Part 6 Ketiban Sial

Sambil senderan pada sebatang pohon, Fatma mulai merasa ngantuk tapi saat hendak memejamkan mata, tiba-tiba saja ia dikejutkan oleh suara seorang wanita yang menghardiknya.

“Hei! pengemis tua, pergi sana! udah dekil, bau pula, bikin sial dagangan saya!”

“Baik Bu, saya akan pergi,” jawab Fatma menjauhi tempat itu.

Disaat melintas di depan pedagang bakso keliling, tiba-tiba saja wajah Fatma disirami degan segelas air, spontan Fatma pun gelagapan di buatnya.

“Astaghfirullah, ada apa ini? Kok saya disirami, emangnya saya salah apa, sama Ibu?”

“Salah Ibu, iya! Salah Ibu mendekati dagangan saya, bawa sial tau! Pergi sana, jauh! bikin rugi saja!”

“Ya Allah! kejamnya mereka, kalau setiap pedagang bersifat seperti itu, maka rusaklah akidah di bumi ini,” gumam Fatma pelan.

Karena diusir Fatma pun menjauhi pedagang bakso itu, rasanya begitu berat sekali perjuangan yang dia lakukan, hanya demi sesuap nasi.

Hati Fatma terasa sakit sekali, dengan kejadian yang baru saja dia alami, tak ingin berlama-lama, Fatma langsung menuju ketempat penadah barang rongsokan, untuk menjual hasil pencariannya selama setengah hari itu.

Setelah semuanya ditimbang, Fatma hanya mendapatkan upah sebanyak lima ribu, sebenarnya tak sepadan dengan penderitaan yang dialaminya hari itu.

Baik Mang Ojo maupun Bu Fatma serta kelima orang anaknya, mereka sama-sama memiliki problem yang berbeda. Tapi seberat apapun masaalah yang mereka hadapi, namun mereka tak ada yang boleh membawanya pulang. Harus hilang dan berakhir saat melangkah memasuki pintu rumah.

Rumah bagi Mang Ojo dan keluarganya adalah surga dunia. Tempat beristirahat dan tempat berbagi perasaan. Mang Ojo melarang keras keluarganya masuk rumah dengan raut wajah cemberut, semua harus tampak ceria.

Suatu hari, ketika Mang Ojo berkeliling di pertigaan lampu merah, Mang Ojo kemudian dikejutkan oleh suara gaduh dari arah timur kota Jakarta, banyak orang yang berlarian menghindari suara gaduh itu.

Mang Ojo pun memberanikan diri bertanya pada salah seorang pemuda yang kebetulan melintas di depannya.

“Ada apa sih, Den? Kenapa semua orang pada berlarian?” tanya Mang Ojo heran.

“O, itu. Ada tauran Pak!” jawab pemuda itu.

“Ooo, tawuran. Dimana tawurannya Den?”

tanya Mang Ojo penasaran.

“Tuh! mereka sedang menuju kemari,” kata pemuda itu seraya menarik tangan Mang Ojo untuk menjauh dari tempat itu.

“Aduh Den, kenapa narik-narik tangan Mamang! Nanti kalau Mamang jatuh gimana?” teriak Mang Ojo.

Namun pemuda itu tak memperdulikan seruan Mang Ojo, dia terus berlari sejauh-jauhnya. Setelah merasa jauh, baru pemuda itu berhenti dan melepaskan genggaman tangan Mang Ojo.

Melihat pria yang digandengnya merasa keteteran, pemuda itupun menolong mengangkat kacang yang dibawa Mang Ojo.

“O iya, Pak. Sebaiknya kita istirahat dulu disini!” kata pemuda itu sembari mencari tempat duduk.

“Emangnya siapa yang tawuran sih, Den?”

“Itu anak-anak SMA.”

“Anak SMA mana sih Den?” tanya Mang Ojo ingin tau.

“Entahlah Pak, aku juga nggak tau, mereka datang secara tiba-tiba kok! ini jualan Bapak ya?”

“Iya Den, ini jualan Mamang. Aden boleh panggil Mamang aja kalau mau!”

“Gitu ya?”

“Iya Den.”

“Baiklah aku manggilnya Mamang aja, emangnya Mamang jualan kacangnya udah berapa lama?”

“Udah puluhan tahun Den!”

“Waah udah lama ternyata, kalau gitu aku pingin nyobain dong! biasanya orang yang udah berpengalaman dalam berdagang, pasti dagangannya bagus dan terjaga.”

