya.

“Ya, Itu wajah saya, tapi kenapa ada di koran ?” tanya Mang Ojo heran. “Siapa yang menulisnya, ya ?”

“Kalau itu, Bapak bisa baca sendiri !”

“Boleh korannya saya pinjam ?” Tanya Mang Ojo.

“Nggak usah di pinjam, Bapak boleh ambil kok,” kata pria itu.

Kemudian Mang Ojo membaca tulisan yang ada di koran itu.

”Pedagang keliling protes kenaikan BBM” dan kemudian melanjutkannya sampai habis.

“Maaf Nak ? Koran ini masih dibaca ? “Tanya Mang Ojo sambil mengacungkan lembaran koran di tangannya pada pria itu.

“Kalau Bapak mau ambil aja” ujar pria itu.

“Terimakasih ya Nak !”

“Ya sama-sama.” Jawab pria itu kemudian.

Mang Ojo kemudian berlalu dari tempat itu, dan dia pun bergegas pulang. Sesampai dirumah, dibukanya kembali koran itu dan diulanginya membaca sekali lagi.

“Aneh, siapa yang menulis semua ini ya ? Perasaan, aku nggak pernah jumpa wartawan, apa Neng Ranita ya ? Ah nggak mungkin, atau apa mungkin Den Niko ? Wah, ku rasa ini pasti ulah si Niko, tapi nggak apalah sesekali biar suara rakyat kecil didengar pemerintah.” Kata Mang Ojo pada dirinya sendiri.

Sementara itu dikawasan perumahan elit, Ranita sedang asik menonton televisi, kemudian dia melihat demo para buruh didepan istana negara.

Dalam unjuk rasa itu, Ranita melihat Niko Bersama Mang Ojo sedang bicara, sepertinya wartawan itu menggunakan kamera tersembunyi. Dan kata-kata Mang Ojo yang mengkritik tentang kenaikan BBM, sangatlah masuk akal.

Betapa tidak, seandainya memang benar gaji para pejabat negara yang puluhan juta itu dipotong sedikit perorang, maka akan dipotong pula gaji ribuan pejabat negara mulai dari pegawai tingkat menengah sampai pejabat negara tingkat tinggi, termasuk seluruh pemimpin-pemimpinnya.

Pasti BBM tak perlu naik dan pengemis bisa hidup sederhana. Hilang lah kemiskinan yang mengakibatkan korban jiwa karena tak makan atau tak bisa berobat.

“Hebat, hebat ! Mang Ojo hebat, aku salut padanya.” Ujar Ranita pada dirinya sendiri.

Selang beberapa hari setelah pemberitaan di koran, di majalah dan bahkan di televisi disiarkan ke berbagai daerah, mulai dari pelosok desa sampai ke perkotaan, maka secara tidak langsung masuklah berita itu kedalam istana negara.

Berita itu datang, lewat celah sempit tembok-tembok istana yang tinggi dan megah.

Mang Ojo pun menjadi pusat perhatian baik dikalangan rakyat biasa, pejabat negara, bahkan penghuni istana.

Mang Ojo pria penjual kacang rebus dengan istri seorang pemulung dan pengumpul nasi bekas punya tiga orang putra dan dua putri. Secara tak langsung telah mengkritik negara dengan kata-kata yang lembut tapi tajam.

Seorang reporter swasta datang menemui Mang Ojo dikawasan kumuh tempat yang dulunya dijauhi dan dihindari oleh para pejabat tinggi negara yang kini telah menjadi pusat perhatian dan pemberitaan. Yang sangat mengejutkan.

Betapa tidak, diluar dugaan semua orang ternyata dikawasan kumuh itu, ada tumpukan harta yang tak pernah terjamah oleh orang-orang penting.

Ketika mereka memasuki rumah Mang Ojo lebih jauh lagi kedalam, bagai sebuah mimpi, ruangan yang sempit itu sangat unik sekali, sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata.

Begitu banyak penghargaan yang terpendam didalamnya. Yang lebih mengejutkannya lagi para penghuninya adalah lulusan sarjana ekonomi yang bahkan pernah mengabdikan dirinya sebagai direktur sebuah bank di luar negri, yang selama ini mereka sekeluarga mengkonsumsi nasi aking.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Dwi sonya

Dwi sonya

wah Bu Fatma ternyata lulusan sarjana ekonomi

2023-07-31

0

AbyGail

AbyGail

Aku jg kaget mang, baik amat Ranita, brp uang jajannya ya?