“Boleh, kan Aden tinggal menyicip, nggak bayar kok!” kata Mang Ojo seraya membuka plastik penutup kacangnya.

“O, gitu ya! aku nyobain ya, Mang!”

“Silahkan!” jawab Mang Ojo singkat.

Sambil duduk santai pemuda itupun mengupas kacang rebus itu satu-persatu.

"Kacang nya enak lho Mang, terasa gurihnya, saya pingin bungkus Mang, untuk di bawa pulang.”

“Boleh, untuk oleh-oleh ya, Den?”

“Iya Mang buat Papa sama Mama di rumah.”

“Kalau untuk Papa dan Mama, Aden nggak usah dibayar, anggap aja tanda terimakasih Mamang buat Aden yang telah nolongin Mamang tadi .”

“Ah Mamang jangan gitu dong, aku kan jadi nggak enak!” kata pemuda itu seraya merogoh kantong celananya dan mengeluarkan uang pecahan lima puluh ribu.

“Tadi kan Mamang udah bilang, nggak usah dibayar!”

“Jangan gitulah, Mang. Ini kan jualan Mamang, nanti bisa rugi lho!”

“Nggak Den, kalau Cuma segitu mah, Mamang nggak bakalan rugi, apa lagi semua itu untuk orang yang paling berjasa dalam hidup Aden.”

“Panggil saya Niko, Mang.”

“Den Niko ya, Namanya ?”

“Iya, Mang.”

Lalu Niko langsung menyelipkan uang itu ke kantong baju Mang Ojo, awal mulanya Mang Ojo terus saja menolaknya, tapi karena Niko pandai bicara, akhirnya Mang Ojo terpaksa menerimanya.

“Tapi Mamang belum ada kembaliannya Den, lagian Mamang kan udah bilang nggak usah dibayar, kenapa Aden bayar juga?”

“Nggak apa-apa kok Mang, kita kan baru jumpa, masa sih aku harus bikin Mamang rugi, lagian kasihan ama Mamang, untung kacangnya nggak seberapa! Eee malah saya bikin rugi.”

“Biasa aja kali, Den,” jawab Mang Ojo seraya menyerahkan bungkusan kacang rebus nya ketangan pemuda itu.

“Kalau Mamang nggak punya kembaliannya Mamang ambil aja.”

“Waah nggak usah Den!”

“Nggak apa-apa kok Mang.”

“Benar nggak apa-apa?”

“Iya, Mang.”

“Nanti Den Niko rugi lho!”

“Nggak.”

“Ya udah, terimakasih, Den.”

“Sama-sama Mang.”

“O iya Den Mamang jadi heran, kenapa sih anak-anak itu hobi tawuran sih?”

“Iya Mang aku juga heran, mulai dari SD, SMP, SMA bahkan sampai perguruan tinggi, mereka semua hobi tawuran, berlaku anarkis dan bahkan mencelakakan orang lain.”

“Iya Den, sekarang sekolah tinggi itu kebanyakan hanya untuk mencari popularitas saja. Mereka banyak yang tak sungguh-sungguh menuntut ilmu, apa lagi jika orang tua nya seorang pejabat. Dia pasti berlaku semena-mena.”

“Apa iya, begitu Mang? Mamang jangan asal ngomong deh, nanti bisa dilaporkan balik lho.”

“Kalau Den Niko kagak percaya, coba aja selidiki sendiri.”

“Aku percaya kok Mang.”

“Coba Aden perhatikan sendiri, jika pada diri seorang anak itu tidak ditanamkan nilai-nilai keimanan yang kuat serta pengembangan mental yang bagus, maka anak itu cendrung mencari jati dirinya sendiri. Mereka mudah dihasut dan diprovokasi oleh orang-orang yang nggak bertanggung jawab,” jelas Mang Ojo.

“Iya betul itu Mang! ternyata pemikiran Mamang sangat gemilang juga ya? Ngomong-ngomong Mamang tamatan sekolah apa sih?”

“Mamang hanya tamatan SMA, Den!”

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Dwi sonya

Dwi sonya

wah Niko nolongnya jangan kayak gitu dong sampai-sampai mang ojo keteteran karena ditarik-tarik tangannya.

2023-07-17

0

Iril Nasri

Iril Nasri

cerita yang menarik Thor

2022-10-02

1

Putri Minwa

Putri Minwa

Mang Ojo memang pintar ya

2022-09-08

4

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Disiplin yang diterapkan keluarga
2 Part 2 Bantuan dari putri pejabat
3 Part 3 Keunikan rumah Mang Ojo
4 Part 4 pelajaran berharga
5 Part 5 Didikan Mang Ojo
6 Part 6 Ketiban Sial
7 Part 7 Bantuan untuk keluarga Mang Ojo
8 Part 8 Mendapat hukuman
9 Part 9 Komentar Mang Ojo
10 Part 10 Kisah Mang Ojo
11 Part 11 Berita heboh
12 Part 12 Menikmati hidangan istana
13 Part 13 Tambahan karyawan baru
14 Part 14 ketiban rezeki
15 Part 15 Kesuksesan yang diraih
16 Part 16 Gagasan yang dirancang Intan
17 Part 17 Menunaikan ibadah haji
18 Part 18 Kejutan untuk keluarga
19 Part 19 Kembali dari tanah suci
20 Part 20 Perjodohan
21 Part 21 Dilecehkan
22 Part 22 Lamaran yang di tolak
23 Part 23 Terpenjara di rumah mewah
24 Part 24 Masuk rumah sakit
25 Part 25 Keinginan yang di tolak
26 Part 26 Pemaksaan kehendak
27 Part 27 Bertemu keluarga Pejabat
28 Part 28 pernikahan yang di restui
29 Part 29 Membuat keributan
30 Part 30 Pernikahan yang gagal
31 Part 31 Pelajaran berharga
32 Part 32 Kecewa dan putus asa
33 Part 33 Perdebatan
34 Part 34 Ke orang pintar
35 Part 35 Mencari orang suruhan
36 Part 36 Sadar dari koma
37 Part 37 Pelajaran berharga
38 Part 38 Menyadari kesalahan
39 Part 39 Di permalukan
40 Part 40 Berkarya
41 Part 41 Pembangunan panti
42 Part 42 Bertemu gadis cantik
43 Part 43 Jatuh cinta
44 Part 44 Diperlakukan sepesial
45 Part 45 Kejutan untuk keluarga
46 Part 46 Pesta yang mewah
47 Part 47 pesta yang penuh haru
48 Part 48 Pergi menuntut ilmu
49 Part 49 Rencana yang diatur
50 Part 50 Kejutan untuk Randi
51 Part 51 Kecelakaan di kilometer tiga belas
52 Part 52 Salah tingkah
53 Part 53 Shock
54 Part 54 Keputusan yang sulit
55 Part 55 Bertemu gadis idaman
56 Part 56 Berita Duka
57 Part 57 Pengorbanan seorang ibu
58 Part 58 Ketulusan hati Randi
59 Part 59 Perhatian khusus
60 Part 60 Kesedihan yang melanda
61 Part 61 Prahara
62 Part 62 Jalan salah
63 Part 63 Kesal karena di tipu
64 Part 64 Mimpi yang aneh
65 Part 65 Sakit yang menakutkan
66 Part 66 teluh kiriman
67 Part 67 Kritis
68 Part 68 Kehadiran yang tak di duga
69 Part 69 Kedatangan Tante palsu
70 Part 70 Bertemu orang tua angkat
71 Part 71 Di siksa Tante Meri
72 Part 72 Tragedi yang memilukan