2022-11-14

1

Iril Nasri

Iril Nasri

fatma memasak dengan hati, tu makanya enak,,😁😁😁 ,, walau pun dalam khayalan saja,, he hehe...

2022-10-08

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Disiplin yang diterapkan keluarga
2 Part 2 Bantuan dari putri pejabat
3 Part 3 Keunikan rumah Mang Ojo
4 Part 4 pelajaran berharga
5 Part 5 Didikan Mang Ojo
6 Part 6 Ketiban Sial
7 Part 7 Bantuan untuk keluarga Mang Ojo
8 Part 8 Mendapat hukuman
9 Part 9 Komentar Mang Ojo
10 Part 10 Kisah Mang Ojo
11 Part 11 Berita heboh
12 Part 12 Menikmati hidangan istana
13 Part 13 Tambahan karyawan baru
14 Part 14 ketiban rezeki
15 Part 15 Kesuksesan yang diraih
16 Part 16 Gagasan yang dirancang Intan
17 Part 17 Menunaikan ibadah haji
18 Part 18 Kejutan untuk keluarga
19 Part 19 Kembali dari tanah suci
20 Part 20 Perjodohan
21 Part 21 Dilecehkan
22 Part 22 Lamaran yang di tolak
23 Part 23 Terpenjara di rumah mewah
24 Part 24 Masuk rumah sakit
25 Part 25 Keinginan yang di tolak
26 Part 26 Pemaksaan kehendak
27 Part 27 Bertemu keluarga Pejabat
28 Part 28 pernikahan yang di restui
29 Part 29 Membuat keributan
30 Part 30 Pernikahan yang gagal
31 Part 31 Pelajaran berharga
32 Part 32 Kecewa dan putus asa
33 Part 33 Perdebatan
34 Part 34 Ke orang pintar
35 Part 35 Mencari orang suruhan
36 Part 36 Sadar dari koma
37 Part 37 Pelajaran berharga
38 Part 38 Menyadari kesalahan
39 Part 39 Di permalukan
40 Part 40 Berkarya
41 Part 41 Pembangunan panti
42 Part 42 Bertemu gadis cantik
43 Part 43 Jatuh cinta
44 Part 44 Diperlakukan sepesial
45 Part 45 Kejutan untuk keluarga
46 Part 46 Pesta yang mewah
47 Part 47 pesta yang penuh haru
48 Part 48 Pergi menuntut ilmu
49 Part 49 Rencana yang diatur
50 Part 50 Kejutan untuk Randi
51 Part 51 Kecelakaan di kilometer tiga belas
52 Part 52 Salah tingkah
53 Part 53 Shock
54 Part 54 Keputusan yang sulit
55 Part 55 Bertemu gadis idaman
56 Part 56 Berita Duka
57 Part 57 Pengorbanan seorang ibu
58 Part 58 Ketulusan hati Randi
59 Part 59 Perhatian khusus
60 Part 60 Kesedihan yang melanda
61 Part 61 Prahara
62 Part 62 Jalan salah
63 Part 63 Kesal karena di tipu
64 Part 64 Mimpi yang aneh
65 Part 65 Sakit yang menakutkan
66 Part 66 teluh kiriman
67 Part 67 Kritis
68 Part 68 Kehadiran yang tak di duga
69 Part 69 Kedatangan Tante palsu
70 Part 70 Bertemu orang tua angkat
71 Part 71 Di siksa Tante Meri
72 Part 72 Tragedi yang memilukan
73 Part 73 Masalah yang tak terpecahkan
74 Part 74 Resah dan kecewa
75 Part 75 Putus Asa
76 Part 76 Menemukan jalan buntu
77 Part 77 Keputusan yang baik
78 Part 78 Melepas kepergian Intan
79 Part 79 Pertemuan yang tak di duga
80 Part 80 Bertemu kekasih hati
81 Part 81 Keresahan hati
82 Part 82 Kabar yang menyakitkan
83 Part 83 Petaka
84 Part 84 Mencari keberadaan Gita
85 Part 85 Disekap
86 Part 86 Mengalami Sock berat
87 Part 87 Kebahagiaan yang tak ternilai
88 Part 88 Diperlakukan istimewa
89 Part 89 Hati yang tersentuh
90 Part 90 Kemalingan
91 Part 91 Pertikaian
92 Part 92 Kecurigaan
93 Part 93 kehadiran Bayi yang lucu
94 Part 94 Berita duka dari panti
95 Part 95 Ketangkap basah
96 Part 96 Nikah masal
97 Part 97 Mendapat ide cemerlang