73 Part 73 Masalah yang tak terpecahkan
74 Part 74 Resah dan kecewa
75 Part 75 Putus Asa
76 Part 76 Menemukan jalan buntu
77 Part 77 Keputusan yang baik
78 Part 78 Melepas kepergian Intan
79 Part 79 Pertemuan yang tak di duga
80 Part 80 Bertemu kekasih hati
81 Part 81 Keresahan hati
82 Part 82 Kabar yang menyakitkan
83 Part 83 Petaka
84 Part 84 Mencari keberadaan Gita
85 Part 85 Disekap
86 Part 86 Mengalami Sock berat
87 Part 87 Kebahagiaan yang tak ternilai
88 Part 88 Diperlakukan istimewa
89 Part 89 Hati yang tersentuh
90 Part 90 Kemalingan
91 Part 91 Pertikaian
92 Part 92 Kecurigaan
93 Part 93 kehadiran Bayi yang lucu
94 Part 94 Berita duka dari panti
95 Part 95 Ketangkap basah
96 Part 96 Nikah masal
97 Part 97 Mendapat ide cemerlang
98 Part 98 Hati yang tenang
99 Part 99 Jiwa yang terguncang
100 Part 100 Duka mendalam
101 Part 101 Penemuan jasad Gita
102 Part 102 Bangkit dari keterpurukan
103 Part 103 Pernikahan sederhana
104 Part 104 Merasa di kecewakan
105 Part 105 Naik jabatan
106 Part 106 Kehadiran cucu yang mungil
107 Part 107 Kado spesial
108 Part 108 Kesal
109 Part 109 Tegas dalam bertindak
110 Part 110 Tak beretika
111 Part 111 Pergi meninggalkan rumah
112 Part 112 Menemui Randi di Jakarta
113 Part 113 Mengalami stroke
114 Part 114 Kecelakaan maut
115 Part 115 Pertolongan Medis
116 Part 116 Tidak tau balas budi
117 Part 117 Menghadapi suami cacat
118 Part 118 Kesal
119 Part 119 Tewas di tangan Ibu sendiri
120 Part 120 Mengalami keguguran
121 Part 121 Pertemuan yang meragukan
122 Part 122 Rindu ingin jumpa
123 Part 123 Mendadak Sock
124 Part 124 Tersangka
125 Part 125 Keluar dari penjara
126 Part 126 Di curigai
127 Part 127 Kehilangan perhiasan
128 Part 128 Mimpi buruk
129 Part 129 Kisah tragis
130 Part 130 Hari berduka
131 Part 131 Hati yang bimbang
132 Part 132 Kemalingan
133 Part 133 Menikahi pria psikopat
134 Part 134 lari dari rumah
135 Part 135 Bersembunyi
136 Part 136 Musibah ledakan
137 Part 137 tertangkap polisi
138 Part 138 Permintaan maaf
139 Part 139 Harapan yang besar
140 Part 140 Hari berduka
141 Part 141 Kebahagiaan
142 Part142 Ketenangan hati
143 Part 143 Mencari sekretaris baru
144 Part 144 Pendekatan
145 Part 145 Di hantui rasa takut
146 Part 146 Kebakaran
147 Part 147 Pasrah menerima
148 Part 148 Kejadian yang tak disengaja
149 Part 149 Kedatangan Tante Meri
150 Part 150 Akhir keluarga harmonis
Episodes