98 Part 98 Hati yang tenang
99 Part 99 Jiwa yang terguncang
100 Part 100 Duka mendalam
101 Part 101 Penemuan jasad Gita
102 Part 102 Bangkit dari keterpurukan
103 Part 103 Pernikahan sederhana
104 Part 104 Merasa di kecewakan
105 Part 105 Naik jabatan
106 Part 106 Kehadiran cucu yang mungil
107 Part 107 Kado spesial
108 Part 108 Kesal
109 Part 109 Tegas dalam bertindak
110 Part 110 Tak beretika
111 Part 111 Pergi meninggalkan rumah
112 Part 112 Menemui Randi di Jakarta
113 Part 113 Mengalami stroke
114 Part 114 Kecelakaan maut
115 Part 115 Pertolongan Medis
116 Part 116 Tidak tau balas budi
117 Part 117 Menghadapi suami cacat
118 Part 118 Kesal
119 Part 119 Tewas di tangan Ibu sendiri
120 Part 120 Mengalami keguguran
121 Part 121 Pertemuan yang meragukan
122 Part 122 Rindu ingin jumpa
123 Part 123 Mendadak Sock
124 Part 124 Tersangka
125 Part 125 Keluar dari penjara
126 Part 126 Di curigai
127 Part 127 Kehilangan perhiasan
128 Part 128 Mimpi buruk
129 Part 129 Kisah tragis
130 Part 130 Hari berduka
131 Part 131 Hati yang bimbang
132 Part 132 Kemalingan
133 Part 133 Menikahi pria psikopat
134 Part 134 lari dari rumah
135 Part 135 Bersembunyi
136 Part 136 Musibah ledakan
137 Part 137 tertangkap polisi
138 Part 138 Permintaan maaf
139 Part 139 Harapan yang besar
140 Part 140 Hari berduka
141 Part 141 Kebahagiaan
142 Part142 Ketenangan hati
143 Part 143 Mencari sekretaris baru
144 Part 144 Pendekatan
145 Part 145 Di hantui rasa takut
146 Part 146 Kebakaran
147 Part 147 Pasrah menerima
148 Part 148 Kejadian yang tak disengaja
149 Part 149 Kedatangan Tante Meri
150 Part 150 Akhir keluarga harmonis
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Part 1 Disiplin yang diterapkan keluarga
2
Part 2 Bantuan dari putri pejabat
3
Part 3 Keunikan rumah Mang Ojo
4
Part 4 pelajaran berharga
5
Part 5 Didikan Mang Ojo
6
Part 6 Ketiban Sial
7
Part 7 Bantuan untuk keluarga Mang Ojo
8
Part 8 Mendapat hukuman
9
Part 9 Komentar Mang Ojo
10
Part 10 Kisah Mang Ojo
11
Part 11 Berita heboh
12
Part 12 Menikmati hidangan istana
13
Part 13 Tambahan karyawan baru
14
Part 14 ketiban rezeki
15
Part 15 Kesuksesan yang diraih
16
Part 16 Gagasan yang dirancang Intan
17
Part 17 Menunaikan ibadah haji
18
Part 18 Kejutan untuk keluarga
19
Part 19 Kembali dari tanah suci
20
Part 20 Perjodohan
21
Part 21 Dilecehkan
22
Part 22 Lamaran yang di tolak
23
Part 23 Terpenjara di rumah mewah
24
Part 24 Masuk rumah sakit
25
Part 25 Keinginan yang di tolak
26
Part 26 Pemaksaan kehendak
27
Part 27 Bertemu keluarga Pejabat
28
Part 28 pernikahan yang di restui
29
Part 29 Membuat keributan
30
Part 30 Pernikahan yang gagal
31
Part 31 Pelajaran berharga
32
Part 32 Kecewa dan putus asa
33
Part 33 Perdebatan
34
Part 34 Ke orang pintar
35
Part 35 Mencari orang suruhan
36
Part 36 Sadar dari koma
37
Part 37 Pelajaran berharga
38
Part 38 Menyadari kesalahan
39
Part 39 Di permalukan
40
Part 40 Berkarya
41
Part 41 Pembangunan panti
42
Part 42 Bertemu gadis cantik
43
Part 43 Jatuh cinta
44
Part 44 Diperlakukan sepesial
45
Part 45 Kejutan untuk keluarga
46
Part 46 Pesta yang mewah
47
Part 47 pesta yang penuh haru
48
Part 48 Pergi menuntut ilmu
49