Updated 150 Episodes

1
Part 1 Disiplin yang diterapkan keluarga
2
Part 2 Bantuan dari putri pejabat
3
Part 3 Keunikan rumah Mang Ojo
4
Part 4 pelajaran berharga
5
Part 5 Didikan Mang Ojo
6
Part 6 Ketiban Sial
7
Part 7 Bantuan untuk keluarga Mang Ojo
8
Part 8 Mendapat hukuman
9
Part 9 Komentar Mang Ojo
10
Part 10 Kisah Mang Ojo
11
Part 11 Berita heboh
12
Part 12 Menikmati hidangan istana
13
Part 13 Tambahan karyawan baru
14
Part 14 ketiban rezeki
15
Part 15 Kesuksesan yang diraih
16
Part 16 Gagasan yang dirancang Intan
17
Part 17 Menunaikan ibadah haji
18
Part 18 Kejutan untuk keluarga
19
Part 19 Kembali dari tanah suci
20
Part 20 Perjodohan
21
Part 21 Dilecehkan
22
Part 22 Lamaran yang di tolak
23
Part 23 Terpenjara di rumah mewah
24
Part 24 Masuk rumah sakit
25
Part 25 Keinginan yang di tolak
26
Part 26 Pemaksaan kehendak
27
Part 27 Bertemu keluarga Pejabat
28
Part 28 pernikahan yang di restui
29
Part 29 Membuat keributan
30
Part 30 Pernikahan yang gagal
31
Part 31 Pelajaran berharga
32
Part 32 Kecewa dan putus asa
33
Part 33 Perdebatan
34
Part 34 Ke orang pintar
35
Part 35 Mencari orang suruhan
36
Part 36 Sadar dari koma
37
Part 37 Pelajaran berharga
38
Part 38 Menyadari kesalahan
39
Part 39 Di permalukan
40
Part 40 Berkarya
41
Part 41 Pembangunan panti
42
Part 42 Bertemu gadis cantik
43
Part 43 Jatuh cinta
44
Part 44 Diperlakukan sepesial
45
Part 45 Kejutan untuk keluarga
46
Part 46 Pesta yang mewah
47
Part 47 pesta yang penuh haru
48
Part 48 Pergi menuntut ilmu
49
Part 49 Rencana yang diatur
50
Part 50 Kejutan untuk Randi
51
Part 51 Kecelakaan di kilometer tiga belas
52
Part 52 Salah tingkah
53
Part 53 Shock
54
Part 54 Keputusan yang sulit
55
Part 55 Bertemu gadis idaman
56
Part 56 Berita Duka
57
Part 57 Pengorbanan seorang ibu
58
Part 58 Ketulusan hati Randi
59
Part 59 Perhatian khusus
60
Part 60 Kesedihan yang melanda
61
Part 61 Prahara
62
Part 62 Jalan salah
63
Part 63 Kesal karena di tipu
64
Part 64 Mimpi yang aneh
65
Part 65 Sakit yang menakutkan
66
Part 66 teluh kiriman
67
Part 67 Kritis
68
Part 68 Kehadiran yang tak di duga
69
Part 69 Kedatangan Tante palsu
70
Part 70 Bertemu orang tua angkat
71
Part 71 Di siksa Tante Meri
72
Part 72 Tragedi yang memilukan
73
Part 73 Masalah yang tak terpecahkan
74
Part 74 Resah dan kecewa
75
Part 75 Putus Asa
76
Part 76 Menemukan jalan buntu
77
Part 77 Keputusan yang baik
78
Part 78 Melepas kepergian Intan
79
Part 79 Pertemuan yang tak di duga
80
Part 80 Bertemu kekasih hati
81
Part 81 Keresahan hati
82
Part 82 Kabar yang menyakitkan
83
Part 83 Petaka
84
Part 84 Mencari keberadaan Gita
85
Part 85 Disekap
86
Part 86 Mengalami Sock berat
87
Part 87 Kebahagiaan yang tak ternilai
88
Part 88 Diperlakukan istimewa
89
Part 89 Hati yang tersentuh
90
Part 90 Kemalingan
91
Part 91 Pertikaian
92
Part 92 Kecurigaan
93
Part 93 kehadiran Bayi yang lucu
94
Part 94 Berita duka dari panti
95
Part 95 Ketangkap basah
96
Part 96 Nikah masal
97
Part 97 Mendapat ide cemerlang
98
Part 98 Hati yang tenang
99
Part 99 Jiwa yang terguncang
100
Part 100 Duka mendalam
101
Part 101 Penemuan jasad Gita
102
Part 102 Bangkit dari keterpurukan
103
Part 103 Pernikahan sederhana
104
Part 104 Merasa di kecewakan
105
Part 105 Naik jabatan
106
Part 106 Kehadiran cucu yang mungil
107
Part 107 Kado spesial
108
Part 108 Kesal
109
Part 109 Tegas dalam bertindak
110
Part 110 Tak beretika
111
Part 111 Pergi meninggalkan rumah
112
Part 112 Menemui Randi di Jakarta
113
Part 113 Mengalami stroke
114
Part 114 Kecelakaan maut
115
Part 115 Pertolongan Medis
116
Part 116 Tidak tau balas budi
117
Part 117 Menghadapi suami cacat
118
Part 118 Kesal
119
Part 119 Tewas di tangan Ibu sendiri
120
Part 120 Mengalami keguguran
121
Part 121 Pertemuan yang meragukan
122
Part 122 Rindu ingin jumpa
123
Part 123 Mendadak Sock
124
Part 124 Tersangka
125
Part 125 Keluar dari penjara
126
Part 126 Di curigai
127
Part 127 Kehilangan perhiasan
128
Part 128 Mimpi buruk
129
Part 129 Kisah tragis
130
Part 130 Hari berduka
131
Part 131 Hati yang bimbang
132
Part 132 Kemalingan
133
Part 133 Menikahi pria psikopat
134
Part 134 lari dari rumah
135
Part 135 Bersembunyi
136
Part 136 Musibah ledakan
137
Part 137 tertangkap polisi
138
Part 138 Permintaan maaf
139
Part 139 Harapan yang besar
140
Part 140 Hari berduka
141
Part 141 Kebahagiaan
142
Part142 Ketenangan hati
143
Part 143 Mencari sekretaris baru
144
Part 144 Pendekatan
145
Part 145 Di hantui rasa takut
146
Part 146 Kebakaran
147
Part 147 Pasrah menerima
148
Part 148 Kejadian yang tak disengaja
149
Part 149 Kedatangan Tante Meri
150
Part 150 Akhir keluarga harmonis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!