Part 49 Rencana yang diatur
50
Part 50 Kejutan untuk Randi
51
Part 51 Kecelakaan di kilometer tiga belas
52
Part 52 Salah tingkah
53
Part 53 Shock
54
Part 54 Keputusan yang sulit
55
Part 55 Bertemu gadis idaman
56
Part 56 Berita Duka
57
Part 57 Pengorbanan seorang ibu
58
Part 58 Ketulusan hati Randi
59
Part 59 Perhatian khusus
60
Part 60 Kesedihan yang melanda
61
Part 61 Prahara
62
Part 62 Jalan salah
63
Part 63 Kesal karena di tipu
64
Part 64 Mimpi yang aneh
65
Part 65 Sakit yang menakutkan
66
Part 66 teluh kiriman
67
Part 67 Kritis
68
Part 68 Kehadiran yang tak di duga
69
Part 69 Kedatangan Tante palsu
70
Part 70 Bertemu orang tua angkat
71
Part 71 Di siksa Tante Meri
72
Part 72 Tragedi yang memilukan
73
Part 73 Masalah yang tak terpecahkan
74
Part 74 Resah dan kecewa
75
Part 75 Putus Asa
76
Part 76 Menemukan jalan buntu
77
Part 77 Keputusan yang baik
78
Part 78 Melepas kepergian Intan
79
Part 79 Pertemuan yang tak di duga
80
Part 80 Bertemu kekasih hati
81
Part 81 Keresahan hati
82
Part 82 Kabar yang menyakitkan
83
Part 83 Petaka
84
Part 84 Mencari keberadaan Gita
85
Part 85 Disekap
86
Part 86 Mengalami Sock berat
87
Part 87 Kebahagiaan yang tak ternilai
88
Part 88 Diperlakukan istimewa
89
Part 89 Hati yang tersentuh
90
Part 90 Kemalingan
91
Part 91 Pertikaian
92
Part 92 Kecurigaan
93
Part 93 kehadiran Bayi yang lucu
94
Part 94 Berita duka dari panti
95
Part 95 Ketangkap basah
96
Part 96 Nikah masal
97
Part 97 Mendapat ide cemerlang
98
Part 98 Hati yang tenang
99
Part 99 Jiwa yang terguncang
100
Part 100 Duka mendalam
101
Part 101 Penemuan jasad Gita
102
Part 102 Bangkit dari keterpurukan
103
Part 103 Pernikahan sederhana
104
Part 104 Merasa di kecewakan
105
Part 105 Naik jabatan
106
Part 106 Kehadiran cucu yang mungil
107
Part 107 Kado spesial
108
Part 108 Kesal
109
Part 109 Tegas dalam bertindak
110
Part 110 Tak beretika
111
Part 111 Pergi meninggalkan rumah
112
Part 112 Menemui Randi di Jakarta
113
Part 113 Mengalami stroke
114
Part 114 Kecelakaan maut
115
Part 115 Pertolongan Medis
116
Part 116 Tidak tau balas budi
117
Part 117 Menghadapi suami cacat
118
Part 118 Kesal
119
Part 119 Tewas di tangan Ibu sendiri
120
Part 120 Mengalami keguguran
121
Part 121 Pertemuan yang meragukan
122
Part 122 Rindu ingin jumpa
123
Part 123 Mendadak Sock
124
Part 124 Tersangka
125
Part 125 Keluar dari penjara
126
Part 126 Di curigai
127
Part 127 Kehilangan perhiasan
128
Part 128 Mimpi buruk
129
Part 129 Kisah tragis
130
Part 130 Hari berduka
131
Part 131 Hati yang bimbang
132
Part 132 Kemalingan
133
Part 133 Menikahi pria psikopat
134
Part 134 lari dari rumah
135
Part 135 Bersembunyi
136
Part 136 Musibah ledakan
137
Part 137 tertangkap polisi
138
Part 138 Permintaan maaf
139
Part 139 Harapan yang besar
140
Part 140 Hari berduka
141
Part 141 Kebahagiaan
142
Part142 Ketenangan hati
143
Part 143 Mencari sekretaris baru
144
Part 144 Pendekatan
145
Part 145 Di hantui rasa takut
146
Part 146 Kebakaran
147
Part 147 Pasrah menerima
148
Part 148 Kejadian yang tak disengaja
149
Part 149 Kedatangan Tante Meri
150
Part 150 Akhir keluarga harmonis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!